Cahaya jingga mulai terbenam di ufuk barat. Suara merdu lantunan ayat suci Al-Qur'an sudah terdengar di masjid membuat jiwa lebih tenang. Empat orang santriwati sedang bersiap di kamar mereka untuk menuju masjid menunaikan sholat magrib dengan sajadah yang di sampirkan di pundak mereka.
"eh bagaimana kalau besok kita pakai gamis yang tadi dibelikan oleh Nazwa biar kita serasi gitu" ucap Nadifa
"loh emang besok libur?" tanya Nazwa
"nggak maksudku itu besok pas pulang sekolah sambil bantu bik Ijah di dapur gitu kita pakai gamis biar keliatan kompak"
"anti gaya sekali lah Nad, kita itu cuma di dapur ngapain pakek pakaian yang bagus-bagus cukup baju kaos sama training atau rok, nggak usah ribet-ribet kayak gitu" ucap Hana
"betul, ana juga nggak mau nambah-nambah cucian" ucap Salwa diangguki oleh Hana
"lagian kan kalau baju baru itu harus dicuci dulu, biar kita terhindar dari kuman atau bakteri, kan kita nggak tau kalau ada orang yang udah nyoba baju itu bisa aja keringetnya nempel di baju itu kan apalagi ini dari pasar, anti mau kena gatal-gatal, panu, kudis, kurab, bisul?" tanya Nazwa
"ya nggak lah, amit-amit"
"makanya anti jangan kebanyakan gaya, besok kalau ada acara penting baru kita pakai bersama biar kompak" ucap Hana
"ya udah ayo ke masjid, eh jemuran nggak ada kan? jangan kayak yang kemarin bawa-bawa jemuran ke masjid" ucap Salwa saat menutup pintu kamar
"nggak ada, aku nggak nyuci hari ini" ucap Hana
"kalau aku kan udah nyuci kemarin" ucap Nadifa
"eh kemarin kalian bener liat pocong nggak sih?" tanya Nadifa kepo saat di perjalanan menuju masjid dan kebetulan melewati samping pohon pisang tempat menjemur pakaian
"ya kayaknya gitu sih" jawab Nazwa rada-rada bingung
"kok kayaknya, ini beneran atau kalian sengaja ya nakut-nakutin aku?" tuduh Nadifa
"eh urat nadi, apa untungnya juga kita nakut-nakutin anti, ujung-ujungnya juga semua yang kena hukum, kalau kami mau udah kami tinggalin anti sendirian disana biar dibawa sekalian sana ke alam ghaib " jawab Hana dengan suara cukup keras
"eh, tapi masasih ada hal begituan di pesantren kan pesantren itu tempat suci suara lantunan Al-Qur'an juga dimana-mana masa' mereka nggak takut sih?" tanya nya Hana lagi yang membuat amarah Hana hampir memuncak
"kalau anti nggak percaya liat aja sana sendiri, tunggu sampai pocong nya datang bila perlu panggil-panggil suruh datang" ucap Hana ngegas membuat Nazwa mengelus pundaknya
"sabar ini ujian"
"Nadifa Nur Asma kan kita tahu kalau manusia dan jin itu hidupnya berdampingan jadi nggak ada yang nggak mungkin, dimanapun kita berada dia akan selalu ada karena kita memiliki tugas yang sama yaitu beribadah kepada Allah, jadi kalau anti nggak percaya akan keberadaannya sama saja anti dengan orang kafir, emang anti mau jadi orang kafir?" tanya Nazwa
"nggak lah, astagfirullahaladzim anti ini Naz ngucapin kaya gitu, tapi kan itu pocong bukan jin artinya orang yang sudah meninggal dunia emang disekitar sini ada kuburan ya? atau jangan-jangan pesantren ini bekas kuburan lagi" ucap Nadifa merinding
