NovelToon NovelToon
SUAMIKU DI RANJANG SAHABATKU

SUAMIKU DI RANJANG SAHABATKU

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Pelakor / Penyesalan Suami / Pelakor jahat
Popularitas:63.2k
Nilai: 5
Nama Author: Rizki Gustiasari

Aku mengenalnya sejak kuliah. Kami bertiga—aku, dia, dan sahabatku—selalu bersama.
Aku pikir, setelah menikah dengannya, segalanya akan indah.
Tapi yang tak pernah kuduga, luka terdalamku justru datang dari dua orang yang paling kucintai: suamiku... dan sahabatku sendiri.

Ketika rahasia perselingkuhan itu terbongkar, aku dihadapkan pada kenyataan yang lebih menyakitkan—bahwa aku sedang mengandung anaknya.

Antara bertahan demi anak, atau pergi membawa kehormatan yang tersisa.

Ini bukan kisah cinta. Ini kisah tentang dikhianati, bangkit, dan mencintai diri sendiri...

"Suamiku di Ranjang Sahabatku" — Luka yang datang dari rumah sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rizki Gustiasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tanya yang tertunda..

Malam kian larut, tetapi kesibukan di ruang tamu kontrakan Nayla belum juga mereda. Berkas-berkas sidang berserakan di atas meja kecil, sebagian masih terbuka, sebagian lainnya ditandai stabilo. Nayla duduk bersila di atas karpet, sementara Aldi duduk menyandar di sofa tua dengan laptop terbuka di pangkuannya. Keduanya terlihat fokus, tapi ada keheningan tipis yang menggantung di antara mereka—bukan karena tidak ada yang ingin dibicarakan, tapi karena ada sesuatu yang belum berani diucapkan.

Aldi meletakkan laptopnya ke meja, lalu menatap Nayla beberapa saat. Ia mengamati wajah itu—lelah, tapi tetap tegar. Mata yang berkali-kali menghindar darinya, seolah menyembunyikan sesuatu yang lebih dari sekadar tekanan sidang.

"Nay," panggil Aldi pelan, suaranya nyaris berbisik.

"Hmm?" Nayla masih menunduk, menyamakan posisi berkasnya dengan file di ponsel.

"Boleh tanya sesuatu yang... agak pribadi?"

Nayla mengangkat wajahnya pelan. "Tanya saja, Di. Aku nggak janji bisa jawab semuanya, tapi aku nggak akan marah."

Aldi menarik napas. Matanya tak lepas dari pandangan Nayla, dan dengan nada hati-hati, ia bertanya,

“Berapa usia kandunganmu sekarang, Nay?”

Pertanyaan itu jatuh seperti batu ke permukaan air yang tenang. Hening. Nayla terdiam, tidak langsung menjawab. Matanya sempat berkedip cepat, dan Aldi menangkap gerakan tangannya yang tiba-tiba mengusap perutnya perlahan—hampir tanpa sadar.

“Empat bulan jalan lima,” jawab Nayla akhirnya, suaranya pelan, seolah takut jika berkata lebih keras, bayi itu bisa mendengar dan merasakan luka hatinya.

Aldi mengangguk pelan. “Aku tahu ini bukan urusanku, Nay. Tapi aku perlu tahu. Karena kalau nanti pertanyaan ini muncul di sidang, aku harus bisa berdiri membelamu tanpa membuatmu terlihat rapuh.”

Nayla tersenyum kecil. Senyum lelah yang tidak sepenuhnya bahagia.

“Terima kasih karena kamu anggap itu penting.”

Aldi duduk lebih tegak. “Itu penting. Karena kamu penting. Dan bayi itu pun penting. Kamu mungkin menganggap aku cuma pengacaramu, tapi selama kita kerja bareng, aku belajar satu hal…”

“Apa?” Nayla menatapnya langsung.

“Kamu bukan perempuan biasa. Kamu perempuan yang dipaksa memilih waras di tengah luka. Aku tahu kamu nggak minta dikasihani, tapi setidaknya, kamu butuh dilihat sebagai manusia yang masih layak dihargai.”

Nayla mengalihkan pandangan, matanya mulai berkaca.

“Malam ini, aku cuma pengin kamu tahu… apa pun hasil sidang besok, kamu nggak sendiri.”

Keduanya terdiam beberapa saat. Hanya suara kipas tua yang berputar lambat di langit-langit.

Aldi kemudian berdiri dan berjalan ke dapur. Tak lama, ia kembali dengan dua gelas teh hangat. Sambil menyerahkan satu pada Nayla, ia berkata dengan nada setengah bercanda, “Ini, racikan teh dari calon ayah—eh, maksudku… calon paman yang perhatian.”

Nayla terkekeh pelan, meski matanya masih sembap.

“Garing banget sih kamu, Di.”

“Biarin. Kalau kamu ketawa, berarti jokes-ku berhasil.” Aldi duduk kembali. “Tadi aku lihat kamu kayak orang kehilangan semangat. Padahal kamu masih punya nyawa yang ikut hidup di rahimmu. Kamu harus tetap waras, Nay. Kalau bukan buat dirimu, setidaknya untuk dia.”

Tangan Nayla kembali menyentuh perutnya. Kali ini lebih dalam, seperti berusaha mengingatkan diri bahwa ada kehidupan yang tumbuh dalam dirinya. Kehidupan yang harus diselamatkan, dijaga, dan diberi cinta.

