NovelToon NovelToon
My Beloved Presdir

My Beloved Presdir

Status: tamat
Genre:Romantis / Contest / Tamat
Popularitas:70.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: Poel Story27

Kesedihan Rara mencapai puncak hanya dalam waktu satu hari.

Setelah orang tuanya batal menghadiri acara wisudanya, Rara malah mendapati kekasihnya berselingkuh dengan sepupunya sendiri.

Rara mendapati kenyataan yang lebih buruk saat ia pulang ke tanah air.

Sanggupkah Rara menghadapi semua cobaan ini?

Ig : Poel_Story27

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Poel Story27, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kami Juga Bisa

Paradise Fashion.

"Yuk pulang Lun!" ajak Rara, saat ini hari sudah mendekati petang.

"Bentar ... aku beresin dulu, mau aku bawa pulang soalnya," sahut Luna. Lalu mengemasi barang-barangnya.

Rara mendesah berat. "Masih ada hari esok Lun! Ngapain setiap hari bawa kerjaan pulang!"

"Tapi ini urgent banget, Ra! Waktunya cuma sekitar 3-bulan lagi," sahut Luna.

Rara menggeleng sahabatnya itu seperti tak kenal lelah. Saat ini Luna tengah serius menyelesaikan mega karyanya. Luna sedang mendesain sebuah tas yang ia beri nama Blue Light Diamond.

Rencananya tas ini hanya akan dibuat sebanyak 12-biji saja. Paradise Fashion bahkan sudah mengimpor kulit buaya asli sebagai bahan utama, tas ini akan diberi hiasan 777-taburan berlian biru dengan kadar 10 karat. Luna juga mendesain pengunci dan tali tas tersebut dari emas putih dengan kadar 18-karat.

Tas yang sangat mewah dan limited edition. Luna sangat antusias dengan proyeknya kali ini, ia menargetkan tas ini bisa ikut pameran fashion di Paris 3-bulan lagi.

"Tok ... Tokk!" Suara ketukan pintu.

"Masuk!" sahut Rara.

Wina masuk ke dalam ruangan, ia memperlihatkan e-mail di laptopnya kepada Rara.

"Saya mendapat e-mail dari Nyonya Riri, dia adalah general manager Fashion Glorie. Mereka ingin mengajukan kerja sama dengan kita Nona!" jelas Wina antusias.

"Fashion Glorie? Bukankah itu brand fashion raksasa milik kelurga Richard?" celutuk Luna dari meja kerjanya.

"Iya, benar!" jawab Rara sambil terus membaca isi e-mail tersebut dengan teliti.

Luna menghampari Rara dengan wajah yang sangat antusias.

"Ini peluang yang sangat besar, Ra! Perusahan mereka sudah lama mendominasi pasar internasional. Jika kita bekerja sama dengan mereka, Paradise Fashion akan cepat mendapatkan tempat di pasar internasional!" seru Luna.

Rara hanya terdiam, ia tidak menyahuti Luna, Rara terus membaca isi e-mail itu sampai selesai.

"Apa isi perjanjian kerja samanya tidak menguntungkan kita?" tanya Luna. Karena Rara tidak menyahuti ucapannya tadi.

Rara menggeleng. "Tidak ... bahkan isinya sangat menguntungkan kita, tapi yang membuatku heran! Mengapa mereka tiba-tiba ingin bekerja sama dengan kita?"

"Berpikir positif, Ra! Wajar mereka melirik kita, karena brand kita sedang maju pesat dalam beberapa tahun ini. Atau bisa jadi karena kamu baru saja membantu Sean Richard itu," ujar Luna.

"Baiklah! Kita ambil peluang ini. Kapan mereka ingin bertemu dengan kita?" tanya Rara pada sekretarisnya.

"Malam ini, Nona! Jam delapan, di restoran japan sushi!" jawab Wina.

"Aku percayakan urusan ini padamu Win! Handle pertemuan dengan mereka!" perintah Rara.

