NovelToon NovelToon
Cinta Safira

Cinta Safira

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Kisah cinta masa kecil / Diam-Diam Cinta / Cinta Murni / Bad Boy
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Ridwan01

Safira, anak kecil yang harus menerima kenyataan kalau orang tuanya meninggal dalam sebuah kecelakaan, dia yang baru berusia dua tahun di titipkan mendiang ayahnya pada sahabatnya Hendra.
Masa kecilnya di penuhi dengan kebahagiaan, sampai usia remajanya dia menemukan banyak hal dalam hidupnya. Cinta, pengorbanan dan juga kesedihan.
Mampukah dia bahagia dengan banyak pilihan sulit dalam hidupnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridwan01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mulai akrab

Flashback off

"Mama" sapa Vandra di depan pintu kamar.

"Astagfirullah.. Vandra maaf mama tadi gak tau kamu sudah pulang sayang" kaget sang mama saat melihat Vandra di depan pintu.

"Tadi Vandra sudah ucap salam tapi rumah sepi banget ma" jawab Vandra.

"Mama lupa tadi para asisten mama suruh ke mall buat beli kebutuhan Safira dan yang lain mungkin lagi sibuk beresin kamar sebelah" ucap mama Vania menjelaskan

"Ohh.." jawab Vandra dengan pandangan yang tak lepas dari sosok Safira.

"Sini sayang... Kamu pasti penasaran dengan anak ini kan?" tanya mama Vania karena dari tadi Vandra terus menatap Safira.

Vandra menghampiri mamanya dan duduk di sisi ranjang sebelah Safira. Safira yang di tatap hanya sembunyi malu dengan wajah merona.

"Kenalin.. ini Safira, anaknya om Irsyad dan Tante karina. nanti saat papa pulang kita jelasin semuanya ya karena mama juga lagi nunggu papa" ucap mama Vania menjelaskan tentang Safira.

"Safira sayang gak mau kenalan sama kakak Vandra? ko dari tadi sembunyi terus sih" goda mama Vania pada Safira

Safira mulai menoleh pada Vandra tapi sedetik kemudian sembunyi lagi di perut mama Vania.

"Ayo dong cantik.. kakak Vandra udah nunggu tuh buat kenalan" ucap mama Vania gemas.

"Kak.. ayo ajak Safiranya kenalan, dia pasti malu" ucap mama Vania pada sang anak.

Vandra yang mendengan panggilan "kak" dari sang mama merasakan sesuatu di hatinya, perasaan hangat.

"Halo Safira, nama saya Vandra" ucap Vandra yang masih kaku dan bingung.

Safira menoleh dan tersenyum, lalu menghampiri Vandra dan berkata "tata panda takep Fila cuka tata" ucap Safira sambil memeluk Vandra (kakak Vandra cakep, Fira suka kakak)

"Hahaha... Pandanya cakep ya Fira" ledek mama Vania.

"Iya mama tata panda takep" jawab Safira dengan ekspresi polosnya.

Yang di ledek mah datar aja gak peduli

"Ya udah sekarang kakak mandi dulu gih terus istirahat sebentar sambil nunggu Maghrib" perintah mama Vania pada Vandra.

"Iya ma" jawab Vandra

"Ayo sekarang Safira ikut mama.. kakaknya mau mandi dulu biar wangi" ajak mama Vania pada Safira.

"Yaaa.. Fila maunya dicini cama tata ma (yaaa... Fira maunya disini sama kakak ma)" rengek Safira yang tak mau pergi.

"Safira kan harus istirahat sayang tadi habis minum obat, tapi nanti Bobonya habis Maghrib ya" bujuk mama Vania

"Bobo dicini ya ma?" tanya Safira polos

"Nggak sayang, bobonya nanti sama mama dulu nunggu kamar Safira beres" ucap mama Vania

"Fila dicini aja cama tata ya ma ya (Fira disini aja sama kakak ya ma ya)" rayu Safira dengan puppy eyes nya.

"Aduh kamu ini ko gemesin banget sih Safira" ucap mama Vania yang tak kuat dengan tatapan Safira

"Gak apa ma, biar Safira di sini nanti Vandra bawa baju gantinya ke kamar mandi aja sekalian" ucap Vandra.

Lalu mama Vania meminta Safira agar diam di kasur dan tidak turun karena mama Vania harus turun ke bawah untuk menyiapkan makan malam.

