Dipisahkan karena sebuah kesalahan membuat dua remaja mengakhiri hubungan mereka tanpa kejelasan.
Hilangnya Anezha Shepira setelah malam tak terlupakan di antara mereka menyisakan luka bagi Elian. Namun siapa sangka gadis yang ia cari selama ini tiba-tiba muncul disaat ia pasrah dengan keadaan dan mencoba move on dari hubungan masa lalu mereka, lantas akan seperti apa kisah yang sebenarnya belum usai itu?
"Gue udah lupain semuanya, dan anggap kita nggak pernah saling kenal"
"Setelah malam itu? hebat banget." Elian terkekeh sinis, lalu mendekat dan berbisik sinis.
"Dimana dia?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riria Raffasya Alfharizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sama-Sama Cemburu
Sore ini masih terik, matahari masih memancarkan cahayanya dengan sempurna. Nezha tersenyum tipis melihat bayangan dirinya di lantai, lalu menggerakan sedikit tangannya dan kembali terkekeh. Ia teringat dengan seseorang yang selalu takut ketika melihat bayangan dirinya, tiba-tiba rasa rindu itu memenuhi dadanya. Ia pikir dengan berjauhan seperti sekarang ini tidak akan membuatnya tersiksa dengan rasa rindu, namun Nezha salah, ia merasakan itu sekarang.
"Kenapa Zha?" Dara datang dan menyodorkan sebotol minum untuk Nezha.
Gadis itu mendongak, lalu menggeleng pelan. "Enggak papa, mana Vio?" tanyanya melihat Dara datang seorang diri.
"Tadi katanya mau ke depan nggak tau ngapain," jelas Dara diangguki saja oleh Nezha.
"Ayo ke parkiran," ajak Dara menggandeng lengan Nezha.
"Dar, lo suka anak kecil?"
Dara menoleh ke arah Nezha, lalu mengangguk kecil. "Suka lah, tetangga gue punya bocil 1 tahun, lagi lucu-lucunya tau baru mau bisa jalan."
"Tumben tanya gitu? Kenapa?" tanya Dara mendapat gelengan kepala Nezha.
"Kalau lo gimana Zha? Udah suka anak kecil? Nggak cemburu lagi misal nyokap lo tiba-tiba punya bayi?"
Nezha lagi-lagi tersenyum dengan gelengan kepala. "Enggak, gue juga suka anak kecil."
"Demi?" kaget Dara.
Pasalnya dulu Nezha sangat anti sama anak kecil, bahkan ketika orang tuanya meledek ingin memberikan adik untuknya pun ditolak mentah-mentah oleh Nezha, dan ketika datang ke rumah Vio yang kebetulan mempunyai keponakan dari kakanya, hanya Nezha yang terlihat tidak seantusias itu.
"Zha," panggil Vio membuat Nezha dan Dara menoleh ke arah Violeta.
"Lah, udah di sini aja lo." Dara menatap Vio yang berdiri di depan mereka.
"Zha, Varo di depan, mau ngajak lo pulang bareng," beritahu Vio seketika membuat Nezha menegang, ia pikir Varo akan mengabaikannya ketika ia tidak membalas pesannya tadi, nyatanya Nezha salah, Varo tetap datang dan berniat pulang bersamanya.
"Alvaro? teman Elian?" tanya Dara diangguki Vio. "Dulu, sekarang mereka udah asing," beritahu Violeta.
"Gue tau kali, cuma mastiin aja," balas Dara tidak yakin jika Alvaro yang dimaksud oleh Vio tadi memang teman Elian dulu.
Mereka dulu sahabat. Alvaro masuk daftar sahabat Elian, tetapi entah kenapa, sejak kelulusan SMP hubungan keduanya renggang, bahkan Alvaro memilih untuk tidak satu sekolah dengan Elian.
"Udah tau rumah lo juga kan?" tanya Vio seketika menyadarkan Nezha.
"Gue mau nunggu om aja, udah lagi jalan ke sini juga, lo bisa bilangin Varo biar nggak nunggu gue?"
Vio tampak terdiam beberapa saat, sebenarnya ia tidak enak dengan Varo, karena ide untuk mengajak Nezha pulang pun dari Vio.
"Lo bilang sendiri gih, kalau gue kesannya kurang sopan nggak sih?"
Dara melotot mendengar ucapan Vio, setelahnya terdengar tawa dari Dara.
"Seorang Violeta mikirin sopan? Perlu di rukiyah kayaknya."
"Sialan lo, gue emang ngga enak sama Varo anjir, lebih etis Nezha sendiri yang bilang kalau emang ngga mau pulang bareng."
"Ya udah, tapi temeni ya?"
"Beres Zha, gas," balas Dara langsung mendapat cekalan dari Vio.
"Lo sendiri aja deh Zha, gue mau minta tolong Dara buat nemenin ke toilet bentar."
