NovelToon NovelToon
CEO Dingin-Ku Mantan Terindah-Ku

CEO Dingin-Ku Mantan Terindah-Ku

Status: tamat
Genre:Nikahmuda / Duda / CEO / Office Romance / Mantan / Tamat
Popularitas:106.1k
Nilai: 5
Nama Author: Rere ernie

Nadira tak pernah menyangka bekerja di perusahaan besar justru mempertemukannya kembali dengan lelaki yang pernah menjadi suaminya tujuh tahun lalu.

Ardan, kini seorang CEO dingin yang disegani. Pernikahan muda mereka dulu kandas karena kesalahpahaman, dan perpisahan itu menyisakan luka yang dalam. Kini, takdir mempertemukan keduanya sebagai Bos dan Sekretaris. Dengan dinginnya sikap Ardan, mampukah kembali menyatukan hati mereka.

Ataukah cinta lama itu benar-benar harus terkubur?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter — 32.

Nyonya Rarasati duduk dengan santai, namun tatapannya tajam penuh selidik ke arah putra dan menantunya.

Nadira menyenggol lengan Ardan pelan, lalu berbisik dengan wajah cemas.

“Mas… kayaknya Mama udah tau deh kita memata-matainya.”

Sudut bibir Nyonya Rarasati terangkat geli. Tentu saja dia sadar kalau Ardan dan Nadira selama ini mengawasinya diam-diam. Namun dengan tenang ia tetap memasang wajah biasa, seolah tidak tahu apa-apa.

“Jadi, kenapa malam-malam begini kalian ada di depan kamar Mama? Kenapa nggak menikmati bulan madu kalian saja?”

Ardan menggaruk tengkuknya, kikuk. “Mah, i-itu…”

Jemari Nyonya Rarasati mengetuk sandaran kursi. Senyumnya muncul, sedikit menyeringai. “Jangan-jangan… kalian kepo sama masa lalu Mama?”

Ardan langsung tercekat.

Sementara Nadira sontak menunduk. “Aduh, Mas… kita beneran ketahuan.”

Ardan buru-buru mencoba membela diri.

“Mah, kami cuma penasaran. Dan… nggak mau Mama tersakiti lagi.”

Tatapan Nyonya Rarasati melembut, tapi nada suaranya masih menyimpan sindiran.

“Kalau memang penasaran, kenapa nggak tanya langsung ke Mama? Kalau kalian mau tahu tentang pria yang tadi itu, tinggal bilang saja. Toh, dari gelagat kalian berdua… Mama yakin kalian sebenarnya sudah bisa menebak hubungan kami.”

Ardan dan Nadira hanya saling lempar senyum geli, mereka cengengesan. Pada akhirnya, Nyonya Rarasati pun mulai menceritakan kisah masa lalunya bersama Damar. Tentunya dengan versinya sendiri.

Sementara itu...

Kedatangan Damar barusan sebenarnya hanya kebetulan. Tepat sebelum ia datang, ia baru saja menerima laporan dari asistennya mengenai kehidupan Nyonya Rarasati selama mereka berpisah.

Barulah Damar tahu, betapa keras jalan yang pernah dilalui perempuan itu. Suami yang dulu dipilih wanita itu ternyata menjerumuskannya ke dalam lubang gelap. Perusahaan yang bangkrut, serta hutang menumpuk. Dan lelaki itu justru memilih mengakhiri hidupnya sendiri, hingga semua tanggung jawab jatuh ke pundak Nyonya Rarasati sebagai istri.

Mengingat semua itu, dada Damar terasa diremmaas. Sementara waktu itu Nyonya Rarasati berjuang sendirian menahan pahitnya kehidupan, dirinya justru berjalan di jalur yang berlawanan. Sedikit demi sedikit ia merintis bisnis, hingga kini berdiri sebagai CEO dari perusahaan besar yang disegani. Dua jalan hidup yang sama-sama berliku, tapi berujung di tempat berbeda.

Suara Calvin memecah lamunannya.

“Tuan, Nyonya Medina sudah dalam perjalanan menuju bandara. Nyonya dikawal oleh dua orang.”

Damar memijit pelipis, napasnya berat. “Aku harus bagaimana…?”

Calvin menatapnya penuh tanda tanya, lalu berujar hati-hati. “Maksud Anda, apakah Tuan ingin berdamai dengan Nyonya Rarasati?”

