Ayra Khansa Adiba Dokter muda yang menjadi korban ke egoisan ke dua orang tuanya, ia hidup sendiri di ibu kota.
ia tak tau kemana ibunya pergi, sedangkan ayahnya sudah hidup bahagia dengan keluarga barunya.
Ayahnya memang bertanggung jawab atas pendidikan dan kehidupan Ayra, namun itu semua tidak di sukai oleh Ibu sambung dan saudara tirinya.
Yang membuat Ayra geram dan jengkel, dan Ayra bertekad untuk mengembalikan, semua uang ayahnya yang di keluarkan untuk membiayai kuliahnya.
Namun satu hal terjadi karena ulah kakak tirinya,yang membuat hidup Ayra berubah,apakah hidup Ayra berubah lebih apa atau malah memburuk?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana Kusumaningrum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DCMGA 27
Alfarezeel berdiri ketika mendengar sang istri memanggil nama Naura, namun saat berjalan tiba- tiba saja dengan gerakan cepat Naura menyodorkan pisau ke arah perut Ayra, namun Ayra yang cepat menghindar hingga pisau itu mengenai tangannya.
" Awww" pekik Ayra.
Alfarezeel dengan cepat memastikan kondisi sang istri, sedangkan Naura tampak terkejut dengan keberadaan Alfarezeel di rungan Ayra.
" Gila yaa kamu, kamu mau bunuh istri saya?hah?" bentak Alfarezeel.
Alfarezeel berjalan menuju meja Ayra dan menekan telfon, memanggil tugas keamanan, sedangkan Naura tampak berdiri bergetar, ia kalang kabut, kakinya susah tidak kuat untuk melangkah, rasa takut menghantui dirinya.
Setelah menghubungi petugas keamanan Alfarezeel kembali, ia melihat Naura yang terduduk lemas sambil melihat tangannya yang gemetar.
Alfarezeel menggandeng tangan Ayra dan menutup luka Ayra yang panjang, namun untungnya tidak dalam.
Alfarezeel keluar memastikan Naura tidak kabur dari tempatnya.
" Kamu harus bertanggung jawab apa yang perbuat kepada istri saya dan juga kiyai Luqman" ujar Alfarezeel.
Naura mendengar ucapan Alfarezeel, dengan cepat berdiri dan melarikan diri, " heii jangan kabur" teriak Alfarezeel.
Namun nasib baik tidak berpihak pada Naura, ia menabrak salah satu dokter yang baru saja keluar dari rungannya yang ingin pulang.
" Yud tolong tangkap orang itu " teriak Alfarezeel,yap Dokter tersebut adalah Doker Yuda yang ingin pulang setelah melakukan operasi dadakan.
Dengan tangan cekatan Yuda menangkap Naura, Naura terus memberontak untuk di lepaskan.
Alfarezeel memapah Ayra, ia ingin menggendong nya,namun Ayra menolak untuk di gendong, karena masih di wilayah rumah sakit.
Alfarezeel menghampiri Naura dan juga Yuda yang sedang sekuat tenaga menahan Naura yang terus memberontak.
" ini kenapa sih Al?" tanya Yuda .
" Dia mau celakai bini gue, dia juga udah bunuh ayah mertua gue" jawab Alfarezeel.
Tak lama dua petugas keamanan datang, dengan cepat mereka menghampiri,mereka berempat.
" tolong bawa dia ke kantor polisi, dia sedang menjadi buronan polisi" pinta Alfarezeel pada petugas keamanan.
" baik pak" kedua petugas keamanan tidak membawa Naura pergi.
"dasar ja**ng kamu sudah merebut calon suami ku" teriak Naura sambil menunjuk ke arah Ayra.
Yuda menatap kearah Alfarezeel yang tampak sedang khawatir akan kondisi Ayra.
" Jadi dia orang yang loe ceritain Al? yang sifatnya mirip Hafa? kalau itu mah kebalikan bukan mirip beg* loe" gerutu Dokter Yuda.
" Mending loe diem, gue mau ngabarin Ayra dulu" ujar Alfarezeel membawa Ayra masuk dalam lift.
" ye main tinggal aja, untung dia selamat dari tuh cewek gila, dan dapet yang lebih baik, gue doain loe bahagia sama Ayra bro dan loe bisa ngebimbing istri loe" gumam Dokter Yuda melihat kepergian Ayra dan Alfarezeel.
Alfarezeel dan Ayra kini berada di lantai paling atas di gedung ini, di mana hanya ada ruangan Alfarezeel yang begitu luas, Alfarezeel memang menyisihkan lantai atas menjadi ruanganya dan ruang meeting .
" Gus" panggil Ayra, Alfarezeel menoleh dan menggelekan pelan, pertanda dia tidak ingin masuk.
" tenang saja hanya ada kita di lantai ini" ucap Alfarezeel meyakinkan sang istri.
