NovelToon NovelToon
Ketika Talak Telah Terucap

Ketika Talak Telah Terucap

Status: tamat
Genre:Cinta Seiring Waktu / Tamat
Popularitas:2.3M
Nilai: 4.7
Nama Author: Leny Fairuz

Pernikahan yang terjadi antara Ajeng dan Bisma karena perjodohan. Seperti mendapat durian runtuh, itulah kebahagiaan yang dirasakan Ajeng seumur hidup. Suami yang tampan, tajir dan memiliki jabatan di instansi pemerintahan membuatnya tidak menginginkan hal lain lagi.
Ternyata pernikahan yang terjadi tak seindah bayangan Ajeng sebelumnya. Bisma tak lain hanya seorang lelaki dingin tak berhati. Kelahiran putri kecil mereka tak membuat nurani Bisma tersentuh.
Kehadiran Deby rekan kerja beda departemen membuat perasaan Bisma tersentuh dan ingin merasakan jatuh cinta yang sesungguhnya, sehingga ia mengakhiri pernikahan yang belum genap tiga tahun.
Walau dengan hati terluka Ajeng menerima keputusan sepihak yang diambil Bisma. Di saat ia telah membuka hati, ternyata Bisma baru menyadari bahwa keluarga kecilnya lah yang ia butuhkan bukan yang lain.
Apakah Ajeng akan kembali rujuk dengan Bisma atau menerima lelaki baru dalam hidupnya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leny Fairuz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35 Usaha Deby

“Mas .... “ tanpa permisi Deby memasuki mobil begitu Bisma membuka kunci kontak mobilnya.

Bisma terkejut dan membatalkan niatnya untuk menghidupkan mobil. Ia sudah sebulanan ini menghindari Deby, karena ia sudah yakin dengan langkah yang bakal ia tempuh.

Pembicaraan dengan Gus Dawam telah membuka pikirannya untuk memperjuangkan rumah tangga yang telah ia hancurkan.  Ia kini paham dengan jalan yang harus ia tempuh untuk kembali pada Ajeng, walau pun ia yakin tidak akan mudah untuk mendapatkan hati Ajeng agar menerimanya kembali.

“Apa yang kamu lakukan?” Bisma bertanya dengan gusar.

Ia tidak senang dengan kehadiran dan perbuatan Deby  yang melanggar privasinya. Rasa kagum dan getaran yang ia kira cinta, telah lenyap dengan kenyataan yang menamparnya akan jati diri Deby yang telah ia ketahui.

“Mas, kita harus bicara tentang hubungan kita,” pinta Deby penuh harap.

Tatap tajam mata Bisma tak membuat Deby goyah. Ia yakin, Bisma masih memiliki perasaan yang sama padanya. Buktinya kemaren saat makan malam untuk merayakan ulang tahunnya bersama rekan kerja yang lain, Bisma masih mengeluarkan uang untuk mentraktir mereka makan bersama.

“Kita sudah  tidak memiliki hubungan apa pun,” tegas Bisma.

Ia tidak ingin terjebak dengan permainan Deby. Walau ia akui pesona Deby cukup menjadi perbincangan rekan bahkan relasi nya di dinas lain, tapi di saat bersamaan hatinya tidak menemukan ketenteraman, tentu ini bukanlah hal baik untuk memulai hubungan serius.

Seperti kata-kata Gus Dawam, mencari istri mudah. Tetapi membimbingnya hingga meraih jannah  bukanlah perkara gampang. Apalagi pasangan yang jauh dari nilai agama, bukan ketenangan yang didapat, tetapi kehidupan ke depannya akan penuh keangkaraan.

“Mas tidak bisa berbuat dan berkata seenak hati. Mama dan papa pengen bertemu ... “sela Deby cepat, “Mereka ingin kita melangkah ke jenjang serius. Apalagi mamanya mas Bisma tidak mempermasalahkan hubungan kita.”

Bisma terperangah. Ia tidak menyangka Deby mengambil keputusan secepat ini di saat ia ingin mengembalikan keutuhan keluarga kecilnya.  Kini ia sadar seperti apa sifat asli Deby.

“Kita sudah sama-sama dewasa. Tidak ada yang berhak melarang hubungan ini. Toh kita pun sama-sama saling mencintai,” ujar Deby dengan penuh keyakinan.

Jemari lentiknya mulai merayap di atas paha Bisma. Ia yakin pesonanya masih kuat untuk menaklukkan seorang Bisma.

Dengan cepat Bisma menangkap tangan Deby yang mulai naik. Ia mencengkeramnya dengan kuat. Kini ia tidak menyukai sikap agresif yang ditunjukkan Deby.

“Cukup Deb!” suara Bisma yang kasar membuat nyali Deby menciut.

Tiada lagi kelembutan yang Bisma tunjukkan saat berkomunikasi dengannya. Sikap dingin dan wibawa yang pertama kali ditunjukkan Bisma lah  yang membuatnya kagum bahkan telah menjadikan Bisma target di masa depan. Kini Bisma berubah seperti lelaki asing.

