Carmen melakukan hal paling nekat dalam hidupnya, yakni melamar Zaky. Tak disangka Zaky menerima lamarannya. Selain karena tak tega membuat Carmen malu, Zaky juga punya tujuan lain yakni mendekati Dewi kakak ipar Carmen.
Pernikahan terpaksa pun dijalankan oleh Zaky namun Carmen merubah sikap manjanya dan membuktikan kalau ia layak dicintai. Bagaimana Carmen berjuang mempertahankan cintanya sementara ada lelaki baik yang menunggu jandanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mizzly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertengkaran Hebat-2
Carmen
Mas Zaky terlihat begitu emosi saat ini. Wajahnya memerah. Adu mulut pun tak bisa aku hindari lagi.
"Memangnya kamu saja yang berusaha? Aku juga berusaha kok! Aku berusaha untuk melupakan Dewi, tapi aku nggak bisa, dan yang kamu lakukan cuma membuat aku makin nggak bisa melupakan Dewi. Aku juga berusaha jadi suami yang baik. Kamu pikir, apa yang aku lakukan selama ini nggak ada gunanya? Aku berkorban! Aku korban perasaan di sini!"
"Mas pikir aku nggak berkorban? Aku juga berkorban, Mas! Aku hidup bersama laki-laki yang sama sekali nggak pernah mencintaiku. Aku berharap, semua yang aku lakukan itu bisa sedikit demi sedikit membuat Mas melihat aku. Membuat Mas mencintai aku. Namun apa? Semua yang kulakukan tuh nggak ada artinya di mata Mas. Mas tetap saja mengejar-ngejar Kak Dewi layaknya orang gila. Mas tahu kalau Kak Dewi sedang berbahagia dengan Abang Wira, tapi Mas malah menawarkan dirinya untuk berselingkuh, kalau bukan gila apa namanya?"
Mas Zaky pun menaikkan intonasi suaranya. "Aku memang gila, tapi keinginan kamu bercerai itu lebih gila tau enggak! Apa kata kedua orang tua kita? Kamu tuh cuma membuat mereka semakin berseteru. Kamu sudah tahu 'kan apa masalah mereka di masa lalu? Kenapa kamu malah ingin membuat perang di antara kedua orang tua kita kembali terulang? Kamu senang melihat mereka bertengkar lagi seperti dulu? Egois kamu!"
Aku tersenyum sinis, pintar sekali Mas Zaky memojokkanku dan membuatku sebagai penjahatnya. "Oh gitu?! Aku egois? Aku egois kata kamu? Kamu yang egois, Mas! Apa kamu pernah melihat pengorbanan aku selama setahun ini? Nikah dengan kamu adalah sebuah pengorbanan, Mas. Aku mengorbankan masa muda aku untuk menikahi seorang lelaki yang enggak pernah melihatku sama sekali. Mas pikir aku nggak punya impian? Mas pikir aku nggak punya keinginan untuk bahagia? Mas pikir aku nggak punya keinginan untuk mencintai laki-laki lain di luar sana? Aku punya, tapi aku pendam,"
"Aku lupakan semua impianku. Aku lupakan semua keinginanku. Semua karena siapa? Karena Mas! Aku tuh ingin membangun rumah tangga kita yang penuh cinta. Aku menanamkan benih cinta sedikit demi sedikit dalam hidup Mas. Aku hiasi rumah kita dan rumah tangga kita dengan penuh cinta. Aku berharap, cinta yang aku tanamkan akan tumbuh berkembang dan berbunga indah,"
Kuhapus air mata yang terasa sangat perih dari wajahku saat mengatakan ini. "Namun aku sadar, aku hanya menanam di atas tanah berpasir yang tandus dan kering. Tak ada sedikitpun bibit yang aku tanamkan itu tumbuh, malah menjadi mati seperti rumah tangga kita yang sejak awal adalah sebuah kesalahan," kuhapus air mata yang terus menerus keluar dari kedua mataku.
"Aku salah sudah melamar kamu, Mas. Aku salah sudah memaksakan pernikahan ini dengan kamu. Aku salah sudah memaksakan lelaki yang mencintai wanita lain untuk mencintaiku, Aku bodoh, sangat bodoh, dan aku sudah menerima balasan atas kebodohanku. Setahun pernikahan ini sama sekali tak membuatku bahagia,"
"Sekarang aku mau bahagia, Mas. Aku mau pergi. Jangan lagi menghalangi langkahku. Aku juga nggak akan menghalangi langkahmu Mas. Teruslah mencintai Kak Dewi seperti orang gila. Teruslah berharap dengan Kak Dewi, aku nggak akan peduli lagi. Lakukan apa yang menurutmu baik. Lakukan apa yang menurut Mas bisa membuat Mas bahagia. Namun satu hal, aku nggak akan lagi berada di belakang Mas. Kita jalan masing-masing mulai dari sekarang. Mas dengan kehidupan yang Mas inginkan. Aku juga akan memulai kehidupan yang aku inginkan. Aku akan menggugat cerai Mas dengan alasan ketidakcocokan di antara kita. Sampai ketemu nanti di pengadilan, Mas. Assalamualaikum!"
