[⚠️Disclaimer ⚠️
Jangan singgah kalau tak sungguh. Jangan buka bab kalau sekadar kepo di awal, apalagi cuma boom like doang. Ikuti cerita ini sampai tamat, rasakan sensasi punya bestie yang cetar membahana badai.]
.
Popoy, Gilang dan Lele adalah sahabat satu geng yang membagongkan. Masuknya Gilang sebagai anak baru memunculkan gonjang-ganjing dunia persilatan.
Lele, pewaris Uchiha yang adalah jelmaan Sarada akan membawa kalian semua ke dalam cerita anak SMA terdahsyat sedunia menembus universe alam khayal hingga alam barzah.
Bacalah, maka kalian akan menemukan teori konspirasi di dalamnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bulan Separuh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gilang Masuk Geng Kita
Setelah sekian waktu jam pelajaran bergulir, tiba saatnya jam istirahat. Gue dan Puput pasti langsung ke kanton buat ngaso. Tapi, ada yang berbeda kali ini, gue ngajakin Gilang buat gabung. Kami jadi nongki bertiga.
"Oh jadi tadi pagi itu mereka kesurupan? Tujuh orang ya? Siapa aja itu tadi? Ga ada yang gue kenal, anjoy," kata Puput. Gue dan Puput daritadi nyerocos mulu, sementara Gilang kalau di tempat kaya gini kumat introvernya. Dia nunggu ditanya baru mau ngomong.
"Iya, Poy. Gila sih. Nih, gue tadi ngerekam, tapi lu diem-diem ya! Lu juga Lang! Jangan sampai anak-anak lain tahu gue punya rekamannya," kata gue bisik-bisik sambil sesekali nengok ke sekitar.
"Idih, idih, idih... Dia kayang!" kata Puput sambil bisik-bisik. Kami bertiga pun nonton rekaman itu sampai habis.
"Kalau gue pribadi sih ya, gue ga respek sama yang begitu-begitu. Soalnya selama gue beraktvitas di lingkungan yang kata orang-orang bilang serem atau kramat, gue ga pernah ngalamin kejadian-kejadian gaib. Terakhir gue camping ada yang kesurupan, eh pas mau disulut pakai arang kayu yang masih panas, tu anak auto sadar. Kan ketahuan banget rekayasanya," kata Puput.
"Sekarang setelah lu lihat rekaman gue, lu percaya?" kata gue ke Puput. "Gue lebih setuju sama apa kata si Gayung barusan sih. Mereka mungkin fisiknya lagi lemah banget jadi otaknya kacau kaya gitu. Heh, Gay... jangan ge er lu ya! Gue cuma sepemikiran bukan berarti gue ada di pihak lu!" kata Puput.
"Eh, Poy! Bisa santai dulu ga sih? Sinis mulu lu ke si Gayung. Eh sorry, Gilang maksudnya," kata gue.
"Ga apa-apa, Laila. Saya udah semakin terbiasa. Puput ini teman kita juga, cuma cara berekspresinya saja yang unik," kata Gilang. "Lu kira gue badut sirkus, unik?" protes Puput.
"Poy!" tegur gue.
"Maaf ya kalau tersinggung. Kalau saya sih dari lingkungan saya memang sudah terbiasa dengan kata-kata kasar. Kalian pernah saya ceritakan soal kebiasaan bapak saya kan? Nah itu," kata Gilang.
"Iya, gue lihatnya elu tu kalem mulu. Selalu cool down menghadapi berbagai kejadian yang kalau posisinya diambil orang lain mereka bisa malu banget, trauma, atau jadi gila kaya anak-anak tadi," kata gue.
"Untungnya saya punya ibu yang sangat religius dan bisa nenangin orang, termasuk saya dan bapak saya. Saya belajar mendoakan anak-anak yang chaos tadi itu juga dari ibu saya," kata Gilang.
"Dalam keadaan setertekan apapun, kalau seseorang mencoba buat menepi, nenangin diri, minimal ngatur napas aja deh dulu, itu akan sangat membantu untuk menunda diri buat berekspresi negatif. Itu yang ibu saya ajarkan kepada saya," lanjut Gilang.
"Tuh! Dengerin Poy! Elu yang doyan mencak-mencak bisa tuh nerapin ilmu ini," kata gue. "Kok gue? Yang ada elu! Sekalinya bete lu langsung kaya petasan cina, merepet ga berenti-berenti," protes Puput.
"By the way, jalan ninja keluarga kita beda Gay. Gue justru dibesarkan dengan kebebasan berekspresi. Bokap nyokap gue berprinsip kalau anak gue masih tetap selalu ada di koridor normalnya ya biarin aja. Lingkungan akan membentuk seseorang, so tugas bokap nyokap gue adalah memilihkan lingkungan yang baik buat gue," jelas Puput.
