NovelToon NovelToon
Hanya Ibu Dari Anakmu

Hanya Ibu Dari Anakmu

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / CEO / Nikah Kontrak / Pengganti / Percintaan Konglomerat
Popularitas:184k
Nilai: 5
Nama Author: santi.santi

Safa, gadis dari kalangan atas terpaksa menawarkan diri untuk menjadi istri dari Lingga, seorang CEO terkemuka demi menyelamatkan Perusahaan orang tua angkatnya.

"Ayo kita menikah. Aku akan melahirkan anak untukmu, asal kamu mau menolong Papaku"

"Kau yakin mau menikah dengan ku?"

"Aku yakin!"

Safa menjawabnya dengan tegas. Tanpa memikirkan suatu saat nanti hatinya bisa goyah dan mencintai Lingga.
Tapi sayangnya hati Lingga telah mati, dia hanya mencintai Asyifa tunangannya yang telah meninggal dunia. Lingga menikah hanya karena paksaan orang tua serta untuk melahirkan penerus keluarganya.

"Dia sangat mencintai anaknya, tapi tidak dengan wanita yang melahirkan anaknya" ~ Safa ~

Bagaimana nasib Safa saat Lingga pulang membawa wanita yang wajahnya begitu mirip dengan Asyifa? Apa yang akan Safa lakukan disaat dia sendiri sedang berjuang antara hidup dan mati?
Akankan Safa bertahan atau merelakan suaminya bahagia dengan wanita itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lepaskan dia!

"Kamu tidak mencintainya kan Fa?"

Safa masih bungkam, dia sendiri tidak paham dengan isi hatinya.

"Fa?" Panggil Juna untuk meminta jawaban.

"A-aku.."

"Hmm!"

Keduanya sama-sama terkejut karena kedatangan Lingga.

"Mas, kamu sudah pulang?" Safa berdiri menyambut kedatangan Lingga.

"Aku datang karena Mama mau jenguk cucunya, sekarang ada di teras belakang. Maaf tidak memberitahumu dulu" Ucap Juna dengan tatapan mata yang lurus pada Lingga.

"Hmm" Angguk Lingga.

"Aku buat minum dulu ya Mas" Safa memilih menjauh dari kedua pria itu. Entah mengapa, Safa melihat hubungan keduanya tidak terlalu baik.

"Selamat untuk kelahiran putramu Kak, dia tampan. Mirip sekali denganmu"

"Terima kasih"

Lingga meletakkan jasnya yang sejak tadi ia tenteng ke sandaran sofa.

"Bagaimana hubungan mu dengan Safa? Apa kau sudah mencintainya Kak?" Juna kembali duduk. Kali ini dia berhadapan dengan Lingga. Kedua pria itu terlihat sama-sama angkuh saat ini.

"Atau, kau masih terjebak dengan masa lalu mu?" Juna memperlihatkan senyum di ujung bibir kirinya, senyum yang lebih terlihat seperti mengejek.

"Apa yang aku rasakan dan apa yang terjadi di dalam rumah tangga ku itu bukan urusan mu. Bukan ranah mu untuk mengetahui semua itu!" Lingga terlihat memperingati Juna dengan tatapan tajamnya.

"Oh, jadi menurut mu begitu? Tapi, kau tidak lupa kan Kak, kalau Safa adalah wanita yang aku incar sejak dulu. Kau tau sendiri aku menyukainya!"

Juna menekan kalimat terakhirnya, namun suaranya hanya terdengar oleh Lingga yang ada di hadapannya.

"Kau menikahinya hanya demi keuntungan mu saja. Kau memanfaatkannya hanya untuk melahirkan keturunan mu dan menghentikan tekanan dari Om Indra saja. Sekarang kau sudah punya anak, lebih baik lepaskan Safa!"

"Sejak awal Papa menjodohkan aku dengan dia, aku sudah menolaknya. Tapi dia yang datang sendiri dan meminta menikah dengan ku. Jadi kenapa kau menyalahkan ku karena aku menikahi wanita yang kau cintai itu?"

Berbeda dengan Juna yang terlihat memendam amarah pada Lingga, terlihat bagaimana cara dia bicara dengan Lingga, maka Lingga terlihat lebih tenang. Pria itu hati-hati dalam kata yang keluar dari mulutnya.

"Dia menawarkan pernikahan itu karena dia butuh bantuan. Kau bisa saja menolak permintaannya dan memberikan aku kesempatan. Bukan kau sendiri yang malah menikahinya. Kau tidak akan melakukan itu kalau kau tidak punya niat lain kepadanya!" Juna masih tidak terima karena Lingga menikahi Safa.

