Perpisahan

🌳🌳🌳🌳🌳

"Satria...Nazwa turun" teriak ibu dari meja makan memanggil anak-anak turun makan siang sedangkan ayahnya sudah mengambil posisi lebih dulu. Satria turun lebih dulu dengan pakaian rapi di susul Nazwa dengan pakaian rumahan.

"bang lo mau kuliah?"

"emang lo pikir gue mau kemana?"

"ya kencan kali sama pacar lo"

"sialan lo" satria memukul pelan kepala adiknya sambil berlalu menuju meja makan sedangkan Nazwa hanya tertawa.

suasana hening di meja makan tidak ada yang berbicara hanya suara sendok dan garpu yang saling beradu. Setelah makan siang Satria langsung pamit berangkat kuliah.

"Nazwa ayah mau ngomong sesuatu sama kamu?" ucapan ayahnya menghentikan langkah Nazwa yang hendak kembali kekamarnya.

"ayah mau ngomong apa?" ucap Nazwa menoleh pada sang ayah yang duduk diruang tamu

"duduk dulu nak" ucap ibunya lembut menepuk sofa disebelahnya membuat Nazwa curiga tidak biasanya ibunya bersikap lembut seperti ini. Nazwa menurut saja ia duduk disamping ibunya sedangkan ayahnya duduk di sofa single.

"Nazwa"

"iya yah?"

"ayah mau pindahin kamu sekolah" ucapan ayahnya membuat Nazwa terkejut

"memang kenapa yah?"

"kamu sering nakal, bolos, berantem sama temen mu ayah takut kamu semakin menjadi-jadi"

"memang ayah mau pindahin aku kemana?"

"pesantren" ucapan ayahnya membuat Nazwa seperti kehilangan nafas tak pernah terpikirkan sedikit pun olehnya kata pesantren.

"apa ayah nggak suka liat aku? apa ayah mau nyingkirin dengan cara ini?" ucapnya dengan mata memerah menahan tangis

"istigfar nak, ayah nggak maksud gitu sama kamu, ini semua demi kebaikan mu, ayah hanya ingin Nazwa menjadi anak yang lebih baik lagi" ucap ibunya membawa Nazwa kedalam pelukannya.

"ayah hanya ingin kamu belajar lebih banyak tentang agama nak, setiap orang tua pasti selalu menginginkan yang terbaik untuk anaknya" jawaban ayahnya membuat Nazwa melepas diri dari pelukan ibunya menatap ayahnya.

"tapi kan les privat bisa yah"

"beda, kalau mondok kamu tinggal dilingkungan yang agamis rasanya berbeda dengan les privat, kamu tidak hanya belajar agama tapi disiplin dan tanggung jawab, tempat juga mendukung proses belajar kita nak" ucap ayahnya

"kalau aku nggak betah gimana yah?" ucap Nazwa menunduk meremas bajunya

"coba satu semester kalau kamu betah ayah turutin segala kemauan kamu" ucapan ayah membuat Nazwa mendongak

"janji yah?" Nazwa mengacungkan kelingking dan disambut oleh ayah dan ibunya

"janji"

"semangat Nazwa hanya enam bulan cuma sebentar" ucap Nazwa dalam hati menyemangati dirinya.

"kapan Nazwa mulai pindah yah?"

"besok"

"apa!!! kok mendadak yah?" ucapan ayahnya membuat Nazwa syok

"nggak mendadak ayah juga udah daftarin kamu disana lagian lebih cepat lebih baik" Nazwa hanya pasrah saja mendengar ucapan ayahnya percuma membantah karena ayahnya tak akan pernah mengubah keputusannya.

"ya udah kalau gitu aku ke kamar dulu" Nazwa meninggalkan kedua orang tuanya diruang tamu.

"apa keputusan kita sudah bener yah?"

ibu mengusap matanya yang berair karena bagaimanapun juga ia belum rela melepas putri kesayangannya.

