NovelToon NovelToon
KEMBALI-NYA SANG ANTAGONIS

KEMBALI-NYA SANG ANTAGONIS

Status: sedang berlangsung
Genre:Kelahiran kembali menjadi kuat / Reinkarnasi / Mengubah Takdir
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: Senjaku02

____________________________
"Dar-Darian?" suaranya pelan dan nyaris tak terdengar.
"Iya, akhirnya aku bisa membalas kejahatan mu pada Nafisha, ini adalah balasan yang pantas," ucap Darian Kanny Parker.
"Kenapa?" tanyanya serak dengan wajah penuh luka.
"Kau tak pantas hidup Cassia, karena kau adalah wanita pembawa masalah untuk Nafisha," ujarnya dengan senyum sinis.
Cassia Itzel Gray, menatap sendu tunangannya itu. Dia tak pernah menyangka akan berakhir di tangan pria yang begitu dirinya cintai. Di detik-detik terakhir. Cassia masih mendengar hal menyakitkan lainnya yang membuat Cassia marah dan dendam.
"Keluarga Gray hancur karena kesalahan mu, Cassia! Aku lah yang membuat Gray bangkrut dan membuat kedua orang tuamu pergi, jadi selamat menemui mereka, Cassia! Ini balasan setimpal untuk setiap tetes air mata Nafisha," bisik Darian dengan senyum menyeringai!

DEG!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senjaku02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 20

  Melangkah pergi dengan langkah tegap, Cassia membiarkan bisik-bisik penuh cela dan hinaan itu berputar liar di belakangnya, tak satupun yang mampu merobohkan ketegaran hatinya. 

  Bersama sahabat-sahabat setianya, ia menuntaskan niat yang telah lama terpatri: menuju kantin, karena kelaparan yang membara jauh lebih mendesak daripada memusingkan ulah manusia-manusia tak tahu diri seperti mereka.

  Namun, di balik keheningan itu, gelora amarah tak terbendung membara di hati para sahabat Cassia maupun Vladimir. Mereka tahu, batas kesabaran telah terlanggar oleh Darian dan Nafisha, yang dengan lancang menantang harga diri mereka. 

  Pertarungan tak terucap itu menggantung, siap meledak sewaktu-waktu, menyisakan bara api dendam yang tak mudah padam.

...****************...

Beberapa hari kemudian, 

  Pembatalan pertunangan antara keluarga Gray dan Parker masih mengguncang jagat media sosial bak badai dahsyat yang tak terelakkan.

  Gegap gempita gosip pun melebar, merembet ke setiap sudut kehidupan masyarakat, menjadi buah bibir yang tak bisa lepas dari lidah orang-orang. 

  Jari-jari para netizen dan haters berlomba-lomba mengetik komentar tajam yang menusuk hati, atau dukungan yang menggugah, bahkan ada pula yang mencoba berdiri di garis netral tanpa berpihak. 

  Riuh rendah suara itu membelah dunia keluarga kaya raya yang selama ini selalu menjadi sorotan, memperlihatkan sisi lain yang penuh konflik dan ketegangan yang selama ini tersembunyi di balik kemewahan mereka.

  Sedangkan Di sisi lain, Margaretha berdiri tegap di samping Thomas suaminya, tatapannya tajam seperti baja, tanpa jejak kelembutan yang dulu melekat pada wajahnya. Lusa nanti, jumpa pers itu akan menjadi medan pertempuran terakhir untuk membungkam semua suara pedas yang berani menghinakan putri kesayangan mereka. 

  “Siapkan acara ini dengan sempurna. Jangan beri celah sedikit pun bagi mereka yang mencoba merusaknya,” perintah Margaretha, suaranya dingin dan penuh tekanan, menancap dalam keheningan ruangan yang sibuk itu. 

  Orang-orang yang berlalu-lalang hanya mampu mengangguk mantap, tanpa sepatah kata pun, siap melaksanakan titah sang nyonya. 

  Sementara itu, Thomas duduk terpaku, menata kata demi kata dengan cermat, memastikan setiap kalimat mampu mengguncang dan menguatkan posisi mereka.

  Jarinya lincah mengirim undangan kepada keluarga Parker, sinyal resmi yang menandai sebuah babak baru dalam peperangan ini. Semua 

persiapan bukan sekadar acara, melainkan perisai terakhir untuk melindungi kehormatan mereka yang nyaris terkoyak.

...****************...

   Hari itu menjadi puncak badai yang harus dihadapi Cassia dan keluarganya hari konferensi pers yang menentukan nasib pemutusan pertunangan keluarga Parker.

  Kenapa harus dihadapi secara terbuka? Karena kabar itu sudah menjalar liar di jagat media sosial, menimbulkan gelombang komentar tajam dan fitnah yang tak berkesudahan. 

  Cassia menatap layar ponsel dengan dada yang sesak. Setiap kata kasar, setiap tuduhan palsu seolah mencabik-cabik kehormatannya, merobek kisah yang selama ini ia bangun dengan penuh pengorbanan. 

  Mereka mengatakan ini semua hanya sandiwara, kebohongan yang dirancang tanpa hati nurani. Namun hari ini, di hadapan publik yang haus kebenaran dan mata yang menunggu jawaban, Cassia bertekad untuk berdiri tegak menghapus debu kebohongan dan menyalakan api kejujuran.

