NovelToon NovelToon
RAHASIA DI BALIK PENGKHIANATANMU

RAHASIA DI BALIK PENGKHIANATANMU

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Berbaikan / Selingkuh / Pelakor / Penyesalan Suami / Pelakor jahat
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Desy Far

Rumah tangga Luna yang sangat hangat secara tiba-tiba hancur tanpa aba-aba. Luna mendapati suaminya, Ares, berkhianat dengan sahabatnya sendiri, Celine. Luka yang sangat menyakitkan itu membuat Luna mencari penyebab suaminya berselingkuh. Namun semakin Luna mencari kebenaran, semakin banyak tanda tanya menghantuinya hingga akhirnya Luna memutuskan mengakhiri pernikahan mereka.
Benarkah Ares sudah tidak lagi mencintai Luna?
Ataukah ada suatu kenyataan yang lebih menyakitkan menunggu untuk terungkap?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Far, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

JEBAKAN DI BALIK PESAN

Pagi itu, setelah pesta pertunangan Ares dan Celine berakhir dengan kejadian kecil yang ricuh terus membayang. Luna memutuskan mengambil jatah cutinya kembali untuk mengemaskan barangnya. Luna memutuskan untuk mengikuti saran Nuri, pindah ke gedung Apartemen yang sama dengan Noval. Setidaknya, Luna tidak jauh jika membutuhkan pertolongan.

Matanya masih terasa berat, kepalanya masih penuh dengan ingatan yang menyesakkan saat ibu mertuanya memeluknya sambil menangis. Selain itu, insiden salah tembak yang hampir merenggut nyawanya juga tak luput menggerogoti pikirannya.

Semua kejadian seperti potongan teka-teki yang berantakan, sungguh membuat Luna merasa lelah.

“Mengapa semua terasa salah sejak Ares hadir kembali dalam hidupku?” batinnya.

Belum lama Luna melamun memikirkannya, ponselnya bergetar di meja. Sebuah pesan masuk dari nomor tidak dikenal. Jantungnya berdetak cepat. Setiap kali ada pesan misterius, Luna seakan harus siap menghadapi permainan berbahaya.

Namun yang membuat Luna semakin tercekat adalah, ternyata pesan tersebut dikirimkan oleh Ares.

“Luna, ini aku, Ares. Aku perlu bicara denganmu. Datanglah sendiri, jangan beri tahu siapa pun. Aku menunggumu.”

Luna terdiam lama. Hatinya berperang dengan pikirannya. Ares baru saja melangsungkan pertunangan, lalu untuk apa mengajaknya bertemu secara diam-diam? Luna merasa semua ini tidak logis. Namun ada rasa penasaran yang tidak bisa Luna singkirkan.

Akhirnya, dengan langkah ragu, Luna memutuskan untuk pergi menemui Ares. Ia hanya mengenakan baju kaos dan celana jeans biru, tanpa memberi tahu Noval dan Nuri.

Lokasi yang tertera di pesan hanya sebual alamat di pinggiran kota. Saat Luna tiba, tiba-tiba ia merasa merinding. Suasana di sekitar sangat sepi, hampir tidak ada orang. Luna ingin langsung pergi meninggalkan tempat tersebut, namun ia sudah terlanjur melangkah.

Luna mencoba untuk menghubungi Ares untuk menanyakan keberadaannya. Namun, baru saja hendak menekan nomor Ares, sepasang tangan kasar menutup mulutnya dari belakang.

“Diam!” jangan melawan!” suara serak seorang pria menggema di telinga Luna.

Luna meronta, matanya membelalak. Namun beberapa orang langsung menarik tubuhnya dengan paksa. Luna ditarik masuk ke dalam mobil van dengan jendela yang gelap.

Di dalam, tangan Luna diikat kasar. Ketika Luna mengangkat kepala, matanya langsung beradu dengan sepasang mata penuh kebencian.

Celine.