"ayah sudah yakin bu, zaman ini pengaruh globalisasi sangat kuat dikalangan masyarakat, jika kita sebagai orang tua salah mendidik anak ia akan terjerumus dalam pergaulan bebas ayah juga masih berat melepas Nazwa tapi ini demi kebaikan dia juga bu" jelas ayahnya. Bagaimanapun orang tua selalu menginginkan yang terbaik untuk anaknya.

🍃🍃🍃🍃🍃

Kamar Nazwa

Nazwa merenung memikirkan ucapan ayahnya. "pesantren" satu kata yang tak pernah ada dalam kamus hidupnya. Ia mengambil handphonne diatas nakas membuka grup chat mereka yang diberi nama incaran pak musa karena rajinnya mereka keluar masuk ruang BK.

Incaran Pak Musa

^^^me^^^

^^^Guys^^^

^^^P^^^

^^^P^^^

^^^P^^^

Yolanda Sasmita

lo kenapa Naz?

Bastian Ronaldo

lo dimarahin bokap lo Naz?

^^^me^^^

^^^dia nggak marah, nanti sore kalian ada waktu nggak?^^^

Bastian Ronaldo

gue sih ada tapi nggak tau yang lain

Reyno Aryadi

ada apaan Naz?

Caca Kinanti

maaf ya Naz, pasti gara-gara

kejadian pagi tadi

^^^me^^^

^^^nggak Caca aku cuma mau kita^^^

^^^kumpul aja^^^

^^^me^^^

^^^kalian ada waktu nggak?^^^

Yolanda Sasmita

aku selalu ada waktu untukmu😚

^^^me^^^

^^^yang lain gimana?^^^

Bastian Ronaldo

gue juga nggak ada kerjaan

Reyno Aryadi

gue juga

Caca Kinanti

aku juga kebetulan hari ini kafe libur

^^^me^^^

^^^oke...kalau gitu nanti kita^^^

^^^kumpul di tempat biasa^^^

Reyno Aryadi

👌

Bastian Ronaldo

👌

Yolanda Sasmita

👌😙

Caca Kinanti

👌

Nazwa merebahkan tubuh diatas tempat tidur memandang langit-langit kamar pikirannya berkelana, ia tak mungkin menolak permintaan sang ayah karena ayahnya yang keras kepala jika dia mengatakan "iya" sudah tidak dapat diubah.

Sore hari suasana kota makin padat banyak pasangan keluar hanya untuk jalan-jalan, pedagang kaki lima pun tak luput menjajakan jajanannya dipinggir jalan. Jalan raya mulai macet karena orang-orang kantoran yang pulang kerja sudah menjadi rutinitas keseharian di ibu kota.

Nazwa turun dari kamarnya, celana baggy pants warna coklat dengan sweater senada dan jilbab pashmina warna hitam dipadukan dengan sepatu sneaker warna hitam dan tas selempang kecil warna hitam menjadi outfit yang dipilih untuk kumpul bersama temannya hari ini.

"ibu, ayah aku keluar dulu" ucapannya sontak membuat orang diruang tamu menatapnya termasuk kakaknya Satria yang baru pulang kuliah

"jangan pergi nak" ucap ibunya berlari memeluknya

"jangan berani-berani kamu keluar dari rumah" ucap ayahnya membuat Nazwa bingung

"dek lo nggak niat kabur kan?" ucapan kakaknya membuat Nazwa mengerti

"ya alloh, bang ibu ayah Nazwa cuma mau ketemu temen doang bukan kabur dari rumah, lagian ngapain kabur-kaburan kayak nggak ada kerjaan aja" jelasnya dengan wajah kesal

"ooh yaudah sana cepet pulang" ucap ibunya membuat Nazwa heran cepet sekali mood ibunya berubah

"ya udah kalau gitu aku pergi dulu, Assalamualaikum" ucapnya setelah menyalami tangan ibu, ayah dan abangnya.