"Baik Nona! Kalau begitu saya pamit." Wina berlalu meninggalkan ruangan bossnya.

Luna telah selesai mengemasi alat-alat kerja yang akan dibawa ke apartemen, Setelah itu mereka pun bergerak pulang.

***

Sean dan Vita pergi ke bandara untuk menjemput orang tua Vita, pesawat yang ditumpangi orang tua Vita sudah landing di Jakarta.

Mata Vita menangkap sosok mamanya, di tenga-tengah kerumunan penumpang yang baru saja datang.

"Itu mama dan papaku!" ujar Vita, ia mengajak Sean menghampiri orang tuanya.

Maya tersenyum melihat Sean, Vita sudah mengabarinya bahwa calon menantunya itu adalah anak bungsu dari keluarga Richard.

"Ini Sean, Ma! Calon menantu Mama!" seru Vita.

"Selamat sore Om, Tante!" sapa terlebih dahulu.

Dion menganggukkan kepalanya, sedangkan Maya tersenyum lebar. "Panggil mama saja, bukankah sebentar lagi kita akan menjadi keluarga!"

"Baiklah! Mama!" sahut Sean.

Maya tersenyum senang, mereka segera berajak meninggalkan bandara. Sean melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

"Jadi kapan kau akan mengenalkan orang tuamu pada kami Sean?" tanya Maya.

"Secepatnya Ma! Karena Mama dan Papa sudah di sini, maka aku akan mengajak orang tuaku untuk melakukan pertemuan keluarga kita besok malam! Kami ingin segera meresmikan hubungan ini, Ma!" jawab Sean tanpa ada keraguan.

"Bagus! Pernikahan adalah sesuatu yang baik, jadi lebih cepat bagus!" seru Maya sambil tersenyum puas.

Maya mencondongkan tubuh mendekati putrinya. "Kau pintar memilih calon suami Sayang!" bisiknya.

"Seperti yang Mama ajarkan!" balas Vita sambil tersenyum licik.

Tanpa terasa mobil yang dikendarai Sean sudah tiba di apartemen Vita. Sean segera berpamitan untuk pulang ke mansionnya, ia ingin segera mengabari kedatangan orang tua Vita kepada orang tuanya.

Kini Sean sudah di perjalan menuju mansionnya.

"Aku tinggal memberi tahu ibu bahwa Vita sudah memaafkanku, dan besok malam adalah acara temu besan, lalu dilanjutkan acara lamaran secepatnya," gumam Sean penuh semangat.

Sean menginjak pedal gas dalam-dalam, hingga mobilnya melaju dengan cepat. Kini ia sudah tiba di mansionya.

Sean segera menuju kamarnya, ia membersihkan diri. Sean sudah tidak sabar untuk bertemu orang tuanya, dia akan membahas hubungannya dengan Vita saat selesai makan malam nanti.

Sean keluar dari kamarnya untuk makan malam. Kedua orang tuanya sudah menunggu di ruang makan.

"Sean! Ayah dan ibu sudah memutuskan, kami merestui hubunganmu dengan Rara!" ujar Lidya, tepat di saat Sean hendak menelan makanan dalam mulutnya.

"Uhuk ... uhuk!" Sean langsung tersedak makanannya.

Lidya menatap geli ke arah Sean, ia sekuat hati menahan tawanya, Lidya memang sengaja menanti momen ini, ia ingin balas mengerjai anaknya itu.

"Pelan-pelan Sayang! Apa kau terlalu bahagia mendengar kabar ini? Sampai tersedak seperti itu!" ujar Lidya pura-pura khawatir.

"I-iya, Bu! Tentu saja aku bahagia, tapi apa yang membuat Ayah dan Ibu berubah pikiran?" tanya Sean dengan suara tergagap.

"Kami hanya ingin menuruti keinginanmu, Nak! Bukankah kau sangat mencintainya," ujar Lidya dengan mata yang terus fokus melihat reaksi Sean.

Sean menghela napas berat, pikirannya tak karuan mendengar perkataan ibunya. Raut wajah Sean memucat karena cemas.

