👮👮👮👮👮
Saat sampai dikantor polisi mereka langsung ditanya sebagai saksi sedangkan petugas Club yang mengantar mereka kembali untuk menjalankan tugas
"Jadi kalian mau tolong teman kalian yang dijual bapaknya gitu?" tanya polisi dan mereka hanya mengangguk sebagai jawaban setelah menceritakan kejadian kepada polis
.
"iya pak ini teman kami yang mau dijual sama bapaknya" ucap Nazwa merangkul Caca
"bagaimana kalian yakin kalau ia mau menjual anaknya?" tanya polisi lagi
"kami liat dengan mata kepala, mata batin dan mata hati kami pak kalau dia terima uang dengan seorang pria tua gitu dan ibunya juga bilang kalau saat bapaknya bawa teman kami ia bilang mau jual anaknya" jawab Yolan panjang lebar sambil berdiri , membuat Nazwa menarik pundaknya untuk kembali duduk
"betul itu pak?" tanya polisi pada bapak caca sedangkan bapak Caca hanya diam
"betul pak udah jangan ditanya lagi dia, maling mana ada yang mau ngaku" ucap Reyno
"eh dia itu bukan maling, cuma mau jual anaknya aja" ucap Bastian
"sama aja dia maling anaknya" ucap
Reyno tak mau kalah
"Jadi kalian yang pukul dia sampai gini?" tanya polisi lagi melihat bapak Caca yang tak berdaya dengan luka memar diwajah nya
"ya pak dia keterlaluan jadi kami pukul, bapak tau nggak dia itu mau pukul saya tapi langsung dihalangi oleh sahabat saya ini" ucap Yolan menunjuk Nazwa
"dan karena dia nggak bisa nahan emosi akhirnya terjadi perkelahian begitu pak" lanjut Yolan.
"darimana kalian tahu kalau sahabat kalian diculik?" tanya polisi
"kami punya feeling pak, ikatan persahabatan yang kuat" kali ini Nazwa yang menjawab.
"apa betul kamu dijual bapakmu nak?" kali ini polisi bertanya pada Caca dan hanya dibalas anggukan
"kan dia bapakmu bagaimana bisa?" tanya polisi lagi
"ya bisalah pak orang bapaknya udah kecanduan sama minuman keras, jadi ya tak ada uang anakpun jadi korban" Yolan kembali berdiri sambil ngotot menunjuk wajah pak polisi didepannya
"sabar" bisik Nazwa untuk menarik pundaknya kembali duduk
"eeemmm...orang tua kalian tahu kalian bolos sekolah dan pergi ke Club?" tanya polisi dibalas gelengan oleh semuanya kecuali Caca
"Nak, telpon dulu ibumu suruh dia kesini" ucap polisi dan Caca hanya mengangguk sebagai jawaban karena ia masih trauma dengan kejadian tersebut
Ia meminjam telpon kantor polisi sambil menekan nomor ibunya
"dan bapak kami tetapkan sebagai tersangka atas kasus ini" ucap polisi pada bapak Caca dan langsung
diseret menuju ruangan khusus
"kalian telpon orang tua kalian sekarang juga, bukannya belajar yang rajin pada bolos sekolah" polisi menunjuk Nazwa dan ketiga sahabatnya
"iya pak"ucap mereka serentak dan mengeluarkan ponsel dari tas masing-masing
Yolan menelpon ibunya, Reyno juga menelpon ibunya, sedangkan Bastian menelpon ayahnya. Tentu saja orang tua mereka kaget mendengar anaknya ada dikantor polisi karena pergi ke Club, namun saat ingin marah mereka langsung memutus panggilan telpon dan langsung menyuruh mereka kesini saja agar semuanya jelas
Sedangkan Nazwa ia bingung sendiri mau menelpon siapa, ibunya? pasti marah-marah sambil nangis, ayahnya? pasti ia akan dikurung dan tak dibiarkan keluar dari rumah. "aku telpon abang aja deh" gumamnya mencari kontak abangnya dan menekan panggilan.
Tuuut... suara panggilan telpon tersambung dan...
"Halo dek" terdengar suara dari seberang telpon
"Ha Halo bang, abang dimana?" tanya Nazwa sambil meremas ujung bajunya menahan gugup
"Dikantor ayah, kenapa?"
"Disana ada ayah nggak sama abang?"
"Nggak, ayah lagi meeting sama kliennya"
"Huhhh..." Nazwa menghembuskan nafas lega "bang...abang bisa tolongin Nazwa nggak datang kekantor polisi, Nazwa sekarang di kantor polisi karena pergi keclub un..."