"hati-hati jangan ngebut" peringat ibu kepada Nazwa yang mengeluarkan motor kawasaki ninja kesayangannya dari garasi hadiah dari kakeknya saat ulang tahunnya yang ke enam belas tahun karena kaeknya tak pernah sekalipun menolak permintaan cucu kesayangannya, walaupun dilarang ayahnya mengendarai motor sebelum punya SIM namun Nazwa tak pernah mendengarkan perkataan ayahnya, ia selalu mengatakan tidak apa-apa.

Nazwa sampai ditempat ia biasa berkumpul bersama temannya ditepi danau tempat favorit mereka karena disana sepi dari kerumunan orang-orang, mungkin belum banyak orang yang tahu. Disana semua temannya sudah datang menunggu dirinya.

"Assalamualaikum" ucapnya saat turun dari motor kesayangannya

"Wa'alaikumussalam" jawab temennya serentak

"tumben banget lo ngucap salam Naz, biasanya langsung hi guys" ucapan Yolan diangguki temannya yang lain.

"nggak ada, gue cuman belajar" ucapnya sambil duduk diantara Yolan dan Caca

"belajar apaan?" tanya Yolan namun Nazwa hanya diam

"oh ya makasih ya kalian semua udah nolongin aku, kalau nggak ada kalian aku nggak tau lagi harus gimana" ucap Caca

"Santai aja kali Ca, sebagai sahabat kita harus saling menolong didalam persahabatan tidak ada kata terima kasih" ucap Nazwa diangguki yang lain

"eh lo ngajak kumpul disini mau ngapain Naz?" tanya Bastian yang sedari tadi melempar kerikil kedanau.

"oh ya gue mau bilang sesuatu sama kalian" ucap Nazwa

"mau bilang apa?" kali ini Reyno yang angkat bicara

"hah" Nazwa menghembuskan nafas sebelum mulai cerita "gue dipindahin sekolah sama bokap gue" ucapnya membuat temannya menoleh kearahnya.

"serius?" ucap sahabatnya serentak

"ya dia mau gue jadi lebih baik"

"pasti ini karena kamu nolongin aku keluar dari club itu, maaf ya" ucap Caca yang terus merasa bersalah sambil mengenggam tangan Nazwa

"bukan tapi memang karena mereka menginginkan gue jadi lebih baik" ucap Nazwa menenangkan Caca

"gue bakal kangen Naz" Yolan memeluk Nazwa dengan mata memerah menahan tangis

"ya kita sering-seringan kumpulah, lagian Nazwa nggak pindah rumah" ucap Bastian

"betul kita masih sering bisa keluar" ucap Reyno menyetujui ucapan Bastian

"gue pindah ke pesantren mulai besok" ucapan Nazwa membuat sahabatnya menganga

"APA!!! kok mendadak " ucap sahabatnya teriak

"nggak usah teriak gue nggak budek" ucap Nazwa mengusap telinganya

"kata bokap gue nggak mendadak dia udah daftarin gue dan juga udah ngurus surat perpindahan gue" ucap Nazwa menghembuskan nafasnya sambil memandang kearah danau

"ya ampun Naz, kita nggak bakal ada tempat nyontek lagi" ucap Bastian

"kita nggak ada partner bolos lagi buat kibulin pak musa" ucap Yolan

"nggak ada yang ngeluarin uang kas lagi" ucap Caca

"nggak bakal ada yang berantem lagi" ucap Reyno

"memang sahabat durjana lo pada, jadi selama ini lo pada manfaatin gue" ucap Nazwa kesal dengan ucapan sahabatnya

"bercanda Naz, kita bakal rindu banget sama lo" ucap Yolan sambil memeluk Nazwa diikuti Caca

"udah ah, lepas gue nggak bisa nafas" pelukan sahabatnya terlalu erat membuat Nazwa kesulitan bernafas.

"hehehe maaf Naz" ucap Caca melepas pelukannya

"Yolan udah ah, lebay amat lu kayak gue mau mati aja" ucap Nazwa kepada Yolan yang semakin memeluk dirinya erat

"sorry Naz" ucapnya melepas pelukannya sambil mengusap sudut matanya yang berair.

