NovelToon NovelToon
Bahagia Untuk Kanaya

Bahagia Untuk Kanaya

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen Angst / Mengubah Takdir / Keluarga
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Jeju Oranye

Kisah seorang gadis bernama Kanaya, yang baru mengetahui jika dirinya bukanlah anak kandung di keluarga nya saat umurnya yang ke- 13 tahun, kehadiran Aria-- sang anak kandung telah memporak-porandakan segalanya yang ia anggap rumah. Bisakah ia mendapatkan kebahagiaannya kembali?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jeju Oranye, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BUK 02 - Dijemput paksa

Mati- matian Kanaya menahan rasa sesak di dada. Laki-laki di depannya ini dulunya adalah sosok kakak yang paling dia kagumi, yang paling bisa membuat nya nyaman saat di dekatnya, tapi lihat lah sekarang, mereka seperti dua orang asing yang baru pertama kali bertemu.

Kanaya membuang napas dengan kasar, ia menampilkan ekspresi datarnya hanya agar pria itu bisa tahu jika selama ini ia baik- baik saja, meski tiga tahun ia telah mengalami ketidakadilan dan penderitaan yang tak bisa di jelaskan.

Ada apa kamu kemari? " itulah yang pertama kali keluar dari mulut nya.

Wajah Areksa seketika berubah saat mendengar nada bicara Kanaya juga tatapan yang tertuju untuk nya dari gadis itu.

Areksa yang awalnya ingin menunjukkan perhatian, tetapi akhirnya kata- kata itu tertahan saat mendengar nada bicara Kanaya dan ekspresi yang di tunjukkan untuk nya.

Setelah beberapa saat,Areksa baru membuka mulut dengan ekspresi serius. "Beginikah reaksi mu saat menemui kakak mu? "

Kanaya terkekeh kering. "Lalu aku harus apa? bahagia?"

Areksa terdiam, tatapannya jelas menunjukkan rasa bersalah, tapi gengsi nya terlalu tinggi untuk mengatakan maaf. Toh tiga tahun lalu Kanaya memang bersalah, dan hukuman ini adalah untuk mendisiplinkannya.

Cukup lama mereka diam, sebelum akhirnya Areksa kembali berbicara dengan nada yang sedikit canggung.

"Pulanglah bersama kakak, masa pengasingan mu sudah selesai. "

"Pulang? " Kanaya kembali bertanya dengan kekehan kering. "Bukankah tiga tahun lalu kakak bilang tempat ini adalah rumah ku yang sebenarnya? aku mau pulang kemana? "

Areksa lantas teringat, karena kemarahannya saat itu ia sampai kelepasan menyinggung soal Kanaya yang seorang anak pungut, dan fakta jika dia di adopsi dari panti asuhan ini.

Bak di hantam godam, hati areksa terasa sakit, ia bukannya sengaja ingin mengatakan itu dan ternyata kata- kata itu masih membekas di hati Kanaya hingga sekarang.

"Jangan lebay, tiga tahun Kanaya, apakah enggak cukup untuk mu bisa berubah menjadi lebih baik? jelas- jelas waktu itu kau yang mendorong aria, bahkan jika bukan karena kebaikan aria kamu bisa saja di penjara, " katanya, lahir- lagi gengsi telah menahan egonya.

Kanaya melengos membuang muka ke samping, matanya sudah menatap nanar. "Memangnya apa bedanya panti asuhan dan penjara?"

Deg! Areksa hanya bisa mematung.

"Sudahlah, kalau kedatangan kakak kesini hanya untuk berdebat, lebih baik kakak pergi. Satu hal lagi, aku sudah nyaman tinggal di sini, " kata Kanaya hendak menyudahi pertemuan mereka dan bersiap berbalik pergi namun dengan gerakan cepat areksa menahan lengannya.

"Sudah cukup! " tiba-tiba lelaki itu membentak, suaranya menggelegar hingga membuat Kanaya terkesiap.

"Pulang ke rumah sekarang, atau bersiap luntang-lantung di jalan, karena setelah ini panti asuhan ini tidak akan menerima mu lagi! "

Kanaya terperangah. "Kakak mengancamku? "

Perlahan tatapan Areksa meredup. "Bukan ancaman Kanaya, kakak hanya kehabisan cara untuk membawa mu pulang. Keluarga arkatama juga masih bagian dari dirimu. "

Kanaya terisak, genggaman dari tangan areksa perlahan terlepas.

"Baiklah, jika itu mau kalian. Aku akan ikut, puas?! "

ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ

Sambil menunggu Kanaya yang berpamitan, Areksa yang sedang bersandar di bagian depan mobil, mengingat kembali kenangan saat pertama kali melihat Kanaya yang masih bayi merah.

"Waah adikku perempuan ya pah, cantiknya. " Saat itu Areksa begitu sangat senang ketika di perbolehkan menggendong Nayna yang masih bayi.