Sejak dulu dia memang menyukai Safa sebagai lawan jenis. Namun saat itu hubungan mereka belum berkembang, hanya sebatas teman yang saling mengenal saja, kemudian saat Juna ingin mencoba mengenal Safa lebih jauh lagi, Juna harus ke luar negeri untuk melanjutkan pendidikannya.

"Sekarang aku tanya, seandainya dia meminta bantuan padamu, apa kau sanggup membantunya? Membayar hutang Papanya yang mencapai ratusan milyar itu?"

Sekarang Juna terdiam, pada saat Juna mendengar kabar Lingga menikah dengan Safa, perusahaan keluarganya juga sedang tidak baik-baik saja. Bahkan rumah sakit juga hampir terjual, namun Lingga memberikan suntikan dana agar rumah sakit itu tetap bertahan menjadi milik keluarga Juna.

"Tapi sekarang, kau sudah punya anak dari Safa Kak. Tolong lepaskan dia, biarkan dia bahagia kalau kain sendiri tidak bisa mencintainya dan membuatnya bahagia!" Desak Juna. Dia akan kembali mengejar Safa lagi setelah Lingga menceraikan Safa. Dia tak peduli kalau Safa punya anak dari pria lain. Juna tetap bisa menerima Safa apa adanya.

"Kau mau memintaku untuk melepaskannya?"

Safa yang sudah membawa secangkir teh panas untuk Lingga terpaksa berhenti karena mendengar obrolan Lingga dan juga Juna.

"Kau tidak mencintainya, jadi untuk apa mempertahankannya? Bukanya kau masih mencintai Asyifa sampai sekarang? Kau juga sudah punya keturunan kan, jadi apa lagi yang kau tunggu?"

Tangan Safa bergetar sampai teh yang ada di dalam gelas menjadi bergelombang kecil karena getaran dari tangannya.

"Kalau begitu, coba saja minta dia pergi dari ku kalau dia mau. Tapi rasanya tidak akan mungkin karena setelah itu dia tidak akan bisa melihat anaknya lagi!"

Deg...

Safa sadar kalau selama ini dia tidak pernah diinginkan oleh Lingga. Keberadaannya di sana tentu saja karena hubungan saling menguntungkan di antara mereka. Tapi kenapa hati Safa sakit saat mendengar Lingga yang seolah tak mau mempertahankan dirinya sama sekali.

Berarti menang benar apa yang ia duga, jika Juna tau semuanya tentang hubungannya dengan Lingga seperti apa.

Hatinya benar-benar terasa perih sampai air matanya menyeruak memenuhi matanya. Mungkin memang benar apa yang dikatakan Papanya dan juga Dila kalau Safa mulai ada rasa dengan Lingga.

Kalau dia tidak mencintai pria dingin itu, pasti hatinya tidak akan sesakit ini saat mendengar Lingga sama sekali tak peduli dengan dirinya.

"Safa?" Juna yang lebih dulu menyadari keberadaan Safa. Lingga pun menoleh ke belakang.

Safa buru-buru memalingkan wajahnya untuk mengusap air matanya. Kemudian berusaha menarik bibirnya untuk membuat sebuah senyuman meski senyum yang begitu palsu.

"Ini tehnya Mas, diminum dulu!" Safa meletakkan teh yang ia bawa ke atas meja, tanpa menatap Lingga sama sekali.

Safa hanya membawa satu teh untuk Lingga karena untuk Juna sudah dibuatkan oleh Bi Sri.

"Hmm" Sahut Lingga dengan gumaman saja.

Suasana menjadi hening, ketiga orang di sana sama-sama diam. Safa yang duduk di samping Lingga hanya bisa menunduk sambil meremas kedua tangannya.

"Safa, kayaknya Kendra haus" Kedatangan Ana yang menggendong Kendra akhirnya jadi pemecah keheningan di tiang tengah itu.

"Kalau gitu biar saya bawa ke atas dulu Tante"

"Iya sana, Tante juga mau pamit. Kapan-kapan Tante main lagi" Ana menyerahkan Kendra ke gendongan Safa

"Iya Tante, terima kasih sudah repot-repot datang ke sini"

"Tante tidak repot sama sekali. Sana baiklah!"

"Iya Tante, aku naik dulu Kak" Safa beralih pada Juna.

"Hmm" Angguk Juna dengan senyum menawannya.

