NovelToon NovelToon
Ratu Bar-Bar Milik Pilot Tampan

Ratu Bar-Bar Milik Pilot Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cintamanis / Romansa Fantasi / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Idola sekolah / Gadis nakal
Popularitas:138.5k
Nilai: 5
Nama Author: riniasyifa

Ratu Maharani, gadis 17 tahun yang terkenal bandel di sekolahnya, dengan keempat sahabatnya menghabiskan waktu bolos sekolah dengan bermain "Truth or Dare" di sebuah kafe. Saat giliran Ratu, ia memilih Dare sebuah ide jahil muncul dari salah satu sahabatnya membuat Ratu mau tidak mau harus melakukan tantangan tersebut.

Mau tahu kisah Ratu selanjutnya? langsung baca aja ya kak!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon riniasyifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20 Usulan Eyang Rita

Nathan masih setia menunggu Ratu siap dari kamar mandi. Tak berapa lama, Ratu keluar dan gegas melangkah menuju ruang VVIP kembali. Ia berjalan santai sambil memainkan ponselnya tanpa melihat ke kiri dan kanan.

Nathan yang sadar Ratu melintas langsung menarik tangan Ratu dengan cepat, membuat Ratu hilang kendali dan berakhir dalam pelukan Nathan. Beruntung, ponsel kesayangannya Lea yang mahal itu masih ia genggam kuat sehingga tak sampai jatuh.

Mata Ratu melotot tak percaya saat mendongak ke atas, melihat siapa yang berani menariknya tiba-tiba. Nathan langsung menyambutnya dengan senyum hangat.

Sesaat Ratu terpana menatap senyum hangat dari Nathan ditambah dengan garis wajah yang tegas membuat Nathan berkali lipat terlihat lebih tampan, namun sedetik kemudian Lea segera tersadar, ia gegas mendorong pelan dada bidang Nathan dan menarik diri dari pelukan itu.

“Apaan sih? Selalu saja mencari kesempatan!” cetus Ratu dengan wajah kesal.

“Untung aja ponsel kesayangan gue, gak sampai kepanting,” lanjutnya dengan wajah cemberut.

Nathan hanya nyengir, menampilkan gigi putihnya yang tersusun rapi.

“Maaf ya, Nona Ratu yang cantik,” goda Nathan dengan nada lembut.

“Enggak, gue gak mau maafin lo!” jawab Ratu cepat sambil melipat tangannya di dada, lalu membuang muka, dengan mulut komat-kamit tanpa suara. Membuat Nathan semakin gemas.

Nathan yang tak tahan maju selangkah lalu dengan reflek mencubit gemas pipi Ratu yang sedikit berisi.

“Aw! Sakit, sakit Nathan!” protes Ratu, lalu menatap tajam Nathan yang masih tersenyum gemas padanya.

“Sakit ya? Kasihan, sini aku obatin,” Nathan gegas memiringkan sedikit wajahnya menyamai wajah Ratu. Benar saja, bekas cubitan Nathan terlihat memerah di pipi Ratu yang memang putih mulus tanpa noda itu.

Nathan dengan perlahan meniup lembut pipi Ratu dengan tangannya, tak tinggal diam, ikut mengelus lembut bekas cubitan itu.

Ratu berdiri mematung, menahan debar jantungnya yang tak karuan. Nafas Nathan terasa hangat di pipinya, bahkan Ratu bisa mencium aroma mint dari napas Nathan, saking dekatnya wajah mereka.

Jika ada yang melihat dari belakang, pasti akan salah paham, karena posisi mereka seperti orang yang hendak berciuman, padahal sebenarnya tidak.

Nathan terus meniup-niup pipi Ratu dengan rasa bersalahnya, tanpa menghiraukan pandangan orang-orang yang berlalu lalang, sampai sebuah suara bariton yang mengagetkan keduanya terdengar.

“Ratu! Nathan!” seru Daddy Anggara, disusul suara Mama Nadia hampir bersamaan menyebut nama anaknya masing-masing. Jangan tanya ekspresi keduanya yang marah pada mereka.

“Daddy!” gumam Ratu pelan.

“Mama!” tambah Nathan.

Daddy Anggara langsung menoleh ke belakang saat mendengar suara itu. Begitu ia menoleh, keduanya terlihat terkejut.

“Nadia? Anggara?” ucap mereka dengan ekspresi terkejut, lalu sama-sama tersenyum tipis dan kembali fokus pada target mereka masing-masing.

Nathan dan Ratu tersentak kaget dengan suara lantang itu. Mereka sontak menoleh ke sumber suara dengan ekspresi terkejut dan bingung.

Nathan perlahan memperbaiki posisinya dengan berdiri tegak di samping Ratu. Ratu pun melakukan hal yang sama, dengan ekspresi sedikit kikuk melihat tatapan Mama Nadia dan Daddy Anggara yang begitu tajam, seperti pemburu yang siap memangsa mangsanya.

