Alea, wanita tangguh berusia 25 tahun, dikenal sebagai bos mafia paling ditakuti di Itali. Dingin, kejam, dan cerdas—tak ada yang bisa menyentuhnya. Namun, sebuah kecelakaan tragis mengubah segalanya. Saat terbangun, Alea menemukan dirinya terjebak dalam tubuh seorang gadis SMA berusia 16 tahun bernama Jasmine—gadis cupu, pendiam, dan selalu menjadi korban perundungan di sekolah.
Jasmine sendiri mengalami kecelakaan yang sama... namun jiwanya menghilang entah ke mana. Kini, tubuh rapuh Jasmine dihuni oleh jiwa Alea sang bos mafia.
Dihadapkan pada dunia remaja yang asing dan penuh drama sekolah, Alea harus belajar menjadi "lemah"—sementara sisi kelam dan insting mematikan dalam dirinya tak bisa begitu saja dikubur. Satu per satu rahasia kelam tentang kehidupan Jasmine mulai terkuak—dan sepertinya, kecelakaan mereka bukanlah sebuah kebetulan.
Apakah Alea bisa bertahan di tubuh yang tak lagi kuat seperti dulu? Atau justru Jasmine akan mendapatkan kekuatan kedua untuk membalas semua lu
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hinata Ochie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8: Jebakan di Pelabuhan
Karena perjalanan menuju dermaga tua sangat jauh sehingga hampir tengah malam Alea baru sampai di sana. Dermaga itu nampak sunyi dan gelap, tempat yang sudah lama tak terpakai itu kini menjadi terlihat menyeramkan, dermaga itu telah lama tak terpakai semenjak terbongkarnya penyelundupan dalam skala besar dermaga itu pun di tutup. Karena dermaga itu telah di tutup dan tak ada jalan untuk masuk, Alea melompati pagar pembatas untuk masuk kedalam sana. Ia berjalan dalam kegelapan melalui jalan setapak menuju sebuah gudang tua yang biasa ia dan rekan sesama mafia melakukan transaksi. Alea memandang ke sekeliling jalan itu, ia tetap waspada karena ia yakin ini bisa saja hanya sebuah jebakan yang bisa membunuh nya.
Alea memasuki gudang tua itu, awalnya semua nampak gelap gulita namun tiba-tiba ada lampu sorot yang menyoroti seseorang yang berdiri di atas lantai satu, ia memakai jas panjang berwarna hitam dengan rambut panjang yang tergerai, Alea sudah mengetahui siapa orang itu.
"Cecilia ternyata benar kau" Gumam Alea.
"Wel wel wel akhirnya kau datang juga, tapi sayang sekali bukan dalam wujud yang seharusnya" Cecilia yang nampak tenang tak seperti biasanya saat ia masih menjadi tangan kanan nya. Cecilia menuruni anak tangga, matanya dengan tajam menatap Alea.
"Bagaimana rasanya kembali menjadi anak SMA bos, apakah menyenangkan" ledek Cecilia.
Alea menatap tajam Cecilia yang kini sudah berdiri tepat di hadapannya, jarak mereka hanya beberapa meter saja, Cecilia tersenyum miring sambil terus melihat ke arah Alea mulai atas sampai bawah.
"Kelihatan seperti anak cupu tapi berbakat" Ucap Cecilia.
"Apa yang kau lakukan padaku, dimana tubuh ku, kau apakan tubuhku Cecilia" teriak Alea. Namun Cecilia hanya tertawa, ia memandang Alea dengan penuh kebencian.
"Kau tenang saja bos, tubuhku sedang di pergunakan dengan sangat baik, tapi yang menjadi masalah besar adalah jiwamu" jawab Cecilia menyeringai.
"Apa maksud mu Cecilia, mengapa kau lakukan ini padaku, mengapa kau mengkhianati ku, kau adalah orang kepercayaan ku Cecilia" teriak Alea.
"Ya ampun bos kau berisik sekali, dengarkan semua ini hanya eksperimen semata jika berhasil aku akan jadi orang paling terkenal di dunia" tawa Cecilia menggelegar di seluruh gudang itu.
"ini adalah proyek yang sudah lama aku impikan, dengan bantuan sebuah organisasi yang mendanai proyek ini aku akan menjadi orang terkuat" tatapan Cecilia sangat tajam seperti sebilah pisau yang menghujam langsung pada jantung Alea.
"Aku dan organisasi akan menciptakan manusia abadi dan kau sebagai prototipe nya, keren bukan" Alea sungguh tak menyangka Cecilia dapat berbuat sejauh ini.
