Aku Dan Maduku

Sang pengacara menghela nafas, kliennya ini ternyata terlalu baik dan ternyata orang-orang yang memanfaatkan dirinya orang yang sangat rakus dan tamak akan harta.

"Kita bisa telusuri aliran kartu kredit yang digunakan mereka selama ini, saya yakin mereka bukan orang sebodoh itu untuk tidak memanfaatkan kartu kredit yang Anda berikan yang untuk membeli aset".

"Aku akan menyuruh Kayya melakukannya pengacara, dia direktur sementara dan semua kartu kredit itu dibayarkan langsung oleh perusahaan".

Hana menatap sendu pengacara itu, ternyata dia menjadi orang yang paling bodoh dan gampang sekali dimanfaatkan oleh mereka, padahal dia menyayangi dan mencinta mereka sepenuh hatinya.

"Mencintai boleh bu, tapi kita harus tetap memperhitungkan segalanya, ibu tahu sendiri bahkan orang yang paling kita sayangi bisa menusuk kita dari belakang". Ucapnya dengan penuh peringatan.

Hana hanya mengangguk pelan sambil membenarkan apa yang dikatakan oleh ibu dihadapannya itu

"Aku akan segera mengabari ibu jika berkasnya dan semuanya sudah selesai, terus bagaimana saya membawa surat panggilan pengadilan untuk tuan Arman setelah ini?". Tanyanya karena dia belum mengetahui

"Dia ada dipenjara Bu, dia dilaporkan oleh Andre dengan perbuatan kekerasan dan penganiayaan, mungkin ibu bisa memberikannya pada petugas disana ". Ucap nya pelan.

"Iya baiklah, aku akan suruh pengadilan membawanya kesana, dia bisa ikut sidang atau tidak itu tergantung dari pihak penjara".

"Kalau begitu saya permisi, nanti saya kabari lagi".

Hana hanya menghela nafasnya kasar, permasalahannya dengan keluarga Arman akan selesai setelah persidangan, dia tidak akan tinggal diam setelah apa yang dilakukannya padanya saat itu, bukti kekerasannya pun sudah dia kantongi dan itu menjadi bukti kuat untuknya di pengadilan.

"Aku tidak akan menjadi orang bodoh lagi setelah semua yang kalian lakukan".

Sedangkan Kayya yang berada di kantor kini duduk termenung, dia tahu jika dia sudah menikah dengan Arman tetapi dia bukan Kayya yang asli dan namanya pun berbeda, pernikahan itu tidak sah dan tidak bisa dijadikan pernikahan sesungguhnya.

"Syukurlah aku jika aku bisa langsung saja terbebas dari segalanya, aku bukan Kayya tapi Rumaisha, jadi pernikahanku dengan Arman itu tidak sah sama sekali".

"Bagaimana ini, aku tidak mau berhubungan dengan Andre setelah ini, belum juga kami dekat sebagai pasangan banyak sekali orang yang membicarakan kami saat ini".

Beberapa hari setelah itu Arman mendapatkan panggilan dari pengadilan tentang gugatan perceraian yang diajukan oleh Hana, dia melempar berkas itu dengan kasar.

"Apa-apaan ini, bukankah Hana itu sekarang sudah gila, terus kenapa ini bisa terjadi". Ucapnya dengan frustasi.

Dia Tidak menyangka Hana bergerak cepat seperti ini saat dia berada didalam penjara.

"Aku harus bicara dengan Kayya tentang masalah ini, ini tidak bisa dibiarkan".

Belum juga dia beranjak dari tempat duduknya, tenyata Kayya datang kesana untuk menjenguknya bersama pengacara.

"Akhirnya dia datang juga, ternyata dia tahu kalau aku pasti akan mencarinya.

"Apa yang terjadi sebenarnya Kayya?, kenapa Hana bisa melakukan hal ini ?". Hardiknya Dnegan kasar.

"Aku yang membantunya". Ucapnya dengan pelan.

Mata Arman membulat, bahkan nyaris melompat dari tempatnya mendengar perkataan istrinya itu.

"Kamu membantunya??". Tanyanya mengulang kembali.

"Iya, kamu tidak salah dengar apa yang aku katakan, aku memang membantunya menggugat cerai dan bahkan mengembalikan semua aset yang kamu ambil darinya". Ucapnya dengan tenang.