Di antara banyaknya relasi bahkan bos yang dekat dengannya, hanya Bisma satu-satunya yang menolak pesona yang ia umbar. Bagaimana mungkin ia tak kepincut dengan atasannya yang gagah dan tajir ini.

Tangannya terasa remuk dalam cengkeraman Bisma. Dengan cepat ia menarik tangannya dari kemarahan yang kini terpancar dalam mata kelam yang biasanya menatap dengan penuh kasih.

“Kenapa mas bisa berubah secepat ini?” rengek Deby berusaha menarik simpati Bisma, “Bukankah kita sudah berencana untuk ke jenjang yang lebih serius? Kenapa tidak dipercepat? Aku berharap mas lah yang jadi imam dan membimbingku di masa depan.”

Deby memandang Bisma yang kini mulai melunak. Cengkeraman tangan Bisma mulai mengendur dan melepasnya cepat.

“Selama ini aku berusaha berubah. Dan mas lah yang telah membuatku belajar untuk menjadi semakin baik,” suara Deby yang seperti rayuan membuat Bisma terdiam, “Lelaki yang ku kenal hanya memanfaatkanku. Tidak ada yang tulus seperti mas .... “

Sejenak hati Bisma bimbang. Pesona yang dimiliki Deby memang membuat orang mudah terhanyut, dan Bisma masih goyah dengan keputusannya setelah kenekatan Deby mengikuti dan memasuki  mobilnya.

Setelah terjadi pembicaraan yang lebih santai, akhirnya  Bisma memutuskan menerima ajakan Deby untuk makan malam bersama, sekaligus merayakan ulang tahun Deby demi kedekatan yang terjalin selama ini.

Ia tidak menjanjikan apa pun saat perbincangan akrab yang terjadi hingga ia mengantar Deby ke rumah kontrakannnya selama  mutasi di kota Malang. Padahal keinginan  Deby, keduanya akan semakin mesra dengan bertugas di dinas yang sama. Tapi kelihatan bahwa Bisma  semakin menjauh darinya. Ia tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

....

Bisma tidak membiarkan Deby yang mencoba menggandeng tangannya. Ia berusaha menjaga jarak agar tidak terlalu rapat. Beberapa mata memandang keduanya dengan kagum. Bagaimana tidak  Bisma  yang menggunakan kaos yang ditutupi dengan jas semi formal ditambah Deby yang menggunakan gamis branded membuat keduanya seperti  pasangan ideal.

Dalam hati Deby merasa bangga dan puas. Ia yakin, Bisma tidak akan menolak keinginnya. Bayangan keduanya duduk di mahligai pernikahan tergambar indah di pelupuk matanya.

“Pak Bisma .... “ suara bariton membuat Bisma menghentikan langkah.

Ia mencari arah suara.  Hilman yang berpenampilan santai dengan kemeja branded yang menutupi tubuh kekarnya berjalan menghampiri.

Bisma tersenyum menanggapi wajah ramah yang ditampilkan Hilman. Keduanya segera bersalaman.

Deby menghampiri keduanya dengan wajah sumringah. Ia pernah berusaha mendekati pengusaha lajang itu, tapi ternyata Hilman bukanlah pria kebanyakan yang mudah terbuai dengan pesona seorang Deby.

“Makan malam romantis ya .... “ Hilman berkata santai sambil melihat Deby sekilas.

Bukannya ia tidak tau sepak terjang Deby di kalangan pengusaha dan pejabat kota Malang dan Surabaya, walau pun baru beberapa kali bertemu.

“Makan malam biasa, tidak ada yang istimewa,” potong Bisma cepat, “Pak Hilman sendiri?”

Senyum manis yang bertengger di wajah Deby langsung ciut mendengar jawaban Bisma.

“Semoga saja dengan makan malam ini membawa hasil yang baik,” senyum tak hilang dari wajah Hilman.

“Wah, berarti ada sesuatu yang dirayakan,” Bisma sedikit kepo dengan ucapan Hilman.

“Kedua orangtua saya ingin bertemu dan berkenalan dengan Ale. Apalagi kedekatan kami sudah lama. Alhamdulillah, malam ini ia tidak menolak dan bersedia menerima undangan makan malam  yang sudah sejak lama saya rencanakan,” senyum sumringah semakin terulas di wajah Hilman.

Wajah Bisma kembali menegang dengan raut memerah menahan luapan emosi yang secara perlahan membuat aliran darahnya meningkat.

“Saya sengaja meninggalkan mereka biar berbincang dengan santai. Saya ingin memberi waktu pada Ale agar memikirkan semua niat baik saya. Orang tua sudah memberikan lampu hijau sejak lama. Semoga saja dengan pertemuan ini Ale bisa mempertimbangkan semuanya ....”

“Astaghfirullah .... “ batin Bisma terkejut mendengar ucapan Hilman.