Alea diam diam menyalakan alat perekam kecil yang ia bawa dalam saku hoodie nya, namun sayang sekali semua rencana Alea sudah di ketahui oleh Cecilia, dengan cepat Cecilia meminta seluruh anak buahnya untuk keluar dan mengepung Alea. Ia di serang dari segala arah, walaupun ia terjebak dalam tubuh lemah Jasmine namun insting berkelahi nya dan juga reflek menghindari serangan masih ia kuasai.
Alea mencoba kabur dengan taktik magis yang ia miliki, ia memecahkan lampu sorot tadi lalu ia sempat mengambil alat semprot kimia yang ia lihat di rak gudang. Alea menyemprotkan cairan kimia itu sebagai pengalih perhatian agar ia dapat kabur.
Alea berlari sekuat tenaga, di belakang pasukan Cecilia terus saja mengejarnya, tubuh Jasmine yang sudah lelah sepertinya tak mampu dibawa berlari. Baru beberpa meter saja tubuh itu sudah kelelahan, hampir saja Alea berhasil lolos namun sayang ia harus tersudut di tepi dermaga dengan hamparan laut di belakang nya. Cecilia dengan penuh kemenangan menghampiri Alea sambil menodongkan senjatanya.
"Apa kata kata terakhir mu bos" saat Cecilia akan menarik pelatuk tiba-tiba saja ada seseorang berteriak dari belakang.
"Jangan sentuh dya breng sek" teriak Raka.
Semua menoleh ke belakang, Raka muncul tiba-tiba diantara para anak buah Cecilia. Ia membawa sebuah besi besar yang di ayunkan untuk menakuti anak buah Cecilia, ia menghampiri Alea lalu berdiri di sampingnya.
"apa kau sudah gila Raka, ini sangat berbahaya kau bisa saja terbunuh nanti" bentak Alea.
"Diam kau, kalau saja aku tak mengikuti sejak pulang sekolah tadi kau pasti tak akan selamat Jasmine" Raka balik berteriak pada Raka.
"wow wow, apa aku harus melihat drama pertengkaran bocah SMA, kalian habisi mereka berdua sekarang" Cecilia mundur beberapa langkah ia membiarkan pasukannya untuk menyerang Alea. dan Raka.
Mereka berdua berusaha sekuat tenaga untuk membalas serangan demi serangan, Raka menarik lengan Alea untuk mengajaknya berlari, dan kejar kejaran pun terjadi, mereka berdua sempat bersembunyi di balik sebuah kontainer tua, Raka mencoba mencari tau apakah kontainer itu bisa di masuki untuk jadi tempat perlindungan sementara mereka. Beruntung nya kontainer itu bisa di buka dan secara perlahan mereka masuk kedalamnya lalu menutupnya, Raka sengaja tak menutup rapat pintunya agar mereka bisa melihat situasi di luar sana. Raka mengintip dari balik pintu kontainer yang sedikit terbuka, saat pasukan Cecilia melewati kontainer itu Raka buru buru bersembunyi agar mereka tak melihat nya.
Setelah merasa aman mereka berdua keluar dari dalam kontainer, mereka berdua berlari ke arah berlawanan untuk menghindari pasukan Cecilia, namun sayangnya keberadaan mereka di ketahui dan kejar kejaran pun kembali terjadi, Alea dan Raka melemparkan apa saja yang mereka lihat untuk menghambat pasukan itu. Di depan sana Raka melihat sebuah perahu kecil, ia menarik lengan Alea untuk mengajaknya ke perahu itu.
Raka dan Alea bergegas menaiki perahu tersebut, dengan cepat Raka melepaskan tapi mengikatnya lalu mendayung perahu itu sekuat tenaga, Alea pun tak tinggal diam ia membantu Raka mendayung agar perahu cepat bergerak dan meninggal kan tempat itu.
Pasukan Cecilia gagal menangkap Raka dan Alea mereka melampiaskan kekecewaannya dengan menghentak kan kaki mereka sambil berteriak-teriak. Dari kejauhan Cecilia hanya tersenyum miring melihat Alea berhasil kabur dengan Raka.
Kini Alea dan Raka terombang-ambing di lautan lepas, Raka masih terus mendayung entah tujuan mereka akan kemana, yang terpenting mereka sudah sangat jauh dari para pasukan Cecilia.
"Heh Raka apa kamu sudah gila hah, kau cari mati ya, ngapain ngikutin aku sampai ke sini kalau terjadi sesuatu sama kamu gimana, siapa yang mau tanggung jawab hah" teriak Alea. Namun pemuda itu diam saja ia sibuk mendayung perahu.
"Woy denger gak sih" teriaknya lagi.
"Aku denger Jasmine aku belum tuli, tapi asal kamu tau ya aku tidak bisa biarkan kamu mati… karena kalau kamu hilang, aku juga akan hilang.” Sontak saja Alea terdiam ia tak mengerti dengan kata kata Raka barusan.
