Aisyah yang mendampingi Ammar dari nol dan membantu ekonominya, malah wanita lain yang dia nikahi.
Aisyah yang enam tahun membantu Ammar sampai berpangkat dicampakkan saat calon mertuanya menginginkan menantu yang bergelar. Kecewa, karena Ammar tak membelanya justru menerima perjodohan itu, Aisyah memutuskan pergi ke kota lain.
Aisyah akhirnya diterima bekerja pada suatu perusahaan. Sebulan bekerja, dia baru tahu ternyata hamil anaknya Ammar.
CEO tempatnya bekerja menjadi simpatik dan penuh perhatian karena kasihan melihat dia hamil tanpa ada keluarga. Mereka menjadi dekat.
Saat usia sang anak berusia dua tahun, tanpa sengaja Aisyah kembali bertemu dengan Ammar. Pria itu terkejut melihat wajah anaknya Aisyah yang begitu mirip dengannya.
Apa yang akan terjadi selanjutnya? Apakah Ammar akan mencari tahu siapa ayah dari anak Aisyah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30. Sah
Hukum menikahi perempuan (hamil di luar nikah) bagi orang yang tidak zi'na dengannya adalah sah. Tapi haram baginya mengga'uli hingga anaknya lahir. Tambahkan penjelasan. Bagi laki-laki yang tidak berzi'na dengannya adalah sah dan tidak perlu akad nikah ulang setelah isterinya itu melahirkan. Namun laki-laki yang menikahinya tersebut tidak boleh mengga'ulinya hingga melahirkan.” (Fatawa al-Azhar)
Bonus Visual
Alby
Aisyah
**
Akhirnya setelah mengucapkan ijab kabul, mereka dinyatakan sah menjadi suami istri. Keduanya tampak tersenyum sumringah termasuk mama Nur.
Aisyah mendekati mama Nur dan menyalami dengan mencium tangan wanita itu. Mama Nur membalas dengan memeluk menantunya itu.
"Ma, mohon doa dan restunya untuk pernikahan aku dan Mas Alby," ucap Aisyah dengan suara pelan karena menahan air mata agar tak tumpah membasahi pipinya.
"Mama restui pernikahan kalian berdua. Semoga menjadi keluarga bahagia, sakinah mawadah dan warahmah." Mama memeluk Aisyah. Tangis wanita itu akhirnya pecah dalam pelukan Mama Nur.
Alby juga mendekati mamanya dan meminta maaf serta memohon doa restu. Setelah sah menjadi suami istri dan mendapat buku nikah, mereka menuju panti asuhan untuk berbagi kebahagiaan.
Setelah acara pernikahan selesai, Aisyah dan Alby menuju panti asuhan dengan membawa banyak hadiah dan makanan untuk anak-anak yatim. Mereka berdua sangat gembira dan bahagia, dan ingin berbagi kebahagiaan mereka dengan orang lain.
Saat mereka tiba di panti asuhan, anak-anak yatim menyambut mereka dengan gembira. Aisyah dan Alby membagikan hadiah dan makanan kepada anak-anak, dan mereka semua bermain bersama. Aisyah dan Alby juga memberikan sumbangan kepada panti asuhan untuk membantu kebutuhan anak-anak.
Anak-anak yatim sangat gembira dengan kedatangan Aisyah dan Alby, dan mereka semua berterima kasih atas kebaikan mereka. Kedua pengantin baru itu merasa senang karena bisa berbagi kebahagiaan mereka dengan orang lain, dan mereka berdua berjanji untuk terus membantu anak-anak yatim di masa depan.
"Terima kasih, Pak Alby dan Ibu Aisyah, atas kebaikan kalian," ucap salah satu pengasuh panti asuhan dengan suara yang hangat.
"Kami hanya ingin berbagi kebahagiaan kami dengan orang lain," jawab Alby dengan suara yang lembut.
Aisyah tersenyum dan berkata, "Kami akan usahakan untuk terus membantu anak-anak di sini, Bu," ucap Aisyah dengan suara yang penuh kasih sayang.
**
Setelah dari panti asuhan, keduanya langsung menuju apartemennya Alby yang berada tak jauh dari perusahaan. Aisyah telah lebih dahulu tinggal di sana.
Alby menyeret koper yang berisi bajunya. Diikuti Aisyah. Dia masih tak percaya jika hari ini telah sah menjadi istrinya seorang CEO ternama. Tak pernah ada dalam bayangannya akan menikah dengan pria tampan dan mapan itu.
