[Rebirth] Istri Antagonis Tuan Mafia

...🌼🌼🌼...

...Di sisi lain, Alex sedang minum red wine bersama Hana, suasana romantis yang dipenuhi kebohongan. Sesekali, matanya melirik ke arah ponsel, raut wajahnya menunjukkan kegelisahan yang tak bisa disembunyikan. Ia kebingungan, karena hingga saat ini, orang-orang suruhannya belum juga memberi kabar. Sebuah firasat buruk merayapi benaknya....

"Sayang, kamu kenapa lagi?" Tanya Hana, tatapan matanya tajam, penuh kecurigaan yang terselubung kepura-puraan.

"Hah, aku tidak apa-apa, hanya saja ada urusan penting, jadi membuatku sedikit khawatir," elak Alex, memasang senyuman manis yang terasa hambar, menatap Hana. Ia berusaha keras menutupi kegelisahannya.

...Hana dengan lembut membalas senyuman Alex, lalu bangkit dari duduknya dan beralih duduk di pangkuan Alex sambil mengelus rahang Alex yang dihiasi kumis tipis. Sentuhannya penuh perhitungan, sebuah langkah untuk memanipulasi....

"Sayang, aku ada rahasia yang ingin kukatakan," ucap Hana, suaranya terdengar serius, nyaris bergetar, memancing perhatian Alex. Alex mendongak menatapnya.

"Ada apa? Katakan, Sayang," pinta Alex lembut, sambil membalas mengelus wajah mulus Hana yang kini terlihat sedih, tertipu oleh sandiwara Hana.

"Di malam pernikahanmu dengan Nayla. Nayla menyuruh orang memasukkan obat perangsang di dalam minumanku, dan... dan aku di..." Hana menghentikan perkataannya, suaranya tercekat seolah menahan tangis yang pilu, lalu menangis sesenggukan. Setiap isak tangisnya adalah sebuah senjata.

...Mendengar itu, seluruh tubuh Alex gemetar tak karuan akibat emosi. Darahnya mendidih, amarah membakar dirinya. Karena Alex sudah menebak perkataan akhirnya, pikiran tentang pengkhianatan Nayla menghantamnya dengan telak. Dia tidak menyangka Nayla akan sejahat ini, hingga menjebak kakak tirinya sendiri. Rasa marah dan jijik bercampur aduk di benaknya....

"Maafkan aku, Alex, jika kamu merasa jijik kepadaku, kamu bisa tinggalkan aku sekarang juga, aku rela..." lirih Hana, tangisnya semakin menjadi, sebuah air mata buaya yang sangat meyakinkan.

"Tidak, sayang, aku akan tetap mencintaimu apa adanya, aku juga akan mencari tahu dan membalas perbuatan pria bajingan itu!" tegas Alex lembut, suaranya penuh kemarahan yang ditujukan pada sosok yang tak ia kenal. Ia menarik tengkuk Hana lalu mencium dan melumat bibir Hana. Ciuman itu adalah janji dan juga pelampiasan amarahnya.

...Kelembutan Alex berhasil membuat Hana tenang dan membalas melumat bibir Alex. Senyum tipis tersungging di bibirnya, merasa puas. Mereka berdua saling membalas lumatan bibir, membuat suasana di tengah lautan yang dingin kini berubah menjadi panas. Gairah yang menyala di tengah kebohongan....

...Lalu, tangan Hana yang nakal perlahan masuk ke dalam kimono yang dipakai oleh Alex dan mengelus dada bidang Alex, membuat napas Alex semakin memburu kasar, meraup bibir Hana dengan rakus. Usapan Hana berhasil memancing hasrat Alex, membuatnya semakin terbuai....

...Puas melumat bibir Hana, Alex pun perlahan melepas tautan bibir mereka, lalu menatap wajah Hana dengan lekat. Ada kobaran api di matanya....

"Kamu yang memancingku, jadi tidak ada kata berhenti saat kamu menyesal nantinya," bisik Alex, suaranya serak dan penuh gairah yang mengancam.

...Hana mengangguk pelan lalu tersenyum malu-malu. Padahal, di dalam hatinya, dia sangat senang, sebuah kemenangan yang pahit. Agar Alex lebih cepat menggaulinya, karena di bagian bawahnya sudah berdenyut dan basah, penuh antisipasi yang licik....