"Iya, bener tuh. Bukan berarti si Papoy anak tunggal atau anak bungsu yang jadi 'putra mahkota', eh iya, Papoy cewek ya, jadi putri mahkota... whatever-lah itu. Bukan karena itu. Gue sering kok ngelihat bokap nyokap Papoy ga mau ikut campur sama masalah yang Papoy buat sendiri. Mereka kaya nenangin gitu, ngasih saran, tapi ga action di dalamnya gitu," tambah gue.
"Iya, setiap orang punya jalan ninjanya masing-masing. Kita harus bersyukur dengan apa yang kita miliki. Ga perlu membanding-bandingkan, nanti malah insecure. Hihi, seperti saya. Saya bicara begini karena saya terlalu sering merasa insecure dengan lingkungan saya," kaya Gilang.
"Puk puk, Gay... Eh, lu ga keberatan kan kalau gue manggil lu Gay? Biar akrab gitu. Masa cuma Papoy yang punya panggilang kesayangan buat elu," kata gue. "Heh! Kesayangan, kesayangan! Tabok nih?" protes Puput.
"Kalau begitu saya juga bisa manggil kamu d ngan nama Lele dan kamu... " kata Gilang. "Gue? Mau punya panggilan kesayangan juga ke gue? Ga usah sokap lu! Sok akrab!" protes Puput.
"Ya elah, Poy. Iya, Gay, panggil gue Lele pun ga apa-apa. Mulai sekarang lu jangan sungkan-sungkan lagi. Kita bertiga jadi bestie, oke?" kata gue. "Ga usah baperan lu jadi anak. Baru disengak'in dikit aja mau mewek lu, Gay. By the way, serah lu mau manggil gue Papoy kek, serah aja," kata Puput.
"Nah, gitu dong. Jadi, kita... " kata gue sambil megang punggung Gilang dan Puput. "... akan selalu sama-sama kaya gini sebagai bestie!" lanjut gue kegirangan.
Gue bisa ngelihat wajah bahagia Gilang di balik sifat non ekspresifnya, sementara Puput, dia ngangkat alis buat nunjukin kalau dia setuju dengan bergabungnya Gilang di antara kami.
"Kalau gitu, kita rayain geng baru kita ini dengan cheers. Yuk!" gue ngajak Gilang dan Puput buat ngangkat minuman mereka. "CHEERS..." kata kami bertiga bersama-sama.
Ini adalah momen yang bikin mood gue banget. Ga lupa gue ajak Gilang dan Puput selfie dan gue posting di IG.
Komentar netizen yang lihat postingan gue pun macam-macam. Ada yang bilang, "wah ada mainan baru buat si duo macan." Ada juga yang bilang, "Kita ga bisa macam-macam lagi sama si pangeran kraton. Papoy jadi back up-annya!". "Ada juga yang bilang, "Gue bertaruh di antara dua bidadari itu ada salah satu yang kepincut sama Gilang."
Hahaha... baca komentar netizen memang selalu bikin ngakak gue. Emh, untuk komentar terakhir itu kayanya related deh. Hihi.
Gini, gini. Jadi gue curiga si Papoy sebenarnya nyimpan perasaan ke si Gayung. Buktinya, dia kelihatan cemburuan banget kalau pas mergokin gue dan Gilang lagi berduaan. Kadang gue jadi ga enak gitu sih sama Puput.
Di luar itu, gue akui gue memang suka gabut ngajakin Gilang cuma berdua aja. Tapi, gue rasa gue dan Gilang ga ada apa-apa. Baper sih baper, tapi kayanya cuma gara-gara perkara gabut. Beda dengan orang yang bener-bener suka terus memendamnya. Perasaan yang kaya gitu perasaan yang serius, ga sebanding dengan gabut-gabut ala gue.
Waktu terus bergulir, tiba saatnya jam sekolah usai. Sebelum kami berpisah, gue, Gilang dan Puput sempat membahas soal PR buat besok. Kami bertiga pun janjian untuk ngerjain PR itu bareng.
Jadi, kami bertiga pun...
tp benar juga sih Le rencana lo biar gayung papoy jadian, krn sebenarnya papoy suka ama gayung😁krn Gilang dah puy Mentari jd Papoy cm memendam di dlm hati
tp yg bikin sedih banget klo lele gk bertemu vino, gk tau vino dah mati atau masih hidup
itu yg q rasakan, hewan yg ku sayangi pergi gk kembali padahal di rawat dari msh orok🤧
duh gilang kw bisaan ngetawain papoy kw yang lagi menstruasi ntar gantian kau yang diketawain
barengan nih gilang kw mimpi basah puput kw datang bulan cucok lah kalian