"Ayo tante, kita masuk,," Seru Ciara lagi.
Kini Zia sudah mengakhiri lamunannya. Wanita itu menatap wajah cantik Ciara dengan seulas senyum tulus.
"Mainnya di apartemen tante saja ya.?" Ajak Zia.
"Di situ apartemen tante,," Zia menunjuk apartemen di sebelah. Namun ajakan Zia langsung mendapat penolakan dari gadis kecil itu. Ciara menggeleng cepat.
"Ciara mau di dalam saja tante,," Ciara menunjuk apartemennya.
Zia terlihat kikuk, bingung mencari cara untuk menolak ajakan Ciara.
Tidak mungkin Zia masuk kedalam apartemen David, bagaimana kalau nanti istri David tau dan salah paham padanya.
Meskipun Zia juga belum tau siapa dan dimana istri David saat ini. Karena sejak melihat David di Bandung waktu itu, dia juga tidak melihat David membawa istrinya.
"Ayo Non, di dalam saja,,," Ajak baby sitter Ciara.
Zia menoleh, menatap bingung pada wanita paruh baya itu.
"Maaf Bu, saya tidak enak sama kak David dan istrinya." Tutur Zia.
"Boleh minta tolong ambilkan mainan Ciara.? Kita ke apartemen saya saja,,"
"Tuan David tidak punya istri Non,," Sahutnya lirih.
Zia sampai bengong dengan dahi yang mengkerut.
"Maksudnya mereka sudah pisah.?" Tanya Zia. Entah kenapa dia sangat penasaran dengan keluarga David, terlebih ada Ciara yang masih sangat kecil. Zia merasa kasihan kalau memang kedua orang tua Ciara berpisah.
Pantas saja waktu Ciara melihatnya di resto, gadis kecil itu memaksanya untuk makan bersama.
Ciara bahkan sampai menunjuk keluarga kecil yang sedang makan di sana. Sepertinya ciara sangat ingin memiliki keluarga yang utuh.
"Saya kurang tau Non,," Sahut baby sitter itu sambil menggeleng pelan.
"Kebetulan sudah 1 tahun saya menjadi baby sitter Ciara, selama itu saya tidak pernah melihat istri Tuan David." Jelasnya.
Zia hanya mengangguk saja. Sebenarnya masih sangat penasaran dan ingin bertanya lebih jauh, namun Zia mengurungkan niatnya karena berfikir bahwa kehidupan David dan Ciara bukanlah urusannya.
"Ayo Non, di dalam saja,,," Sekali lagi baby sitter itu mengajak Zia masuk kedalam.
Setelah diam beberapa saat, ditambah Ciara yang terus merengek mengajaknya kedalam, Zia pun akhirnya setuju untuk masuk ke apartemen David.
Ciara sangat antusias mengajak Zia ke kamarnya.
Zia hanya mengangguk dan mengikuti kemauan gadis kecil itu.
Kamar Ciara di dominasi warna pink dengan beberapa stiker barbie yang menempel di dinding.
Seprei warna pink itu juga bergambar barbie favoritnya. Juga beberapa boneka dan barbie yang bertengger rapi di rak kayu berwarna putih.
Sekali lagi Zia hanya bisa menatap kamar lucu itu dengan mata yang berkaca. Entah kapan dia bisa memiliki kamar seperti ini untuk buah cintanya dengan Gavin.
Zia kembali merasakan sesak di dadanya. Kesedihan ini bukan kemauannya. Belum memiliki anak hingga detik ini juga bukan kehendaknya.
Wanita cantik itu tidak pernah berharap merasakan keterpurukan dalam hidupnya, namun sayangnya Tuhan telah memilih Zia sebagai wanita pilihan untuk melewati masa sulit ini bersama Gavin.
Rumah tangganya bukan di uji karena harta ataupun orang ketiga, melainkan karena mertua yang terlalu ikut campur dan karena tidak kunjung memiliki anak. Hal yang sebetulnya bukan kuasa Zia, namun mereka terlalu jauh mendesak dan menyalahkan Zia.
Zia menatap selembar kertas putih yang menempel di meja belajar Ciara. Selembar kertas yang di sana terdapat gambar 3 orang yang saling bergandengan, dengan anak kecil yang berada di tengah. Gambar orang yang di buat khas oleh anak kecil dengan tangan dan kaki hanya dibuat garis.
"Cia pengen punya mamah tante,,," Suara sedih Ciara langsung membuat Zia menatapnya.
Ciara berdiri di samping Zia dengan mata sendu menatap gambar di kertas itu.
"Kata papah, mamah Cia ada di surga,," Tutur Ciara sendu.
"Cia pengen ke surga tante, biar bisa ketemu mamah,," Ujarnya polos. Hal itu membuat hati Zia tersayat.
Zia langsung berlutut untuk mensejajarkan diri dengan Ciara. Dirangkulnya kedua baju Ciara, Zia melempar senyum tulus dan sayang padanya.
Wanita itu seolah bisa merasakan kesedihan yang di rasakan oleh Ciara.
