Biru yang menyadari kalau dirinya di tatap oleh Bina. Mau tidak mau bertanya padanya. Bina yang sedang melamun terkejut dengan pertanyaan yang di lontarkan Biru
" Maaf pak! "
Bina menundukkan kepala karena malu
" Ini dokumennya, kamu bisa kembali ke mejamu! "
Biru menyerahkan dokumen yang telah ditandatangani olehnya
" Terimakasih pak, permisi! "
Bina hendak meninggalkan ruangan Biru..
Tapi Biru tiba - tiba teringat pada Emili hingga dia tersenyum. Bina melihat senyuman di wajah dingin Biru kemudian dia bergumam
" Pak Biru tersenyum? Bagaimana dia tiba - tiba tersenyum padaku? "
Wajah Bina merona karena malu, kemudian dia berjalan keluar ruangan Biru
" Aach sadar Bina,, jangan berpikiran macam - macam " Bina menggelengkan kepala berkali - kali
Tak berapa lama setelah Bina kembali dari ruangan Biru, ponselnya berdering. Dilihatnya panggilan dari Clarisa. Bina menatap layar ponselnya dengan ragu.
"Angkat tidak ya? "
Setelah kira - kira 3x sambungan barulah Bina mengangkat teleponnya
" Halo Clar,,, " Bina menyapa dengan ragu
" Lama sekali sih angkat telponnya? Kamu sengaja menghindariku ya? " Clarisa langsung meninggikan suara saat mendengar suara Bina
" Tidak Clar, aku baru saja kembali dari ruang pak direktur. Ada apa? "
" Aku butuh uang. Kamu bisa kan kasih uang ke aku? "
" Kenapa aku? Kamu kan dapat uang dari papa juga dari suamimu, Hardi? " Bina mengerutkan kening mendengar permintaan Clarisa.
" Kamu tahu kan keuangan papa sedang tidak baik? jadi,,, lebih baik kamu yang memberikan uang untuk membantu papa. Sudahlah jangan banyak bicara. Siang ini aku tunggu kamu di restoran seberang kantor kamu! "
Clarisa memutuskan telepon sepihak tanpa membiarkan Bina berkata apa - apa lagi
Flash back
Bina merenung teringat kejadian 2 tahun lalu di kediaman Sukmajaya. Dia adalah anak angkat keluarga itu. Dia masuk kerumah itu ketika berusia 3 tahun karena nyonya rumah kesulitan memiliki anak. Hingga pada usianya menginjak 5 tahun, Clarisa lahir.
Awalnya semua baik - baik saja. Mereka layaknya kakak adik yang saling menyayangi. Hingga masa - masa SMP Bina mulai mengenal Hardi, dia adalah senior di sekolah Bina. Mereka selalu bersama dari waktu itu.
Dan Clarisa,,, karena dia juga sering menghabiskan waktu bersama mereka ketika Hardi bermain ke rumah atau mereka jalan - jalan bertiga. Akhirnya diapun menyimpan rasa pada Hardi.
Clar yang tidak terima cintanya bertepuk sebelah tangan karena Hardi lebih menyukai Bina, melakukan segala cara untuk memberikan jarak pada hubungan mereka. Memfitnah Bina di belakangnya dan menjelekkan dia, itu sudah menjadi hal yang biasa.
Hingga 2 tahun lalu dia menjebak Bina saat pesta dirumahnya. Dia memasukkan obat tidur ke dalam minumannya. Dan membaringkannya di sebelah Hardi yang sedang tidak sadar karena mabuk.
Adegan itu dilihat oleh keluarganya, juga keluarga Hardi. Hardi yang tengah mabuk tidak dapat membela Bina. Karena status Bina juga sebagai anak angkat keluarga Sukmajaya, jadi keluarga Hardi tidak menyukai Bina. Dia di cap sebagai wanita murahan oleh keluarga Hardi.
Pada hari itu Bina di usir dari rumah Sukmajaya. Tapi,,, Clar masih selalu meminta uang kepada Bina dan mengancamnya. Bina tidak memiliki keberanian untuk melawan Clar dan selalu menuruti keinginannya.
Siang hari di restoran tempat Bina dan Clar berjanji untuk bertemu.
Clar sudah duduk menunggu Bina yang belum datang. Setelah hampir menunggu 15 menit, barulah terlihat Bina berjalan di depan restoran hendak masuk ke dalam.
"Kenapa kamu lama sekali? Kamu sengaja ya buat aku nunggu lama? " Clar berkata sinis kepada Bina dengan nada suara yang sedikit dinaikkan
" Maaf Clar, tadi aku harus memberikan laporan dulu ke atasanku. Karena itu aku sedikit terlambat! " Bina tertunduk dengan tangan dikepal karena menahan marah.
Ingin sekali dia membalas dan berkata tidak peduli pada Clar. Tapi jika dia memfitnahnya lagi seperti dulu, bagaimana? Bina pun kembali diam dan menerima perlakuan buruk dari Clar tanpa berani melawan.
" Sudahlah. Mana uangnya? cepat berikan padaku! Aku sedang buru - buru! " Clar mengulurkan sebelah tangannya untuk meminta uang Bina. Dan Bina mengeluarkan sebuah amplop coklat kecil dari tasnya yang berisikan uang
" Aku hanya punya segini. Aku tidak punya lagi "
Bina gemetar saat memberikan uangnya kepada Clar
" Ckk, hanya segini saja? Sedikit sekali? Ini sih mana cukup. Kalau begitu lain kali aku akan datang lagi "
Clar memgambil amplopnya, kemudian memlihat dulu isi uangnya sebelum dia masukkan ke dalam tasnya.
Biru dan Alex yang akan makan siang, melihat kejadian itu.
" Bi, kurasa dia mendapatkan perlakuan yang tidak adil dari keluarganya. Mereka kakak beradik tapi lihatlah hubungan mereka! "
Alex berkata pada Biru sambil terus menatap pada Bina
Bi yang masih menatap Bina berkata dengan dingin
" Sepertinya begitu, sebelumnya di pesta Seon juga aku melihat dia diperlakukan tidak baik oleh gadis ini "
" Kenapa kita tidak membantunya saja Bi? "
Saran Alex yang tidak tega melihat orang lain di aniaya
" Aku malas bermain dengan orang yang tidak ada hubungannya dengan ku. Kamu saja yang bereskan! "
" Ok! " Alex dengan cepat menjawab Biru, dengan kata lain Biru mengizinkan Alex untuk membantu Bina, dia tidak ingin terlibat dengannya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 230 Episodes
Comments
aphrodite
aku suka jawabanmu gak cocok Bi sama Bina ..Bi lebih cocok dg Emili kurasa
2024-10-05
0
Rindang Alamy
bina dama alex aza
2021-08-31
0
sasa
biru sama emili aj thor, lebih cocok
2021-07-25
0