"Tante pulang dulu ya Ngga" Pamit Ana ketika Safa sudah naik ke kamarnya.

"Iya Tante, terima kasih sudah datang"

"Sama-sama. Ayo Juna!" Ana berjalan keluar lebih dulu. Meninggalkan dua saudara sepupu yang masih memancarkan aura ketegangan di antara mereka berdua.

"Ingat Kak, kalau kau tidak mencintainya, lepaskan dia. Aku masih menginginkannya sampai saat ini!" Ucap Juna sebelum melangkah pergi dari rumah Lingga.

Sementara pria dingin itu hanya diam membisu. Entah sebenarnya apa yang ada di otaknya sampai benar-benar tak terbaca.

Lingga ingin beranjak ke kamar untuk membersihkan diri kemudian menemani putranya seperti biasa. Tapi saat kakinya mulai melangkah, dia melihat teh yang masih mengepulkan asapnya ke udara.

Lingga mengurungkan niatnya kemudian duduk di sofa dan meraih teh yang dibuat oleh Safa tadi. Perlahan Lingga meneguk tehnya karena masih terasa panas. Pria itu hanya diam, tak ada yang tau teh buatan Safa pas di lidahnya atau tidak. Lingga benar-benar susah dibaca.

1
mur:ciyuah
cemburu bilang donk lingga....
Aan Azzam
sikap lingga bikin salah faham 🤣🤣🤣🤣
Aan Azzam
rasa ini yg akan menggerogoti lingga suatu hari nanti....😏
Uthie
mulai sukkaaa niii si Lingga bertingkah aneh begitu 👍🤣
Jumi🍉
Ada bau gosong tapi bukan baju...🤣
Uthie
gunung es nya sdh mencair 😁😂
mur:ciyuah
oalahhhh lingga lingga...aku ini heran ama kamu...ndk bisa bilang cinta ma safa ....tapi klau safa dideketin cowok lain ...eh langsung mode dingin beku...macam kulkaz es batu ...jealezzz bilang donk🤣🤣🤣🤣😂😂😂
Agnezz
sebenarnya sudah beraoa lama sih Asyifa meninggal ? setahun , 5 th atau sudah 10 th lebih? kalo kurang dari setahun ya wajar Lingga masih belum bisa move on, maaih butuh waktu untuk menyesuaikan keadaan. kalo 5th sudah waktunya untuk move on. kalo 10 th lebih ini udah gak wajar, udah kayak Fatir aja😅😅 tapi kayaknya belum sampai 10 th deh. Lingga bersedia menikah dengan Safa bukan karena cinta tapi karena logika. Dia melihat pribadi Safa yg cocok untuk dijadikan istri, kriterianya memenuhi syarat buat Lingga, Penikahannya dengan Safa seperti simbiosa mutualisma, saling menguntungkan. Keluarga Lingga butuh penerus, Safa butuh biaya pengaobatan Ayahnya dan agar Ayahnya tidak dipenjara.
jiannafeeza 2201
sepertinya adaa aroma2 cemburu nih cuma gengsi aja uuntuk mengakuinyaa
Azda Syafril
jiach da yg panas v bukan kompor meleduk eaaa..... mas lingga dh move on kah v msh gengsi ..... hapus masa lalu mu dg doa mu ... buang barang yg SDH TDK bisa bersama mu kegudang.. kamar mu dg nuansa yg LBH wah gtu ....setiap dinding walpaper Kendra dn Shafa.....
Dian Isnawati
lanjut
Risna Nasution
hahaha si lingga mulai cemburu😂
Erna 1785
bagus ceritanya
Rafly Rafly
jgn coba bikin masalah Juna..ntar rumah sakit keluarga mu bisa di likuidasi tuan lingga../Facepalm/
santi.santi: nggak main2 kayaknya si Lingga ini
total 1 replies
Purnama Pasedu
yg nyari ken ya
Erlin Sumyati
gunung es mencair pemirsa,,, tunggu kelanjutan nya ,,,bucin habis ea ea ea ,, tetap semangat sukses karyamu slalu kutunggu 💪
rinny
ha ha ha si lingga nih gengsi di gede gedein.
Cindy
lanjut kak
rinny
si kulkas 12 pintu sudah mulai mencair semoga akan berlanjut dengan kebucinan
Zafir Nadin
Kebanyakan gengsi si linggis ga nyadar udah ada rasa sama safa nanti pas di tinggalin baru terasa
santi.santi: please kenapa jadi linggis 🤣
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!