Rangga yang ditindas dan dibully oleh teman-temannya di kampus. Kini hidupnya berubah drastis setelah dia mendapatkan sistem kekayaan tak terbatas. Dirinya yang dulu terpuruk, kini mulai menunjukkan dominasinya.
Entah itu kehormatan, kekuatan, kekayaan, ketenaran, popularitas, wanita, semua bisa didapatkan dengan mudah. Ikuti kisah Rangga dan petualangannya yang penuh dengan adegan adegan seru yang mendebarkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jin kazama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22. Progres Misi Sukses 50%.
Bab 22. Progres Misi Sukses 50%
Karena semuanya sudah terbukti dengan jelas, Rangga tidak perlu menyembunyikan dirinya lagi. Jadi, dia langsung berjalan dari persembunyiannya menuju ke arah lalu lalang, di mana banyak sekali para penculik yang akan menurunkan anak-anak kecil dari truk-truk dan juga kontainer-kontainer besar.
Tujuannya sudah jelas, yaitu memindahkan anak-anak itu ke kapal untuk dibawa berlayar menuju ke wilayah utara.
Tanpa rasa takut dan tanpa beban, Rangga berjalan dengan santai, seolah wilayah itu adalah daerah pekarangan rumahnya sendiri.
Kedatangannya yang begitu mencolok dan serampangan segera menarik perhatian dari para penculik yang sedang berjaga. Salah satu dari mereka segera mendatanginya dengan wajah yang tidak ramah, lalu membentaknya dengan kasar.
"Hai, bocah! Siapa kau? Pergilah! Ini bukan sembarang tempat yang bisa didatangi oleh orang sembarangan."
Dengan akting yang sangat luar biasa, Rangga menjawabnya dengan pura-pura polos.
"Oh, maaf. Aku tidak sengaja tersesat dan berakhir di sini. Ngomong-ngomong, aku lihat di sini ramai sekali? Apakah kalian membutuhkan pekerjaan tambahan? Apakah aku bisa bergabung? Aku sangat pandai mengangkut barang," ucap Rangga dengan akting yang begitu meyakinkan.
Namun, yang didapatkan oleh Rangga hanyalah bentakan kasar.
"Kami tak butuh kuli angkut. Enyahlah, atau kau akan mati," ucapnya dengan tatapan mengerikan yang mulai menodongkan presto ke arah kepala Rangga tanpa ragu-ragu.
Melihat hal ini, kilatan dingin melintas di mata Rangga, namun dalam sekejap itu langsung berubah menjadi tatapan yang seperti biasanya.
Namun kali ini sikapnya berubah. Dia menjadi lebih tengil dan susah diatur.
"Ayolah, Bro... Biarkan aku sedikit pekerjaan. Aku hanya berusaha menghasilkan sedikit uang untuk makan, atau... jangan-jangan yang ada di dalam truk dan kontainer ini sesuatu yang mencurigakan," kata Rangga dengan tatapan menyelidik.
Tidak lama kemudian terdengar teriakan dari seorang anak kecil yang suaranya teredam.
Melihat kesempatan ini, Rangga segera tersenyum menyeringai dengan tatapan main-main. Dia berseru,
"Hah? Suara apa itu? Apakah... apakah barusan itu suara anak kecil?" tanya Rangga dengan ekspresi ketakutan yang dibuat-buat. Aktingnya begitu alami sehingga para penculik itu benar-benar tertipu olehnya.
Belum sempat para penculik itu merespons, tiba-tiba suara Rangga kembali terdengar.
"Jangan-jangan... jangan-jangan kalian adalah laporan penculik anak-anak yang dirumorkan akhir-akhir ini," ucapnya dengan wajah memucat dan tubuh yang mulai gemetar.
Lalu dia segera berkata dengan wajah ketakutan,
"K-kalau begitu aku akan pergi... a-aku... aku tidak akan mengganggu kalian."
Suara dan tubuhnya benar-benar bertindak sangat alami. Ekspresi ketakutan dengan tubuh yang gemetar hebat benar-benar menipu para penculik itu dengan sukses.
Seketika, tatapan mata penculik yang sebelumnya membentak Rangga berubah menjadi sangat ganas. Dengan suara menyeramkan yang mirip binatang buas yang mengintimidasi mangsanya, penculik itu berkata,
"Setelah mengetahuinya, apakah kau pikir kau bisa pergi dari sini? Bermimpilah! Kau harus mati."
Tanpa ragu, penculik itu segera menodongkan pistol lebih dekat lagi ke kening Rangga dengan jarak yang kurang dari 2 cm. Dan dia benar-benar siap menarik pelatuknya untuk meledakkan kepala Rangga.
Namun, pada saat ini hal yang mengejutkan terjadi.