"Dasar gadis nakal, kamu akan menyesal." Alex merebahkan Hana di atas meja, gerakannya kasar, didorong oleh nafsu. Lalu bangkit dan membuka kimono yang dipakai oleh Hana, membuat tubuh Hana terekspos dengan sempurna. Hana membiarkan dirinya ditelanjangi, penuh kepuasan.

...Dengan lahap, Alex melumat kedua pucuk gundukan kenyal milik Hana, dan tangannya yang nakal mulai merangkak turun dan masuk di sela-sela kedua paha Hana. Setiap sentuhan Alex adalah pembalasan dendam yang salah sasaran....

"Ahhh... Alex, aku mencintaimu," ujar Hana, mendongakkan kepalanya ke atas dan meremas rambut Alex. Suaranya penuh desahan kenikmatan, bercampur kepalsuan yang mendalam.

...Jari-jari besar Alex meluncur masuk ke dalam goa kenikmatan milik Hana yang sudah basah, dan mulai maju mundur membuat Hana mendesah dan menjerit kenikmatan. Suara-suara itu memenuhi yacht, bukti dari perselingkuhan yang pahit....

"Astaga... ini baru jarinya aku sudah begini, apalagi dimasukkan, aaahh... Alex, kamu memang membuatku gila," batin Hana, menelan ludah dengan kasar sambil meremas rambut Alex. Sebuah bisikan kemenangan dalam hati.

...Di bawah sana, jari-jari Alex menelusuri seisi goa milik Hana, membuat Hana tak sanggup menahannya lagi, dan akhirnya mencapai pelepasan pertama....

"Aaarrggg...! Aakkkhhh... ahhh... ahhh..." Desah panjang Hana, terbaring lemas di atas meja.

"Sayang, kita baru mulai, jangan pingsan dulu," bisik Alex, bangkit dan menggendong Hana masuk ke dalam kamar, dan melempar Hana di atas kasur. Ada dominasi dalam setiap gerakannya.

...Lalu Alex melepaskan kimono yang melekat di tubuhnya tanpa melepaskan tatapannya dari Hana. Setelah semua kain dia loloskan, Alex merangkak naik ke atas kasur dan membuka kedua paha Hana dengan lebar, lalu membenamkan wajahnya di sana. Ia sepenuhnya tenggelam dalam hasrat, melupakan segala kecurigaan....

...Alex menyesap setiap tetesan yang dikeluarkan oleh Hana, membuat desahan Hana semakin nyaring sambil menarik rambut Alex, membuat Alex melepaskan bibirnya dari sana dan menatap Hana. Mata Alex berkobar, dipenuhi nafsu....

"Sayang, ayo masukkan, aku tidak kuat lagi..." pinta Hana dengan wajah sayu menatap Alex. Suaranya memohon, penuh kerinduan yang tersembunyi.

...Alex tersenyum smirk. Lalu duduk memperbaiki posisinya dan mengarahkan miliknya ke arah milik Hana. Dengan gairah yang memuncak, Alex menghentak masuk membuat desahan mereka berdua saling bersahutan dengan merdu. Suara-suara itu menjadi saksi bisu pengkhianatan dan hasrat yang tak terkendali....

...Malam ini menjadi yang paling panas di antara Hana dan Alex, mereka berdua melepaskan kerinduan yang sudah lama mereka tahan. Walaupun Hana tidak virgin, Alex tidak mempermasalahkannya, karena Alex sudah mencintai Hana sejak mereka masih duduk di bangku SMP. Sebuah ironi pahit, cinta lama yang kini merusak segalanya....

*

*

*

...(Pagi Harinya)...

...Di hotel mewah, terlihat Nayla masih memejamkan kedua matanya dengan rapat sambil memeluk erat tubuh Felix yang ia kira bantal guling. Mimpi buruk masih menghantuinya, namun ia mencari kenyamanan yang salah. Membuat Felix menjadi frustasi, karena si juniornya kembali terbangun. Hasratnya membara, tak tertahankan....

"Nayla, kau sungguh membuatku menjadi gila," gerutu Felix, suaranya serak dan menahan gejolak, mengertakkan gigi sambil menahan hasrat yang akan meledak. Ada kegilaan di matanya, campur aduk antara nafsu dan rencana licik.

