NovelToon NovelToon
Istri Siri Mas Alendra

Istri Siri Mas Alendra

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Duda / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:27k
Nilai: 5
Nama Author: fitTri

Istriku menganut childfree sehingga dia tidak mau jika kami punya anak. Namun tubuhnya tidak cocok dengan kb jenis apapun sehingga akulah yang harus berkorban.

Tidak apa, karena begitu mencintainya aku rela menjalani vasektomi. Tapi setelah pengorbananku yang begitu besar, ternyata dia selingkuh sampai hamil. Lalu dia meninggalkanku dalam keterpurukan. Lantas, wanita mana lagi yang harus aku percaya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fitTri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

1. Hal Menyakitkan

"Maaf." Wajah cantik dengan bibir se merah cherry itu tampak tegas seperti biasa. Dialah Silvia Amanda, perempuan yang kini statusnya sudah menjadi mantan istri tepat lima menit yang lalu. Sementara pria di depannya adalah Aleandra Sukma Wijaya yang telah secara resmi menjatuhkan talak di depan pengadilan untuk memutuskan ikatan pernikahan yang terjalin tiga tahun terakhir.

Aleandra bergeming. Wajahnya datar tanpa emosi seolah segala hal telah hilang dari dirinya. Matanya hanya berkedip pelan, sementara bibirnya terkatup rapat meski banyak hal yang ingin dia katakan kepada wanita yang sempat menempati relung hati yang paling dalam.

"Mas, aku —" kata-kata Silvia menggantung di udara ketika Aleandra menganggkat tangan. Pria 35 tahun itu jelas tak lagi ingin bicara, apalagi setelah sekitar enam bulan proses perceraian yang menguras emosi, perubahan pada tubuh sang mantan istri tampak kentara.

Pipinya sedikit lebih gembil, tubuhnya lebih berisi dan perutnya tentu saja sudah membuncit. Diperkirakan kandungannya saat ini sudah berusia sekitar 7 bulan.

Ya, Silvia tengah mengandung. Dan seharusnya ini menjadi saat-saat paling membahagiakan bagi mereka karena setelah tiga tahun pernikahan akhirnya dikaruniai anugerah paling indah yaitu janin di rahim wanita itu.

Namun sayang, yang ada di dalam kandungan sang istri bukanlah miliknya, melainkan hasil dari perselingkuhan Silvia dengan lelaki lain.

~ Flash back on ~

"Apa ini?" Kedua bola mata Aleandra membulat saat menatap benda kecil yang dia temukan di dalam amplop di genggaman Silvia. Tentu saja wanita itu terkejut karena sebelumnya tak menyadari kehadiran sang suami yang telah merebut hasil pemeriksaan kandungannya.

"Mas?" Lalu dia berusaha merebutnya kembali, tetapi terlambat, benda itu sudah lebih dulu berpindah ke tangan Aleandra.

"Positif?" Pria itu berujar.

"M-Mas, ini nggak seperti yang kamu pikirkan. Ini ...."

"Milikmu? Bagaimana bisa?" Lalu pandangan Aleandra jatuh pada cup kecil di wastafel dan itu semakin menguatkan prasangkanya kepada Silvia.

"Mas, ini bukan —"

"Milikmu?" tanya nya lagi yang merangsek sehingga jarak di antara mereka benar-benar terkikis. Dan wajah Silvia tempak memucat dengan bibirbergetar. Wanita itu tampak ketakutan seolah dia telah melakukan kesalahan besar.

"Katakan! Apa ini milikmu?" Aleandra mengulang pertanyaan. Dia bahkan meraih tangan sang istri kemudian mengguncangkannya untuk mendapatkan jawaban. "Tidak mungkin ini milik orang lain sedangkan jelas-jelas aku melihatmu keluar dari ruangan dokter kandungan!"

"M-Mas ...."

"Katakan, Silvia!!" Kini dia berteriak yang membuat tubuh perempuan di depannya bergetar.

"Katakan! Atau aku akan —"

"Ya!" Lalu seorang pria yang muncul di belakang Silvia menjawabnya.

Aleandra tertegun. Rasanya seperti disambar petir di siang bolong mendengar hal tersebut.

"Silvia hamil." Lanjut pria itu yang menarik Silvia ke dekatnya.

"Apa?" Dia tak percaya.

"Ya, itu ... Milikku." Lalu Silvia juga menjawab dengan segenap keberanian yang dia punya. Menghindar bukan pilihan terbaik karena suaminya itu tidak akan mungkin percaya. Lagipula, pria yang selama ini menjalani hari-harinya yang terasa hambar sudah berani muncul dan mengaku.

