Berniat memberi kejutan, Bella menemukan tunangannya melamar wanita lain, bahkan saat dia akan menghampiri pria itu, keluarga pria itu malah menariknya pergi dan mengusirnya dari rumah.
Bella tak terima, dia dibilang wanita rendah, yang berharap keuntungan dari jabatan tinggi Vero. Padahal yang membuat Vero bisa bekerja di tempat itu adalah Bella.
Merasa kesal, diperlakukan seperti itu, bahkan Vero memutuskan hubungan pertunangannya hanya dengan sebuah pesan.
Bella pergi ke sebuah klub malam, dia mabuk dan menarik seorang pria yang dikiranya penghibur di klub malam itu.
Padahal, pria itu adalah kakak dari wanita yang merebut tunangannya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noerazzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1. Satu Minggu merubah Segalanya
Sebuah Porsche Cayenne meluncur perlahan memasuki pekarangan rumah yang cukup luas. Bodi mobil berwarna hitam metalik tampak berkilau, memantulkan cahaya sore yang jatuh di permukaannya. Desainnya kokoh sekaligus anggun, dengan lekukan yang rapi dan proporsional, memperlihatkan perpaduan antara gaya sporty dan kemewahan elegan.
Velg berukuran besar dengan detail halus menambah kesan berwibawa, sementara emblem Porsche di kap mesin menjadi tanda prestise yang sulit terlewatkan. Interiornya, meski tak terlihat jelas dari luar, sudah terkenal dengan balutan kulit premium dan teknologi canggih yang membuat siapa pun di dalamnya merasa nyaman.
Di pasaran, mobil sekelas ini berada pada kisaran 3 hingga 5 miliar rupiah, tergantung varian dan fitur yang dipilih. Bukan sekadar kendaraan, tetapi juga simbol gaya hidup dan cita rasa pemiliknya.
Dan dari dalam mobil itu, tampak keluar seorang wanita cantik berambut hitam lurus sepinggang. Membawa sebuah buket bunga yang ukurannya cukup besar.
Wanita itu dengan senyuman yang begitu lebar, seolah sedang merencanakan sesuatu yang besar. Dan memang iya, wanita itu sedang menyiapkan hadiah ulang tahun untuk tunangannya.
Dia adalah Bella, wanita cantik berusia 24 tahun. Yang akan menemui tunangannya Vero, 25 tahun. Pria yang selama ini sudah menjalin kasih dengannya 2 tahun, dan menjadi tunangannya selama 2 tahun. Hubungan yang cukup lama.
Hari ini Vero ulang tahun, makanya Bella datang dengan buket bunga di tangannya itu. Dia juga sudah menyiapkan makan malam spesial di restoran yang sudah di reservasi jauh-jauh hari.
Sore ini, sepulangnya dia dari kantor dia langsung buru-buru ke rumah keluarga Vero ini.
Karena emang sudah sering berkunjung ke rumah ini, Bella tidak perlu lagi mengetuk pintu atau meminta izin untuk masuk. Ayah dan ibu Vero juga sangat mengenalnya dengan baik. Keluarga mereka sudah sering makan malam bersama, dan hubungan mereka ini benar-benar serius.
Bella masuk ke dalam rumah, wajahnya masih tampak begitu ceria. Dia bahkan sudah menyiapkan banyak sekali kata-kata ucapan selamat dan juga doa yang ingin dia sampaikan sendiri kepada Vero.
Tapi, tadi memasuki rumah itu, rumah itu terlihat sepi. Hingga dia mendengar suara tepuk tangan dari taman samping.
Bella yang merasa penasaran karena mungkin itu juga kejutan dari keluarganya untuk Vero. Bella bergegas ke arah sumber suara itu.
Sayangnya, buket bunga di tangan Bella terjatuh begitu saja. Ketika dia melihat Vero menyematkan sebuah cincin sambil berlutut dengan satu kakinya ke seorang wanita cantik yang satu bulan lalu baru saja menjadi direktur keuangan di perusahaan tempat mereka bekerja.
Bella terkejut bukan main. Vero, tunangannya itu tersenyum dan mencium Elena di depan semua orang yang ada disana. Ada kedua orang tua Vero, dan juga para pelayan.
"Vero"
Bella memanggil pria yang sepertinya tengah merasa sangat bahagia karena sudah melamar wanita yang masih ada di pelukannya itu.
Mata semua orang tertuju pada Bella. Wenny ibu Vero segera menghampiri Bella dan menarik tangan wanita itu mengikutinya.
"Bibi, apa-apaan itu tadi? Vero..."