...Karena Nayla tak kunjung bangun, tiba-tiba ide jahil pun muncul di benak Felix. Sambil tersenyum menyeringai, Felix pun perlahan masuk ke dalam selimut putih yang menutupi tubuh polos mereka berdua dan mulai menyesap kedua pucuk gundukan Nayla secara bergantian dengan lahap. Gerakannya penuh perhitungan, ingin memprovokasi, sekaligus memuaskan diri....

"Ugh..." Desah Nayla, mulai merasa terganggu dengan apa yang dilakukan oleh Felix di dalam selimut itu. Kesadarannya perlahan kembali, membawa serta kebingungan.

...Nayla mencoba membuka matanya perlahan dan menatap langit-langit kamar hotel untuk menetralkan sisa alkohol yang belum sepenuhnya hilang, dan belum menyadari kalau Felix semakin gila melahap kedua gundukan kenyalnya layaknya bayi kelaparan. Kengerian perlahan merayapinya....

"Astaga... pasti aku di kamar Sarah," gumam Nayla, berpikir positif, berusaha meyakinkan dirinya sendiri. Namun, pikiran itu langsung hilang saat ia mulai merasakan tarikan dan sedotan di kedua pucuk gundukannya secara bergantian.

...Kesadaran penuh menghantamnya, seperti hantaman palu....

...Dengan cepat Nayla membuka selimut dan membulatkan kedua matanya dengan sempurna, terkejut, ngeri, dan syok. Ia menarik diri dari Felix membuat salah satu pucuk gundukan kenyalnya ikut tertarik dari bibir pink Felix. Rasa jijik dan amarah membuncah dalam dirinya....

"Kamu sudah bangun, sayang?" Felix tersenyum nakal sambil menjilati sudut bibirnya, seolah dia baru saja menyesap madu segar yang membuatnya sangat bahagia. Senyum itu adalah sebuah ejekan bagi Nayla.

"Kau! Dasar pria mesum!" umpat Nayla, menyelimuti dirinya dan menatap Felix penuh marah. Matanya memancarkan kebencian yang mendalam.

"Kau benar sekali, tapi kamu lebih mesum karena sudah memaksa meniduriku, Nayla," ucap Felix berbohong, senyum sinisnya semakin lebar, menikmati kebingungan Nayla.

"Kau bohong, bajingan! Mana mungkin aku melakukan itu, bahkan aku masih—" Nayla menghentikan perkataannya, wajahnya memerah karena malu dan sakit hati. Ia merasa malu sendiri, karena sudah satu tahun menikah, tapi Alex tidak pernah menyentuhnya sama sekali. Hatinya kembali terkoyak oleh kenyataan pahit itu.

"Kenapa kamu diam, sayang? Ayo lanjutkan perkataanmu," desak Felix, merangkak pelan mendekati Nayla, menikmati penderitaan yang ia ciptakan.

Plakkkkk!

"Diam...! Aku membenci kalian semua!" Jerit Nayla, suaranya pecah, dipenuhi amarah, kesedihan, dan keputusasaan. Ia melayangkan tamparan keras di pipi Felix dengan mata berkaca-kaca, sehingga membuat Felix membulatkan mata tak percaya kalau Nayla berani menamparnya. Terkejut, namun ada kilatan aneh di matanya, mungkin sedikit rasa hormat yang tak terucap.

...Tanpa menunggu jawaban dari Felix, Nayla bergegas turun dari atas kasur dan masuk ke dalam kamar mandi. Di sana ia mandi dengan tergesa-gesa sambil menangis. Air mata bercampur dengan air shower, menyembunyikan kepedihan yang tak tertahankan....

"Aaarrgggg...! Kau, bajingan Alex!" Teriak Nayla, tangisnya histeris, penuh kemarahan dan frustrasi yang memuncak, di bawah guyuran air shower. Nama Alex adalah akar dari semua rasa sakitnya.

...Di luar kamar, Felix yang mendengar lirih tangis Nayla, diam-diam mengertakkan gigi dan mengepalkan kedua tangannya dengan kuat. Wajahnya mengeras, ekspresinya kompleks. Entah apa yang dipikirkan oleh Felix, hanya Felix dan Thor yang mengetahuinya....

(Bersambung)