Aisyah menyusun baju Alby ke dalam lemari. Setelah rapi, dia memilih duduk di sofa. Suaminya itu sedang berada di ruang tamu, sepertinya sedang menghubungi seseorang.
Saat Aisyah sedang asyik bermain ponsel, Alby masuk. Dia langsung menghampiri istrinya. Duduk di samping wanita itu.
Alby melonggarkan dasinya dan melepaskan dari leher. Dia lalu membuka satu persatu kancing bajunya. Aisyah melihat dengan jantung berdebar. Walau dia sudah pernah melakukan hubungan badan dengan seorang pria, tapi dia tetap gugup saat melihat suaminya itu mulai membuka bajunya.
Setalah semua kancing baju terbuka, Alby lalu membuka dan melepaskan baju itu dari tubuhnya. Aisyah sampai menelan air ludah melihat keindahan bentuk tubuh suaminya itu. Dia memandang tampak kedip perut sixpack-nya.
Alby tersenyum saat melirik dan melihat istrinya yang sedang memandangnya tanpa kedip. Dia langsung memeluk pinggang Aisyah dan menariknya agar lebih merapat.
"Belum pernah lihat tubuh pria sebagus diriku, ya?" tanya Alby dengan suara pelan berbisik ditelinga sang istri.
Aisyah jadi tersadar dari lamunannya begitu mendengar ucapan Alby. Dia langsung memalingkan wajahnya ke tempat lain. Membuat Alby jadi tertawa.
"Kenapa berpaling? Takut tergoda?" tanya Alby lagi. Sepertinya sifat jailnya kembali lagi. Telah lama dia tak mengerjai Aisyah, sejak wanita itu dinyatakan hamil.
"Siapa yang tergoda? Jangan ge-er," balas Aisyah. Tapi matanya tetap memandang ke arah yang lain.
Alby lalu berdiri dan tiba-tiba mengukung tubuh Aisyah di bawah tubuhnya. Wajah mereka begitu dekat. Namun, Alby masih tetap menjaga jarak badannya, takut mengenai perut buncit istrinya.
Aisyah terkejut, wajahnya tampak memerah. Dia dapat merasakan deru napas dari pria itu. Wangi tubuhnya juga dapat tercium. Aisyah jadi menahan napas. Tanpa di duga, Alby langsung mengecup pipi gadis itu.
"Kamu sangat cantik kalau malu-malu begini," ucap Alby. Aisyah langsung mendorong tubuh Alby, takut jantungnya copot jika terus berada sedekat ini. Setelah suaminya sedikit menuduh dari tubuhnya, Aisyah langsung berdiri.
"Aku mau mandi," ucap Aisyah mengalihkan perhatian pria itu.
"Kita mandi bareng," ujar Alby.
"Apa kamu lupa kalau kita tak boleh berhubungan badan sebelum anak ini lahir?" tanya Aisyah.
Dia tak mau melanggar aturan agama lagi. Sudah cukup banyak dosa yang dia buat selama ini.
"Apa aku ada bilang mau berhubungan badan denganmu?" Bukannya menjawab pertanyaan Aisyah, Alby justru balik bertanya.
Aisyah jadi terdiam mendengar ucapan pria itu. Alby berjalan mendekati istrinya. Melihat suaminya yang makin mendekat, dia berjalan mundur hingga membentur dinding.
Alby memeluk pinggang istrinya dan menariknya. Tapi, dia tak mau menekan, takut mengenai perut istrinya.
"Aisyah, bisa berdua denganmu setiap saat itu sudah lebih dari cukup. Aku masih bisa menahan keinginan untuk berhubungan, jangan takut, Sayang," ucap Alby dengan suara lembut.
Aisyah masih terdiam. Masih mengatur detak jantungnya yang berpacu cepat.
"Apa kita tidur seranjang?" tanya Aisyah. Alby tampak tersenyum mendengar pertanyaan istrinya itu.
"Tentu saja, Sayang. Aku hanya tidur dengan memelukmu," jawab Alby. "Tapi jika kamu ingin lebih, aku tak keberatan. Misalnya ingin sekedar bercumbu saja!"
"Aku mandi dulu," ucap Aisyah. Dia malu saat Alby mengatakan itu. Dengan segera dia masuk ke kamar mandi. Alby tertawa melihat istrinya yang begitu pemalu. Dia bertanya dalam hatinya, apakah karena lugunya itu dia begitu mudahnya percaya omongan laki-laki sehingga menyerahkan kesuciannya.
Semoga samawa dan bahagia selalu
semoga ini awal kebahagiaanmu aisyah.