Khumairo

🍁🍁🍁🍁🍁

Hari jumat, hari libur bagi para santri ada yang mencuci, tidur, menjalani hukuman, dan berbagai macam aktifitas lainnya termasuk Nazwa dan teman-temannya yang saat ini sedang menjemur pakaian bersama santriwati yang lain

"Ya ampun Naz, anti kalau ngejemur itu, di peras dulu kayak gini biar cepet kering" ucap Hana melihat Nazwa yang menjemur sarungnya di tali jemuran sambil mencotohkan sarung yang diperasnya dengan keras sehingga mengeluarkan banyak air

"Oh iya lupa" ucap Nazwa mengambil kembali sarung yang dijemurnya

"Masa gitu aja anti lupa sih Naz?"

"Ya kan aku nggak biasa nyuci baju pakai tangan biasanya masukkin ke mesin pencet puter selesai" jawab Nazwa menjemur kembali sarung yang sudah di perasnya

"Enak ya kalau kaya gitu, nggak usah perlu repot-repot kaya gini"

"Syukuri saja apa yang ada saat ini jangan suka membanding-bandingkan diri dengan orang lain karena banyak orang di luar sana juga yang lebih tidak mampu dari kita" ucap Salwa menimpali perkataan Nadifa dan di balas anggukan oleh mereka

🌷🌷🌷🌷🌷

"Aduh hari ini panas banget" ucap Nadifa saat mereka telah selesai menjemur pakaiannya

"Ya syukurlah panas jadi jemuran cepat kering" ucap Hana menimpali ucapan Nadifa diangguki temannya yang lain

"Eh beli es yuk, kayanya es yang di depan ponpes itu enak, dia juga jualan bakso kan ayo lah sekalian beli" ucap Nazwa sambil mengibas-ngibaskan jilbabnya

"Bi Sulis maksud anti Naz?" Tanya Hana

"Ya mana ana tau nama nya Hana" jawab Nazwa dibalas cenguran oleh Hana

"Tau nih Hana, masa Nazwa harus perkenalan dulu sama semua warga sini" ucap Nadifa

"Ya udah yok beli, ana juga udah haus nih" ucap Hana berdiri

"Yok lah"

"Eh mobil siapa tuh yang masuk ponpes?" Tanya Nazwa saat melihat mobil hitam memasuki gerbang ponpes dan disambut hangat oleh pak ujang

"Ehh...itu kaya mobilnya kyai Husain deh" jawab Hana yang ikut memperhatikan

"Iya...bener itu mobil pak kyai Husain bapaknya si khumairo calon tunangan Gus Fatih" ucap Nadifa sambil menekan kata calon tunangan

"Nggak usah diteken juga kali kata calonnya, kalaupun itu jodohnya ya udah anti bisa apa" ucap Nazwa dan Nadifa hanya cengir

"Udah jangan pada ghibahin orang, dosa" ucap Salwa menengahi mereka

"Kalian pada mau kemana?" Tanya mang ujang saat melihat mereka berempat keluar dari gerbang ponpes

"Mau belanja sebentar mang di warung bu sulis" jawab Hana

"Oh yaudah sana cepet balik ke ponpes"

"Iya"

🌸🌸🌸🌸🌸

"Assalamu'alaikum" ucap mereka berempat saat masuk ke warung bu Sulis

"Wa'alaikumussalam" ternyata disana juga ada Gus Fatih, Aziz , Fikri, Agus, dan Ahmil yang sedang memakan bakso di kursi yang di sediakan

"Eh baksonya dibungkus aja ya, entar kita makan di ponpes aja" bisik Nazwa pada temannya dan dibalas anggukan oleh mereka bertiga

"Bi es campur nya enam bakso enam dibungkus ya" pesan Nazwa pada Bi Sulis

"Iya neng tunggu sebentar ya"

"loh kok enam kita kan cuma berempat" ucap Hana

"ya sisanya untuk ana" jawab Nazwa

"anti yakin bisa habisin Naz?" tanya Nadifa ragu

"nanti mubadzir loh" ucap Salwa

"udah nanti liat aja"

"Hosh...hosh...hosh"

"Gus Fatih dicari sama pak kyai" ucap mang ujang datang dengan berlari

"Iya kang tunggu sebentar, tanggung ni tinggal dikit" jawab Gus Fatih sambil memakan baksonya

"emangnya ada apa ya mang paman Fatih dipanggil?" Tanya Aziz

"Kyai Husain dateng, mungkin neng Khumairo ingin ketemu dengan Gus Fatih"

"Uhuk...uhuk...uhuk..." Gus Fatih langsung tersedak dengan baksonya dan dengan cepat meminum air

"Ya elah kalau ketemu sama tunangan nggak boleh terlalu semangat juga kali, yang ada nanti dosa" sindir Nazwa

"Bener tuh kata kak Nazwa" ucap Aziz ikut membela Nazwa

"Aziz kamu nggak tau apa-apa jadi jangan ikut campur"

"Hah? Es campur?"

