Mitha menggeleng melihat Zia yang hanya diam tanpa bereaksi apapun meski dirinya sudah mencoba untuk menyadarkannya. Bos sekaligus sahabatnya itu memang terlalu mendalami cinta, hingga menutup logika. Sudah berulang kali Gavin menyakitinya meski tidak menggunakan kekerasan fisik, tetap saja Zia masih bertahan. Padahal dari penuturan Zia, Mitha bisa melihat kalau Gavin sudah tidak menghargai Zia sebagai istrinya.
"Kamu itu terlalu banyak berfikir Zi." Ujarnya.
"Di luaran sana pasti banyak laki - laki yang mau sama perempuan cantik seperti kamu. Tentunya yang jauh lebih baik dari pak Gavin dan bisa menghargai kamu,,"
Sebagai sesama perempuan, Mitha bahkan mengakui kalau Zia terlalu sempurna sebagai seorang perempuan sekaligus istri.
Rasanya sangat di sayangkan kalau Zia masih mau bertahan dengan Gavin yang tidak lagi menghargainya sebagai istri, hanya karena mereka tak kunjung di karuniai seorang anak.
Zia menghela nafas berat, menatap Mitha dengan raut wajah yang serius.
"Ini bukan perkara tentang yang lebih baik dan tidak Mit. Aku dan Gavin sudah lama bersama. 6 tahun bukan waktu yang singkat untuk membiarkan hubungan ini berakhir begitu saja."
Rasa sesak kembali menyeruak dalam hatinya. Terlalu banyak kenangan indah yang sudah mereka lukis bersama, yang tidak akan mudah untuk dia hapus begitu saja.
"Selagi aku masih mampu bertahan, dan tidak ada kekerasan fisik ataupun orang ketiga, aku siap terluka demi keutuhan rumah tanggaku Mit."
"Aku yakin Tuhan hanya sedang menguji rumah tangga kami. Ujian yang nantinya akan membuat kami lebih bijak dan tegar untuk menghadapi segala permasalahan yang mungkin akan kembali menerpa."
Zia sangat yakin kalau dia dan Gavin mampu melewati semua ini, dan Tuhan akan memberikannya buah hati secepatnya.
"Ya sudah terserah kamu saja Zi. Aku hanya mencoba untuk membuka mata dan hati kamu. Karena kamu pantas bahagia,,"
Sebagai seorang sahabat, Mitha memang tidak seharusnya ikut campur terlalu jauh dengan masalah rumah tangga Zia. Namun wanita itu terlanjur kasihan pada sahabatnya yang menurutnya terlalu baik dan sabar itu.
"Makasih banyak Mit, kamu sudah peduli padaku,,"
"Tentu saja Zi, aku akan selalu peduli dan ada untukmu,,"
Keduanya melempar senyum tulus.
...***...
Saat jam makan siang, Zia mendapat pesan dari Gavin. Suaminya itu akan langsung menjemputnya setelah pulang dari luar kota.
Gavin memang tidak pernah absen mengantar jemput Zia, mereka pun sering terlibat obrolan santai ataupun serius tentang masalah resto yang mereka kelola. Hanya saja sikap Gavin sebagai seorang suami, berubah dingin. Gavin tidak sehangat dan seromantis dulu.
Sementara itu Gavin sudah bersiap untuk pulang. Dia baru saja memimpin rapat di resto cabang terbesar yang ada di kota Bandung. Juga mengecek perkembangan resto di sana.
Kaki jenjangnya mulai menapak tegap, keluar dari ruang rapat di susul sekretarisnya yang mengekorinya di belakang.
"Maaf Pak, saya boleh langsung pulang.?" Tanya Nindy dengan hati - hati. Dia sudah berhasil mengejar langkah Gavin hingga bersejajar dengan atasannya itu.
Saat Gavin menoleh, Nindy segera mengalihkan pandangannya. Mata tajam Gavin selalu berpotensi membuat jantungnya berdegub kencang.
"Kamu pakai apa kesini.?" Suara datar Gavin saja mampu membuatnya meremang.
"Pakai taksi online pak,,"
"Lalu pulangnya.?"
"Eh,,,?" Nindy mendongak, menatap Gavin dengan wajah bengongnya.
"Pakai taksi online lagi pak,,"
"Saya antar kamu pulang,," Ucap Gavin tegas. Dia kembali melangkahkan kakinya, tanpa membiarkan Nindy menjawab lebih dulu.
Wanita berumur 25 tahun itu segera berlari kecil mengejar Gavin.
"Maaf Pak, makasih tawarannya. Saya pulang sendiri saja,," Tolaknya halus. Nindy membungkuk hormat pada Gavin.
Selain tidak mau merasakan senam jantung, Nindy juga ingin menghindari fitnah.
"Tidak ada penolakan Nindy,," Ucap Gavin penuh penekanan.
Gavin merasa bertanggung jawab atas sekretarisnya itu. Dia juga tidak mungkin membiarkannya pulang sendiri menggunakan taksi online lagi yang sudah pasti akan merogoh kantong yang lumayan.
Lagipula mereka akan sama - sama pulang ke Jakarta.
