Setelah memakan waktu yang cukup lama, akhirnya Bi tiba di rumah sakit yang dimaksud. Dia berjalan dengan langkah kaki yang besar dan tergesa - gesa menuju ruang IGD. Disana terlihat seorang pria berseragam tentara yang sedang duduk di kursi tunggu depan ruang IGD. Pria itu menatapnya dari kejauhan memperhatikan bahwa wajahnya sama dengan pria yang berada di wallpaper ponsel yang di genggamnya
" Apakah dia pacarnya atau saudaranya? "
Edward bertanya pada dirinya sendiri
Bi berjalan cepat dan berdiri dihadapannya.
" Permisi, kamu menyelamatkan nyawa Ji? Bagaimana sekarang kondisinya? "
Edward hanya memperhatikan tanpa mengeluarkan suara
" Saya Biru saudara kembar Jingga, gadis yang katanya dibawa kerumah sakit tadi "
Kata Bi sambil mengulurkan tangan untuk berjabat. Bi yang biasa tenang saat ini terlihat begitu panik
"Owh jadi ini saudara kembarnya, bukan pacarnya? " pikir Edward dalam hatinya. Diapun berdiri dan menyambut uluran tangan Biru
" Saya Edward, tadi kami menemukannya diatas bukit. Dia masih belum sadarkan diri dan dokter masih memeriksanya "
Katanya dengan tenang.
Sesaat kemudian dokter keluar dari ruang IGD. Edward dan Bi dengan cepat menghampiri sang dokter
" Bagaimana dok keadaannya? "Kata Bi dengan cepat
" Anda siapanya pasien? "
Dokter bertanya pada Bi
" Saya kakaknya "
" Owh, Saat ini kondisinya sudah stabil, tapi dia masih belum sadarkan diri. Beruntung tuan ini memiliki golongan darah yang sama dengan pasien, jadi pasien masih bisa tertolong "
Dokter menjelaskan sambil menunjuk ke Edward yang berada di sebelah Bi
" Nanti pasien akan kami pindahkan ke ruang rawat, kalian bisa menjenguknya disana " sambung dokter
" Kalau begitu saya permisi "
" Baik dokter, terimakasih "
" Terimakasih karena telah menolong Ji "
Bi menoleh pada Edward dan berterimakasih kepadanya
" Tidak usah sungkan. Tapi, bagaimana dia bisa berada diatas bukit sendirian? "
Edward mulai mempertanyakan pada Biru
" Tadi siang dia melakukan pemotretan di atas bukit. Ku kira ada yang sengaja ingin mencelakainya "
Biru berkata dengan tenang
" Adikmu seorang model? Siapa yang ingin mencelakainya? "
Edward mengerutkan dahi dan menatap Bi dengan serius
"Iya, dia adalah seorang model baru. Ku kira aku tahu siapa yang berusaha mencelakainya! Karena ini bukanlah kali pertama dia berusaha dicelakai "
Wajah Biru seketika berubah suram saat mengatakannya kepada Edward
Edward memicingkan mata mendengarkan penjelasan Bi.
" Bagaimana kamu bisa yakin kalau orang itu yang berusaha mencelakai saudaramu? "
" Karena aku belum memberikan perhitungan padanya untuk kejadian sebelumnya, aku yakin dia masih menganggap remeh saudaraku! "
Kilatan tajam dimata Biru memancarkan kebencian.
Biru mengambil ponsel di sakunya, untuk menghibungi Alex
" Halo, Lex! "
Biru langsung berbicara ketika sudah tersambung dengan Alex
" Bagaimana dengan informasi tentang pak Malik? "
" Bi perusahaan itu sudah tidak beroperasi sejak kemarin. Sepertinya ayahmu telah mengambil langkah lebih awal "
" Papi? "
Biru sedikit terkejut
" Sudahlah. cari informasi mengenai Sella, manajer Ji. aku yakin sekali kalau kali ini juga merupakan ulahnya "
" Oke Bi, akan aku urus! "
Alex menutup teleponnya
Setelah selesai menghubungi Alex, Bi melakukan panggilan lain. Dia menghubungi ayahnya, Yudha
Tuutt tuut
Setelah beberapa kali sambungan barulah terdengar suara Yudha di seberang telepon
" Halo Bi "
Nada suaranya tidak berubah, tetap datar tapi terdengar hangat
" Halo papi, apakah papi sedang sibuk? "
Yudha adalah orang yang diseganinya. Meskipun dia tidak pernah memarahinya. Tapi Biru tetap merasa segan pada papinya itu
" Tidak, ada apa Bi? Sepertinya papi tahu apa yang ingin kamu tanyakan! "
Yudha menebak - nebak alasan anaknya menelepon
" Iya pih, Apa papi yang membereskan perusahaan pak Malik itu? "
Bi sedikit ragu bertanya pada Yudha
" Papi hanya bergerak lebih cepat, karena jika menunda - nunda pasti dia akan mendekati Jingga lagi "
" Jadi benar, papi sudah membereskannya?
Kenapa papih tidak memberi kami kesempatan untuk menyelesaikannya. Kami baru saja ingin bermain dengannya "
" Kalian kurang cepat dalam bertindak. Tidak harus memberikan kesempatan yang lama untuk pria kurang ajar seperti dia "
Yudha berbicara dengan tenang tapi ada senyum yang terlihat di wajahnya
" Sudahlah pih. Papi sudah menyelesaikannya aku bisa menunggu mainan lain. Pih sebenarnya... "
Biru ragu - ragu untuk memberitahukan perihal Jingga tapi meskipun tidak memberitahukan Yudha sekarang. Papinya itu pasti akan mengetahuinya nanti
" Ada apa? Katakan saja! "
" Sebenarnya,,, Ji ada dirumah sakit. Dia terluka dan masih belum sadarkan diri "
" Apa kamu bilang? Dirumah sakit mana sekarang dia dirawat? Papi dan mami akan segera terbang kesana? "
Yudha begitu panik ketika mendengar Jingga dirawat
" Dirumah sakit XX kota F pih "
" Papi akan bersiap untuk berangkat kesana! "
" Hadooohh gawat, pasti kena ceramah panjang lebar "
Gumam Bi sambil memukul dahinya sendiri.
Edward yang sedikit mendengar percakapan Biru di telepon mengerutkan dahi seperti berpikir
" Siapa mereka sebenarnya? Kurasa mereka bukan berasal dari keluarga sembarangan yang bisa disinggung. Sepertinya aku juga pernah melihat pria ini, tapi dimana ya? "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 230 Episodes
Comments
Taz
Edward kamu kenal kok sama Papi Yudha dan Mami Gina
2021-12-04
0
(*) 😑 Oppa gabut😁😐😤
waduuuh 😱
2021-06-29
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
gawat papi Yudha dan mami Gina datang🤭🤭🤭🤭🤭
2021-04-04
0