Biru berkendara dengan tergesa - gesa dalam perjalanan dia melihat seseorang yang dikenalnya. Dengan mengenakan setelan formal ala wanita kantoran, gadis itu terlihat berwibawa dan dewasa. Wajahnya terlihat serius dan dingin. Berbeda dengan ketika dia sedang mengenakan pakaian casual saat berbicara dengannya. Dia akan terlihat ramah dan sederhana
" Emili, jika aku tidak merasa Ji dalam bahaya dan dia baik - baik saja, aku pasti sudah menghentikan mobil dan menghampiri mu. Aku merasa senang jika berada disisimu! "
Gumam Bi sambil terus memperhatikan Emili yang sedang berjalan meninggalkan mobilnya menuju sebuah restoran, sepertinya dia akan meeting diluar kantor. Karena membawa tas kerja ditangannya.
Bi terus berkendara menuju lokasi yang dikirim Ji. Membutuhkan waktu lama baginya untuk tiba disana dengan cuaca yang tidak baik. Karena jalanan sangat licit disaat hujan.
Ponselnya berdering dan itu panggilan dari Alex
" Halo " Bi dengan suara dinginnya mengangkat telepon dari Alex
" Bi aku sudah meminta bantuan. Kebetulan ada anggota tentara yang sedang berlatih disana "
" Baiklah "
Bi langsung menutup teleponnya
" Orang ini selalu saja menutup telepon tiba-tiba. Padahal aku ingin menanyakan apa yang terjadi sebenarnya "
Gerutu Alex sambil menatap ponselnya
Hujan masih turun di daerah bukit tempat Ji berada. Setelah beberapa lama, dia mulai sadar. Ji menatap sekeliling, memegangi kepalanya yang sakit. Dia mencoba berdiri dan meraih sebatang kayu untuk membantunya berjalan.
Ji berjalan tertatih dengan sebatang kayu sebagai penopang. Keadaan itu sangat membuatnya kesulitan sendirian di sekitar bukit. Kali ini tidak ada jaringan di ponselnya, jadi dia tidak bisa menghubungi Biru
" Apa Bi mengerti maksud pesanku ya? Aku tidak dapat menghubunginya lagi karena tidak ada koneksi. Bagaimana ini? Aku terus berjalan saja untuk turun. Akan ku beri perhitungan padamu setelah aku keluar dari sini, Sella! "
Ji berusaha terus bejalan menyusuri jalanan bukit yang licin.
" Aku tidak kuat berjalan lagi. Kepalaku pusing sekali. Disini mulai gelap, aku tidak bisa melihat sekelilingnya "
Ji terduduk dan bersandar di sebuah pohon. Karena kelelahan berjalan, kesadarannya mulai hilang lagi. Samar - samar dia mendengar teriakan seseorang, ada kilatan cahaya dari kejauhan menuju ke arahnya.
Ada beberapa pria berjalan disekitar sana
Ingin Ji berteriak " Tolong, tolong aku "
Tapi sayang, suaranya tidak keluar. Pandangannya kabur lagi
" Siapa itu, apakah itu kamu Bi? "
Ji bertanya dalam hatinya dan akhirnya dia kembali pingsan
" Pak! Kita menemukannya "
Teriak seorang prajurit memanggil atasannya dan menunjuk Ji yang tidak sadarkan diri dibawah pohon.
Seorang pria mendekat ke arah mereka. Dengan perawakan tinggi tegap, berseragam tentara yang pas dibadan membuatnya terlihat begitu gagah.
Dia jongkok di hadapan Ji. memperhatikannya sebentar kemudian mengangkatnya dan membawa Ji menuruni bukit di pangkuannya.
" Kita turun dan cari rumah sakit terdekat! "
Perintah pria itu dan dijawab " siap " oleh semua anak buahnya
Pria itu terus menatap Ji sepanjang jalan hingga mereka berhasil turun dari bukit dan berkendara menuju rumah sakit.
Mereka akhirnya tiba dirumah sakit.
" Dokter, tolong gadis ini! "
kata pria itu kepada dokter jaga
" Baik pak, silahkan baringkan disini "
Dokter itu berkata dengan sopan dan meminta dia meletakkan Ji di atas kasur dorong rumah sakit.
Bi yang dari tadi tidak bisa menghubungi Ji akhirnya sekarang bisa tersambung.
Drrtt drrtt
Pria itu menatap ponsel yang ada di genggamannya. Itu ponsel Ji yang tadi tergeletak di sampingnya saat dia menolong Ji. Dilihatnya layar ponsel tertulis nama "Bi"
" Halo " Katanya saat mengangkat telepon dari Bi
Dahi Bi berkerut, wajahnya seketika berubah semakin muram mendengar suara laki - laki yang berbicara menggunakan ponsel adiknya.
" Siapa ini? kenapa ponsel Ji bisa berada di tangan mu? "
Nada suara Bi terdengar dingin dan tak bersahabat sama sekali
" Saya Edward, saya seorang tentara. Dan pemilik ponsel ini berada dirumah sakit "
Katanya dengan tenang kepada Bi
" Apa? Rumah sakit? Apa yang terjadi pada Ji? Dimana rumah sakitnya? "
Bi terdengar begitu panik
" Aku akan mengirimkan lokasinya padamu! "
" Baiklah, terimakasih. Tolong jaga adikku sampai aku tiba disana! "
Bi langsung menutup panggilannya tanpa menunggu jawaban Edward. Edward menatap ponsel di tangannya. Terlihat wallpaper di ponsel itu adalah photo Ji bersama seorang laki - laki.
" Apakah ini pacarnya? "
Gumam Edward sambil terus memperhatikan
Edward terus menunggu di kursi tunggu diluar ruang IGD. Dia langsung berdiri ketika melihat seorang dokter pria keluar dari sana
" Bagaimana kedaannya dok? "
tanya Edward
" Apakah anda walinya? "
" Bukan dok, saya yang menolongnya "
" Kakinya terkilir. Ada luka - luka lain juga. Dan luka dikepalanya mengeluarkan banyak darah. Kita harus melakukan transfusi. Tapi stok darah golongan resus A+ dirumah sakit ini sedang habis. Bisa kah anda mencari seseorang dengan golongan darah tersebut? "
Terang sang dokter
" Kebetulan golangan darah saya sama dengan pasien, apakah bisa diselamatkan? Saya akan mendonorkan darah saya untuknya "
" Baiklah, ikut saya ke ruang lab untuk pemeriksaan darah "
Edward beserta dokter berjalan menyusuri lorong menuju laboratorium.
" kenapa aku mau melakukan ini? Apa aku tertarik pada gadis tadi? Ach mungkin hanya berdasarkan rasa kamanusiaan saja " Edward mematahkan sendiri pemikirannya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 230 Episodes
Comments
@shiha putri inayyah 3107
waw calon nya ji tentara,,,
2021-12-26
1
Taz
Ah jodohnya Ji si Edward
2021-12-04
0
pertama kali Ji ketemu sm Ed nihh 🤭
2021-11-06
0