Sekuel Need A Bride
🍂🍂
.
Menikah dengan kakak angkatnya sendiri, tentu tidak pernah ada dalam bayangan seorang Quuenara Angelistya, biasa dipanggil dengan sapaan Ara. Gadis yang masih duduk di bangku sekolah tersebut terpaksa menerima takdirnya yang tiba-tiba saja sudah menikah dengan kakak angkatnya sendiri.
Sementara itu, pria yang tiba-tiba saja dipaksa menikahi adik angkatnya sendiri, jelas memberontak. Akan tetapi orang tuanya memegang rahasia besar Ryu, yang jelas tidak ingin terbongkar. Sehingga Ryuga Antonio Rayyansyah, putra tunggal dari pebisnis terkemuka tersebut tidak bisa berkutik selain menerima pernikahan tersebut.
Akankah rumah tangga mereka berjalan lancar? Sementara Ara sendiri tidak tahu suaminya siapa dan seperti apa. Di tambah lagi Ryu dan Ara tidak pernah bertemu selama sepuluh tahun terakhir. Sebab, Ryu memilih tinggal bersama tantenya yang ada di Kanada.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lee_yuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TMKA. Kadal Sekolah
Bab. 1
"Hari ini lo langsung pulang apa masih mampir ke sewa komik?" tanya seorang gadis dengan kacamata yang menggantung di hidung mancung nya.
"Kayaknya sih langsung pulang. Mama nyuruh aku cepet pulang soalnya," jawab gadis berambut pendek sebahu. Mempunyai mata sedikit lebar, hidung kecil namun sangat mancung, serta bibir kecil namun berisi. Jangan lupakan kulit gadis itu. Seputih susu murni. Walaupun tanpa make up, gadis itu terlihat sangat cantik.
"Tumbenan langsung disuruh pulang? Biasanya juga disuruh main dulu sama Tante Yuan," sahut gadis bernama Citra tersebut.
Gadis berambut pendek tersebut tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.
"Gue juga nggak tau, Cit. Ini Mama kirim pesan kalau aku langsung pulang aja jika sekolah udah selesai," balas Queenara Angelistya. Biasa di sapa dengan sebutan Ara.
Citra mengangguk mengerti. Tidak mungkin juga dirinya tetap memaksa Ara untuk singgah sebentar di rumah komik.
"Ya udah sih kalah gitu. Gue juga mau langsung pulang," sahut Citra pada akhirnya.
Ketika mereka ingin beranjak dari tempat mereka karena bel masuk akan segera terdengar, tiba-tiba saja ads segerombol lelaki yang main serobot duduk di dekat mereka.
"Mau kemana sih, Cantik? Buru-buru amat," tanya cowok yang duduk di samping Ara. Sedangkan Ara langsung menjaga jarak dari cowok itu seraya mendorong bahunya.
"Ih, sanaan Satriaaaa!" pekik Ara. "Kamu tuh bau. Jangan deket-deket!" jujur Ara tanpa merasa sungkan sedikit pun pada cucu kepala sekolah ini.
Cowok yang bernama Satria itu lantas mengangkat tangannya secara bergantian dan mengendus bau tubuhnya. Lalu dengan sengaja mendekat ke arah Ara.
"Ini tuh biar kamu awet muda, Ra, kalau ciumin ketek gue," selorohnya tidak marah sedikit pun.
Ara mencebikkan bibirnya. Kemudian memukul kepala Satria dari belakang.
Plak!
"Biar encer kembali otak lo!" ucap Ara setelah menggeplak kepala Satria. "Ngomong kok nggak dipikir dulu. Kalau mau awet muda, ya musti punya uang banyak terus ke Korea sana. Tempelin plastik deh wajah lo itu!" sungutnya yang semakin kesal di kala melihat cengiran Satria.
"Buset dah. Calon bini galak bener, Sat!" sahut teman Satria yang duduk di sebelah Citra.
Mendengar candaan dari Heru, Ara langsung memicingkan matanya ke arah cowok itu baru kemudian melempar sekotak tisu yang ada di atas meja ke arah muka Heru.
"Kadal satu lagi nih! Hobinya ngintilin orang mulu. Kek buta arah aja lo!" ejek Ara yang kemudian tatapannya beralih kepada Citra.
"Ayo, Cit! Cabut aja kita. Dari pada di sini, cepet tua gue. Marah-marah mulu kalau ketemu sama para kadal sekolah," ujar Ara dengan kalimat yang tidak disaring. Tidak takut sedikit pun meskipun yang dia hadapi adalah cucu kepala sekolah.
Citra pun berdiri dan mengikuti langkah Ara. Meninggalkan para anggota tim basket yang tadi menghampiri meja mereka.
Satria menatap kepergian Ara dengan bibir tertarik ke atas. Pancaran kebahagian jelas terlihat di mata cowok itu.
"Udah nggak keliat orangnya, Bro!" sindir Tegar seraya menepuk bahu Satria agar lekas sadar dari hipnotis pesona yang dimiliki oleh Ara.
"Emang cinta itu membutakan seseorang, ya?" gumam Heru sembari menggelengkan kepala.
Satria mengangguk setuju. "Kalian kalau udah ngerasain itu cinta, pasti nggak akan sesabar gue yang nahan untuk nggak nyentuh dia. Meskipun otak gue selalu berpikiran laknat," sahut Satria. Lalu cowok itu berdiri dan meninggalkan kantin. Mengganti baju nya yang basah karena keringat.
Para teman-teman Satria hanya terkekeh sembari menggelengkan kepala melihat kelakuan Satria yang bucin habis pada seorang Queenara.