"Ikut campur Aziz bukan es campur" ucap Agus menepuk jidatnya

"Oh"

"Oh berarti bukan tunangan. tetapi seperti kata Nadifa calon tunangan ya Gus, ingat ya nanti jangan lupa undangannya" ucap Nazwa lagi menggoda Gus Fatih

"Jodoh ditentukan oleh Allah kita tidak tahu rencana Allah kedepannya, siapa tau anti jodoh ana" ucap Gus Fatih sambil berlalu pergi setelah membayar makanannya

blush

Nazwa langsung diam dengan muka yang memerah dan jantung yang berdetak kencang

"Ya alloh Gus Fatih so sweet banget" teriak Nadifa dan Hana histeris sedangkan Salwa hanya menggelengkan kepalanya

"Bik Sulis nih bayarnya, kita balik ke ponpes dulu Assalamu'alaikum" ucap Ahmil membayar makanan mereka

"Wa'alaikumussalam"

"Aziz anta nggak ikut balik ke ponpes?" tanya Agus melihat Aziz yang masih anteng dengan baksonya

"Nanti aja bareng sekalian ama kak Nazwa Aziz masih ngabisin bakso dulu"

"oh yaudah kalau gitu ana duluan" ucap Agus pergi menyusul teman-temannya

"eh Naz anti nggak denger kata Gus Fatih tadi?" ucap Hana menyenggol lengan Nazwa

"kata yang mana?"

"siapa tau nanti anti jodoh ana"

ucap Nadifa mengulangi perkataan Gus Fatih

"heh, semua laki-laki juga pasti gitu suka gombalin perempuan, omongannya kayak belut nggak bisa di pegang" jawab Nazwa

"eh ini Gus Fatih loh, pangeran ponpes, penghafal qur'an, suaranya... aduh menenangkan hati" ucap Nadifa dengan lebay nya

"Jodoh kita sudah diatur oleh Allah sejak kita masih didalam kandungan, jodoh adalah cerminan diri kita, jodoh itu tergantung pada ikhtiar kita jadi kalau dia memang jodoh kita Allah pasti akan mempersatukan kita dengannya" ucap Salwa

"tuh dengerin kata ustadzah Salwa"

"jangan mencintai atau mengagumi seseorang berlebihan karena itu tidak baik jangan sampai kita lupa pada allah yang menciptakannya" sambung Nazwa lagi dan mereka hanya mengangguk

"ini bakso sama es nya neng" ucap Bik Sulis menyerahkan pesanan mereka

"oh ini uangnya bi, kembaliannya ambil aja" ucap Nazwa sambil menyerahkan uang lebih

"Ya allah terima kasih banyak neng, oh ya namanya siapa kayaknya bibi baru liat"

"Nazwa bi"

"yok balik ke ponpes"

"eh Naz, kita belum bayar"

"aku udah bayar, hari ini aku traktir"

"sukron Naz, anti baik banget" ucap mereka bertiga

"sebagai manusia jangan pelit nanti kuburnya sempit, udah lah jangan kebanyakan ngucapin terima kasih kita kan teman sebagai teman harus saling menolong" ucap Nazwa saat mereka di jalan menuju arah ponpes sedangkan Aziz sudah pulang lebih dulu

"nih buat mang ujang" ucap Nazwa menyerahkan bakso dan es yang dibelinya saat melihat mang ujang di pos satpam

"ya ampun terima kasih banyak neng Nazwa, mang ujang jadi nggak enak nih"

"enakin aja mang" timpal Hana

"nggak papa kok mang ambil aja, kalau gitu kami permisi dulu, Assalamu'alaikum" ucap Nazwa dan temannya berlalu pergi

"Wa'alaikumussalam"

"jarang banget ada santri yang kayak gini, pasti beruntung orang yang jadi jodohmu kelak neng Nazwa" ucap mang ujang memperhatikan punggung mereka yang menjauh

🌺🌺🌺🌺🌺

"Kak Nazwa dipanggil sama ummi" ucap Aziz menghampiri Nazwa yang akan kembali ke kamarnya

"hah memangnya ada apa?"