"Tunggu kami disana" ucapannya langsung dipotong oleh suara bariton tegas siapa lagi kalau bukan ayahnya hingga membuat Nazwa gemetaran sambil memegang erat bawah bajunya "mati gue" ucapnya
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Di Kantor
Satria dan sang ayah sedang fokus memeriksa laporan didalam ruangan hingga suara telpon membuyarkan konsentrasi mereka berdua
"Siapa tuh yang nelpon kamu?"
"Si Nazwa yah, udahlah palingan juga nggak penting" jawab Satria sambil tetap memeriksa dokumen
"angkat speakerin ayah mau denger"
"ngapain juga tuh anak nelpon inikan masih jam sekolah" ucap Satria sambil menekan tombol hijau untuk mengangkat telpon
"Halo dek"
" Ha Halo bang, abang dimana?"
terdengar suara gugup dari seberang sana
"Dikantor ayah, kenapa?"
"Disana ada ayah nggak sama abang?" tanya Nazwa diseberang sana membuat Satria mengerutkan kening sambil melirik kearah ayahnya yang juga mendengarkan percakapan mereka dan dibalas gelengan oleh sang ayah
"Nggak, ayah lagi meeting sama kliennya"
"Huhhh..." terdengar hembusan nafas dari seberang telpon
"bang...abang bisa tolongin Nazwa nggak datang kekantor polisi, Nazwa sekarang di kantor polisi karena pergi keclub un..."
"Tunggu kami disana" sang ayah langsung bicara memotong ucapan putrinya tanpa menunggu penjelasan
Ia langsung marah mendengar putrinya di kantor polisi dan pergi ke club padahal ini masih jam sekolah, akhirnya ia dan Satria pun melesat pergi kekantor polisi.
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Saat sampai dikantor polisi ayah Nazwa dan Satria langsung masuk kedalam dan langsung disambut oleh pihak kepolisian
Siapa yang tak kenal dengan Wiraguna Dinata seorang pengusaha sukses dengan usaha perhotelan, travel dan restoran dengan cabang perusahaan sampai luar negri,
Ia diarahkan ketempat Nazwa dan temannya berada, ia melihat orang tua dari teman anaknya menangis sambil memeluk anaknya
Nazwa yang melihat kehadiran ayah dan kakaknya masih belum beranjak dari tempat duduknya sambil meremas ujung pakaiannya menahan gugup hingga ayahnya menghampirinya
"apa yang udah kamu lakukan dek?" tanya Satria pada adiknya yang masih menunduk, Nazwa hanya diam tak berani melihat ayahnya
"tanya aja sama polisi bang" jawab Nazwa
"kenapa kamu bolos sekolah, ngapain juga ke Club ha?" kali ini ayahnya yang berbicara dengan nada tegas
"maaf ayah tapi Nazwa..."
"begini pak Wiraguna anak bapak tidak bersalah justru ia yang membantu temannya keluar dari club itu karena dijual oleh bapaknya sendiri jadi mereka bolos sekolah" ucap polisi memotong perkataan Nazwa
"menjual anaknya?" Satria terkejut mendengarnya
"iya kak Caca mau dijual sama bapaknya jadi kita tolongin" Yolan ikut berbicara sambil memegang tangan ibunya
Sedangkan Reyno dan Bastian hanya diam saja
"lalu kenapa wajahmu luka? habis berantem? udah jadi jagoan kamu?" ucap ayahnya melihat memar dipelipis Nazwa
"Nazwa berantem sama bapak Caca yah, soalnya dia mau pukul Yolan jadi kami berantem" jawab Nazwa masih menunduk
"betul itu pak, Nazwa ndak salah pak, Nazwa telah menolong anak saya, saya yang minta maaf pak karena telah merepotkan anak bapak" ucap ibu Caca sambil memeluk anaknya
"apa urusannya sudah selesai pak? atau masih ada yang diurus?" tanya pak Wiraguna pada polisi
"sudah tidak ada pak"
"baiklah semoga pelaku mendapat hukuman yang sesuai dengan undang-undang pak"
"tentu pak kami akan menangani kasus ini sesuai aturan dan saya salut dengan persahabatan mereka yang bisa merasakan kalau sahabat mereka dalam bahaya" jelas polisi sambil menjabat tangan pak Wiraguna dan Satria bergantian
"kalau begitu kami pamit dulu pak,buk mari" ucap pak Wiraguna pada orang tua sahabat anaknya dan dibalas anggukan oleh para orang tua, sedangkan Nazwa menyalami mereka dan pamit setelah itu disusul sahabatnya yang lain meninggal kan kantor polisi
maaf kalau alurnya gak nyambung atau banyak typo 🙏🙏🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Dika Powersc
GK sabar nanti gimana di pondok akhh😱😱🔥
2023-01-11
0
Amorasia
aku no coment thor....msh menghayati dan mendalaminya😁
2021-10-20
2
Kiiwii
ga papa kak semngat aja.makin kesini makin bagus kok alur cerita nya..
2021-05-21
7