Dengan kecepatan yang sangat luar biasa, Rangga segera meraih pistol tersebut lalu mengarahkan moncongnya tepat di kepala penculik itu. Saat pelatuknya ditarik, langsung terdengar bunyi "DOR" yang sangat memekakkan telinga.
Peluru itu langsung meluncur di kepala sang penculik, menembus ke belakang kepala, menyebabkan dirinya langsung mati di tempat.
Hal itu terjadi sangat cepat, hanya berjalan sekitar setengah detik. Dan penculik yang mengancam Rangga sebelumnya langsung tumbang dengan bunyi "BOM", tanda jika tubuhnya roboh.
Pergantian peristiwa ini sangat mengejutkan semua orang. Untuk sementara waktu semua orang membeku, namun selang beberapa detik, mereka menyadari apa yang terjadi. Dan saat itulah semua orang yang ada di sana segera mengulurkan pistolnya ke arah Rangga dan tanpa ragu-ragu langsung menarik pelatuknya.
Jika itu orang biasa, sudah dipastikan orang itu akan gemetar ketakutan dan tanpa bisa dicegah pasti akan langsung mati.
Namun kali ini yang mereka hadapi adalah Rangga, yang notabene adalah seorang petarung, dan itu pun adalah petarung ranah Surga, yang hanya satu tingkat di bawah ranah Legenda.
"DOR! DOR! DOR! DOR!"
Suara tembakan peluru dari 100 orang melesat secara bersamaan dengan target yang terkunci pada satu orang, yaitu Rangga.
Namun, apakah Rangga takut? Tentu saja tidak.
Menghadapi pengepungan semacam ini, dia hanya tersenyum menyeringai.
Memicingkan matanya, dia bisa melihat jika total peluru yang mengepungnya hampir berjumlah 1.500 butir peluru.
Namun jika dikembalikan lagi, dengan total kekuatannya yang mencapai sekitar 4.000 ton, 1.500 peluru itu hanya seperti menahan tetesan air hujan baginya.
Namun, Rangga tidak bermaksud untuk membuat peluru-peluru tersebut mengenai tubuhnya, melainkan dia menggunakan kekuatan mentalnya untuk mengendalikan peluru itu. Sehingga saat 1.500 peluru itu melesat dan hampir mengenai Rangga, pada jarak 50 cm semuanya langsung berhenti dan melayang di udara.
Titik berikutnya, 1.500 peluru itu segera berbalik arah dan dengan satu pikiran, peluru-peluru itu melesat ke segala arah menuju ke para penculik yang sebelumnya menembaki Rangga.
"DOR! DOR! DOR! DOR!"
"WUSH! WUSH! WUSH!"
Ketika Rangga membalikkan peluru-peluru itu, kecepatan mereka melesat kembali jauh melampaui kecepatan awal saat keluar dari moncong senjata, seolah-olah didorong oleh kekuatan yang tak bisa dijangkau oleh logika manusia.
Secara mengejutkan 1.500 peluru itu segera mengarah ke tubuh para penculik. Dan jika diperhatikan dengan saksama, seluruh peluru itu mengincar titik-titik vital mereka, sehingga mereka semua langsung mati di tempat dengan tubuh berlumuran darah.
Apa yang dilakukan oleh Rangga langsung membuat marah orang-orang yang sebelumnya bersembunyi di balik bayang-bayang. Bisa dikatakan mereka adalah pemimpin para penculik. Dan kekuatan mereka tidak lemah. Mereka semua rata-rata berada di ranah Naga level dan tahapan yang berbeda-beda.
Totalnya ada sekitar 10 orang.
Seketika, aura membunuh yang luar biasa dahsyat menguar dari dalam tubuh mereka. Aura itu mengunci tubuh Rangga, seolah ingin memberikan tekanan mengerikan ke arahnya dan langsung menghancurkannya hingga tubuhnya meledak, berubah menjadi kabut darah.
Merasakan sebuah tekanan dari arah tertentu, Rangga hanya tersenyum sinis, seolah mengejek usaha orang-orang yang ada di balik bayang-bayang itu.
"Hanya 10 orang semut di ranah Naga, berani-beraninya menekanku," gumamnya dengan nada sarkas.
Kemudian dia menyeringai licik dan dalam sekejap mata, kekuatan mengerikan yang setara dengan ranah Langit level 9 tahap puncak segera meletus dari dalam tubuhnya.
Tanpa ampun, kekuatan Rangga segera menekan 10 orang yang berada di balik bayang-bayang.
Tidak cukup menekan, bahkan Rangga memanipulasi massa untuk meningkatkan tekanan gravitasi yang ada di sekitar mereka.
10 orang yang tadinya sangat sombong dengan kekuatan mereka, seketika wajah mereka berubah pucat karena saat ini kekuatan yang luar biasa dahsyat menyelimuti tubuh mereka.