  Karena kadang, luka terbesar bukan datang dari perpisahan itu sendiri, melainkan dari angin fitnah yang terus menghambat langkah seseorang untuk bangkit.

  Cassia dan keluarganya telah berdandan rapi, mengenakan pakaian formal terbaik mereka. Ketika mobil hitam mewah milik keluarga Gray meluncur pelan ke depan gedung kantor megah mereka, suasana terasa penuh ketegangan. 

  Mobil itu menepi di parkiran rahasia jalur tersembunyi yang hanya diketahui sedikit orang, disiapkan khusus untuk keadaan darurat semacam ini. Satu per satu mereka turun dengan langkah mantap namun hati dipenuhi kecemasan, menjauh dari sorotan tajam wartawan yang menunggu di dalam dan luar gedung. 

  Vladimir, yang tak pernah lepas mendampingi adiknya, menggenggam tangan Cassia dengan erat seolah menyalurkan kekuatan dan keberanian melalui sentuhan itu. Cassia membalas genggaman itu dengan hangat, matanya bersinar penuh tekad. 

  Ia mengangguk pelan, senyum lembut terukir di bibirnya, berusaha menenangkan hati kakaknya yang gelisah. Dalam sekejap, ada janji tanpa kata terpatri di antara mereka—bahwa mereka akan bertahan, menghadapi badai ini bersama, tanpa terpecah.

...****************...

   Di dalam ruang CEO yang penuh ketegangan, Thomas menatap putrinya dengan tatapan lembut tapi penuh peringatan. "Sayang, kau hanya perlu sampaikan satu hal pemutusan pertunangan kalian beserta alasannya. Jangan biarkan dirimu terjebak dalam pusaran pertanyaan wartawan. Setelah itu, biarkan papi dan Mami yang mengurus semuanya." Suaranya dalam, tapi setiap kata menancap tajam seperti janji perlindungan yang tak bisa diganggu gugat.

  Di sisi Cassia, Margaretha meremas tangan putrinya dengan lembut, seolah ingin menguatkan jiwanya yang tengah bergejolak. "Dengar kata Papi, ini demi keselamatan hatimu."

  Vladimir ikut bergabung, nada suaranya berat penuh tekad. "Percayalah, aku takkan membiarkanmu berhadapan dengan si brengs*k itu. Tenanglah, semuanya akan baik-baik saja."

  Cassia tersenyum tipis, tapi hatinya bergolak penuh penyesalan. Betapa bodohnya dia dulu, menutup telinga dari nasihat orang tua dan kakaknya, hingga serpihan keluarga yang dulu utuh kini berantakan tak berujung. 

  Matanya berkaca-kaca, ada badai emosi yang siap meledak. Ingin sekali ia menangis menangis sekeras-kerasnya untuk meluapkan segala penyesalan yang membekap dada. 

  Tapi, air mata itu belum jatuh, seolah takut bahwa jika pecah, seluruh dunia akan runtuh bersamanya.

  “Tenang saja,” suaranya lembut tapi penuh keyakinan saat menatap keluarga yang gusar. “Aku sudah menyiapkan semua yang ingin aku katakan. Jangan khawatir, aku baik-baik saja.” 

  Namun, tatapannya yang dalam menyimpan rahasia lebih dari sekadar kata-kata yang terucap. “Justru, dengan pemutusan pertunangan ini, aku merasa terbebas dari penderitaan yang selama ini aku ciptakan sendiri. Beban yang selama ini menghimpit dada akhirnya bisa aku lepas.” 

  Sejenak hening menyelimuti, seolah ruangan itu menyerap setiap kata penuh luka yang akhirnya memilih untuk dilepaskan. Di balik ketenangan itu, ada kesedihan yang dalam bukan karena kalah, tapi karena sebuah pelepasan yang pahit sekaligus membebaskan.

...****************...

  Di balik ketegangan mencekam yang menyelimuti ruangan CEO, riuh rendah suara wartawan pecah tanpa henti di ruang konferensi pers. 

  Mereka berteriak histeris, menuntut keluarga Gray segera muncul dan membuka tirai acara yang sudah lama dinanti-nanti.

  Suasana gaduh itu seperti gelombang badai yang mengguncang jiwa, menambah tekanan di udara yang semakin panas dan penuh kegelisahan.

  Berbeda dengan hiruk-pikuk wartawan yang bising di luar, di sebuah ruangan khusus untuk keluarga Parker, suasana justru terasa sunyi dan mencekam. Noah Black Parker, Angela Vivian Parker, dan Darian Kanny Parker duduk terdiam di kursi masing-masing. 

  Wajah Darian tampak pucat pasi, matanya yang biasanya penuh semangat kini kosong dan terbelalak.

1
Senjaku02
besok lagi ya. mau kontrak dulu🤣🤣🤣
Yuyun Suprapti
crazy up dong kk
riani
lagi kak lagi
Gedang Raja
lanjut ke bab selanjutnya ya Thor hehehe semangat untuk terus berkarya 💪💪🤭👍👍
yeqi_378
Saya jadi penasaran dengan karakter-karakternya. Semangat yah, thor!
Senjaku02: siap. terimakasih ☺️
total 1 replies
Phoenix Ikki
Camilan plus cerita ini, combo pas banget.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!