"Aku memang sangat mencintainya, Bu!" jawab Sean, lalu mengalihkan pandangan pada Brian. "Tapi Rara adalah seorang janda. Apa Ayah tidak keberatan dengan Statusnya itu?"

Brian tersenyum tipis. "Kami mengalah demi kebahagianmu, Nak!"

'Sial ... mengapa bisa seperti ini! Apa yang terjadi dengan pikiran ayah dan ibu? Orang tua Vita sudah di sini, mengapa keadaannya bisa berantakan seperti ini?' geram Sean dalam hati.

'Lihatlah wajah pucatmu itu Sayang! Kau pikir dirimu saja yang bisa bersandiwara,' cibir Lidya dalam hati.

"Dan besok ayah dan ibumu akan melamar Rara untukmu," imbuh Brian.

"Be-besok! Mengapa buru-buru sekali Ayah? Harusnya Ayah mempersiapkan semuanya terlebih dahulu." Sean semakin tergagap, bahkan makanan yang ada di piringnya bisa dikatakan masih utuh. Sean merasa makanan itu seperti berduri saat melewati tenggorokannya.

"Jef bisa mengatur semuanya dengan cepat," sahut Brian.

Sean mendelik, dadanya terasa sesak seperti baru saja meminum racun. "Ba-baiklah Ayah! Aku ke kamar duluan,"

"Tapi kau belum menghabiskan makananmu," seru Lidya.

"Aku sudah kenyang, Bu! Aku tidak sabar agar hari cepat berganti, karena besok Ayah dan Ibu akan melamar wanita yang aku cintai, jadi aku ingin cepat tidur dan bermimpi indah," kilah Sean.

Sean berjalan menuju kamarnya dengan perasaan berkecamuk, kepalanya serasa ingin pecah karena berpikir. Tak ada angin tak ada hujan, tapi keadaan tiba-tiba berubah 180-derajat.

"Aarrgghh ...." Sean mengusap Rambutnya dengan kasar. Lalu meninju headboard ranjangnya dengan keras.

"Wanita sialan itu! Apa yang sudah dia lakukan pada orang tuaku, aku harus menemuinya besok dan memberinya pelajaran keras," geram Sean.

Bersambung.

Jangan lupa like Vote dan komen ya!

1
dikmilss
Baru baca karya sebagus ini di tahun 2025/Sob/
Arida Susida
Luar biasa
himawatidewi satyawira
gaya kodok nyungsep hbs ditendang dr menara sutet bisa vit?
Latifatul Ainiyah
bukannya Rara di indo, seannya di Milan ya kalau pun urusan kerjaan kok keluarga nya jg di indo
rosalia puspita
Luar biasa
Maizuki Bintang
bgs
Queenchaca
Binggung sean kan yg awal dulu di club deketin rara dia masih sadar belum mabok masa sampe ngga inget sama sekali ke rara paling ngga wangi tubuh nya gitu ah pusing sendiri
Racan Ok
lanjut thort
Sanjaria Abubakar
jijik Thor sama sen cari cowok yang baik untuk rara
Sanjaria Abubakar
cocok Vita sama sen sama-sama setan
Deistya Nur
keren
Gina Savitri
Mungkin rara dan gerry satu sekolah sama julie juga dulunya 🤔
Ilham Risa: Hai kK, mampir yuk kak ke novel aku "Pembalasan Sang Narapidana" makasih kak🥰
total 1 replies
Gina Savitri
Mana mungkin vita menyesal hatinya udah di penuhi dendam, baru ketangkep kemarin aja mulut beracun nya maki2 anak buah papa brian
fancha
Luar biasa
minah
bagusss
mvraaa
bagu
Oktavia
cerita orang kaya bodoh ini. punya otak ga guna….. tipe kayak gini jd pemimpin….
Oktavia
aneh ya…. sdh pernah tidur bareng tpi ga kenal wajah.
Dewi Bayuningsih
bagua
Racan Ok
lanjut thort
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!