"nggak tahu, kak Nazwa di tunggu rumah kakek" ucap Aziz dan berlalu pergi

"haduh nih bawa baksonya kasih bi ijah satu ana ke rumah pak kyai dulu sebentar" ucap Nazwa menyerahkan kresek baksonya kepada Hana

"kalian makan duluan aja ngga usah nunggu ana, mungkin ana bakal lama disana" ucap Nazwa berlari menuju rumah pak kyai

"ngapain ya kira-kira ustadzah manggil" gumam Nazwa saat di depan rumah pak kyai

"mana banyak orang lagi" lanjutnya mendengar suara dari ruang tamu

"cari siapa ya?" ucap seseorang di belakang Nazwa membuat Nazwa berjingkat kaget

"anu itu pak buk ustadz ummi, ehhhm Gus Fatih ana mau nyari ustadzah Fathia" ucap Nazwa memukul mulutnya pelan saat melihat Gus Fatih dan seorang wanita yang seumuran dengannya di belakang Gus Fatih

"pasti ini yang namanya Khumairo" batin Nazwa melihat wanita itu

"oh kalau gitu tinggal masuk aja, ngapain diluar" ucap Gus Fatih

"ya ini kan mau masuk" jawab Nazwa dengan cepat melangkahkan kakinya dan mengucapkan salam

"assalamu'alaikum"

"wa'alaikumussalam"jawab yang ada di ruang tamu

"Nazwa" ucap ustadzah Fathia langsung berdiri

"ini tadi orang tua anti telpon, anti telpon balik mungkin mereka rindu dengan anti" ustadah menyerahkan handphone Nazwa

"sukron ustadzah kalau gitu Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam"

"akhirnya setelah sekian lama pegang hp juga" ucap Nazwa

"jangan lupa ada batas waktunya" ucap Gus Fatih di belakang Nazwa saat tak sengaja mendengar ucapan Nazwa

"astagfirullohaladzim ngagetin orang aja, ana tau lah ada batas waktunya emang kayak anti berduaan jangan lupa ada setan" sindir Nazwa dan pergi ke kamarnya

"eh tadi Aziz mana?" ucap Gus Fatih bingung karena tadi mereka jalan bertiga agar tak menimbulkan fitnah

🍂🍂🍂🍂🍂

"Assalamu'alaikum bang" ucap Nazwa saat panggilan video tersambung yang memperlihatkan muka abangnya

"Wa'alaikumussalam dek"

"wiiih... udah berubah lo dek, nggak biasanya ngucap salam"

"ya jelas lah sekarang ana seorang santriwati teladan ya nggak kayak anta" ucap Nazwa kemudian menutup mulutnya

"wiiihhh...hebat dek gaya bicara lo juga udah berubah sekarang, padahal baru dua puluh hari lo di pengasingan udah jadi sholehah aja lo"

"jelaslah, eh btw ibu sama ayah mana bang?"

"noh" ucap satria mengarahkan kamera ke arah ibu dan ayahnya yang sedang menonton tv

"ibu ayah Nazwa kangen, kalian kok nggak pernah dateng jenguk Nazwa?"

"baru setengah bulan aja udah kangen, kalau kami dateng pasti kamu mau ikut pulang" jawab ayahnya

"besok lah pas satu bulan disana kami dateng jenguk" ucap ibunya

"yyyeeeeyyy jangan lupa bawa makanan yang banyak ya bu" ucap Nazwa dan ibunya hanya menganggukan permintaan putrinya

"ya udah bang Nazwa tutup dulu soalnya waktu ambil hp udah mau habis nih, Nazwa makan bakso dulu sama temen-temen"

"makan aja kerjaan lo nggak gemuk-gemuk"

"ya biarin"

"ya udah bang Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam"

"tadi anti telpon sama keluarga anti Naz?" tanya Salwa saat Nazwa ikut bergabung makan bakso dengan mereka

"iya, eh btw tadi kan pas ana ambil hp di ustadzah Fathia ana liat Gus Fatih sama perempuan kayak seumuran Hana" ucap Nazwa

"apa susahnya sih bilang seumuran kita, kita kan seumuran" ucap Hana sewot dan Nazwa hanya cengir

"mungkin itu khumairo" jawab Salwa

"oowh itu yang namanya Khumairo" ucap Nazwa mengangguk-anggukan kepalanya

"jangan jangan anti cemburu Naz?" ucap Nadifa menutup mulutnya

"cemburu apaan cuma nanya doang, masa tiap kali orang nanya di bilang cemburu" jawab Nazwa

"hheheh...ya kan bisa jadi anti cemburu"

"hadehh, anti jangan bahas hal itu lagi pusing ana dengernya perasaan tiap hari bahas gus fatih mulu" ucap Nazwa memijit pelipisnya

"ya udah deh, nggak bahas lagi" ucap Nadifa

🍀🍀🍀🍀🍀

.

.

.

Banyak typo

Maaf kalau alurnya nggak nyambung🙏🙏🙏

Terpopuler

Comments

Andi Fitri

Andi Fitri

karya nya author bagus..👍

2023-07-20

0

Mommy Gyo

Mommy Gyo

up thor,ayok semangat

2021-08-10

0

Resky

Resky

thor up ya hari ini,aku udah menenti selama seminggu untuk athor up

2021-08-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!