Celine duduk bersandar dengan senyum sinis. “Akhirnya, aku bisa melihat wajah takutmu dari dekat. Dari dulu aku selalu berada di belakangmu. Menjadi posisi nomor dua. Kamu punya orang tua yang memanjakanmu, sedangkan aku yatim piatu sejak keci. Semua bisa kamu dapatkan dengan mudah. Begitu juga dengan Ares. Luna, aku ingin kamu merasakan rasanya kalah.”

Luna terdiam cukup lama memandangi wajah Celine. Mencoba mencerna ucapan yang keluar dari bibirnya.

Luna bergetar. “Celine, apa maksud kamu?” Luna mencoba merayu Celine dengan lembut. “Celine, aku tidak pernah merasa menang darimu sejak dulu. Aku selalu memastikan kebahagianku dapat juga kamu rasakan.”

“Justru itu!” Celine membentak. “Aku tidak senang melihat kebahagiaanmu!”

Luna tidak mampu lagi untuk menjelaskan pada Celine. Luna hanya terdiam, membiarkan tubuhnya dibawa entah kemana oleh Celine.

Celine hanya terkekeh. “Tenang saja Luna. Ares pasti datang. Dan ketika dia datang. Semua akan hancur.”

***

di tempat lain, Noval sedang merapikan meja kerjanya. Secara tiba-tiba ponsel Noval bergetar. Ia tanpa sengaja membuka aplikasi berbagi lokasi darurat yang dulu pernah ia sinkronkan dengan Luna. Biasanya fitur itu tidak aktif, namun kali ini titik lokasi Luna muncul bukan di hotel, melainkan ke arah hutan di luar kota.

Alis Noval mengernyit. “Luna? Mau apa kamu ke sana?”

Rasa panik seketika menyelimuti dada Noval. Ia mencoba menelepon Luna, namun tidak dapat dihubungi. Dadanya semakin sesak.

Akhirnya, dengan terpaksa Noval menghubungi Ares.

“Ares, tolong bantu aku. Aku tahu kamu tidak ingin aku ikut campur dalam masalah ini, tapi ini tentang Luna. Dia tidak di hotel. Lokasinya ada di hutan. Aku yakin ini ulah Celine.”

Di seberang sana, suara Ares berubah tajam dan tegang. “Apa? Kirim lokasinya sekarang, Val!”

Dalam hitungan menit, Ares sudah melaju dengan mobil sport hitamnya. Duduk disampingnya Noval, dan Nuri duduk di kursi penumpang dengan wajah tegang.

“Mengapa kalian tidak menjaga dia dengan baik.” Nada Ares meninggi.

“Seharusnya kami yang bertanya itu. Ares, kalau sampai terjadi sesuatu yang buruk dengan Luna, jangan salahkan aku jika hidupmu lebih menderita dari apa yang Luna rasakan!” Nuri membentak Ares dengan suara bergetar.

“Sudah berulang kali aku katakan, dia tidak boleh ikut campur,” geram Ares, kedua tangannya menggenggam setir dengan kuat. “Celine sudah gila.”

Ia tak mampu melanjutkan kalimatnya. Ia terus menekan gas mobilnya hingga kecepatan tinggi.

Mobil berhenti di jalan setapak yang nyaris tak terlihat. Mereka turun, berjalan hati-hati menembus pepohonan. Noval terus menggenggam tangan Nuri agar tidak jauh-jauh darinya. Dan akhirnya, sebuah bangunan tua menyerupai gudang besar tampak dari kejauhan.

Suara teriakan samar terdengar dari dalam. Dengan jantung berdegup, mereka menerobos masuk.

Pemandangan yang mereka lihat membuat darah Ares berdesir. Luna terikat di kursi dengan rambut yang berantakan. Di depannya berdiri Celine dengan beberapa pria berwajah bengis.

Ares berlari, mendekat, tanpa ragu ia memeluk tubuh Luna yang gemetar. “Aku di sini Luna. Maafkan aku… aku terlambat.”