"Katakqn sekali lagi!"

"Ya, Mas. Itu milikku." Terdengar getaran dalam suara Silvia. "Aku ... Hamil."

"Tidak mungkin!" Aleandra menjatuhkan alat tes kehamilan di tangannya seraya mundur dua langkah ke belakang. Dia masih mencoba mencerna apa yang didengarnya barusan.

Silvia terdiam.

"Tidak mungkin, Silvia. Bagaimana bisa?" Kedua tangan meremat rambutnya dengan keras dan kedua matanya menatap nanar perempuan di hadapannya.

"Tentu bisa karena —"

"Aku vasektomi, dan kamu tau itu!!"

Silvia meremat tangan Rendi, pria yang menemaninya menjalani pemeriksaan pada hari itu.

"Bagaimana mungkin ...."

"Itu bisa terjadi karena aku dalam keadaan normal." Rendi menyela sehingga perhatian Aleandra beralih kepadanya.

"Ya. Janin itu ... Milikku." Meski berat, tapi kalimat itu meluncur juga dari mulut Rendi, yang semakin membuat Aleandra merasa seolah kepalanya tertimpa batu besar.

Dia ingat. Beberapa kali pernah melihat pria itu saat mengantar ataupun menjemput Silvia di tempatnya bekerja. Jangan-jangan ....

"Maaf, Mas. Aku ... mengandung anaknya Rendi. Kami sebenarnya... Punya hubungan." Silvia mengeratkan genggaman tangan pada Rendi yang mendapat balasan sama dari pria yang seolah diakuinya sebagai kekasih itu.

Sementara Aleandra membeku. Otaknya terasa kosong sehingga dia benar-benar tak mampu mencerna apapun.

~ Flashback Off.~

"Setelah ini ... Aku harap kamu —" Belum selesai Silvia berbicara, Aleandra memilih untuk pergi. Rasanya tidak tahan saja apalagi wanita itu ditemani pria yang menggamilinya. Apalagi kini mereka telah resmi bercerai, dua sejoli itu tak malu-malu lagi meunjukkan hubungan mereka meski sempat mendapatkan hujatan dari dua keluarga.

"Mas? Mas Ale?"

Aleandra tak menggubrisnya sama sekali. Yang dia inginkan hanyalah pergi dari tempat itu dan meninggalkan semuanya.

***

"Kamu yakin?" Sang ibu memeriksa ke dalam kamarnya sejak Aleandra mengutarakan niatnya untuk pindah bekerja ke kota kembang. Lebih tepatnya melarikan diri dari segala kenangan meskipun setelah selesai urusan perceraian dia segera pindah ke rumah orang tua.

Rumah megah yang dibangun bersama sejak dirinya menikahi Silvia harus dibagi dua karena merupakan harta bersama. Juga kendaraan dan beberapa aset yang terkumpul terhitung sejak mereka menjadi suami istri kini telah terpisah meski dengan proses yang cukup alot karena perempuan itu merasa jika bagiannya lebih besar.

"Sudah selesai berkemas tentu saja yakin." Sang putra menjawab tanpa memalingkan perhatian dari koper yang tengah diisinya dengan keperluan yang harus dibawa.

"Tawaran Mama masih berlaku lho, Le. Pabrik kita di Kertosari butuh kamu." Bu Andini, sang mama mendekatinya untuk membuatnya mengurungkan niat. Tetapi sepertinya Aleandra tidak tertarik. Bekerja mengurus pabrik teh milik keluarga bukanlah passionnya, apalagi harus terjebak dalam lingkungan yang tak biasa. Yakni di sebuah perkampungan di mana perbukitan teh membentang luas.

"Ma, sudah Ale katakan kalau Ale tidak tertarik. Lagipula di sana 'kan sudah ada mbak Hani dan mas Juna. Rasanya tidak perlu kalau ditambah lagi."

"Namanya perusahaan keluarga, Le. Ya jelas perlu, apalagi papamu sebentar lagi mau pensiun."

"Ya pensiun saja, sudah waktunya kan? Lagian Syaina juga sudah lulus kuliah. Jadi tuntutan biaya tidak seberat waktu kami masih sekolah." Anak ketiga dari empat bersaudara itu menjawab.

"Kamu ini, dasar!!" Bu Andini dengan nada kesal, tapi dia menyerah juga. Karena tidak mungkin bisa memaksa putranya yang satu itu untuk menuruti kemauannya. Apalagi saat ini dia masih patah hati.