Entah itu daging, tulang, dan otot, semuanya dipelintir dan dihancurkan. Rasa sakit yang begitu parah membuat mereka terserang tanpa suara. Yang terlihat hanyalah sorot mata yang penuh dengan ketakutan dan teror akan kematian.
Tidak lama kemudian, tubuh mereka segera meledak dengan bunyi "DUAR" sebanyak 10 kali.
Seolah tak ingin menyia-nyiakan darah tersebut, Rangga segera mengaktifkan "Teknik Devour" untuk memadatkan kabut darah yang tersebar di udara. Dalam sekejap, kabut darah itu langsung memadat menjadi sebuah pil yang dengan pikirannya langsung tersimpan di ruang penyimpanan sistem.
Tiba-tiba terdengar suara sistem yang menggema di pikiran Rangga.
Ding...
[Selamat kepada Tuan Rumah yang telah berhasil menyelesaikan 50% misi sistem. Untuk menyelesaikannya secara menyeluruh, segera berangkat ke pusat perdagangan anak yang berada di wilayah utara.]
Ding...
[Selamat kepada Tuan Rumah karena Hati Malaikat telah naik ke level 2.]
[Aura karisma & wibawa meningkat 2x lipat, membuat orang tunduk, nyaman, dan damai.]
[Kata-kata jadi lebih dipercaya, bisa menenangkan atau mempengaruhi mental lawan.]
[Penyembuhan jiwa meningkat 3x lipat, menyembuhkan trauma, gangguan jiwa, hingga kutukan mental.]
[Efek peremajaan lebih kuat, mempercepat regenerasi, menunda penuaan, dan memulihkan stres berat.]
[Pasif baru: Malaikat Penuntun, bisa merasakan dan menenangkan aura negatif di sekitarnya secara otomatis.]
Mendengar berbagai macam peningkatan yang disebutkan oleh sistem, membuat mata Rangga menjadi berbinar.
Sayangnya saat ini sistem sedang tersegel dan masih dalam mode proses upgrade. Bahkan dia tidak bisa melihat status peningkatannya. Namun, dengan jelas dia bisa merasakan kekuatan jiwanya telah meningkat.
"Baiklah, selanjutnya adalah misi ke wilayah utara."
Kemudian tatapan mata Rangga sangat tajam saat menatap ke arah kapal yang bersandar di pelabuhan.
Hal itu membuat semua orang yang berada di dalam kapal tersebut menjadi pucat pasi.
Tanpa ragu, Rangga segera melesat ke arah kapal, menyuruh sebagian besar orang untuk turun dan menyerahkan diri dengan patuh.
Yang terjadi, tentu saja, orang-orang ini langsung menyetujui perintah Rangga tanpa syarat. Mereka sudah melihat betapa mengerikannya kekuatan Rangga. Membunuh sepuluh orang ranah Naga dalam waktu yang sangat singkat dan meredakannya menjadi kabut darah adalah hal paling menakutkan yang pernah mereka lihat.
Mereka hanyalah orang-orang dengan kekuatan rendah yang berada di ranah Bumi level 5 ke bawah. Bisa dikatakan, mereka hanyalah orang-orang yang bekerja di bawah ancaman 10 orang yang berada di ranah Naga sebelumnya.
Setelah selesai melakukan tugasnya, kemudian Rangga mulai berpikir.
"Sebaiknya aku menyisakan satu orang yang bisa aku perintahkan untuk jadi GPS hidup saat menuju ke wilayah utara. Dengan begitu, aku bisa segera menyelesaikan misi dengan sukses tanpa harus berurusan dengan para petugas kepolisian yang nantinya pasti akan berujung pada pertanyaan-pertanyaan yang merepotkan."
Rangga yakin dengan orang-orang yang tertangkap basah ini dan juga sebuah kapal besar yang mereka gunakan untuk berlayar menjadi bukti yang tidak akan bisa mereka sangkal.
Kemudian dia mulai bergumam,
"Namun, saat ini yang paling penting adalah menenangkan kondisi mental anak-anak agar mereka tidak syok dan terkejut dengan peristiwa mengerikan yang menimpa mereka."
Kemudian Rangga mulai mengaktifkan gelar Hati Malaikat miliknya yang telah naik level. Dan tidak butuh waktu lama baginya untuk membuat anak-anak yang sebelumnya gemetar ketakutan menjadi benar-benar tenang, aman, dan nyaman.
Rangga juga sudah memerintahkan sistemnya untuk memberitahu pihak kepolisian tentang titik lokasi yang dijadikan pusat penampungan anak-anak yang diculik dan akan dikirimkan ke wilayah utara.
Selanjutnya, tinggal menunggu polisi datang dan saat mereka datang, dia akan menghilang sama seperti sebelumnya. Tidak lupa, dia akan membawa satu orang bersamanya untuk menjadi penunjuk jalan. Ini penting, karena bisa menghemat banyak waktu.
😁😁😁