Tebakan itu tepat.

Damar tak perlu mengiyakan, sorot matanya sudah cukup menjawab.

“Tapi bukankah sebaiknya Tuan merampungkan urusan dengan Nyonya Medina lebih dulu?” lanjut Calvin tenang. “Kasihan Nyonya Rarasati bila nanti dituduh sebagai orang ketiga. Padahal sudah sejak lama rumah tangga Anda retak, pernikahan dipertahankan pun... itu demi putri Anda. Hanya saja, kali ini perselingkuhan Nyonya Medina bisa dijadikan bukti kuat untuk perceraian. Hancurnya pernikahan Anda... sama sekali tak ada hubungannya dengan pertemuan kembali Tuan dengan Nyonya Rarasati.”

Kata-kata Calvin benar, Damar mengangguk pelan. Ia sadar, apa pun yang kini dirasakannya terhadap Nyonya Rarasati ia harus menyimpannya dulu.

Ia pun membuat keputusan, sebelum perceraiannya dengan Medina benar-benar selesai, ia tidak akan menemui Nyonya Rarasati.

Dua bulan kemudian...

Malam itu Nyonya Rarasati menghadiri sebuah pesta sosial yang digelar salah satu sahabat lamanya. Balutan gaun malam berwarna gelap membingkai tubuhnya dengan anggun, sementara rambut disanggul tinggi memperlihatkan leher jenjang yang tetap memesona. Riasan sederhana justru semakin menonjolkan kecantikan alaminya, usianya yang sudah melewati kepala empat sama sekali tak terlihat. Sekilas, siapa pun akan mengira ia baru menginjak awal tiga puluhan.

Di sisinya, Nadira berjalan anggun dengan senyum ramah. Sekilas, keduanya tampak bagai kakak beradik yang kompak, bukan ibu mertua dan menantu. Wajah awet muda Nyonya Rarasati, seolah menolak dimakan waktu.

Ardan tak bisa hadir tepat waktu, ia masih menemui sejumlah investor baru. Setelah Claudia dibebaskan olehnya, ayah gadis itu mulai mengobarkan perang dan terus berusaha menghancurkan perusahaan Ardan. Perusaahan memang sempat goyah, bahkan hampir runtuh. Tapi entah bagaimana… perusahaan itu selalu menemukan jalan untuk bertahan.

Ada tangan lain yang bekerja dalam diam, membantu perusahaan Ardan tetap bertahan dari gempuran balasan Ayah Claudia.

Dari hasil penyelidikan, barulah Ardan mengetahui siapa yang berada di balik semua itu. Dia adalah... Damar. Ternyata, pria itu membantu perusahaan Ardan secara diam-diam.

Dan kini, Damar resmi menyandang status duda. Seorang duda dengan kekayaan yang tak terhitung, sekaligus berpengaruh besar dalam dunia bisnis.

Gemerincing gelas kristal dan alunan musik jazz ringan memenuhi ruangan pesta. Lampu gantung berkilauan di langit-langit, menciptakan atmosfer mewah khas kalangan sosialita. Nyonya Rarasati melangkah dengan percaya diri, menyapa beberapa kenalan lama dengan senyum anggun yang sudah menjadi ciri khasnya. Nadira selalu setia di sisinya, sesekali membantu menjawab sapaan atau menyodorkan minuman.

Namun langkah Nyonya Rarasati terhenti, ketika sosok tinggi tegap masuk ke dalam ruangan. Jas hitam yang membalut tubuhnya sempurna, sorot matanya tajam, dan aura yang dipancarkan tak bisa disangkal.

Damar...

Sejenak, dunia di sekitar keduanya seakan terhenti.

Senyum di bibir Nyonya Rarasati menjadi kaku, ia tidak menyangka pria itu akan ada di sana setelah tak bertemu selama dua bulan lamanya. Terakhir kali mereka bertemu, saat Medina melabraknya. Jantungnya berdetak lebih cepat, meski wajahnya tetap terjaga tenang.

“Mah, itu bukannya__” bisik Nadira, ia pun mengenali pria itu.

Damar berjalan perlahan melewati kerumunan, setiap langkahnya seperti menguasai ruangan. Beberapa tamu pria menoleh karena segan pada wibawanya, beberapa wanita dari berbagai usia bahkan tak bisa menyembunyikan ketertarikan mereka. Tapi sorot mata Damar hanya terhenti pada satu titik... Nyonya Rarasati.

