Hujan

Awan mendung menyelimuti langit sore, para santri sudah mengangkat jemuran takut akan turun hujan, Nazwa dan Salwa pun bergegas kembali ke pondok setelah menyapu halaman rumah Abi Rahman.

"ustadzah kenapa?" tanya mereka berdua saat melihat ustadzah Fathia yang mondar mandir di depan gerbang rumah

"ustadzah lagi nungguin Agus sama Fatih, nyuruh nganter undangan kerumah Pak Ali"

"Pak Ali siapa?" tanya Nazwa bingung

"Pak Ali itu kepala desa disini, ustadzah mau nyuruh mereka nganter undangan pengajian di pesantren Kyai Husain, soalnya kalau pagi Pak Ali jarang ada di rumah"

"besok aja dianterin ustadzah" ucap Salwa

"undangannya besok ini jam 9, Agus sama Fatih kemana sih? jangan-jangan mereka lupa lagi"

"kalau gitu kita aja yang anterin ustadzah" ucap Nazwa

"emang anti tau rumahnya Naz?" tanya Salwa

"kan sama anti Sal kita pergi berdua, gimana ustadzah?"

"kalian itu santriwati ini udah sore lagian kayaknya sebentar lagi mau turun hujan" ucap ustadzah Fathia khawatir

"emang rumahnya jauh sal?" tanya Nazwa pada salwa

"rumah pak kades cukup jauh dari ponpes kira-kira satu kilometer dari sini"

"oowh, sini kita aja yang nganter ustadzah"

"tapi sebentar lagi kayaknya ujan Naz, ini udah mendung"

"mendung bukan berarti hujan ustadzah lebih baik sini kami dulu yang nganter, lagian ini kayaknya masih jam setengah lima cuma karena mendung jadi keliatan gelap"

ustadzah Fathia berfikir sebentar dan kembali berbicara"ya udah nih, tapi kalian hati-hati jangan terlalu ngebut" ucapnya menyerahkan undangan yang terbungkus rapi dengan ragu

"na'am ustdazah, kami pergi dulu assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam hati-hati di jalan"

"na'am ustadzah"

🍁🍁🍁🍁🍁

"eh Sal kita pinjam motor kang ujang aja ya"

"motor kang ujang udah nggak sering mogok-mogok kan?" tanya Salwa ragu

"kayaknya udah nggak, kan kemarin udah diperbaiki sama kang ujang, lagian kita mau minjem motor sama siapa lagi kalau bukan kang ujang?" ucap Nazwa diangguki oleh Salwa

"Assalamu'alaikum" ucap mereka mengucapkan salam saat di depan pos kang ujang

"Wa'alaikumussalam"

"kang boleh pinjam motornya nggak?"

"buat apa neng?"

"nganterin undangan ke rumah Pak Ali sebentar"

"ini udah mau turun hujan loh, nanti kalian kehujanan"

"cuma sebentar kok kang, lagian masih mendung belum turun hujan, kan mendung belum tentu hujan" jawab Nazwa

"sini kang ujang aja yang nganter, kalian ini santriwati loh"

"kerjaan kang ujang banyak, nanti kalau kang ujang pergi yang jaga pesantren siapa?" tanya Nazwa

kang ujang berfikir sejenak dan kemudian mengangguk

"ya udah ini kuncinya kalian hati-hati dijalan" ucap kang ujang menyerahkan kunci motornya

"motor kang ujang udah nggak mogok lagi?" tanya salwa ragu

"insyaallah udah nggak, udah kang ujang benerin kemarin" jawab kang ujang

"oowh kalau gitu kami pergi dulu kang assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam hati-hati di jalan"

🍁🍁🍁🍁🍁

"jalannya kemana ini Sal?" tanya Nazwa saat mereka keluar dari pesantren

"lurus aja Naz, ntar belok kiri di persimpangan pohon bambu depan" jawab Salwa

"bismillahirrohmanirrohim"

Nazwa mulai menyalakan motor astrea tua itu dan pergi meninggalkan area pesantren, awan mendung yang menutupi langit sore membuat waktu seakan sudah malam padahal jam masih menunjukkan pukul setengah setengah lima sore, para petani pun pulang kerumah lebih awal untuk mengistirahatkan tubuh mereka yang lelah setelah seharian bekerja disawah.