"Cia sayang,, kalau Cia ingin ketemu mama, Ciara harus jadi anak yang kuat, jangan menangis dan sedih." Zia membawa Ciara kedalam dekapannya. Wanita itu tidak tau lagi harus bagaimana memberitahu Ciara. Zia bahkan semakin sakit karena mengingat kedua orang tuanya yang juga sudah tidak ada.
Namun Zia merasa lebih beruntung di banding Ciara, karena bisa hidup lebih lama dengan kedua orang tuanya. Berbeda dengan Ciara yang sudah harus kehilangan ibunya sejak kecil.
...***...
"Jadwal meeting di tunda besok Vid." Kata Angga.
Dia hanya bisa menelan kasar ludahnya saat mendapat tatapan tajam dari bosnya.
Angga sudah pasrah jika mendapat amukan dari David.
"Kenapa tidak mengabariku.!!" Geram David kesal.
Dia sudah buru - buru datang ke kantor untuk berangkat ke luar kota bersama asisten pribadinya itu, tapi meeting si batalkan.
"Aku sudah berusaha menelfon mu sejak tadi malam, tapi ponsel kamu tidak ak,,
"Handle semua pekerjaanku hari ini.!" Tegas David memotong ucapan Angga.
"Bawa berkas ke apartemenku jika ada yang perlu di tanda tangani,,!"
Setelah mengatakan semua itu, David bergegas keluar dari ruangannya.
"Tunggu Vid,,!" Cegah Angga. Laki - laki berbadan tinggi itu langsung menghentikan langkahnya, berbalik badan dan menatap Angga dengan mata tajamnya.
"Dia datang lagi,,," Ucap Angga sedikit takut.
David menghembuskan nafas kasar dengan wajah yang memerah.
"Urus dia seperti biasa.!" Perintah David tegas.
"Sudah, tapi menolak dan memaksa untuk bertemu denganmu,,"
"Aku tidak mau tau.!! Jangan sampai dia muncul di hadapanku.!!" Bentaknya.
"Dia akan melaporkan kasus ini kalau kamu tidak mau menemuinya,,," Sekali lagi Angga berbicara sambil menahan ketakutannya.
Entah sudah berapa kali Angga mendapat sasaran kemarahan dari David akibat masalah yang tidak pernah selesai ini.
David tersenyum sinis mendengar penuturan Angga.
"Memangnya dia itu siapa.?! Beraninya mau melawanku.!" Ketus David.
"Katakan padanya, jangan bermimpi bisa mengalahkan ku.!"
David segera meninggalkan ruangan setelah mengatakan semua itu.
Sementara itu, Angga hanya bisa mengacak kasar rambutnya. Dia sudah pusing dengan pekerjaan kantor, tapi harus di tambah pusing dengan masalah pribadi bosnya.
Keputusan David memang kejam, tapi Angga hanya bisa pasrah menuruti perintahnya jika tidak ingin kehilangan pekerjaan.
David bergegas masuk ke dalam mobil, laki - laki itu langsung melakukan mobilnya menuju apartemen.
Sejak tadi dia terus memikirkan tangisan Ciara saat merengek untuk ikut dengannya.
...***...
"Hahaha,,, muka tante lucu, kayak badut,,"
Ciara tertawa renyah sembari menunjuk wajah Zia yang baru saja selesai di make up olehnya.
Sementara itu Zia hanya bisa ikut tertawa. Dia pasrah saja saat wajahnya di dandani seperti badut.
Melihat tawa bahagia di wajah Ciara, membuat Zia juga ikut merasakan bahagia.
"Sekarang gantian tante yang makeup in Cia,," Ujar Zia. Gadis kecil itu mengangguk antusias.
"Buat muka Cia seperti barbie ya tante,," Pinta Ciara.
"Papah juga bisa makeup in Cia seperti barbie." Tuturnya gemas.
Zia hanya menarik sudut bibirnya.
"Memangnya papa Cia bisa makeup.?" Tanya Zia sembari memoleskan makeup anak di wajah Ciara.
"Bisa dong tante,," Seru Cia bangga.
Zia tidak meresponnya, dia sibuk berkelana dengan pikirannya yang kembali teringat pada Gavin dan rumah tangganya.
Jika dia memiliki anak perempuan, mungkin Gavin juga bisa melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan David pada Ciara.
"Cia sayang,,"
Suara David membuat Ciara langsung bangkit dari duduknya.
"Papah,," Serunya sambil berlari menghampiri David yang baru saja masuk.
"Yeeayy papah sudah pulang,,"
Zia menoleh, menatap keduanya dengan perasaan haru dan bahagia yang bercampur jadi satu.
"Zii,,," Panggil David, dia menarik sebelah sudut bibirnya. Menatap Zia dengan tatapan menahan tawa.
Zia yang menyadari hal itu, langsung mengambil tisu dan mengusap makeup badut di wajahnya.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Yetti Tya
waduh bisa gawat klo ketauan gavin, david ada di apartemen yg sama dgn zia
2022-03-28
0
Sriwati Ika Febriana
nanti Gavin cemburu lagi Zi
2021-07-29
0
Niniek Asmaniati
David cari kesempatan dgn memanfaatkan anaknya
2021-06-24
0