NovelToon NovelToon
Dear Alvin

Dear Alvin

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Yatim Piatu / Murid Genius / Keluarga / Bad Boy
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Fantastic World Story

"Heh, anak sialan! Pergi kamu dari

rumah ini. Keluar!! Gak sudi aku

nampungmu lagi!!" usir Bu Elanor.

membuat Alvin yang sedang melamun

segera terperanjat.

"Berhenti bicara yang tidak-tidak

Ela!!" hardik pak Rohman.

"Kamu pilih aku dan anak anak yang

keluar apa anak sialanmu ini yang keluar

pak!?" teriak Bu Elanor membuat pak Rohman terkejut.

Beliau tak pernah berfikir akan

dihadapkan pada situasi se rumit ini.

"Alvin yang akan keluar pak buk"

ucap Alvin.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fantastic World Story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

27 Balapan

Alex memakan nasi bungkus yang

disedialkan oleh Alvin tanpa

berkomentar, baginya selagi makanan

tersebut masih layak untuk dimakan ya

sikat aja.

Sebenarnya tadi Alvin sempat

khawatir, mengingat Alex termasuk orang

kaya, apa iya dia akan mau memakan nasi

bungkus yang dibawanya.

Namun kekhawatiran tak terbukti,

pasalnya Alex segera memakan nasi

bungkus pemberian Alvin, entah karena

hanya ingin menghargai Alvin atau

karena memang lapar.

"Mana orang tuamu vin? Perasaan

sepi banget ni rumah" ucap Alex setelah

menyelesaikan makannya di sore hari itu.

"Aku tinggal sendiri Lex" jawab

Alvin seraya mengambil bungkus nasi

yang kemudian dimasukkan ke dalam

kresek.

Alex sendiri terdiam mendengar

jawaban Alvin, ia sungguh tak

menyangka jika Alvin se mandiri itu.

Prasangka buruk awalnya mengenai

Alvin benar-benar telah lenyap.

"Kamu disini sendirian gpp ya Lex"

pinta Alvin, hari sudah hampir petang,

biasanya jam segini ia sudah hampir

selesai mengangkut sampah, namun kali

ini sedikit terlambat sebab insiden tadi.

"Lah kamu mau kemana?" tanya Alex

yang melihat Alvin beranjak.

"Mau ambil sampah, mungkin isya

baru kembali nanti" jawab Alvin yang sebenarnya juga tak enak meninggalkan

temannya sendirian di rumah, namun apa

daya pekerjaan harus segera di selesaikan,

pikir Alvin.

Alex tampak berfikir beberapa saat.

"Yawes tak tunggu sini aja Vin" ucap

Alex kemudian.

Alvin pun berlalu, menyelesaikan

pekerjaannya yang sedikit tertunda.

Sementara Alex tampak menunggu

Alvin di teras, seraya memandang ke

sekeliling, yang hampir dipenuhi oleh

rosokan setiap sudutnya.

Dering ponsel membuyarkan lamunan

Alex, tampak nama sang mama sebagai

pemanggil, tak butuh waktu lama Alex

pun menerima panggilan, ia pun segera

menjelaskan bahwa dirinya sedang

menginap di kediaman Alvin, sebelum mama Rosa mengomelinya lebih jauh.

Mendengar penjelasan sang anak,

mama Rosa bukannya tenang, tapi malah

terlihat gusar.

"Pulang sini Lex! Jangan bikin repot

keluarganya Alvin!" perintah mama

Rosa di ujung telepon.

"Alvin tinggal sendirian kok ma,

Alex ini malah nemenin Alvin loh.

Mana ada Alex bikin repot" jawab Alex

membela diri, tak terima dirinya dibilang

bikin repot

"Nah itu malah repot Alvinnya,

udah sini pulang kamu!" perintah mama

Rosa kekeuh.

Alex pun terus merayu sang mama.

"Coba sini video call kalau emang

kamu lagi sama Alvin" pinta sang mama

pada akhirnya.

"Alvinnya masih narik sampah ma,

nanti aja ya kalau udah Dateng aku video

call mama" rayu Alex.

Hingga pada akhirnya mama Rosa pun

tak memiliki pilihan lain, selain

mengijinkan sang anak menginap di

rumah Alvin.