Mata Arman melotot, tangannya mengepal dan wajahnya memerah penuh amarah.

"Apa maksudmu Kayya, jangan bilang kamu membantunya karena ingin menarik simpati dari Hana??". Geramnya dengan penuh emosi.

"Tidak juga, itu artinya kamu tidak benar-benar mengenal siapa Hana sebenarnya dan apa hubungannya dengan perempuan bernama dokter Rukayyah yaitu aku". Senyum sinis dia berikan kepada Arman melihat lelaki itu terperanjat kaget mendengarnya.

"Maksud mu??". Dia sangat siap untuk menerjang Kayya setelah ini.

"Aku adalah adik angkat dari seorang Raihana, dan aku tidak hanya memiliki gelar seorang sarjana ekonomi tapi aku seorang dokter spesialis yang memiliki rumah sakit terbesar di kota ini". Ucap Kayya dengan dingin.

"Itu tidak mungkin". Teriak Arman menggebrak meja kunjungan dan akan menyerang Kayya tapi tangannya di tangkap baik olehnya dan dipelintir keras.

"Akh..lepaskan perempuan sialan". Hardiknya kesakitan.

Dia tidak menyangka jika Kayya bisa melakukan semua ini padanya padahal dia begitu mencintai dirinya dan mempercayai segala yang dia katakan tapi ternyata semua itu adalah jebakan darinya untuk menyingkirkan dia dari kehidupan Hana selamanya.

"Dengar Arman, kamu pikir aku akan sudi bersama dengan laki-laki penjahat seperti mu, aku sudah lama mengamati kelakuanmu dalam memperlakukan kakakku selama ini dan kamu pikir aku akan diam saja?".

"Kakakmu?". Cicitnya pelan.

"Iya Hana adalah kakak angkatku, kami dibesarkan bersama sejak kami kecil, aku tidak bersamanya karena aku mengurus rumah sakit dan mendapatkan spesialis doktor dan setelah pulang malah mendapatkan kenyataan jika kau dan keluargamu yang biadab itu membuat kakakku cacat dan menderita".

Kayya mendorong kuat tubuh Arman sehingga kepalanya terbentur tembok dengan sangat keras.

"Jadi selama ini kamu membohongiku?". Teriaknya dengan tangisan.

Rasanya sangat sakit setelah tahu dirinya dikhianati sedemikian rupa oleh orang yang begitu dicintainya.

"Bagaimana rasanya?, sakit?, terluka?". Kayya terkekeh pelan dan mengejek Arman.

"Itulah yang dirasakan kakakku saat kau mengkhianati kepercayaan dan ketulusan cintanya, bahkan dia memberikan dirimu segalanya tanpa memandang siapa kamu, tapi balasannya adalah kau mengkhianati dan merampas segala yang dia miliki". Kayya menggelengkan kepalanya menatap tajam Arman Dengan penuh dendam.

"Aku". cicitnya pelan

Perkataan Kayya barusan menampar dirinya dengan sangat keras, benar yang dikatakan Kayya ini balasan yang dia terima setelah ketulusan cinta Hana dia balas dengan cara seperti ini.

"Kamu beruntung aku tidak menembak kepalamu ditempat saat tahu apa yang kau lakukan, aku hanya ingin mengembalikan semua yang kamu ambil dari Hana jadi itu impas".

"Apa maksudmu??, itu tidak mungkin kembali, itu sudah menjadi milikku, kamu terlambat Kayya". Ucapnya dengan tawa menyakitkan.

Dia tidak menyangka jika akan terjadi seperti ini dalam hidupnya.

Kayya malah tertawa pelan melihat Arman yang seakan mengejeknya

"Kamu salah kalau kamu berpikir semua yang kamu ambil itu masih menjadi milikmu, semua itu sudah kembali kepada pemiliknya dan aku yang melakukannya sendiri tentu saja setelah mendapatkan tandatangan mu".

Mata Arman memerah penuh amarah, dia berdiri dan kembali menyerang Kayya tapi lagi-lagi dia tidak bisa melakukannya karena Kayya kembali menangkap tangannya dan membantingnya kelantai dengan keras.

"Kau bukan lawanku untuk bertarung Arman, kau tidak mengenalku dengan baik, aku bahkan bisa mematahkan tubuhmu sekarang juga jika aku mau".

"Perempuan sialan, kamu akan membayar semua ini". Teriaknya dengan murka