"jadi orang kalau mikir jangan ketinggian" ucap Hana menggetok kepalanya membuat Nadifa meringis
"anti jangan suka getok-getok lama-lama ana insomnia"
"amnesia bukan insomnia kalau insomnia itu susah tidur" ucap Nazwa gemas membuat Nadifa tersenyum kikuk
"mana ada orang yang sudah meninggal dunia hidup lagi Nadifa, itu adalah jin kafir atau jin jahat yang merubah sosoknya menjadi seperti itu untuk menakut-nakuti manusia, jin itu dibagi menjadi dua golongan sama seperti manusia jin muslim yang taat kepada perintah Allah dan jin kafir atau musyrik yang membangkang perintah Allah" jelas Salwa yang paling sabar
"dengerin tuh, anti nanya lagi ku kirim anti ke pohon pisang itu biar sekalian tinggal disana" ucap Hana gemas
"na'am ustadzah paham-paham" ucap Nadifa mengangguk-anggukan kepalanya
"WOI CEPETAN! UDAH MAU ADZAN MASIH AJA GHIBAH, KALIAN MAU JADI SETAN PENUNGGU POHON PISANG" teriak ustadzah Zulaikha dari tangga masjid membuat beberapa orang santri langsung menoleh ke arah mereka berempat. sontak mereka langsung menutup muka dengan sajadah menahan malu dan berjalan cepat.
...................................
"Kalian nggak lupa kan hukuman kalian kemarin?" tanya ustadzah Zulaikha setelah sholat isya kepada mereka berempat saat para santri dan ustadzah sudah kembali ke kamar masing-masing kecuali ustadzah Fathia karena membantu ustadzah Zulaikha.
"tidak ustadzah"
"baiklah kalau begitu Hana setor sama saya, Nazwa sama ustadzah Fathia setelah selesai gantian Nadifa sama Salwa" ucap ustadzah Zulaikha diangguki mereka berempat
"eh Nazwa, Hana kan nanti kalian duluan selesai nih ya, tungguin kita bentar ya biar bareng" ucap Nadifa diangguki Nazwa dan Hana
"A’udzu billahi mina syaithonirrojiim
Bismillahirrohmanirrohim" dan mereka berdua memulai menyeror hafalan dengan Nazwa juz 30 dan Hana juz 10
"shadaqallahul adzim" ucap Nazwa duluan setelah itu Hana
"baik Nazwa, setelah ustadzah perhatikan sepertinya anti memang sudah hafal juz ini karena kalau orang yang belum hafal cukup kesulitan karena banyaknya ayat yang sama tapi berbeda surah apalagi anti santriwati baru dan waktu menghafal yang hanya sehari, jadi apa anti memang sudah hafal, berapa juz?" tanya ustadzah Fathia
"bacaan anti fasih, makhorijul hurufnya bagus, terus tajwidnya tepat,apakah anti seorang penghafal?" lanjutnya lagi membuat Nazwa menunduk
"afwan ustadzah, tapi jangan kasih tau siapa-siapa ya termasuk keluarga Nazwa" ucap Nazwa kecil kepada ustadzah Fathia agar tak di dengar oleh temannya yang lain
"loh kenapa? orang tua pasti bangga punya anak seorang penghafal, Nazwa tau tidak? kalau seorang penghafal qur'an itu mempunyai derajat yang tinggi disisi Allah SWT, kelak di akhirat akan di pakaikan mahkota yang terbuat dari cahaya kepada orang tua nya yang lebih terang cahayanya dari cahaya matahari, anti sudah hafal berapa juz?"