Wenny menghentakkan tangan Bella begitu saja dengan kasar.
Bella dengan mata berkaca-kaca, tidak mengerti dengan semua yang terjadi di depannya ini.
"Vero sudah bertunangan dengan Elena. Dan mulai saat ini, detik ini juga. Kalian tidak punya hubungan apa-apa lagi!"
Bella tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar. Kenapa tiba-tiba jadi seperti ini. Dia tidak mengerti apa yang salah. Dia hanya pergi dinas keluar kota selama satu minggu. Kemarin malam dia pulang, dan hari ini dia ke kantor. Vero memang tidak ada di kantin, katanya dia cuti.
Bella maklum, karena memang hari ini adalah hari ulang tahun Vero. Dan hari ini juga Vero tidak bisa di hubungi. Bella pikir mungkin tunangannya itu sangat sibuk di hari ulang tahunnya.
Tapi sekarang, ibunya berada di depan Bella. Dan mengatakan kalau hubungannya dengan Vero berakhir.
"Bibi, aku mau bertemu dengan Vero!"
Bella ingin pergi ke taman samping itu, dan bicara dengan Vero. Namun ayahnya Vero, juga adik perempuan Vero, menyusul mereka di ruangan tengah itu dengan tatapan yang membuat Bella merasa keluarga ini benar-benar berubah dalam satu minggu saja.
"Mau ngapain? mau ngapain lagi ketemu kak Vero! Mata kamu masih bisa melihat dengan baik kan? lihat kan tadi kalau kak Vero itu melamar kak Elena. Mereka akan menikah. Kamu itu siapa?" kata Kikan, adik perempuan Vero yang satu minggu lalu masih bicara sangat manis padanya, meminta dibawakan oleh-oleh yang banyak dari luar kota.
Bella menatap gadis berusia 20 tahun yang bahkan bisa masuk kuliah di universitas terbaik atas bantuannya, membujuk ayahnya yang merupakan teman baik salah satu dosen disana karena memang otak Kikan kurang memadai.
Gadis itu sekarang mengatakan 'Kamu itu siapa?' pada Bella. Bella sungguh kehabisan kata-kata.
"Kak Elena itu adik kandung pemilik perusahaan tempat kakak bekerja. Kamu itu tidak ada apa-apanya di banding dengan kak Elena!" ujar Kikan lagi.
"Iya, kamu sadar diri juga dong Bella. Kamu itu cuma manager marketing. Sedangkan Vero, dia itu kepala divisi pemasaran. Kamu harus tahu diri. Kamu dan dia sekarang sudah beda level!" ujar pria yang merupakan ayah Vero.
Yang tiga bulan lalu, minta Bella mengalah dan memberikan kesempatan pada Vero untuk direkomendasikan menjadi kepala divisi pemasaran, jabatan yang seharusnya menjadi milik Bella. Tapi karena bujuk ayah dan ibu Vero, yang mengatakan toh sebentar lagi mereka akan menikah. Dan sebaik-baik istri adalah yang melayani suaminya di rumah. Makanya Bella mengalah. Dia merekomendasikan Vero pada atasannya.
Dan sekarang, pria itu bilang. Mereka tidak lagi selevel.
Bella merasa dibodohi, matanya sudah basah. Sekali berkedip saja, air matanya pasti jatuh.
"Kalian keterlaluan! kalau bukan aku yang meminta tolong pada paman Anton, apa mungkin Vero bisa masuk ke perusahaan itu? jika aku tidak merekomendasikannya dan memilih tidak ikut seleksi, apa Vero akan naik jabatan..."
"Hais, sudah sudah! kamu ini melantur apa? kenyataannya sekarang kamu itu jauh di bawah Vero jabatannya. Apalagi sama Elena! sebaiknya kamu pergi baik-baik lalu berkaca di rumahmu sana! kalian keluar Panji, sekarang tidak ada apa-apanya lagi di mata kami" Wenny bicara dengan sangat sombong.
Tatapannya sungguh merendahkan Bella.
"Aku ingin dengar dari Vero..."
"Bella, hubungan kita sudah berakhir. Aku memilih Elena. Kamu jangan ganggu aku lagi!"
Bella menoleh, pria itu bicara dengan begitu lantang padanya. Sama seperti 4 tahun lalu, ketika pria itu bicara dengan lantang menyatakan cintanya pada Bella di depan semua orang di kampus mereka.
"Pergilah!"
Deg
***
Bersambung...
semangat berkarya kak 💪💪💪
salah sendiri ga kasih tau kamu tuh siapa,ya nikmati saja di caci maki ma zeyenggg