"eh itu rumah kakek ana Naz" tunjuk Nazwa pada rumah panggung yang cukup luas dengan berbagai macam bunga yang tumbuh menghiasi halaman rumah

"itu rumah kakek anti Naz?" tanya Salwa terkejut

"na'am"

"dia orangnya baik sering bantu warga sekitar bahkan juga sering menyumbang kalau ada acara-acara di ponpes" jelas salwa membuat Nazwa hanya tersenyum

"nah itu di rumahnya yang di depan Naz" tunjuk Salwa pada rumah dengan pagar kayu yang terlihat lebih luas dari rumah warga yang lain di sekitarnya

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam"

"Pak Ali ada bu?" tanya Salwa sopan

"Pak Ali kalau jam segini belum pulang nak Salwa, masih ngurus surat-surat warga ada apa ya?" tanya ibu tersebut yang tak lain istri pak kades

"kita kesini cuma mau nganterin ini"

"oh undangan pengajian"

"kalau gitu kita pamit kembali ke ponpes dulu bu nanti keburu hujan" ucap salwa mencium tanga bu kadea diikuti oleh Nazwa

"iya, kalian hati-hati dijalan"

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam"

tik tik tik tik tik

gerimis mulai turun membasahi bumi, milyaran tetes air turun dari langit semakin besar dan semakin deras

"Sal kita berhenti aja atau tetap lanjut?" tanya Nazwa sambil mengusap air hujan yang menetes menghalangi pandangannya

"berhenti aja dulu Naz, hujannya deras" ucap Salwa diangguki Nazwa

Nazwa memakirkan motor astrea tua tersebut di pos kamling yang cukup sepi karena jaraknya yang sudah cukup jauh dari rumah warga, hanya hamparan padi yang mulai menguning siap untuk dipanen dan suara kicauan burung yang pulang kerumah mereka menandakan hari akan berganti malam

"disini kok sepi banget ya Sal?" ucap Nazwa sambil menggosok kedua telapak tangannya yang dingin

"kan udah magrib Naz, ya pastilah para petani sudah pulang kerumah, biasanya mereka kesini kalau malam hari untuk mengawasi air sawah mereka" jelas Salwa diangguki oleh Nazwa

"kayaknya udah mau magrib ini Sal, kita terobos aja ujannya gimana?"

"jangan Naz bahaya berkendara kalau hujan"

"tapi nanti kalau kita telat kembali ke ponpes gimana?"

"ustadzah pasti ngertilah kan hujan"

tiga puluh menit berlalu tak ada tanda-tanda hujan yang akan reda malah hujan turun semakin deras, Nazwa dan Salwa masih setia menunggu. Setelah beberapa saat hujan reda diikuti dengan suara azan yang terdengar dari berbagai masjid dan mushola

"hujannya reda Sal, tapi udah adzan kita sholat dulu atau lanjut jalan?" tanya Nazwa

"sholat dulu aja Naz, lebih baik sholat diawal waktu karena kita tidak tau apa yang akan terjadi kedepannya" jawab Salwa

"tapi kita nggak bawa mukena"

"pakai jilbab bisa Naz, kan jilbab anti panjang asal bisa menutup seluruh aurat" jelas Salwa

akhirnya mereka berdua melaksanakan sholat magrib di pos kamling tersebut dengan wudhu menggunakan air hujan yang masih turun dari atap, dengan beralaskan bambu hembusan angin yang bertiup sepoi membawa udara dingin menerbangkan ujang jilbab mereka.

"Akhirnya hujannya reda juga Naz" ucap Salwa saat mereka selesai melaksanakan sholat magrib

"udara sejuk banget ya, kalau habis ujan" Nazwa merentangkan tangannya menghirup aroma khas dari tanah yang dibasahi air hujan dengan angin dingin yang bertiup sepoi-sepoi

"ASTAGA SAL" teriak Nazwa membuat Salwa terkejut

.

.

.

Banyak typo

maaf kalau alurnya nggak nyambung🙏🙏🙏🙏🙏

Terpopuler

Comments

Jusmiati

Jusmiati

maaf Thor, di dalam masjid tdk boleh tepuk tangan.....

2022-12-04

0

Indrijati Saptarita

Indrijati Saptarita

tolong jangan bilang ASTAGA... Astaghfirullaahal'adzhim.... apalagi anak pesantren...

2021-10-17

1

mutoharoh

mutoharoh

Semangat kak

2021-08-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!