Magrib pun tiba, Alex masih

menunggu di teras rumah Alvin sembari

bermain ponsel. Hingga menjelang isya,

tampak sebuah sepeda motor mendelkat

dan berhenti tepat di sebelah motor sport

Alex terparkir.

"Mas, termennya mas Alvin ya" sapa

gadis yang baru turun dari sepeda motor.

"Iya" jawab Alex datar.

"Yang punya motor itu" ucap Dina sambil menunjuk motor sport milik Alex.

Alex pun melirik motornya sebelum

menjawab.

"Iya, kenapa?" jawab Alex dingin.

"Kenalin mas, aku Dina. Adiknya mas

Alvin" ujar Dina seraya menyelipkan anak

rambutnya ke telinga dan mengulurkan

tangannya untuk berkenalan.

Alex tak membalas uluran tangan Dina,

bahkan merespon atas perkenalan diri dari

adik temannya itu pun Alex enggan.

Membuat Dina tersenyum canggung dan

segera menurunkan tangannya yang tak

terbalas.

"Mas Alvin udah lama ya keluar

mas?" tanya Dina basa-basi.

"Iya" jawab Alex singkat.

"Nama mas siapa?" tanya Dina lagi, membuat Alex lama-lama merasa jengah.

"Alex" ucap Alex seraya berharap

bahwa Alvin akan segera pulang.

Melihat Dina yang hendak berbicara

lagi, Alex segera berpura-pura

mengangkat telepon, karena enggan di

ajak berbicara oleh gadis tersebut.

Beruntung, tak lama kemudian,

Alvin telah pulang.

"Ada apa Dina?" tanya Alvin yang

melihat keberadaan Dina di dekat

temannya.

"Mau minta uang!" pinta Dina dengan

ketus, sangat berbeda sikap dengan saat

berbincang dengan Alex.

"Buat apa? Itu kamu bawa sepeda siapa

kesini?" tanya Alvin tak ingin

memberikan uang secara cuma-cuma.

"Sepeda temen. Rafi sakit, ibuk mau

bawa Rafi ke dokter. Bapak hari ini cuma

dapat tarikan dikit, katanya sepi" ujar Dina

membuat Alvin menghela nafas.

Sejujurnya ini bukan pertama kalinya

sang adik meminta uang padanya,

semenjak mengetahui kontrakan Alvin,

Dina kerap mengunjungi Alvin untuk

sekedar minta uang jajan setidaknya 2 kali

dalam seminggu.

"Ya udah, bentar lagi biar aku ke sana.

Biar aku yang nganter Rafi periksa ke

puskesmas sama bapak, nanti aku yang

bayar" ujar Alvin.

"Eh, gak usah mas, biar aku aja yang

ngasih ke ibuk, lagian itu aku bawa motor

kesini, jadi pasti lebih cepet" tolak Dina.

Tak ingin berdebat lebih lama di

depan temannya, Alvin pun mengeluarkan uang 10 ribuan sebanyak 5

lembar.

"Segini cukup kan" ucap Alvin

seraya menyerahkan uang tersebut.

"Yah kurang mas" jawab Dina cemberut.

"Mau periksa kemana emangnya,

biasanya juga ke puskesmas. Itu pun masih

ada sisa kalau periksa ke puskesmas aja"

ujar Alvin.

"Ya udah ya udah, aku tak pergi dulu"

ucap Dina kemudian berlalu.

"Dah mas Alex ganteng" pamitnya

sebelumn benar benar pergi. Membuat Alex

dan Alvin hanya menggeleng.

Alvin pun segera mengambil rosok

dari gerobak sampah dan meletakkannya

bercampur dengan rosok yang sudah ada.

"Kamu tiap hari gini vin" ucap Alex sembari membantu Alvin mengangkat

sak rosoknya.

"Iya Lex, kalau liburan kemarin ambil

sampahnya pagi aja, malemnya jualan es

teh di alun-alun bareng Mingyu" jawab

Alvin apa adanya.

"Gak capek?" tanya Alex.

Sungguh pertanyaan konyol.

"Apa itu capek buat kaum sepertiku

Lex" jawab Alvin seraya tersenyum getir.