Ratu dan Nathan saling pandang sesaat, seolah sedang berkomunikasi lewat tatapan, lalu keduanya serentak mengangkat bahu pertanda tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi.

Daddy Anggara melangkah maju, diikuti Mama Nadia di belakangnya. Begitu berada tepat di hadapan mereka, langsung mengintrogasi.

“Apa yang kalian lakukan di tempat umum begini, hah?” tanya Daddy Anggara tegas dengan tatapan nyalang pada keduanya yang kini melongo bersamaan mendengar ucapan itu.

Mereka berdua sama sekali belum paham.

“Apa maksud Daddy ? Kami tidak melakukan apa-apa, kok,” jawab Ratu bingung sambil balik bertanya.

“Ya, apa maksud Tuan Anggara? Kami memang tidak melakukan apa-apa,” tambah Nathan dengan tegas.

Beberapa pengunjung sekitar mulai saling berbisik dan melirik ke arah mereka dengan rasa penasaran.

Mama Nadia yang menyadari keramaian itu bergumam pelan di samping Daddy Anggara, “Anggara, baiknya kita bicarakan ini di ruangan saja. Lihat, sudah mulai banyak yang memperhatikan.”

Daddy Anggara menoleh, benar saja, sudah berkumpul beberapa pengunjung di sekitar mereka.

“Hm! Kalian cepat ikut kami!” perintah Daddy Anggara dengan tegas, lalu melangkah menuju ruang VVIP.

Ratu dan Nathan segera menyusul, pikiran mereka dipenuhi tanda tanya.

Di dalam ruang VVIP, semua sudah duduk melingkar di sofa. Ratu, Nathan, Daddy Anggara, Eyang Rita, Mama Nadia, dan Papa Narendra yang juga ikut datang setelah Mama Nadia menghubunginya.

Sedangkan keluarga yang bersama mereka sebelumnya ikut makan malam bersama keluarga Nathan sudah pamit pulang saat Papa Narendra buru-buru menemui Mama Nadia.

“Kalian sadar apa yang kalian lakukan barusan?” tanya Mama Nadia menatap tajam putra kesayangannya.

“Emangnya kami melakukan apa? Kami tidak melakukan apa-apa,” jawab Nathan tegas. Ratu mengangguk setuju.

“Kalian ini sudah tertangkap basah, masih saja tidak mau ngaku," tegas Daddy Anggara.

“Kami lihat kalian sedang melakukan adegan romantis di ujung lorong.”

“Apa?” ucap Papa Narendra terkejut sekaligus tak percaya.

Eyang Rita hanya mengamati tanpa bereaksi.

Ratu dan Nathan saling pandang lalu tersenyum canggung. Mereka baru menyadari maksud pertanyaan Daddy Anggara dan Mama Nadia.

“Kalian salah paham, kami tidak melakukan apa-apa,” jelas Nathan.

Semua orang saling pandang dengan wajah bingung.

Nathan dan Ratu akhirnya menjelaskan dengan detail apa yang sebenarnya terjadi tanpa menutup-nutupi.

Semua menarik napas lega, ternyata hanya salah paham.

Tiba-tiba Eyang Rita mengusulkan dengan suara lembut namun tegas, “Bagaimana kalau kita nikahkan saja mereka berdua?”

Ruangan itu seketika hening, semua terdiam sejenak sambil saling bertukar pandang.

1
Rita
aduh knp nih apa jgn2 ada sesuatu yg terjadi???
Arin
Jangan sampai ada kabar buruk tentang Oma nya Ratu????
Rita
semoga dilancarkan smpe hari H
Bu Kus
lanjut
Mineaa
Tok....Tok.... Tok....
haiiisss ganggu aja......😁
Bu Kus
semoga aja jalan man dan udah ada etika baik untuk sadar kesalahan
Rita
duh bang lg jam pelajaran sabar donk
Rita
kalian b2 dah tau dan merasakan konsekuensi dari perbuatan kalian,semoga penyesalan kalian nyata buat pelajaran kedepannya
Rita
hhhmmmmm
budak jambi
mampus km ny mikir jgn bantu adk km yg sintg itu.walau pun dia adk kl perbuatan ny salah jgn di bantu
⚔️⃠🧸🍁𝐘𝐖❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ🔱
Yg pnting, udh ada itikad baik, niscaya, smua pny jalan ny
riniasyifa: benar sekali
total 1 replies
Uri
lanjut thor
Saya Sayekti
untuk Natan bisaka lebih tegas walaupun teman.udah biasa teman makan teman
riniasyifa: he he
total 1 replies
Bu Kus
lanjut
Nur Adam
lnjut
mami syila
luar biasa keren banget dengan alur yang mudah di ikuti
Elsa
kamu pasti bisa Nathan cepat usaha sedikit lagi
Surya
jangan percaya Kompol waniya ini liciknya minta ampun
mawar 🌹
yup bener Bahar kata kampol Arya
Zulkarnaen
lanjut kak penasaran kelanjutannya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!