NovelToon NovelToon
Membawa Lari Benih Sang Mafia

Membawa Lari Benih Sang Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Single Mom / Anak Genius / Romansa / Roman-Angst Mafia
Popularitas:22.4k
Nilai: 5
Nama Author: Senja

Elise, seorang gadis keturunan bangsawan kaya, hidupnya terikat pada aturan keluarga. Untuk mendapatkan harta warisan, ia diwajibkan menikah dan segera melahirkan keturunan. Namun Elise menolak. Baginya, pernikahan hanyalah belenggu, dan ia ingin memiliki seorang anak tanpa harus menyerahkan diri pada suami yang dipaksakan.
Keputusan nekat membawanya ke luar negeri, ke sebuah laboratorium ternama yang menawarkan program bayi tabung. Ia pikir segalanya akan berjalan sesuai rencana—hingga sebuah kesalahan fatal terjadi. Benih yang dimasukkan ke rahimnya ternyata bukan milik donor anonim, melainkan milik Diego Frederick, mafia paling berkuasa dan kejam di Italia.
Ketika Diego mengetahui benihnya dicuri dan kini tengah berkembang dalam tubuh seorang wanita misterius, murka pun meledak. Baginya, tak ada yang boleh menyentuh atau memiliki warisannya.
Sementara Elise berusaha melarikan diri, Diego justru bersumpah akan menemukan wanita itu, dengan segala cara.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 28

Jantungnya berdebar seperti genderang perang. Keringat dingin membasahi pelipisnya, menetes perlahan ke lehernya yang tegang.

“Benih itu... milik Diego Frederick.”

Kalimat Dokter Morelli terus terngiang di kepalanya, sebuah gema mengerikan yang merampas udara dari paru-parunya.

Enam tahun. Selama enam tahun ia membesarkan Alex, mataharinya, dengan keyakinan bahwa ia adalah satu-satunya miliknya. Hasil dari prosedur medis anonim yang menyelamatkan harapannya untuk menjadi seorang ibu.

Sekarang, anonimitas itu hancur berkeping-keping.

Ayah biologis putranya adalah monster yang sama yang kini menjadi bosnya. Pria yang tatapannya sedingin es Arktik, yang perintahnya adalah hukum mutlak, yang namanya dibisikkan dengan nada takut di sudut-sudut gelap kota.

Elise berhenti mondar-mandir. Tangannya mencengkeram kusen jendela, buku-buku jarinya memutih. Di bawah sana, taman mansion yang terawat sempurna terbentang seperti permadani hijau. Indah, tenang, dan mematikan. Sama seperti pemiliknya.

“Aku harus pergi,” bisiknya pada pantulan dirinya di kaca. “Aku akan membawa Alex lari dari ayahnya.”

Wajah Alex yang datar melintas di benaknya. Tawa dinginnya, mata birunya yang jernih adalah mata yang sama persis dengan Diego. Awalnya, Elise menganggapnya kebetulan yang aneh.

Kini, kebetulan itu terasa seperti jerat yang mencekik lehernya. Diego sedang mencari pewarisnya. Benih yang hilang. Dan benih itu sekarang sedang tertidur pulas di kamar sebelah, tidak menyadari bahwa ayahnya adalah serigala yang menyamar dalam setelan mahal.

Pintu di belakangnya terbuka tanpa suara.

Elise tidak perlu berbalik untuk tahu siapa yang datang. Udara di dalam ruangan seketika menjadi lebih dingin. Aroma sandalwood dan ozon yang tajam mengisi ruangan, menyusup ke indranya seperti racun.

Langkah kakinya yang mantap dan tanpa ragu terdengar di atas karpet tebal. Semakin dekat.

Elise memejamkan mata, jantungnya terasa seperti akan meledak dari dadanya.

“Kau terlihat gelisah.”

Suara itu. Dalam dan tenang, namun menyimpan ancaman tersembunyi yang membuat bulu kuduk Elise meremang.

Elise tidak menjawab. Ia tidak sanggup. Lidahnya terasa kelu.

Tiba-tiba, sepasang lengan kekar melingkari pinggangnya dari belakang. Tubuhnya menegang seketika. Elise tersentak, napasnya tercekat di tenggorokan saat punggungnya bersentuhan dengan dada bidang yang keras seperti batu.

Diego menundukkan kepalanya, dagunya hampir menyentuh bahu Elise, napasnya yang hangat terasa di kulit lehernya.

“Aku tidak suka melihatmu seperti ini,” bisik Diego, suaranya lebih lembut dari biasanya. “Katakan padaku, Elise. Apa yang ada di pikiranmu?”

“Apa yang saya pikirakn penting, tuan?”

“Sangat penting.”

Elise berusaha mencari kebohongan, alasan, apa pun untuk keluar dari situasi ini. Dari ruangan ini. Dari rumah ini.

“Tidak ada yang saya pikirkan. Saya hanya lelah, Tuan Frederick,” ucap Elise akhirnya.

Cengkeraman di pinggang Elise mengencang.

“Jangan panggil aku seperti itu saat kita hanya berdua.” Perintahnya mutlak. “Dan jangan berbohong padaku. Aku bisa merasakan jantungmu berdetak seperti burung yang terperangkap.”

Elise menelan ludah dengan susah payah. Otaknya bekerja keras. Ia butuh alasan untuk pergi, alasan yang masuk akal, alasan yang akan membuat Diego melepaskannya meskipun hanya untuk sementara.