"Iya sayang, Kanaya ivanka adalah nama adikmu. Kelak kau lah yang akan menjadi pelindung untuk nya. Menjadi garda terdepan jika ada menganggu nya, mengerti? "

"Baik pah, aku mengerti. Kanaya adik ku, abang pasti akan selalu ada untuk mu. "

Lalu ingatannya berpindah saat Kanaya mulai tumbuh menjadi gadis kecil yang imut dan sedang nakal- nakalnya. Kanaya adalah adik kecil yang selalu Areksa manjakan apapun keinginannya pasti akan ia turuti.

"Abang Nay mau ini! "

"Abang kak Jendra ngambil es krim punya Nay! "

"Abang sayang gak sama Nay, sayang banget kan?! "

Tanpa di sadari nya Areksa tersenyum saat mengingat semua momen- momen itu. Tak mungkin ia lupakan meski sekarang sikap Kanaya sudah berubah dan seperti ada jarak yang membentang luas di antara mereka, Areka etap menganggap Kanaya adalah adiknya.

Karena keasyikan melamun, Areksa sampai tidak sadar jika Kanaya sudah ada di hadapan nya. Areksa pun kembali menegakkan badannya.

Kanaya hanya membawa beberapa pakaiannya dan pamit sebentar pada bu Ratna dan para pengurus panti yang lain. Karena di tempat ini pun dia tak memiliki teman, Kanaya tak perlu repot- repot untuk pamit dengan yang lain.

Entah kenapa anak panti di sini seperti tak suka padanya, hanya beberapa yang menerima itupun seolah enggan untuk berteman dengan nya. Tapi meskipun tempat ini sama saja dengan di rumah, tapi Kanaya lebih baik berada di sini.

"Sudah siap? " tanya areksa, memastikan.

Kanaya hanya mengangguk pelan.

Areksa menghela napas kala menangkap murung di wajah cantik itu. "Baiklah kita berangkat. "

Kanaya kemudian mengekorinya dari belakang dengan membawa tas hitam di pundaknya, saat sudah masuk ke dalam mobil, Areksa menerima telepon yang berdering, Kanaya hanya melirik nya sekilas tanpa mau repot- repot melihat.

"Kak Reksa! "

Kanaya tertegun sesaat. Ia mengenali suara cempreng perempuan itu, siapa lagi jika bukan Aria. Meskipun tiga tahun sudah terlewati Kanaya masih bisa mengenali meski hanya dengan suaranya.

"Ada apa adikku sayang. " Areksa menjawab dengan sangat lembut seolah-olah sudah terbiasa dengan suara cempreng itu. Kanaya di samping hanya diam membisu, ada perasaan tersentil dalam hatinya kala mendengar romantis nya hubungan adik dan kakak itu, tapi dia mengingat kembali jika dia tidak memiliki status lagi dalam keluarga itu, membuat Kanaya menguatkan hatinya agar Areksa tak melihat bagaimana tidak nyamannya dia.

"Nanti kalau sudah sampai rumah, jangan lupa mampir buat beliin aku pie madu ya, aku ada les balet dulu, jadi kakak taruh saja di atas meja makan. "

"Baik siap. "

"Kok baik siap doang? mana tuan putri nya?! "

Areksa sedikit tertawa pelan mendengar celotehan adiknya itu. "Baik, siap tuan putri!"

"Oke, babay! "

Suara telepon terputus. Areksa menyadari ketidaknyamanan dan kecanggungan yang sedang terjadi pada mereka saat melongok pada Kanaya. Ia jadi merasa bersalah karena baru saja memperlihatkan bagaimana manjanya Aria padanya di depan gadis itu, dia pasti merasa tidak nyaman.

"Kamu bisa bermanja-manja seperti adik mu pada kakak lagi seperti itu, ketika kita sampai rumah Nay, " ucap Areksa demi menyenangkan hati adik angkat nya itu.

Kanaya tersenyum getir, tanpa mengalihkan pandangannya pada Areksa, dia lebih memilih menyandarkan kepalanya pada jok mobil. "Tak merasa canggung padaku lalu mengatakan hal itu hanya untuk menyenangkan ku kak. Aku... tidak peduli. "

"Kanaya." tekan Areksa, dia merasa adiknya sudah benar-benar berubah. Tapi Kanaya tetap bergeming, Areksa hanya menghela napas saat melihat Kanaya menutup matanya, pria itu lantas melajukan mobil pergi dari pekarangan panti.

******

1
Keyraaleyababy Keyraaleya
lanjut dong thoor bagus ceritanya
Aiyaa writer
Keren
Dancingpoem
❤❤❤❤❤
nonoyy
astaga keluar dari mulut singa, masuk ke mulut buaya sunguh malang nasibmu naya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!