"insya allah sudah tiga puluh ustadzah, besok biar Nazwa saja yang kasih tahu mereka supaya jadi kejutan, tapi ustadzah jangan kasih tau santri yang lain entar Nazwa dikira caper, riya, sombong, dan gitu-gitulah" ucap Nazwa lagi membuat ustadzah tersenyum
"masyaallah sungguh beruntung orang yang menjadi jodoh mu kelak nak" ucap ustadzah Fathia mengelus kepala Nazwa
Nazwa dan Hana sudah menguap sedari tadi menunggu Salwa dan Nadifa menyetor hafalan, memang kalau mengerjakan ibadah begitu banyak cobaan, akhirnya saat mereka berdua tak sanggup menahan kantuk mungkin juga karena kelelahan akhirnya mereka terlelap dengan Hana menyender di tiang masjid dan Nazwa menyender di pundak Hana
Jam sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh bertepatan dengan Nadifa dan Salwa yang telah selesai menyetor hafalan.
"astagagfirullohaladzim ni anak pada tidur disini" ucap Nadifa berkacak pinggang
"Nazwa Nazwa Nazwa bangun" Salwa mengguncang pelan pundak Nazwa
"Hana Hana woi Hana bangun anti mau tidur disini jadi penunggu masjid?" Nadifa mengguncang pundak Hana
"eenggh, sudah subuh ya? hoam" ucap Hana terbangun sedangkan Nazwa masih mengucek-ngucek matanya mengumpulkan kesadaran
"subuh kepala kau, cepat bangun kita kembali ke kamar" ucap Nadifa menyeret tangan Hana untuk segera berdiri
"sabar ish, anti kasar banget" kesal Hana
"sandal ku mana lagi ni?" ucap Nazwa saat ditangga luar masjid
"eh...eh...eh" Hana yang masih belum sadar memakai sandal terbalik dan malah menginjak sandalnya sendiri saat menuruni tangga membuatnya reflek menarik tangan Nazwa yang berada di dekatnya, Nazwa yang terkejut ikut-ikutan menarik tangan Nadifa agar tak terjatuh, sedangkan Nadifa yang berada di dekat salwa langsung memegang tangan Salwa, Salwa yang kehilangan keseimbangan membuat mereka berempat terjatuh sampai ke bawah tangga
"BRUUK"
"aduh kakiku"
"aduh pantat ku sakit"
ucap mereka berempat saat terduduk dibawah tangga masjid, untungnya tangga itu tidak tinggi sehingga tidak membuat mereka mengalami luka
"astagfirullohaldzim Nazwa ngapain anti tarik-tarik tangan ana" ucap Nadifa yang masih dalam posisi terduduk
"sorry Nad reflek soalnya Hana nih langsung tarik-tarik"
"Afwan aduh ana tak sengaja" ucap Hana merasa bersalah
"tetap saja Hana anti yang salah" jawab Nadifa tak mau kalah
"tapi tak sengaja" jawab Hana
"sudah-sudah jangan saling salahin lebih baik berdiri sebelum ada yang liat" ucap Salwa
"woi kalian ngapain duduk disitu? latihan jadi suster ngesot?" ucap ustadzah Zulaikha dari atas tangga sambil tertawa bersama ustadzah Fathia
"kami jatuh dari tangga ustadzah, gara-gara Hana" tunjuk Nadifa pada Hana
"loh kan ana sudah bilang tak sengaja, ngajak berantem banget ni anak" ucap Hana yang tak terima
"anti mau berantem ayo siapa takut" balas Nadifa
"sudah-sudah kalian cepat bangun, terus kembali ke kamar masing-masing jangan ribut malem-malem nggak enak di dengar sama yang lain, kalian nggak ada yang luka kan?" tanya ustadzah Fathia pada santriwatinya
"ndak ada ustadzah, kalau gitu kami pergi ke kamar dulu Assalamu'alaikum" ucap mereka sambil berjalan terpincang-pincang
"Wa'alaikumussalam"
.
.
.
.
Banyak typo🙏🙏🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Jusmiati
😀😀😀😀😀😀😀
2022-12-04
0
Balqis Adzraa
asli ngakak terussss bacanya
2022-03-18
0
NWAJ
hahaha kasihan tu yg jatuh..
semoga enggak encok..
2022-01-18
1