Wajah ramah yang tadi ia tunjukkan langsung sirna. Tangannya mengepal. Kenapa ia mudah terjebak dengan Deby disaat hatinya sudah yakin untuk kembali bersama Ajeng, bahkan  disaat ia belum berjuang hatinya goyah akan perempuan yang ia tau pasti sangat mengharapkan dirinya..

Dan  kini ia dihadapkan dengan kenyataan bahwa Hilman selangkah lebih maju. Ajeng telah dipertemukan dengan kedua orangtuanya setelah sekian lama kedekatan mereka.

Apakah ini berarti Ajeng sudah siap membuka hati dan memulai hidup baru tanpa melibatkan ia di dalamnya?

“Tidak bisa dibiarkan,” Bisma terus mengecam dalam hatinya.

Rasa lapar yang sengaja ia tahan karena ingin menuruti keinginan Deby makan di tempat mahal langsung lenyap seketika.

“Permisi pak Bisma,” suara ramah  Hilman kembali memutus pikirannya  saat akan berpamitan, “Sudah setengah jam juga saya meninggalkan Ale dan kedua orang tua. Doakan ya .... “

Bisma mengangguk kaku menatap kepergian Hilman dari pandangannya. Dengan enggan ia menuju meja kosong yang ada dalam resto yang cukup ramai malam itu.

“Mas, ruang VIP aja yuk ... “ kembali Deby merengek manja padanya.

1
Sukaesih Esih
cerita bagus menginspirasi
Fani Indriyani
Wow Siska selamat bermain ma Gandi ya,tak ada Bisma,Gandi pun okelah wkwkk
Fani Indriyani
Ya sdhlah Ajeng mending menjauh dari keluarga mantan apalagi kamu menolak rujuk,kalo mereka kangen ma Lala ya bawa aja anaknya ga ush kamu ikut juga
Fani Indriyani
Makanya kalo mau berbuat sesuatu harus dipikir matang2 Bisma,skr menyesalpun ga ada guna,perempuan kalo udh pernah disakiti susah bt melupakannya,apalagi Ajeng skr udh nyaman dgn kesendiriannya
Fani Indriyani
Sudahlah Bosma biar Ajeng sendiri dulu,mungkin ini yg terbaik buat kalian,raih kebahagiaan kalian masing2,kalo dgn hidup sendiri bikin Ajeng bahagia ya sdh jgn dipaksa,masalah Lala toh kalian bs memberi kasih sayang tanpa harus menikah lagi
Rismawati Damhoeri
kenapa nggak di bikin tobat siskanya thor?
Fani Indriyani
Bisma ma Hilman tuh laki2 lemah yg beralasan "kasihan" hingga tdk bisa bertindak tegas,duh aku nunggu si Ibnu nongol nih soalnya berkas perceraian kan masih ma dia kan?kalo emang Bisma mau rujuk ma Ajeng sok atuh bs ga tegas ma Siska,greget aku ma Siska dan papanya
Assyfa Purti
Luar biasa
Fani Indriyani
Kayanya Ajeng bakal balik ma Bisma deh apalagi berkas perceraian ada dtangan Ibnu kan yg mungkin saja ga akan diurus ma Ibnu
Fani Indriyani
Laki2 kalo udh mengatasnamakan "kasihan" ya susah....bagus Ajeng dan Hilman blm menikah jd Ajeng ga terlalu sakit lagi
Khairul Azam
ya itulah klo pernah berselingkuh dianya yg klabakan sendiri
Fani Indriyani
Ya sdh mending sendiri aja Jeng ngurus Lala,ga ush mikirin cinta lagi,kamu perempuan kuat,mandiri pasti kamu bisa
Fani Indriyani
Waduh knp lagi dgn Hilman,jgn bilang tar ketemu masa lalu dan melupakan Ajeng
Khairul Azam
bisma takut karna dia pernah selingkuh
Fani Indriyani
Memang kurang ajar si Bisma mulutnya lemes ga pantes banget bilang istrinya ndeso ,matre... bener tuh cocok banget ma Dwby,semoga mereka berjodoh ya
Fani Indriyani
Bisma nyerah deh,kasian Ajeng juga..biarlah dia bahagia dan dicintai oleh Hilman..resmikan segera perceraian kalian
Fani Indriyani
Dimas awas aja kamu bantu Bisma buat rujuk,ga kasian apa liat mbakmu yg dulu tiap malem menangis karna Bisma...biarlah mbakmu bahagia dgn Hilman
Fani Indriyani
Selamat menikmati sakitnya merindukan seseorang yg ga mungkin bs digapai Bisma,begitulah yg dulu pernah dirasakan Ajeng
Khairul Azam
jujur aku kurang puas dgn jawaban ajeng disetiap dia direndahkan. baik boleh sopan boleh tp ketika kita direndahkan jgn sampai kita diam
Fani Indriyani
Lah selama ini kamu kemana aja,bukannya kamu yg menjaga jarak dgn Ajeng ya jd wajar kalo skr pun Ajeng begitu,dia ga nyaman ma kamu Bisma
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!