Sejak usia tujuh tahun, Putri Isolde Anastasia diasingkan ke hutan oleh ayahandanya sendiri atas hasutan selir istana. Bertahun-tahun lamanya, ia tumbuh jauh dari istana, belajar berburu, bertahan hidup, dan menajamkan insting bersama pelayan setia ibundanya, Lucia. Bagi Kerajaan Sylvaria ia hanyalah bayangan yang terlupakan. Bagi hutan, ia adalah pewaris yang ditempa alam.
Namun ketika kerajaan berada di ujung kehancuran, namanya kembali dipanggil. Bukan untuk dipulihkan sebagai putri, melainkan untuk dijadikan tumbal dalam pernikahan politik dengan seorang Kaisar tiran yang terkenal kejam dan haus darah. Putri selir, Seravine menolak sehingga Putri Anastasia dipanggil pulang untuk dikorbankan.
Di balik tatapannya yang dingin, ia menyimpan dendam pada ayahanda, tekad untuk menguak kematian ibunda, dan janji untuk menghancurkan mereka yang pernah membuangnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Demar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ketahuan
Para pemalak terbaring di tanah dengan wajah babak belur. “Maafkan kami, Nona. Kami mengaku kalah.”
Anastasia berdiri tegak di tengah-tengah mereka. “Aku mengenal Yang Mulia Kaisar. Kaisar Lexus tidak pernah memerintahkan untuk melakukan pemungutan pajak secara illegal.”
Pemalak yang satu saling melirik cemas pada pengawal yang lain. Mereka segera bersujud di depan Anastasia. “Mohon ampuni kami, Nona. Kami mengaku salah, Yang Mulia Kaisar Lexus tidak pernah memerintahkan kami. Tolong jangan laporkan kami pada Yang Mulia, Nona.” Mereka merunduk ketakutan. Jika gadis ini melapor pada Kaisar, maka mereka akan mengalami kematian yang lebih menyakitkan dari neraka.
Anastasia merapikan rambutnya yang kusut dengan santai. Ia berjongkok lalu menarik rambut pemimpin pemalak. “Selain jelek, ternyata kau juga pengecut.”
Ia melepaskan rambutnya lalu mengibas tangannya jijik. “Aku tidak akan melaporkan kejadian hari ini pada Kaisar Lexus, tapi… mulai hari ini kuperintahkan kalian untuk menjaga keamanan dan kebersihan pasar lalu membantu para pedagang yang kesulitan.”
Mereka saling menatap satu sama lain. “Terimakasih, Nona. Kami berjanji akan setia dan melakukannya.”
Anastasia mendengus tajam, “Tentu saja kalian harus menepatinya. Kalau tidak aku akan melaporkannya pada Kaisar Lexus. Kau tahu aku sangat dekat dengannya.” kata Anastasia menakuti mereka. Dalam hati Anastasia merasa mual mendengar ucapannya sendiri. “Lalu apa lagi yang kalian tunggu? Cepat laksanakan tugas kalian!”
Para pemalak segera bangkit berdiri, menunduk hormat lalu berkeliling untuk melaksanakan tugas dari Anastasia.
Seorang pedagang tua memegang erat tangan Anastasia dengan tangan gemetar. “Nona… kau penyelamat kami hari ini.”
Anastasia hanya tersenyum tipis, lalu menepis pujian itu. “Aku hanya melakukan hal kecil.”
Kedua sudut bibir pengintai di sudut sana tersenyum menyeringai. Ia berlagak menolak di depanku, tapi kenyataannya dia memujiku di hadapan rakyat. Aku Kaisar Lexus, penguasa Imperial Agartha. Tidak ada seorang pun wanita di muka bumi ini yang bisa menolak pesonaku.
Perjalanan Anastasia tak sampai di situ. Ia juga bergerak lincah mengelilingi ladang para petani lalu melihat petani tua kebingungan menatap tanaman yang layu. Anastasia berjongkok di tanah dan mengambil segenggam tanah kering.
“Tanahnya terlalu keras, tidak cukup air,” katanya. “Campurkan abu kayu ke dalam tanah, lalu siram secara berkala. Itu akan membuatnya lebih gembur.”
Sang petani tertegun. “Nona... darimana kau tahu semua itu?”
Anastasia tersenyum tipis. “Aku belajar dari rumah tempatku tinggal. Ia mengajarkan cara menjaga tanaman seperti menjaga hidup.”
Lucia membantu membawakan ember air dan bersama-sama mereka menyiram ladang itu. Sang petani menunduk penuh syukur lalu menyebarkan ajaran Nona Isolde pada petani lain, sementara Anastasia kembali melanjutkan langkahnya.
Malam pun tiba namun Anastasia masih enggan untuk kembali ke istana. Ia berlari kecil melewati jalan setapak menuju hutan Agartha diikuti oleh Lucia yang terengah-engah. Lexus tetap mengikuti dari jauh, penasaran kemana gadis itu akan berlabuh.