Dara mendelik menatap Vio, sementara Nezha mau tidak mau akhirnya mengiyakan saja. Toh, ia hanya menemui Varo untuk menolak ajakannya.
Setelah kepergian Nezha. Dara menatap Vio selidik. Ia tahu sekali tabiat gadis di depannya ini.
"Lo sengaja kan pasti?"
Tidak mengelak, Vio langsung menganggukan kepalanya dengan mantab.
"Ya tapi kenapa? Lo tau sendiri Nezha baru aja muncul, doi juga masih hati-hati banget keliatan banget kalau belum terbuka sama kita."
"Justru itu bego, gue sengaja deketin Nezha sama Varo itu biar Nezha nggak galmove sama El, lo pikir deh gimana jadi Nezha? Sakit banget anjir."
"Dia pasti pergi setelah tahu Elian tidur sama cewek lain waktu itu. Gue yakin banget itu, makanya gue sengaja jodohin mereka, biar puas gue liat si El nggak petentang petenteng lagi sama cewek lain di depan Nezha."
Dara menutup mulutnya tidak percaya, setelah itu memeluk Vio dengan erat.
"Aaaaa, Pio tumben banget encer otaknya, gue malah nggak kepikiran ke situ."
Sementara di depan gerbang sekolah. Nezha benar-benar menemui Alvaro, bahkan dengan berani Varo memarkirkan motornya tidak jauh dari gerbang sekolah. Cowok itu berdiri di samping motornya, menunggu Nezha yang baru saja keluar.
"Hai Zha," sapa Varo dengan senyum khasnya.
"Varo, lo datang buat ngajak gue pulang?"
Varo terkekeh sebelum menganggukan kepala. "Lo nggak balas pesan gue, jadi gue anggap, iya."
"Varo sorry banget, tapi gue-"
Seketika ucapan Nezha terhenti saat tiba-tiba mobil Elian melintas di sebelahnya, dari kaca mobil yang terbuka, Nezha dapat melihat jika Elian pulang bersama gadis kemarin ketika bertemu di kafe. Entah kenapa dada Nezha merasa panas. Nezha seperti tidak suka melihat kedekatan Elian dengan gadis lain, padahal jelas tadi dia sendiri yang mengatakan kalau diantara dirinya dan Elian sudah selesai, namun nyatanya, hanya dengan melihat seperti itu saja sudah mampu membuat Nezha merasa terbakar. Tangannya mengepal, antara kesal setelah melihat Elian pulang dengan gadis lain, juga kesal harus menerima ajakan Varo.
"Jadi gimana Zha? Mau kan?" tanya Varo membuyarkan lamunan Nezha.
"Oke deh," balas Nezha pada akhirnya.
Varo langsung tersenyum dan mengambil helm yang memang sudah ia bawa.
"Gue pakaikan ya?"
"Gue bisa sendiri kok," tolak Nezha yang bisa diterima Varo.
"Ayo, naik Zha," ajak Varo setelah melihat Nezha sudah siap dengan helm yang dibawakan olehnya.
"Ian, kenapa berhenti?"
Suara Nabila seketika membuat Elian tersadar. Tadi, ketika Elian melihat Nezha yang sedang berdiri bersama seorang cowok Elian langsung menghentikan mobilnya, lebih membuat Elian terkejut ketika cowok itu ialah Varo. Elian berniat untuk menghampiri, namun ditahan oleh Nabila dan membuat Elian harua menyaksikan interaksi Nezha dan Varo.
"Ian, ayo? Katanya mau beli buku dulu?"
"Sorry Bil, kita beli bukunya lain kali aja."
"Tapi kenapa? Olimpiade tinggal beberapa hari lagi Ian."
"Gue ada urusan, lo bisa kan pulang sendiri dulu? Sorry."
Nabila menahan rasa amarah dan kecewanya, tetapi gadis itu mengangguk dan turun dari mobil Elian, ia tidak ingin memperlihatkan langsung di depan Elian, cowok yang ia suka sejak masuk SMA.
"Oh iya Bil, gue udah pesenin lo taksi, gue duluan."
Setelah mengatakan itu, mobil Elian melaju dengan cukup kencang, meninggalkan Nabila yang meraup napas dalam-dalam.
'Ian, aku nggak tau apa hubungan kamu sama murid baru itu, tetapi yang jelas aku nggak akan biarin dia sampai deketin kamu, bolehkan aku egois?' ujar Nabila dalam hatinya.
Tidak lama datanglah taksi yang sudah Elian pesankan untuk Nabila. Senyum Nabila seketika terbit. Setidaknya Elian tidak benar-benar meninggalkannya tanpa solusi. "Makasih, kamu masih perhatian Ian."
dobel up kk
next up kak
bahagia slalu kaliannn
gemusshh dgn bayik lucu galen