Kutarik paksa koperku dan berjalan meninggalkan rumah. Mas Zaky mengejarku. Wajahnya terlihat panik. "Enggak, Baby! Jangan pergi! Kita bisa bicarakan semua ini baik-baik. Apa yang kamu inginkan, akan Mas kasih. Kamu mau apa? Mas akan berikan! Mas minta maaf oke? Jangan kamu lakukan ini sama Mas!"
Aku memasukkan koperku ke dalam bagasi mobil lalu menutupnya. Aku tatap Mas Zaky yang menghalangi kepergianku. "Dulu aku selalu berharap Mas akan bertanya seperti ini padaku. Apa yang aku mau? Aku akan dengan lantang akan berkata, aku mau Mas cintai. Tapi sekarang, aku ternyata tak menginginkan hal itu lagi Mas. Aku sudah lelah. Sudah cukup aku berada di titik lelahku. Sudah cukup aku berusaha setahun ini. Mas bebas sekarang. Mas bisa jatuhkan talak padaku. Aku... siap mendengarnya."
Aku menghapus air mata yang menetes jatuh. Meski sangat menyakitkan, duri ini harus dicabut. Aku tak mau seluruh diriku jadi terluka karena satu duri yang telah menancap tajam dan melukai hatiku.
"Enggak, By! Mas enggak akan menceraikan kamu!" Mas Zaky memegang tanganku, matanya memerah karena air mata yang menetes. Entah air mata amarah atau... sedih? Tak mungkin!
"Kalau begitu, ucap talaknya di pengadilan saja!" kulepaskan tangannya dan masuk ke dalam mobil.
Mas Zaky mengetuk-ngetuk pintu mobil seraya memintaku memberinya kesempatan. Aku tak hiraukan lagi. Aku keluarkan mobilku dari garasi dan pergi meninggalkan rumah yang tak lagi menjadi tempatku tinggal.
Aku titipkan mobilku di salah satu cafe lalu pergi naik taksi ke bandara. Hanya satu tempat yang aku tuju. Jogja. Dimana kedamaian dalam hidup tercipta.
🎶When you try your best, but you don't succeed
When you get what you want, but not what you need
When you feel so tired, but you can't sleep
Stuck in reverse
And the tears come streaming down your face
When you lose something you can't replace
When you love someone, but it goes to waste
Could it be worse?
Lights will guide you home
And ignite your bones
And I will try to fix you🎶
(Coldplay- Fix you)
****
Zaky
Aku cepat-cepat mengejar Carmen namun aku terjebak macet. Aku melewati rumah Abi namun tak ada mobilnya. Aku pergi ke ruko namun tak ada juga.
Kemana Baby pergi?
Aku pergi ke ruko dimana Dewi dan Wira tinggal, hasilnya nihil. Aku malah melihat keluarga mereka yang sedang tertawa bahagia bermain bersama anak pertama mereka. Aku tak peduli lagi. Baby lebih penting saat ini.
Baby mengetahui perasaanku terhadap Dewi dan ia memendamnya selama ini? Kenapa aku tak menyadarinya? Rupanya malam itu ia mendengar percakapanku dan Dewi. Sikap riangnya selama ini rupanya menutupi semua kesedihan yang ia rasakan.
Pantas saja ia menjadi lebih murung. Pantas saja tak ada lagi keceriaannya saat menyambut kedatanganku. Pantas saja ia tak lagi menggodaku. Bodoh! Kenapa aku baru mengetahuinya sekarang?!
Bahkan saat aku berbicara kemarin dengan Dewi pun Baby mendengarnya? Ya Allah... Aku pasti sangat menyakiti hatinya!
Kemana lagi harus kucari anak itu? Seharian aku muter-muter mencari keberadaannya dan akhirnya aku menemukan mobil Baby terparkir di salah satu cafe milik Mommy Tari.
Aku turun dari mobilku dan masuk ke dalam cafe. Aku menuju kasir dan menanyakan dimana keberadaan Baby pada kasir tersebut.
"Maaf Pak, Ibu Carmen sudah pergi tadi sambil membawa koper. Perginya naik taksi. Ibu bilang titip mobilnya. Ibu nggak bilang apa-apa lagi Pak." jawab kasir tersebut.
Naik taksi? Kemana?
Seketika aku menyadari kalau aku sama sekali tak tahu tentang Baby. Siapa teman akrabnya, kemana ia akan pergi. Aku minim informasi padahal dia adalah istriku. Baru aku menyadari betapa tidak pedulinya aku pada Baby.
Kini aku bingung mau mencarinya di mana. Mau bertanya kepada kedua orang tuanya tak mungkin. Aku hanya mempercepat meledaknya sebuah bom besar yang akan memicu kembali pertengkaran yang terjadi saat mereka muda dulu. Tidak bertanya, aku bingung sendiri mau mencari istriku dimana.
Bertanya pada Dewi juga tak mungkin. Dewi masih sangat marah padaku. Kalau sama Wira... lebih baik jangan deh. Masih kuingat jelas tonjokkannya di wajahku. Sakitnya tak hilang dalam waktu singkat.
Baby... Kamu dimana?
****
duda kesepian gagal move on smoga bisa rujuk yaa😃😃
terima kasih ya kak, Saya suka ❤️❤️❤️❤️
udah duluan baca kisahnya Djiwa 😍😍😍😍
50 ribuan satu orang 😂🤣