"Ba,,baik Pak,,"
Mau tidak mau, Nindy tetap ikut pulang bersama dengan Gavin.
Perjalanan dari Bandung ke Jakarta hanya membutuhkan waktu kurang dari 2 jam, tapi terasa begitu lama bagi Nindy. Suasana di dalam mobil terasa begitu canggung, meski hanya Nindy saja yang merasakannya. Sedangkan Gavin tetap bersikap santai dan biasa saja.
"Terima kasih banyak Pak,,," Ucap Nindy sembari menundukkan kepalanya.
"Hemm,,," Jawaban singkat Gavin membuat Nindy semakin kikuk. Wanita itu segera keluar dari mobil Gavin dan menutup pintunya kembali.
Saat itu pula Gavin melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Laki - laki itu menuju restoran untuk menjemput istrinya.
Nindy terlihat menghela nafas lega. Sejak di dalam mobil, dia seperti menahan nafas karena gugup.
...***...
Begitu pintu di buka, Zia langsung tersenyum lebar pada laki - laki yang duduk di kursi kemudi dengan setelan jas yang masih rapi, dan wajah yang masih tetap tampan meski hari sudah menjelang sore.
Gavin membalas senyum Zia, senyum tulus namun sedikit dibumbui kekecewaan.
"Gimana meetingnya mas.? Lancar,,?"
Zia menutup pintu, lalu memasang seatbelt di badannya. Wanita cantik itu tiba - tiba diam memaku, begitu juga tangannya yang tidak bergerak meski tadi sedang memasang seatbelt.
Indera penciumannya sedang menghirup dalam aroma parfum wanita yang terasa menguar di dalam mobil.
"Aku mengantarkan Nindy. Kasian kalau dia harus bolak - balik menggunakan taksi,,," Jelas Gavin.
Rupanya laki - laki itu paham apa yang ada di dalam pikiran Zia.
Zia bernafas lega, hampir saja dia berfikir buruk pada suaminya.
Entah akan sehancur apa hatinya jika Gavin memiliki wanita lain di belakangnya.
"Maaf mas,, aku,,,
" Tidak apa Zi,,," Jawab Gavin lembut.
Dia tau apa yang di khawatirkan oleh istrinya.
Gavin sadar, mungkin karena perubahan sikapnya pada Zia, membuat wanita cantik itu mulai menaruh curiga padanya.
Gavin langsung melajukan mobilnya menuju rumah.
Begitu sampai, keduanya langsung masuk kedalam kamar.
Rumah besar mereka terasa sangat sepi meski ada penjaga rumah dan beberapa asisten rumah tangga.
Itulah kenapa Gavin begitu menginginkan kehadiran seorang anak dalam rumah tangga mereka. Karena setiap pulang ke rumah, dia merasa ada yang kurang. Membuat dirinya terkadang merasa hampa akhir - akhir ini.
"Mau langsung mandi mas.?" Tawar Zia dengan wajah yang selalu melempar senyum pada suaminya.
"Aku siapin airnya dulu yah,," Zia hendak berjalan ke kamar mandi, namun Gavin memegang tangannya.
Zia sempat melirik sekilas pergelangan tangannya yang di genggam oleh Gavin, lalu beralih menatap suaminya dengan perasaan cemas. Zia takut Gavin akan kembali membahas soal anak dan membuat mereka berdebat lagi nantinya.
"Mau mandi bareng,,?" Tawar Gavin. Kecemasan Zia lenyap begitu saja, kini jantungnya yang di landa masalah karena terus berdetak kencang.
Sudah lama sekali Gavin tidak pernah mengajaknya mandi bersama, tiba - tiba saja hari ini dia mengajaknya setelah tadi malam sempat berdebat.
Mungkinkah Gavin sedang mencoba untuk mengembalikan keharmonisan rumah tangga mereka seperti dulu.? Zia bertanya - tanya dalam hatinya.
"Zi,,," Tegur Gavin.
Lamunan Zia buyar seketika. Wanita itu langsung mengangguk dengan senyum yang mengembang penuh. Setidaknya ajakan mandi bersama yang di tawarkan oleh Gavin, mampu mengembalikan sedikit kebahagiaannya yang sempat menghilang.
Keduanya masuk kedalam kamar mandi, berendam dalam bathtub.
Hanya selang beberapa menit, adegan panas tidak bisa di hindari. Kali ini Gavin yang memulainya.
Laki - laki itu mencoba berusaha lebih keras lagi untuk menghadirkan buah hati dalam rumah tangga mereka. Tapi entah sampai kapan Gavin mampu untuk berusaha kembali.
Desahan keduanya memenuhi kamar mandi luas itu. Rupanya Gavin tak sampai di situ, meski keduanya sudah melakukan pelepasan, Gavin membawa Zia ke ranjang dan mengulangi kegiatan panas itu lagi dengan gairah yang menggebu.
...****...
Pastikan like setelah baca😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
RiJu
cuek2 gitu bikin cewek kesemsem
2023-01-06
0
Anna Malik
duuhhh, bau2 pelakor gaksi?
2021-09-03
0
Nesa Satria
semoga akan indah pada waktuny
dan jangan terlalu banyak bawang🤭
2021-08-03
1