Demi uang operasi untuk adik nya, Amelia rela menjual rahim nya kepada seorang misterius dengan topeng serigala di wajahnya.
Tanpa tahu bagaimana identitas maupun Wajah pria yang menanamkan benih nya di rahim milik nya.
Dan pada akhirnya Amelia melahirkan bayi untuk pria itu, dan perjanjian pun berakhir. Amelia pergi dengan membawa uang kompensasi dan juga kesembuhan adik kesayangannya.
Apakah Amelia akan kembali bertemu dengan bayi nya, dan apa Amelia akan tahu siapa pria di balik topeng serigala itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AngelKiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1
Tap...tap...tap...
Amelia berlari menyusuri lorong rumah sakit dan menuju salah satu ruang rawat.
"Dok, bagaimana keadaan adik saya?" Tanya Amelia dengan nafas yang masih terengah-engah.
"Kondisinya kritis dan harus segera di operasi, kalau tidak nyawa nya bisa terancam." Jawab Dokter Farel.
"Operasi? Apa harus secepatnya?" Tanya Amelia.
"Iya harus secepatnya." Jawab Dokter Farel.
Amelia hanya bisa terdiam, dia tak bisa berpikir jernih. Bagaimana caranya dirinya mendapatkan uang untuk operasi.
"Amel, jika kau membutuhkan uang aku bisa membantu mu." Ucap Dokter Farel.
"Tidak, Dok. Anda sudah membantu saya sangat banyak, dan saya sudah banyak berhutang budi kepada anda." Jawab Amelia.
"Kita teman mel, jadi aku pasti akan membantu mu." Jawabnya.
"Terimakasih, tapi aku akan berusaha mencari uang untuk operasi adik ku secepatnya."
Amelia pamit dan pergi menjauh. Ia berjalan dengan pikiran yang berantakan dengan langkah pelan dan wajah yang menunduk. Ia menerobos gelapnya malam dengan rintik hujan dan segera pulang ke rumah kecilnya di pinggir kota.
Sesampainya di rumah, Amelia menatap sekeliling dan mencari barang yang bisa di jual. Tapi sayang semuanya sia-sia, tak ada barang berharga yang ada di rumah tersebut. Yang ada hanyalah setumpuk pakaian dengan kamar yang berantakan.
Amelia merebahkan tubuhnya yang terasa letih dengan keringat dingin yang bercucuran.
"Apa yang harus kulakukan? Dan bagaimana caranya mendapatkan uang yang besar dengan waktu yang singkat?" Batinnya.
Amelia meraih foto keluarga yang ada di atas meja kecil.
"Ayah..ibu..! Apa yang harus Amel lakukan untuk menyelamatkan Dimas. Andai saja kalian masih ada, ingin rasanya aku menangis di pelukan kalian dan membagi semua penderitaan ini." Ucapnya sambil menitikkan air mata.
Akhirnya Amelia tertidur dengan hati yang sedih dan bingbang. Ia berharap semoga hari esok akan menjadi lebih baik.
Keesokan harinya...
Amelia langsung bangun di pagi hari, tak lupa ia pergi untuk mandi. Setelah selesai, Ia bergegas untuk pergi ke tempat kerjanya di sebuah kafe.
Ia berjalan dengan langkah cepat, dengan hati-hati ia melintas. Setelah cukup lama Amelia berjalan, akhirnya ia sampai di sebuah kafe yang menjadi tempat mata pencahariannya.
Terlihat tempat kerjanya menyapa Amelia dengan senyuman tapi Ia hanya membalas dengan senyum dingin. Pikirannya benar-benar berantakan dan akhirnya Amelia memutuskan untuk menghampiri bosnya.
Tok...Tok...
"Pagi bos..!" Sapa nya dengan ragu.
"Ada apa..?" Tanya bosnya sambil menoleh.
Amelia duduk dan nampak meremas tangannya. Ia nampak ragu, sampai sulit untuk berucap. Tapi Amelia mencoba memberanikan diri untuk mengatakan maksud kedatangannya.
"Be..begin bos, saya mau pinjam uang!" Ucap nya sambil menunduk.
"Berapa?"
"Seratus juta..!" Jawab Amelia.
Bosnya hanya terdiam. "Maaf Mel..! Aku tidak bisa membantumu. Kau tahu, jumlahnya cukup besar dan kafe ini hanyalah kafe kecil."
Amelia yang mendengar jawaban itu hanya diam. Dan kemudian Amel bangkit dari tempat duduknya dan segera pamit untuk kembali melakukan pekerjaannya.
Dea yang melihat Amel keluar dari ruangan bosnya, langsung menghampirinya.
"Kamu kenapa sih, Mel? Tadi aku sapa, kamu hanya diam!"
Amelia menghela nafas panjang. "Adikku sekarang ada di rumah sakit dan harus di operasi secepatnya." Jawabnya.
Dea nampak iba dan mengelus rambut Amel. "Yang sabar yah Mel, maaf aku tidak bisa banyak membantu. Ini aku ada uang lima ratus ribu." Ucapnya sambil memberikan uang tersebut.
"Tidak, ini uangmu! Aku tidak bisa menerimanya. Apalagi ibumu juga sedang sakit dan pasti membutuhkan banyak biaya." Jawa Amelia menolak.
"Tidak apa-apa Mel! Aku masih ada kok, aku mohon tolong jangan menolaknya." Ucap Dea memaksa.
"Makasih banyak yah Dea.."
cuma ada sedikit hiperbola di beberapa bagian.
kritik dikit ya tor 🙏
anak umur 2 tahun udah gentayangan sendiri di taman dan dengan mudahnya diajak pergi orang asing, padahal orang kaya.
aku orang susah, walaupun anakku udah TK (5-6 th) kalo kemana mana pasti ku temenin.
lah itu orang kaya, umur 2 tahun lagi!
lebih masuk akal kalo ada pelayan yang nemenin tu anak kemana mana.
gaya bicara ziana juga terlalu smart untuk anak 2 th.
anak kecil kalo ditanya berapa umurnya, 90% akan jawab dengan gelengan kepala atau nunjukin 5 bahkan 10 jarinya sekaligus.
ziana dengan mudahnya bilang 2 tahun 2 bulan.
haha u gotta be kidding me!
punten ya tor 🙏
tapi saya mah ga bisa bikin cerita sebagus ini haha cuma bisa baca doang.
tetep semangat berkarya ya tor, semoga karya selanjutnya akan jauh lebih baik 👍
tp bila saat itu ada berbeda hanya bisa menjaga hati
agar tak berharap buat kesedihan itu hadir
fokus otaknya cuman 1
beda dg perempuan yg multi
reward n panishmen