Dan kemudian, sebuah ide gila dan putus asa muncul. Sebuah kebohongan yang bisa menyelamatkannya atau justru menghancurkannya.

“Saya harus pergi,” katanya, mencoba membuat suaranya terdengar lebih mantap.

“Pergi?” Diego mengulang kata itu. “Pergi ke mana?”

“Pulang,” jawab Elise cepat. “Ya, saya harus pulang ke rumah.”

Keheningan menyelimuti mereka. Elise bisa merasakan otot-otot di lengan Diego menegang.

“Ini rumahmu sekarang,” katanya pelan, setiap kata diucapkan dengan presisi yang mengerikan.

“Bukan!” Elise memberanikan diri, memutar sedikit kepalanya untuk menatap sisi wajah Diego yang tegas. “Saya harus kembali pada suami saya. Dia menunggu saya dan Alex.”

Kata suami keluar begitu saja dari bibir Elise.

Diego tidak bergerak. Tidak bersuara. Tapi Elise bisa merasakannya. Perubahan atmosfer di sekelilingnya. Aura dingin yang memancar darinya kini terasa seperti bilah-bilah es yang menusuk kulit.

“Apa yang baru saja kau katakan?” tanyanya, suaranya turun satu oktaf, menjadi geraman rendah yang nyaris tak terdengar.

“Ayah Alex.” Elise mengulangi, memaksakan keberanian yang tidak ia miliki. “Saya baru saja menemuinya tadi. Dia meminta saya untuk pulang. Dia membutuhkan saya di rumah.”

Elise menahan napas, menunggu reaksi Diego.

Ledakan amarah? Atau mungkin pertanyaan tajam?

Tidak ada.

Yang ada hanyalah tekanan yang semakin kuat di pinggangnya, nyaris menyakitkan. Elise melirik ke bawah dan melihat tangan Diego yang mencengkeramnya, buku-buku jarinya menonjol dan memutih karena tekanan. Ia mengangkat pandangannya kembali ke wajah Diego.

Dan Elise melihatnya.

Otot di sepanjang rahang pria itu menegang, membentuk garis keras yang tajam dari telinga hingga dagunya.

Matanya yang biru, yang biasanya sedingin lautan es, kini menggelap menjadi warna badai. Ada kilat berbahaya di dalamnya, sesuatu yang purba dan sangat posesif.

Dunia Elise seakan menyusut hanya pada rahang yang mengeras itu dan cengkeraman yang menghancurkan di pinggangnya.

Diego akhirnya angkat bicara, suaranya adalah bisikan paling mematikan yang pernah Elise dengar.

“Bagaimana kalau aku menghabisi ayah Alex dengan tanganku sendiri?” kalimat itu sontak membuat Elise hampir tersedak.

Apa dia bilang? Apa dia mau membunuh dirinya sendiri? pikirnya.

1
Arbaati
lanjut Thor...makin seru....😍
Sri Rahayu
wah apa yg bakal Diego lakukan mendengar perkataan Alex.....pasti seru nih....ditunggu lanjutan nya Thorr 😘😘😘😘😘
Arbaati
kenalan dulu sama anatomi tubuh 🤭
Siti Zaid: Apa nasib Theo..sampai hati Elise mempertaruhkan keselamatan Theo...jangan dibunuh nya Theo sudah lah ya🤭
total 2 replies
partini
nyicil dulu dikit dikit sebelum unboxing 😂😂😂😂
Siti Zaid
Kesian Theo disamakan dengan anjing😁Diego sesuka hati menghina orang..padahal Elise dan juga Theo bukan sebarang orang🤭anak dari keluarga bangsawan yang kaya raya😊
partini
hemmmm lanjut
Sri Rahayu
ditunggu lanjutan nya Thorr....wah seru nih 😘😘😘🥰🥰🥰
Leny Wijaya
Semoga aja Diego nanti menyelidiki siapa Theo biar ketauan identitasnya Elise🤣🤣biar seru lagi
lanjut thor💪💪semngt
Sri Rahayu
wah seru Elise >< Jenifer....Elise memang 👍jgn mau kalah sama Jenifer si ulet
Senja: Ulet ndak tuh🤭
total 1 replies
Siti Zaid
Author lanjut tak sabar nak tahu apakah Diego berjaya membuat hati Elise dan Alex...dapat dia miliki..🤭
sunshine wings
👍👍👍👍👍
sunshine wings
Buat Sir Diego bertekuk lutut padamu Elise..💪💪💪💪💪
sunshine wings
Betapa beruntungnya kamu Elise.. 😍😍😍😍😍
Kamu akan diratukan oleh seorang mafia kejam kerana telah melahirkan benihnya yg premium langsung penerusnya..
sunshine wings
Gak perlu jauh² mencari papanya Alex ya kan Elise.. 🥰🥰🥰🥰🥰
sunshine wings
💪💪💪💪💪💃🏻💃🏻💃🏻💃🏻💃🏻❤️❤️❤️❤️❤️
sunshine wings
😂😂😂😂😂
sunshine wings
Betulll..
sunshine wings
Terus terang itu lebih baik Elise.. 💪💪💪💪💪
sunshine wings
Ya Alex itu..Kan turunan bibit unggul Sir Diego..
sunshine wings
😅😅😅😅😅
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!