Setelah lima belas menit Vandra selesai mandi dan sudah mengenakan pakaiannya. saat keluar kamar mandi, Vandra melihat Safira yang sudah terlelap tidur di kasurnya, mungkin karena efek dari obat yang dia minum. Vandra terus menatap Safira dengan pandangan yang tak bisa di artikan. Vandra lalu membenarkan posisi tidur Safira dan menyimpan guling di pinggiran kasurnya agar Safira tak jatuh.

Tak lama adzan Maghrib berkumandang dan Vandra bersiap untuk solat.

Di dapur Vania sibuk menyiapkan makan malam bersama bi inah setelah melaksanakan solat magrib.

"Bu..apa makan malamnya disiapkan sekarang atau nanti nunggu bapak" tanya bi Inah.

"Sekarang aja bi soalnya tadi bapak telepon katanya masih mengurus pemakaman temannya" jawab Vania pada bi Inah.

"Baik Bu" lalu bi Inah mulai membawa makanannya ke ruang makan.

"Terima kasih ya bi... Padahal saya lebih senang kalau bibi panggil saya Vania saja karena bibi sudah lama bekerja di rumah ini" ucap Vania pada bi Inah.

"Tak apa Bu.. saya lebih nyaman seperti ini, saya juga sudah menganggap keluarga ini seperti keluarga saya sendiri" ucap bi Inah dengan tulus, bi Inah sudah lama bekerja di keluarga Adiwinata karena hidupnya sebatang kara. bi Inah juga selalu makan bersama keluarga Adiwinata di satu meja karena sudah di anggap keluarga.

"Baiklah kalau bibi kekeh... Saya panggil Vandra dulu di kamarnya ya bi" ucap Vania dan langsung di angguki bi Inah.

Tok tok tok

"Kakak.. ayo makan dulu sayang ajak Safiranya sekalian" ajak Vania sambil membuka pintu kamar vandra. tapi saat masuk mama Vania kaget karena ternyata Safira sudah tidur.

"Safiranya udah bobo, mau di bangunin kasihan" bingung Vania yang melihat Safira sudah tidur nyenyak.

"Terus gimana ma?" tanya Vandra

"Gak apa kita makan aja dulu, pasti Safira lelah karena dari rumah sakit tadi juga belum tidur" ucap Vania.

Vania pun memanggil Tari, salah satu asisten rumah tangganya yang tadi sudah pulang dari membeli perlengkapan Safira untuk menjaga Safira di kamar, setelah memintanya untuk makan malam terlebih dahulu.

Vania, Vandra dan bi Inah hanya makan bertiga malam ini karena Hendra masih di tempat pemakaman.

Tepat pukul 08:15

"Assalamu'alaikum.." sapa papa Hendra yang sudah pulang.

"Wa'alaikumussalam.. pa" jawab mama Vania dan Vandra "papa sudah pulang, mau mandi apa makan malam dulu pa?" tanya Vania menghampiri suaminya yang terlihat lelah.

"Papa mau mandi aja dulu ma" jawab Hendra lalu mencium kening sang istri dan putranya.

"Safira mana ma?" tanya Hendra yang tak melihat Safira.

"Safira tidur pa di kamar Vandra, tadi Maghrib ketiduran sepertinya efek dari obatnya" jawab Vania pada sang suami.

"Ko di kamar Vandra ma, gak di kamar kita dulu tidurnya?" tanya Hendra karena heran kenapa Safira tidur di kamar anaknya.

"Safira tadi merajuk, gak mau keluar dari kamar Vandra, katanya mau sama kakak cakep aja" jawab Vania sambil terkekeh.

Vandra hanya menatap kedua orang tuanya acuh karena sedikit malu dengan ucapan sang mama.

Hendra langsung pergi ke kamarnya untuk mandi dan setelah selesai langsung makan malam di temani sang istri.

Safira bangun dan langsung mencari keberadaan Vandra.

"Hiks...hiks... Tata panda ana tenapa da ada dicini.(kakak Vandra mana kenapa gak ada disini)" tanya Safira pada Tari. Tari yang bingung dengan cara bicara Safira yang belum jelas mengira Safira mencari bonekanya.

"Cup..cup sebentar ya sayang nanti kita cari bonekanya" bujuk Tari yang langsung menggendong Safira.

"To boneta cih.. Fila tan cali tata panda (ko boneka sih.. Fira kan cari kakak Vandra)" ucap Safira cemberut dengan air mata masih mengalir.

"Gemes banget sih pengen cubit pipinya tapi takut kena amuk ibu Vania" batin tari

Tari lalu memilih membawa Safira ke ruang keluarga menemui tuannya.

Di ruang keluarga.