Luna menangis terisak-isak, tapi belum sempat ia berkata banyak, Celine berteriak histeris. “Ares! Lepaskan pelukan itu! berani-beraninya kamu melakukan itu dihadapanku!”

Ares berdiri, menoleh pada Celine dengan sorot mata tajam yang tak pernah Luna lihat sebelumnya.

“Cukup Celine! Aku sudah muak dengan permainanmu. Ini sudah kelewatan!”

Celine terdiam sesaat, wajahnya berubah semakin sinis. “Baik kalau begitu, biarkan perempuan ini tahu yang sebenarnya…”

Belum sempat Celine berbicara, Ares tiba-tiba panik. “Celine, ku mohon jangan.”

Celine kembali tersenyum puas. “Kalau begitu tendang Luna sekeras mungkin.”

Ares terbeblalak. Begitu juga dengan Luna. Luna tidak bisa lari.

Nuri langsung berlari memeluk Luna seolah ingin menghalangi Ares.

“Aku bilang tendang!” Teriakan Celine menggelegar didalam ruangan itu.

Ares melangkah mendekati Luna dan Nuri. Noval mendekati Ares dan berusaha menyadarkannya untuk tidak melakukan itu. Namun dengan langkah yang gemetar dan dengan sisa kekuatan yang ada Ares menyingkirkan tubuh Nuri dengan kasar.

Ares menendang kursi tempat Luna duduk hingga Luna terpental cukup jauh.

“Arrrggggh!” teriak Luna.

Noval dan Nuri mendekati Celine hendak memberi perhitungan, namun orang-orang suruhan Celine maju dengan brutal.

Dengan cepat Celine menarik tangan Ares untuk berada disisinya, menyaksikan Noval menghadapi orang-orang suruhannya. Noval bergerak cepat memukul satu persatu dengan keterampilan yang mengejutkan. Di tengah kekacauan, Nuri berhasil melepaskan ikatan di tangan Luna.

“Ayo bangun, Luna”

Luna berusaha berdiri meski tubuhnya lemas. Pertarungan berlangsung sengit, suara benda pecah bersahutan. Namun akhirnya sebagian besar anak buah Celine berhasil dilumpuhkan.

Celine melihat situasi memburuk segera kabur melalui pintu belakang.

“Celine!” Ares berteriak, namun terlambat.

Luna terhuyung, lalu jatuh ke dalam pelukan Ares. Nafasnya tersengal, air matanya mengalir deras.

“Ares, aku takut sekali…” bisiknya.

Ares memeluknya erat, menutup mata dengan wajah penuh rasa sakit. “Maafkan aku Luna. Hanya ini yang bisa ku lakukan sekarang.”

Noval dan Nuri hanya bisa menyaksikan pemandangan tragis tersebut.

Tiba-tiba, suara sirine polisi terdengar mendekat, menembus hening hutan. Lampu merah biru berkelip di kejauhan.

“Terima kasih mba Celine, sudah membantu.” Terlihat salah seorang polisi menyalami Celine di balik pohon, kemudian menangkap anak buah Celine.

Ternyata Celine membuat skenario membantu mereka semua menghubungi polisi. Dan melaporkan penculikan yang di lakukan anak buahnya.

Dari kejauhan, di balik pepohonan, sosok Celine terlihat samar, berdiri dengan blazer hitam. Wajahnya tersenyum licik, matanya berkilat dingin.

Ia berbalik, melangkah pergi, meninggalkan mereka dengan ancaman yang seakan menggantung dan siap untuk datang kapan saja.

1
LinJibongs
Thor, jangan biarin kami kelaparan. Update secepatnya 🥺
Desy Far: Kak. Sudah diupload ya bab selanjutnya. Selamat membaca 🫶🏻
total 1 replies
Gbi Clavijo🌙
Thor, jangan bikin pembaca gatal gatel nunggu update ya!
Desy Far: Tenang aja kak. Aku bakal ajak kakak greget sama kisah Luna ini 🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!