Danau yang sangat tenang bahkan para warga kalau malam juga ada yang mencari ikan di sana, namun beberapa bulan terakhir ini malah muncul gosip yang tidak sedap.
di mulai dari seorang pria hilang begitu saja dari danau itu saat mencari ikan, bahkan ada yang mengatakan pernah melihat selendang merah menari nari di atas air.
apa yang ada di danau itu sebenar nya?
siapa yang sudah membuat masalah di sana?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11. Ingin bertemu arwah
Purnama mendengarkan dengan seksama apa yang di katakan oleh para tamu nya ini, jelas mereka tidak berbohong karena ke empat nya punya kisah yang seram, tiga melihat orang mandi namun tidak ada orang nya. yang satu melihat selendang menari, dan juga tidak ada orang nya sama sekali, sehingga membuat mereka pontang panting ketakutan.
Jelas dari wajah nya dan Purnama juga bisa membaca pikiran mereka berempat, sama sekali tidak ada kebohongan dan kalau bohong juga untuk apa karena ini bersangkutan dengan setan. danau itu juga sedang di selidiki oleh polisi, walau mayat Paijo sudah ketemu tapi masih ada yang masih mencari tau penyebab nya.
Sebab keluarga Paijo sama sekali tidak mau melakukan otopsi karena Ana tahu mayat saudara nya pasti akan di belah, jadi lebih baik langsung kubur saja. jadi sekarang masih berusaha untuk di cari penyebab nya apa, sebagian sudah menduga kalau ini ulah nya iblis karena danau itu mungkin ada hantu nya.
Sebagian masih berpikir kalau Paijo serangan jantung sehingga jatuh lah tercebur di dalam air hingga kemudian meninggal dunia, satu kampung pikiran masih terbelah belah belum ada kepastian sama sekali. jadi mereka memang belum yakin sepenuh nya, tapi tidak ada saling menghujat karena mereka percaya dengan pikiran masing masing.
Kalau empat orang ini sudah melihat langsung sehingga langsung lah percaya kalau danau itu memang ada penunggu nya, orang gila yang masih ngeyel kalau tidak ada hantu di sana, sedangkan mata mereka sudah melihat bagai mana selendang menari di atas air dan seolah mau mengejar lalu membunuh lah mata yang melihat.
"Kamu harus cepat membantai iblis itu, Mbak Pur." ujar Ridwan.
"Memang nya kau pikir semua nya bisa dengan mudah, perlu tenaga dan kalau kalah nyawa juga taruhan nya!" sengit Purnama.
"Iya kau ini, Mas! Mama muda kan juga punya nyawa, kalau dia mati malah bahaya untuk kampung kita." Joko menyela Ridwan.
"Kemana kalian mau cari orang secantik aku? memang nya kalian pernah melihat dukun yang cantik dan bening begini, tapi aku bukan dukun sih!" Purnama mengibaskan rambut begitu centil.
"Ya Allah, kenapa ini kok mendadak centil sekali dia?" batin Zidan mengusap muka nya heran akan tingkah sang istri.
"Dia kenapa?" para member juga heran akan ulah ketua agensi.
"Semoga setelah ini jangan membanting lah, aku takut mendadak dia jadi Sumala." batin Joko.
"Apa yang kau pikirkan tentang ku?!" Purnama melirik Joko.
"Anu! anu aku takut Mama muda jadi Sumala." jujur Joko keceplosan.
"Hantu yang di film itu? kurang ajar kau ya!" Purnama naik darah.
Joko cepat lari berlindung di balik badan nya Zidan karena takut pula mendadak di banting, namun Ratu ular seolah hati nya menyuruh dia sabar sehingga tidak jadi naik darah. Arya juga merasa belakangan ini Kakak nya agak kalem, kalau pun emosi maka dia jadi agak bisa meredam emosi nya agar tidak meledak.
"Kalian jangan cerita dulu dengan orang orang." pesan Purnama.
"Oke, takut nya orang orang tambah tidak karuan ya pas dengar." sahut Tamrin.
"Maka nya orang jangan sampai tau dulu, kalian jaga lah itu muncung agar tidak ember! terutama kau, Ridwan." Purnama menatap Ridwan tajam.
"Lah kenapa kok aku yang terutama?" tanya Ridwan bingung.