Langkah Anastasia akhirnya terhenti di tepi sebuah sungai jernih yang tersembunyi di balik rerimbun hutan Agartha. Airnya berkilau memantulkan cahaya bulan, suara alirannya menenangkan hati siapa pun yang mendengarnya.
Lucia menatap putrinya dengan cemas. “Putri... apa kita tidak sebaiknya kembali? Ini sudah terlalu malam.”
Anastasia tersenyum sumringah. “Biarkan aku menikmati malam ini, Lucia. Aku malas berdiam diri di istana.”
Tanpa ragu ia melepas kain luarnya menyisakan pakaian tipis hitam lalu perlahan ia melangkah masuk ke dalam air. Sungai itu dingin tapi segar. Anastasia menutup mata dan menarik napas panjang menghirup udara yang penuh oksigen. Rambut hitamnya terurai mengikuti aliran sungai, sementara kedua tangannya bermain-main dengan percikan air.
Lucia hanya duduk di tepi, menunggu sambil menjaga barang bawaan.
Dari balik pepohonan, Kaisar Lexus berdiri diam. Nafasnya tertahan ketika melihat pemandangan itu… bukan karena birahi melainkan karena senyum Anastasia. Kaisar Lexus merasakan sesuatu yang asing merayap di dadanya. Senyum itu begitu tulus dan murni, senyum seorang wanita yang benar-benar merdeka. Dan… ia tidak pernah melihat senyum ini sebelumnya.
Anastasia berenang hingga ke tengah, lalu membalikkan tubuhnya menatap langit malam. Bintang-bintang bertebaran di langit. Ia berbisik lirih, “Apa ibu bahagia di sana?”
Ketika Anastasia sudah selesai mandi dan kembali mengenakan jubahnya, Lexus masih tetap bersembunyi di balik pepohonan. Ia mengikuti setiap langkah ringan gadis itu sampai menghilang bersama Lucia di jalan setapak hutan.
Ia mengingat kembali perkataan tajam Anastasia malam itu. Wanita itu mengatakan jijik padanya karena tubuhnya yang sudah “celup-celup” pada banyak selir. Kalimat itu seharusnya sudah cukup untuk membuatnya menghukum gadis itu dan menyingkirkannya dari muka bumi. Namun kenyataannya? Ia tidak bisa.
Lexus menarik napas panjang, meraba dadanya lalu menatap ke langit malam. Kenapa hatiku bergetar?
Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, Kaisar Lexus merasa tidak sepenuhnya menguasai keadaan. Ada sesuatu pada Anastasia yang tidak bisa ia kendalikan dan tidak bisa ia paksa tunduk.
Dan justru itulah yang membuatnya semakin penasaran.
“Anastasia...” bisiknya lirih, nama itu keluar dari bibirnya tanpa ia sadari.
Senja telah lama tenggelam, menyisakan malam yang muram di langit Imperial Agartha. Hanya cahaya bulan yang menembus sela dinding, menjadi saksi bisu langkah tergesa seorang putri dan pelayan setianya kembali ke istana. Tubuhnya masih basah oleh sisa air sungai yang membasahi pakaiannya. Anastasia berjalan dengan langkah hati-hati diikuti oleh Lucia di belakangnya melintasi lorong gelap, hingga akhirnya sampai ke kamarnya di paviliun Trianon. Mereka mendesah lega, sepertinya para pelayan sudah tidur.
Anastasia mendorong pintu perlahan. “Aku ingin…”
Glek… tubuh Anastasia seketika membeku.
Di sana di kursi santai kesayangannya duduk sosok yang paling ia hindari. Matanya menatap tajam bak pedang yang siap mencari mangsa.
“Kaisar Lexus,” ucap Anastasia menatap lurus ke mata pria itu. “Apakah kau memang terbiasa memasuki kamar wanita tanpa izin?”
Suasana menjadi berat. Lucia yang masih berada di dekat pintu menunduk semakin dalam, takut mendengar percakapan yang bisa mengundang murka sang tiran.
Kaisar Lexus perlahan bangkit dari kursinya, langkahnya mantap bagaikan dentuman genderang perang. Ia berhenti hanya beberapa jengkal dari Anastasia lalu menatapnya dengan sorot mata seperti singa yang menakar mangsanya.
Dengan suara berat dan penuh kuasa ia menjawab.
“Ini adalah istanaku. Setiap kamar, setiap jendela, bahkan udara yang kau hirup semua berada di bawah kekuasaanku. Aku tidak perlu meminta izin dari siapapun, termasuk darimu Selir Anastasia.”
Penekanannya pada kata ‘selir’ seakan menegaskan kedudukan Anastasia dalam hierarki yang ia kuasai sepenuhnya. Anastasia tidak bergeming, ia mengangkat dagu tanpa rasa takut. Dirinya bukanlah mainan yang bisa ditundukkan dengan gelar dan kekuasaan.
kaisar tiran bakalan tunduk/luluh gak sama putri Anastasia??? 🙂🙂🙂
meskipun udah sah tp itu keterlaluan