Tari datang dan mengatakan kalau Safira menangis mencari pandanya. Vania yang mendengar itu langsung tertawa karena tau panda yang di maksud Safira.

"Besok kita beli boneka panda ya buat Safira" bujuk Hendra lalu membawa Safira ke pangkuannya. Vania semakin tertawa "mama apaan sih.. ini Safira nangis malah di ketawain" heran Hendra pada Vania.

"Papa nih.. panda yang di maksud Safira itu Vandra pa" ucap Vania pada suaminya.

"Hah..." Hendra hanya bisa bengong karena ketidak tahuannya.

Safira turun dari pangkuan Hendra dan menghampiri Vandra "tata... Tenapa tata tindalin Fila? Fila tan jadi cedih...hiks... Nanti tata tindalin Fila cama taya Yayah cama unda (kakak .. kenapa tinggalin Fira? Fira kan jadi sedih.. hiks .. nanti kakak tinggalin Fira sama kaya ayah sama bunda)" tanya Safira dengan tatapan sedihnya pada Vandra.

Hendra dan Vania merasa sedih mendengar Safira mengatakan itu. mereka masih tak tahu bagaimana cara menjelaskan tentang orang tua Safira yang sudah meninggal.

"Saya tidak pergi... Tadi saya hanya pergi untuk makan saja" ucap Vandra menenangkan Safira, lalu mendudukkan Safira di sampingnya.

"Tata da Atan tinggalin Fila cendilian tan? (Kakak gak akan tinggalin Fira sendirian kan?)" tanya Safira masih dengan mata yang berkaca kaca.

"Gak akan" jawab tegas Vandra sambil menghapus air mata Safira. Safira yang bahagia dengan kata kata Vandra langsung memeluk Vandra.

"Kenapa kamu gak panggil diri kamu kakak sayang?" tanya Vania pada sang anak "apa kamu gak suka di panggil kakak" tanya Vania lagi.

Hendra juga bingung karena Vandra hanya mengucapkan kata "saya" tadi saat Safira memanggilnya kakak.

"Vandra mau tanya" ucap Vandra pada kedua orang tuanya.

Vania yang mengerti meminta Tari untuk membawa Safira ke ruang makan karena Safira belum makan malam dan harus meminum obatnya.

"Safira sama mbak tarii dulu ya, mam dulu sama minum obatnya biar bisa main sama kakak" bujuk Vania pada Safira dan Safira menurut saja karena ingin main dengan Vandra.

Setelah itu... Hendra menjelaskan semua yang terjadi dari awal ayah Safira kecelakaan dan menitipkan Safira agar di rawat dan di jaga oleh Hendra. Hendra juga menjelaskan bahwa Safira tidak punya siapapun karena keluarga Irsyad dan istrinya sudah tiada semua, sanak saudara pun tak ada karena Irsyad adalah anak tunggal sementara istrinya adalah anak yatim piatu di panti asuhan.

"Jadi gimana mama sama Vandra apa mau menerima Safira menjadi keluarga kita?" tanya Hendra pada istri dan anaknya.

"Mama sih setuju aja pa, makanya mama tadi sudah beli kebutuhan Safira sama nyiapin kamarnya. mama sudah menyayangi Safira dari pertama datang ke rumah" jawab Vania karena sudah tahu saat sang suami mengatakan harus ke rumah sakit kembali pasti sudah terjadi sesuatu, terlebih saat di telepon mengatakan sedang di tempat pemakaman.

"Mama memang terbaik, papa beruntung punya istri seperti mama" ungkap Hendra yang selalu bisa membuat sang istri tersipu.

"Ekhem..." Vandra membuka suara dan membuat dua orang bucin itu sedikit malu (cuma sedikit).

"Vandra juga setuju kalau Safira tinggal disini dan jadi adik Vandra" tegas Vandra pada kedua orang tuanya.

"Alhamdulillah" ucap Hendra dan Vania bahagia "terus kenapa kamu manggil diri kamu saya tadi" tanya sang ayah sedikit kesal karena mengira Vandra tak mau punya adik.

"Vandra gak mau di panggil kakak" jawab tegas Vandra dan langsung pergi menuju ruang makan menemui Safira membuat orang tuanya heran.

Di ruang makan

Safira sedang makan ditemani Tari. melihat Vandra datang Safira langsung turun dari pangkuan Tari dan menghampirinya.

"Tata panda ayo tita main! (kakak Vandra ayo kita main!)" ajak Safira yang meraih tangan Vandra.

"Sudah selesai makannya?" tanya Vandra pada mbak Tari.