"Ya kan Emak mu suka gosip tu, takut nya kau menurun pula jadi tukang gosip!" celetuk Purnama.
"Ah bisa jadi begitu, pokok nya kalau sampai bocor kisah ini maka itu dari kamu!" Hasan menunjuk Ridwan yang jadi melongo di sini.
Gara gara Emak nya tukang gosip sehingga anak pun di samakan pula, padahal belum tentu juga akan begitu, dasar mereka saja yang kadang kadang suka ceplos apa bila bicara. Ridwan cuma komat Kamit tidak berani melawan, nanti malah panjang masalah kalau sampai melawan ratu ular yang galak dan bengis ini.
...****************...
Purnama dan Maharani siap siap mau pergi menuju danau nanti sekitar jam sepuluh malam lah, kalau terlalu sore tidak ada iblis yang keluar karena mereka tidak suka di jam segini. mulai dari sebelas dan jam sepuluh, tapi kemarin mereka semua kemarin belum terlalu malam dan sudah ketemu dengan iblis penunggu danau.
"Assalamualaikum."
"Siapa lagi yang bertamu itu, apa orang yang habis dari danau juga?" gumam Purnama yang lagi makan buah di belakang.
"Sana lah lihat dulu, itu suara nya wanita kedengaran nya." suruh Maharani.
"Jangan kau makan apel ku ini, eh Arya kemana ya kok tidak kelihatan dia?" Purnama masih sempat mencari adik nya.
Pintu rumah tidak di tutup sehingga tamu langsung kelihatan, kalau malam masih jam segini memang Purnama belum menutup pintu karena kadang kala ada tamu yang mau datang untuk mencari Zidan juga untuk keperluan masjid atau hal lain yang bersangkutan dengan kampung juga lah pasti nya.
"Cari siapa, Dik?" tanya Purnama karena dia kurang kenal dengan tamu nya.
"Maaf saya datang malam malam, Mbak! siang tadi saya kerja, jadi baru sempat datang sekarang." ujar Ana sopan.
"Oh tidak apa apa, ayo masuk kedalam." ajak Purnama.
"Terima kasih, maaf ya kalau saya datang mau merepotkan sampean." Ana meremas tangan nya karena lagi bingung ini.
"Tidak apa apa, kalau saya bisa maka akan saya bantu kok." ucap Purnama lembut.
"Bukan nya saya lancang dan menentang kehendak Allah ya, Mbak! saya juga sempat memikirkan sejak tadi di kerjaan, tapi Emak terus meminta pada saya." Ana berucap lirih dan mengusap air mata nya.
"Ya katakan saja." ujar Purnama.
Ana menelan ludah nya sambil menunduk karena lidah ini terasa amat sangat kelu sekali mau bicara, sudah berusaha untuk tetap menahan air mata tapi tetap saja tidak bisa. sebab ini bersangkutan dengan duka nya, walau bagai mana pun dia merasa semua ini terasa amat sangat mendadak sekali.
"Bisa kah saya bertemu dengan arwah Mas Paijo, Mbak? ah salah, maksud saya Emak saya yang mau bicara!" ujar Ana menatap Purnama.
"Arwah Paijo?" Purnama sesaat tertegun.
"Iya, Emak bilang dia mau minta maaf dan bicara dengan Mas Paijo! sebab Emak merasa kematian Mas Paijo karena Emak minta ikan." cerita Ana.
"Datang saja lah dulu kerumah nya sana, kan biasa nya arwah tidak akan pergi sebelum empat puluh hari." suruh Arya yang tiba tiba datang.
Purnama cuma berdehem dan seperti nya dia tidak bisa pergi dengan Maharani malam ini, karena dia mau mencari arwah nya Paijo pula agar bisa menampakan diri di hadapan Emak Roh agar nanti bisa bicara dan meminta maaf.
Hari ini up lima ya besty, jangan lupa di like dan komen nya.
klu manusia siapa ya?
author ajak kita main tebak-tebakan?
separuh memihak dan tetap percaya mba pur cs.
separuh yang suka gak sabaran dan mau instan memihak mbah dukun .
ehheeee....hanya pendapat yaaa....🏃🏻♀️🏃🏻♀️
🥰🥰
mau baca takut ada member yg musnah...tp kalau gg baca ya mubadzir/Grin/
Maknov syafakillah yaaa.. istirahat dlu.