Akhirnya Ayra ikut masuk ke ruangan Alfarezeel yang begitu luas dengan banyak buku- buku di rak setiap sudut ruangan.
" Duduk dulu, aku ambil peralatan buat bersihin luka kamu" pinta Ayra untuk duduk di sofa.
Ayra kemudian menuruti perkataan sang suami, ia duduk di sofa dan menunggu Alfarezeel kembali dari balik ruangann yang ada di dalam balik rak buku di belakangnya.
" ruangan apa itu? " tanya Ayra dalam hatinya.
Tak lama Alfarezeel kembali dengan peralatan dan obat untuk membersihkan luka sang istri, Alfarezeel kemudian duduk di sebelah Ayra dan perlahan menarik tangan Ayra.
" tahan sedikit ya.. sedikit perih" ujar Alfarezeel yang mulai membersikan luka sang istri.
Lukanya memang tidak dalam,namun cukup panjang dan untung hanya goresan, Alfarezeel sesekali melihat sang istri yang menutup matanya dan megigit bibirnya untuk menahan rasa sakitnya.
Alfarezeel membersikan luka Ayra dengan telaten, hingga selesai dan membalutnya dengan kasa, Sedangkan Ayra masih saja menutup matanya dan mengigit bibirnya.
Ayra merasakan hembusan nafas sang suami yang hangat di wajahnya " kenapa nafas Gus Al kerasa ya?" tanya Ayra dalam hatinya.
Ayra berlahan membuka matanya dan benar saja wajah Alfarezeel berada di dekatnya bahkan jarakn di antar mereka hanya satu cm.
" Gus...ma mhhppppm" Alfarezeel mencium dan melumat bibir sang istri, namun Ayra terus menolak dan mendorong Alfarezeel.
Namun kekuatan Alfarezeel lebih besar dari dirinya, akhirnya Ayra hanya pasrah dan mulai menikmatinya.
" balas sayang huh" bisik Ayra menghentikan ciumannya sebentar.
Belom sempat Ayra membalas, ponselnya berbunyi, dengan cepat Alfarezeel menjauhkan dirinya dari sang istri, ia menebak jika itu telfon yang urgent.
" Halo"
" ........"
" Baik saya kesana sekarang" Sahut Ayra kemudian mematikan ponselnya.
" ada apa?" tanya Alfarezeel.
" Ada pasien tabrakan beruntun salah satu korbannya ibu hamil dan pendarahan hebat,sedang perjalanan menuju kesini" jawab Ayra.
" apa kamu yakin sudah bisa menangani pasien?" tanya Alfarezeel memastikan keadan sang istri.
" aku masih bisa toh, juga hanya luka ringan" jawab Ayra berdiri dan membenarkan bajunya yang sedikit berantakan dan mengucir rambutnya.
" okey tapi kalau kamu enggak kuat, minta bantuan aku" ujar Alfarezeel yang juga ikut berdiri.
Ayra hanya menganguk perlahan, kemudian keluar dari ruangan suaminya, disusul oleh Alfarezeel .
" bukannya Gus mau ke pesantren?" tanya Ayra yang mendapati sang suami juga ikut menaiki lift.
" pasien lebih penting" jawabnya Tegas.
Ayra kemudian hanya diam dan menunggu lift sampai hingga lantai dasar, saat pintu lift terbuka bertepatan ambulans berdatangan, dan para perawat serta Dokter jaga tengah sibuk memeriksa keadaan pasien.
Ayra memeriksa keadan ibu hamil tersebut detak jantung mulai melemah, dan harus di keluarkan, mendengar juga dari keterangan sang suami, jika ada sang istri memiliki penyakit jantung bawaan.
" tolong siapkan ruangan operasi dan tolong konsultasi pada Dokter Jantung yang bertugas malam ini" pinta Ayra.
" baik dok" sahur beberapa suster dan Dokter Koas yang membantu Ayra.
Tak lama Alfarezeel datang di dampingin Suster yang membantu Ayra tadi.
" ada apa?" tanya Alfarezeel pada sang istri.
" Detak jantung janin melemah kita harus segera mengeluarkannya, sedangkan keterangan dari suaminya sang istri memiliki sakit jantung bawaan, saya butuh Dokter untuk pendamping jika amit- amit terjadi sesuatu yang tidak mengenakan" Ayra menjelaskan pada sang suami.
" Okey, apa sudah di siapkan ruang operasinya?" tanya Alfarezeel.
" Sedang di persiapkan dok, dan suami ibunya sedang mengurus administrasi " jawab suster Rania.
" baik kalau begitu, Suster tolong pantau keadannya terus saya ada perlu dengan Dokter Ayra" pinta Alfarezeel dan kemudian menarik sang istri.
Alfarezeel membawa sang istri ke taman belakang rumah sakit yang sepi.
" Gus kenapa malah bawa saya kesini? kitakan mau operasi" gerutu Ayra.
" hmmpmm"
up lagi dong💪💪💪💪💪💪💪