"udah ah lagian Nazwa nggak mati, besok kalau dia pulang kita bisa kumpul lagi, atau seengaknya video call" ucap Bastian diangguki Reyno disebelahnya

"Naz kalau lo ketemu pangeran kasih tau gue ya" ucapan Yolan membuat semua menoleh padanya

"HA???" ucap mereka serentak

"maksud lo?" tanya Nazwa dengan bingung

"kalau dinovel yang gue baca, murid yang baru pindah dipesantren nanti ada yang naksir entah itu ustadz atau santri, tapi kadang di novel juga ada anak kyai yang naksir lo gitu" ucap Yolan sambil tersenyum sedangkan sahabatnya sudah tepuk jidat melihat sahabatnya yang mulai halu.

"tau ah, terserah" ucap Nazwa memukul kepala Yolan pelan.

"tapi bener lo Naz" sambung Yolan lagi

"udah ah, gue kesana tuh belajar jadi lebih baik kata bokap gue, bukan nyari jodoh" jelas Nazwa

"tau nih si Yolan kebanyakan halu" sambung Caca yang sedari tadi diam saja

"tapi bener..."

"udah-udah karena ini hari perpisahan kita gue traktir bakso kang mamat bebas nambah" ucap Nazwa memotong kalimat Yolan

"asyik" ucap mereka serentak

Akhirnya kelima sahabat itu meninggalkan danau menuju dagangan kang Mamat pedagang kaki lima favorit mereka. Makan dipinggir jalan dengan menikmati bakso adalah kesenangan tersendiri bagi mereka, tak ada kata tidak level melihat tempat makan mereka yang penting halal dan enak. Mereka menikmati bakso dengan lahap bahkan beberapa kali menambah.

"mang tambah lagi satu" ucap Bastian pada kang Mamat

"perut lo terbuat dari apa sih bas, orang baru habis semangkok lo udah habis tiga mangkok kagak pernah makan lima hari aja lu" ucap Yolan sewot melihat Bastian

"syirik aje lu, mumpung gratis si Nazwa mau traktir jadi bebas nambah" ucap Bastian sambil menyesap kuah bakso yang baru saja diantar

"kaya orang miskin aja lu"

"rezeki jangan ditolak"

"nggak boleh ngomong saat makan" ucap Nazwa memotong perdebatan mereka yang selalu mempermasalahkan hal-hal kecil.

"siap ukhty" ucap Bastian

uhukkk...uhukk Caca langsung memberikan es teh manis kepada Nazwa yang tersedak mendengar panggilan Bastian

"nggak usah panggil gue kayak gitu, awas aja kalau gue mondok terus lo panggil gue gitu" Nazwa mengarahkan sendok cakar ke wajah bagas seolah mengancam

"emang kenapa?" tanya Reyno

"atau jangan-jangan lo mau dipanggil ustadzah" ucap Bastian lagi

"udahlah, kayak orang sholeh aja gue dipanggil begitu"

"emangkan..."

"udah lanjut makan jangan ngobrol" ucap Nazwa sebelum Bastian semakin ngawur.

Cahaya matahari sudah mulai terbenam akan tergantikan dengan cahaya rembulan yang menyinari malam. Nazwa dan sahabatnya langsung pulang kerumah masing-masing. Yolan diantar oleh Bastian sedangakan Caca diantar Reyno pulang. Nazwa pulang sendiri sambil mengamati sisi kiri dan kanan jalan, mengenang jalan yang pernah dilewatinya bersama sahabatnya, tempat-tempat yang sering mereka kunjungi saat bolos sekolah dan kenangan suka duka mereka bersama.

🙏🙏🙏🙏🙏

Terpopuler

Comments

Mommy Gyo

Mommy Gyo

semangat Thor salam cantik tapi berbahaya

2021-05-28

2

Caesal Finia

Caesal Finia

ustadzah nazwaaaaa hihihi.. bagus bgt ceritanyaa 😂😘

2021-05-27

3

Kiiwii

Kiiwii

di tunggu next nya kak

2021-05-27

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!