"Nih Lex buat camilan, aku tak bersih

bersih bentar, abis ini anterin aku ke

rumah orangtuaku ya" ujar Alvin seraya

menyeralhkan sebungkus kacang

godhok yang dibungkus dengan kertas

membentuk kerucut.

"Ok" jawab Alex.

Usai Alvin membersihkan diri, mereka pun segera berangkat ke rumah

pak Rohman.

Sebelum masuk, tampak Rafi sedang

memainkan mainannya di lantai.

"Assalamualaikum" ucap Alvin

sebelumn masuk ke dalam rumah.

"Ngapain kesini?" tanya Bu Elanor.

Sementara pak Rohman juga ikut

keluar seraya menjawab salam Alvin.

"Alvin cuma mau lihat kondisi Rafi

buk" jawab Alvin serta menyalami pak

Rohman dan Bu Elanor.

"Emang kenapa kondisi Rafi, dia baik-

baik saja" ucap Bu Elanor ketus.

"Loh, bukannya Rafi sakit ya buk?"

tanya Bintang menyelesaikan pernyataan

Dina saat kerumahnya tadi.

"Enak aja, anak sehat sehat gini kok di

bilang sakit, kamu doain Rafi sakit. Iya!!?"

teriak Bu Elanor emosi.

"Siapa yang bilang Rafi sakit?" kali ini

pak Rohman ikut angkat bicara setelah

sejak tadi hanya berdiam diri.

"Tadi Dina ke rumah, katanya Rafi sakit,

dia minta uang buat bawa Rafi ke dokter,

makanya Alvin pingin liat Rafi" jawab

Alvin.

Bukannya geram dengan Dina, Bu Elanor

malah makin murka pada Alvin, di

ambilnya sapu yang ada di sudut rumah,

dipuklkannya gagang sapu tersebut pada

tubuh Alvin.

"Setelah doain Rafi sakit, sekarang

kamu malah memfitnah Dina!! Dasar anak

gak tau terima kasih, udah dipungut,

dibesarkan, malah kayak gini balesan

kamu hah" ujar Bu Elanor sembari terus memukuli Alvin.

Pak Rohman yang kasihan pada

Alvin sudah mencoba melerai Bu Elanor

sejak tadi, namun tak di indahkan.

"Sudah cukup buk!" teriak pak

Rohman yang hanya dianggap angin lalu.

Sementara Alvin terus berusaha

menghindar hingga keluar rumah.

Alex yang sejak tadi hanya melihat

pun merasa kasihan, ia pun mendekat ke

arah Alvin.

"Saya tadi juga melihat dan

mendengar jika Dina meminta uang dengan

mengatakan adiknya sedang sakit, jadi

tolong berhenti memukuli Alvin

demikian" ujar Alex membuat Bu Elanor

menghentikan pukulannya.

Namun bukannya meminta maaf, Bu Elanor malah makin murka dan menuduh

Alvin dan Alex telah sekongkol untuk

memfitnah Dina.

Membuat Alex tak terima, namun

memilih untuk segera menarik lengan

Alvin dan membawanya pergi.

Tak ada sepatah kata pun saat di

perjalanan, Alex juga tak membawa

Alvin pulang ke rumah, membuat

Alvin heran, namun memilih diam.

Hingga tibalah mereka disebuah jalan

raya, yang biasanya sepi saat siang hari,

dan terlihat amat ramai malam ini.

"Ini kita mau ngapain disini Lex" tanya

Alvin.

"Mau balapan" jawab Alex enteng.

"Hah? Seriusan kamu?" tanya Alvin.

"Iya lah, udah kamu lihat aja, kalau

menang nanti aku kasih bagian" ujar Alex

membuat Alvin menggeleng tak setuju.

"Atau kamu mau coba turun?" tawar

Alex.

"Turun?" tanya Alvin mengulangi.

"Turun balapan, pakai motor ini"

jawab Alex seraya menepuk tangki bensin

motornya.

"Naik sepeda motor aja aku belum

bisa" jawab Alvin seraya menggeleng.

1
ラマSkuy
thor nama karakter utamanya sebenernya siapa sih thor kok kadang namanya ganti ganti dari Alvin terus Bintang?
ラマSkuy: oh boleh di spill kah thor di PF mana? hehehe
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!