Ya, patah hati begitu dalam akibat pernikahan yang dibangunnya bersama kekasih sejak bangku kuliah harus kandas karena penghianatan. Terlebih, harga dirinya sebagai seorang lelaki benar-benar diinjak ketika wanita yang begitu dicintai, dan dia rela berkorban untuknya malah berpaling kepada pria lain. Padahal pengorbannya sebagai suami begitu besar.

Bahkan saking cintanya dia kepada Silvia yang pada saat mereka menjalin kasih sudah menganut paham childfree, Aleandra rela menerima dan bersedia menjalani metode kontrasepsi untuk laki-laki. Apalagi setelah mengetahui jika tubuh sang istri ternyata tidak mampu menerima segala jenis kontrasepsi sehingga dirinyalah yang harus berkorban. Meski pada akhirnya, hanya kepahitanlah yang dia dapatkan.

*

*

Bersambung ...

Hai readers tersayang. Apa kabar?

Semoga kalian sehat dan bahagia.

Emak hadir lagi dengan cerita baru. Semoga kalian suka, ya?

Alopyu sekebon 😘😘

Kenapan dulu sama Mas Ale

1
diktata
ada yg cmburu syl...🤭
Endang Priya
si Listy misinya mmg caper sih ya. jadi ya ada ada aja dah.
Bunda dinna
Listy jadi tamu kok g sopan gitu..
Ratu Tety Haryati
Syl... nurut ngapa.... Ale gak rwla kamu nanti disuruh-suruh, belum lagi nanti ada yang lihatin kamu.

Ini perempuan main nyelonong masuk tempat tinggal orang aja, bok permisi kek🤦‍♀️
𝐙⃝🦜尺o
yang ngotot pengen ditempat pak Ale dan janji siapin akomodasi sendiri siapa coba,, ujung ujungnya syla yang repot juga kan
aurel chantika
duh asyla disuruh dikamar aja malah nongol kan jadi disuruh2.
Listy ini mangkin lama mangkin ngelunjak kayaknya
🍁𝑴𝒂𝒎 2𝑹ᵇᵃˢᵉ🍁
Listy kebangetan songongnya nyebelin banget🙄
Attaya Zahro
Ngelunjak banget sih si Listy..dah numpang tahun barunan bisa²nya mau terima beres aja.Dikasih jantung minta hati,dasar ga tau diri.
Ale bukan hanya ga rela kalo Syla disuruh-suruh tapi yang pasti dia ga rela Syla dilirik laki² lain.
Dzulfan Ahlami
cie cie akuh GK rela kamu disuruh2 sama aku juga gak mau 🤪🤪🤪love love ah kang duda sekebon pisang
rahmalia maricar
suruh masuk lagi syla nya mas Ale,, jangan sampe disuruh² sama orang laen apalagi ama si listy,, ga rela pokokna
rahmalia maricar
ini si ulet bulu ngapain lagi sih kegatelan banget nyari mas Ale smpe ke paviliun segala tibang nyari gula,, sok bossy lagi bakar² pake minta dibantuin,, dikasih numpang taun baruan juga harusnya udah sukur jgn ngelunjak 😏😏
Al fathiya
ya ampun... udah sedekat itu adek bayik sama si bapak, gimana nanti tanggapan teman-teman bapak Ale ya
Ratu Tety Haryati
Terima kasih Upnya, Teh Fit🥰🥰🙏

Kekecewaan Ale akibat pengkhianatan sedikit demi sedikit mulai terkikis dengan kehadiran, Syla dan Tirta.
Djuniati 123
lahhh udah pantes tuh jd Bpk mas ale😁
𝐙⃝🦜尺o
jadi bapak beneran buat Tirta aja pak ale
Annie Gustava
dan bunga2 pun mulai bersemi ya pak ale. duh tirta knp ngomongin nen depan bapak seh, kan jd salting
aurel chantika
tolong ya Tirta kalau Bilang nen jangan didepan pak ale ntar dia pingin juga nen 🤣🤣🤣🤣
Mammi Rachmah
Bapak Al dgr kta Nen lngsng traveling, jdi nya lngsng ngjk Tirta maen pswat tempur 😂 Mak fit kurang nih bacanya bntar amat y double up. dong😘🤭
Ruwi Yah
setiap kali mendengar tirta bilang nen otak kamu udah traveling ya pak duda
☠ᵏᵋᶜᶟ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳ɳҽˢ⍣⃟ₛ♋
Ale udah cocok jadi bapak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!