"Belum den ini masih sedikit lagi dan belum minum obat juga" jawab Tari sambil memperlihatkan piring yang masih tersisa sedikit makanan.

"Safira habisin dulu makannya ya terus minum obatnya" perintah Vandra pada Safira dengan tersenyum manis. Tari yang melihat anak majikannya tersenyum sampai di buat bengong karena belum pernah melihat Vandra tersenyum. Vandra memang ramah tapi sedikit bicara dan jarang sekali tersenyum.

"Iya tata" jawab Safira dan segera menghabiskan makanannya juga meminum obatnya tanpa drama penolakan.

Hendra dan Vania yang mengintip interaksi antara Vandra dan Safira mengernyit heran melihat anaknya bersikap lembut tapi tidak mau di panggil kakak.

Setelah selesai makan dan minum obat Vandra mengajak Safira ke kamarnya karena Safira ingin tidur dengan Vandra. Vania yang mendengar itu agak sedikit khawatir karena takut tidur anaknya terganggu jika Safira bangun tengah malam, maklum kan Safira masih minum susu.

"Mama gak usah khawatir nanti kalau Safira bangun aku yang bikinin susunya tadi sudah di ajarin mbak Tari" ucap Vandra menenangkan Vania agar tidak khawatir.

"Ya sudah nanti mama minta mbak Tari siapin termos sama susu juga botol bersihnya Safira ke kamar kamu" pasrah Vania karena melihat anaknya yang tidak keberatan.

Di kamar Vandra dan Safira sudah bersiap untuk tidur karena jam sudah menunjukkan waktunya anak kecil tidur.

"Tata panda" ucap Safira sambil menoel tangan Vandra di sampingnya.

"Jangan panggil kakak, Safira" ucap Vandra lembut pada Safira.

"Tenapa? Tan tata, tatanya Fila (kenapa? kan kakak, kakaknya Fira)" tanya Safira yang mulai sedih.

"Mulai sekarang Fira panggil Vandra dengan sebutan Abang ya!" pinta Vandra pada Safira dengan lembut. Safira masih bingung.

"Abang Vandra itu panggilan sayangnya Safira buat Abang dan hanya Abang yang boleh di panggil seperti itu, Safira ngerti?" ucap Vandra tegas pada Safira karena melihat Safira bingung.

"Iya nelti, Fila cayang Abang (iya ngerti,Fira sayang Abang)" balas Safira dengan ceria juga memeluk Vandra

"Seenggaknya Safira bisa nyebut Abang dengan jelas bukan tata" batin Vandra bahagia 

"Abang.... Mau cucu" pinta Safira dengan puppy eyes nya.

1
darsih
wkwkwkwkwkkw
saingan. berat sagata
Ridwan01: benar sekali kak 🙏
total 1 replies
darsih
waduh kenapa tu aisyah
Ridwan01: Aisyah ketemu Kevin kak
total 1 replies
darsih
wkwkwkwkwkwkw Hendra Hendra ada2 aja tingkah nya
Ridwan01: memang kak, Hendra posesif 🙏
total 1 replies
darsih
vandra suka Aisyah nih
Ridwan01: iya kak, tapi mereka sulit bersama.
total 1 replies
darsih
siapa. ya Aisyah vandra mau nolong Aisyah yg HBS d bully KK kelas nya
Ridwan01: iya kak
total 1 replies
darsih
wah wah siapa ya
vandra atau siap ya js Ppenasaran
Ridwan01: Oma Ranti kak 🙏
total 1 replies
darsih
aduh kasihan Isabela. cinta nya tak berambut SM Vandra
Ridwan01: Vandra terlalu dingin
total 1 replies
darsih
pasti bela itu yg denger 5 sahabat nya godain vandra
darsih
bagus Ka cerita nya
Ridwan01: terima kasih kak y
total 1 replies
darsih
jodohnya Vandsa nih Safira
Ridwan01: jawabannya masih mungkin, belum pasti kak .
total 1 replies
darsih
2 bab baca nya d bikin melow
mdh2an bab selanjutnya Safira happy ya KA
kasihan masih kecil Uda ditinggal SM kedua orang tua nya
Ridwan01: iya kak terima kasih
total 2 replies
darsih
JD sedih baca cerita nya
untung aja d titipin SM Hendra anaknya buat jadi adiknya Vandra
Ridwan01: iya kak, Vandra sudah ingin punya adik sejak dulu
total 1 replies
darsih
waduh siapa ya amin seru cerita nya
lanjut ka
Ridwan01: Safira kak 🙏
total 1 replies
Ridwan01
silahkan mampir ke rumah Safira
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!