Tatapan mereka akhirnya bertemu, ada ribuan kata tak terucap di balik sepasang mata yang saling mengunci.

Nyonya Rarasati menarik napas dalam, lalu menegakkan punggungnya lebih tinggi. Ia memilih memalingkan wajah, pura-pura sibuk menyapa tamu lain.

Damar mengepalkan tangannya di sisi tubuh, menahan dorongan untuk melangkah mendekat. Ada keinginan kuat untuk berbicara, namun ia sadar satu langkah yang salah bisa menyeret nama Nyonya Rarasati ke dalam pusaran gosip. Ia tak ingin perceraian yang baru dialaminya menjadi bahan bualan yang akhirnya dikaitkan dengan wanita itu. Saat ini, ia harus berhati-hati dalam bersikap.

Maka yang ia lakukan hanya satu... berdiri di kejauhan, mengamati.

“Mah… apakah Mama baik-baik saja?”

“Tentu saja,” jawab Nyonya Rarasati cepat, ia tersenyum begitu tenang.

Pesta terus berlanjut dengan riuh dan tawa. Tapi bagi keduanya, malam itu adalah pertemuan tanpa kata yang menyimpan terlalu banyak cerita.

Hingga akhirnya seorang pria sebaya Damar melangkah mendekat ke arah Nyonya Rarasati, menyodorkan segelas minuman sambil menampilkan senyum penuh godaan.

Dan lebih menyebalkan lagi, Nyonya Rarasati justru membalas senyum pria itu.

Sial! Kenapa dia harus tersenyum pada pria itu?! Rahang Damar mengeras, jemarinya mencengkeram gelas di tangan begitu erat hingga nyaris retak.

1
Yam Mato
👍👍👍👍
Reni Setia
makasih untuk novelnya ya
Choirun Nisa
Bagus2
Fayra
luar biasa
Rita
sdh pas kak sdh ngena dihati l,trmksh sdh menghibur dgn cerita2nya ,sehat2 selalu dan terus semangat dlm berkarya
Rita
👍👍👍👍👍😂😂😂Bener sih
Rita
nah betul itu
Rita
👍👍👍👍👍👍
Sabaku No Gaara
seruuu
nikatha
suka cerita yg ringan begini g berbelit2 /Good//Good/
Rere💫: Makasih 🙌🫶😍
total 1 replies
nikatha
happy ending 🥰🥰
Aditya hp/ bunda Lia
ceritanya bagus 👍👍
Aditya hp/ bunda Lia
Tamat ... terima kasih Thor ceritanya bagus koq 👍👍 konfliknya gak berat
Rere💫: Makasih jg kk😘
total 1 replies
Tiara Bella
ehhh udh tamat aja ini.....😍
Rere💫: Yuhuuuuu 😘
total 1 replies
Desyi Alawiyah
Terimakasih Kak, ceritanya bagus kok dan sangat memuaskan... 🤗🤗

Aku suka cerita kakak 👍👍👍
Rere💫: Wkwwk ada aku umpetin dlu banyak yg ngintip doang 🤣
total 4 replies
Azahra Rahma
untung nyonya rarasati ngatur cucu seperti ngatur perusahaan gak seperti militer🤣🤣🤣
Rere💫: Wkwkw kebayang baris berbaris, jongkok merayap 🤣🤣🤣
total 1 replies
Azahra Rahma
aku jadi baca ulang Thor,,,maaf ya Thor kalau kita sebagai pembaca terlalu ribet bnyk maunya
Rere💫: Gpp kasay sbnernya aku tau kemauan pembaca jadi mau up bab awal td maju mundur aku blg eh akhirnya beneran salah ku wkkwwk 🤣🤣🤣
total 1 replies
Lydia
Terima kasih author atas ceritanya 🙏
Rere💫: Sama-smaa kk🙏😍
total 1 replies
Laila Isabella
terbaik author nya...❤️❤️❤️
Rere💫: 😘😘😘♥️♥️♥️
total 1 replies
Ariany Sudjana
sayang yah, alur cerita jadi lompat, tapi yah sudahlah. semangat kakak 💪😄 ditunggu karya selanjutnya
Rere💫: wkwkwk gk lompat kk bab 44 udh diganti. Makasih 😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!