“Aku takut, Di…”

“Aku tahu. Tapi kamu nggak boleh kalah sama rasa takut.”

“Kadang aku mikir… aku ini egois, ya? Milih pisah pas lagi hamil. Bikin anakku lahir tanpa ayah…”

Aldi menatapnya serius. “Kamu nggak egois. Kamu cuma berani bilang cukup, ketika terus bertahan cuma bikin kamu terluka. Anakmu nggak butuh keluarga utuh kalau isinya saling menyakiti. Anakmu butuh ibunya tetap waras dan hidup sepenuh hati.”

Diam-diam, air mata menetes dari ujung mata Nayla. Ia tak menyekanya. Ia hanya membiarkannya mengalir pelan.

“Aku pengin jadi ibu yang kuat, Di. Tapi aku nggak tahu caranya.”

Aldi tersenyum tipis. “Kamu udah jadi ibu yang kuat, Nay. Lihat kamu sekarang. Masih berdiri, masih melawan, meski seluruh dunia seperti nyalahin kamu. Kamu nggak lari. Itu kekuatan yang nggak semua orang punya.”

Nayla menatap Aldi lama. Ada kekaguman yang tak terucap, ada rasa terima kasih yang tak tahu bagaimana disampaikan.

“Aldi…”

“Hmm?”

“Terima kasih, ya. Udah ada di sini. Udah dengerin aku. Udah nggak bikin aku merasa sendirian.”

Aldi hanya mengangguk, lalu meneguk tehnya pelan.

“Besok kita hadapi sidang lanjutan,” katanya kemudian. “Aku udah siap. Dan kamu juga akan siap. Kita nggak akan membela dengan air mata, tapi dengan bukti dan keberanian. Aku nggak janji bisa menangin semuanya, tapi aku janji satu hal…”

“Apa itu?” tanya Nayla lirih.

“Aku akan berdiri di sampingmu sampai semua ini selesai. Karena kamu layak mendapatkan akhir yang lebih baik.”

Malam itu, meski dunia Nayla belum sepenuhnya pulih, ia tahu bahwa ada satu hal yang membuatnya sedikit lebih tenang: kehadiran seseorang yang tak hanya mengerti hukum, tapi juga memahami luka.

Dan di tengah segala kekacauan hidupnya, itu sudah lebih dari cukup.

1
Tini Uje
ceritaa nya muter disitu2 aja thor..
Pemimpi: waah iya kak. sepertinya author lg stuck nih. kalo punya ide dan saran, feel free buat sharing yaa.. aku seneng banget baca pendapat pembaca. terimakasih masukannya ya kak /Smile/
total 1 replies
imel
Aneh... sakit ni orang
Nana Geulise
ceritanya muter2 itu lagi itu lagi.bikin pusing🤕🤕🤕...kaya stag di tania...
Pemimpi: Thanks kritiknya 😅
Tania emang dibuat kontroversial biar cerita cinta segitiganya lebih seru, kak.
semoga bab bab selanjutnya tetap bisa bikin penasaran 🙂‍↕️
total 1 replies
Neng Saripah
udah sih rak,cerein aja itu c tania
orang udah ketahuan juga belangnya gimana
Rizky Sandy
mudahwan Naila dpt laki2 yg baik ya,,,,
Lee Mbaa Young
Enak kan,,, karmanya... karma tak Semanis kurma.
imel
Abaaang.. menyesal itu belakangan.. kalo di depan namanya pre order
Lee Mbaa Young
Enak kan karma nya... cih pelakor dan laki pezina kok mau hidup bhgia. mimpi mu terlalu tinggi.
Rizky Sandy
laki2 SM saja,,, g ush berharap nay,,,,
Rizky Sandy
mudah2an Naila ketemu SM laki2 yg baik,,, asal jgn SM Aldi,,,
Rizky Sandy
berarti Aldi g baik ketemu SM istri orang diam2,,, mudah2 Aldi dan naiyla g berjodoh,,,,
Rizky Sandy
nyumpahin anak yg bpknya dia ambil,,,, aneh
imel
udah bagus di rumah sakit jiwa malah pulang
alhamdulillah, sidang selesai.. tinggal tunggu sertifikat janda nya jadi🤭
Luar biasa
ooeeyy mak lampir.. ku kasih tau ya, klo rumah tangga dgn laki hasil rampasan dari bini orang, jangankan samawa, bau surga juga ga akan ada dlm rumah tangga itu sendiri.. panaass mulu, serasa di neraka🤭
laaahhh mak lampiirrr.. ada juga readers yg eneg sama loooo😒
ga usah di tangisin nay, calon mantan n mantan sahabat modelan mereka mah, hempaskan aja 😒
Ambo Nai
pelakor gak tau malu,hanya demi hidup enak mau menyakiti wanita lain.raka harus tau istri pilihannya tak lebih dari wanita murahan.
Lee Mbaa Young
Aldi hrse lngsung screenshot kirim ke raka beres kl km bener teges.
nyatane km ttp diam gk bilang ke raka. cm ancam ancam cabe.
Wes ilfil ma aldi teges cm mulut tok alias omon omon. kayak janji wakil rakyat.
hrse lngsung tindakan screenshot kirim ke raka br josss. br laki.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!