Bab 9

Suasana di meja makan itu terlihat canggung, Zia juga tidak enak untuk menyuruh David dan anaknya pindah dari mejanya.

"Jangan disini sayang, tempat ini sudah di isi sama tante Zia. Kita pindah ke meja lain saja ya,," Bujuk David lembut.

Ciara menggeleng cepat.

"Cia mau disini saja pah,,!" Tolaknya.

"Jangan begitu dong sayang, tidak boleh menempati meja orang lain,," Sekali lagi David mencoba untuk membujuknya. Namun yang ada anak itu justru merengek.

"Sudah biarkan saja kak. Biar aku saja yang pindah,,"

Ucap Zia ramah. Saat Zia akan beranjak, anak kecil itu mencegahnya.

"Jangan pergi tante, Cia pengen makan bareng sama tante juga,," Rengeknya.

"Cia,,,!" Tegur David.

"Cia mau seperti itu pah,,," Anak kecil itu menunjuk meja yang di tempati oleh sepasang suami istri dan satu orang anak kecil.

Mata Ciara terlihat sendu menatap mereka. Anak kecil itu terlihat merasakan kesedihan yang mendalam.

"Ekhemm,,," Deheman Gavin membuat Zia dan David menoleh bersamaan. Gavin menatap sinis pada David.

Laki - laki itu tentu sangat mengenali David, rivalnya dalam memperebutkan Zia dulu.

Sejujurnya sejak tadi Gavin sudah memperhatikan mereka dari kejauhan, namun karena terlalu fokus pada Ciara, Zia dan David tidak menyadarinya.

"Mas,," Zia terlihat bingung dan tidak enak hati. Dulu Gavin sangat cemburu kalau David masih terlihat mendekatinya.

"Cari restoran lain saja,," Gavin menggenggam tangan Zia, mengajaknya untuk pergi dari sana.

"Sudah 4 tahun berlalu, kamu masih cemburu padaku.?!" Tegur David. Dia tersenyum geli melihat sikap Gavin yang menurutnya sangat kekanakan itu.

"Kenapa aku harus cemburu.!" Ketus Gavin tak suka.

Dia berusaha menyangkal ucapan David yang sejujurnya memang benar.

Kekayaan yang dimiliki David jauh di atasnya, dia juga terlihat semakin berwibawa. Tantu saja Gavin masih merasa cemburu seperti dulu. Meski Gavin yakin kalau Zia tidak memiliki perasaan sedikitpun pada David.

"Sudah mas,," Zia mencoba menenangkan Gavin.

"Permisi kak,," Pamit Zia ramah. Tak lupa Zia juga melemparkan senyum pada Ciara.

"Jangan pergi tante,,," Rengek Ciara dengan tangis yang pecah, hingga menarik perhatian pengunjung di restoran itu.

Langkah Zia dan Gavin terhenti.

"Siapa anak kecil itu.?"

"Sepertinya anaknya kak David." Sahut Zia.

"Kak David sudah menikah dan punya anak, kenapa kamu harus cemburu mas.?" Zia terlihat bingung.

"Kita balik kesitu lagi ya, kasian anak itu kalau terus menangis." Pintar Zia memohon. Wanita cantik itu tidak tega melihat Ciara yang terus menangis.

"Lagi pula kita sudah pesan makanan,"

"Ayo tante, makan sama Cia,," Anak itu menghampiri Zia dan menarik tangannya. Tangisnya pun belum reda.

"Sayang jangan seperti itu, tante sama om nya mau pulang,," David langsung menggendong Ciara. Dia membungkuk ramah pada Gavin dan Zia, lalu kembali ke mejanya.

"Om jangan bawa tante pulang, Cia mau makan sama tante,," Teriaknya sambil terisak.

Gavin yang memang sangat menyukai anak kecil, pada akhirnya tidak tega melihat Ciara yang terus menangis, bahkan sampai memohon padanya.

"Mas,,," Panggil Zia lirih, mencoba untuk membujuk Gavin agar mau makan siang bersama mereka.

Terdengar helaan nafas panjang dari mulut Gavin. Laki - laki itu menggandeng Zia untuk kembali ke mejanya.

Zia tersenyum bangga pada suaminya, dia tau suaminya tidak akan tega membiarkan anak kecil terus menangis seperti itu.

Tapi yang membuat Zia semakin bangga, karena Gavin mau duduk satu meja dengan David. Laki - laki yang sejak dulu paling di benci oleh Gavin, karena terus mendekatinya meski sudah menjadi pacar Gavin.

"Hanya makan saja, setelah itu langsung pulang." Tegas Gavin begitu mendudukkan dirinya di kursi.

Dia menekankan kalimatnya, untuk memberi tau Zia sekaligus David.

"Yeeyyy makan sama tante cantik,,," Seru Ciara dengan senyum yang mengembang penuh.

"Makasih om, tante,," Ucap Ciara tulus.

Gadis kecil itu terlihat sangat bahagia bisa makan siang bersama Zia.

Meski baru pertama kali. bertemu, Ciara tidak merasa canggung sedikitpun pada Zia.

"Sama - sama anak cantik,," Sahut Zia ramah, dia mengusap gemas pipi Ciara.

Gavin terlihat mengulum senyum, laki - laki itu seolah bisa ikut merasakan kebahagiaan yang dirasakan oleh Ciara.

"Terima kasih sudah menuruti permintaan Ciara,," Ucap David pada Gavin yang duduk di depannya.

"Hmmm,,," Hanya suara itu yang keluar dari mulut Gavin. Dia merasa malas untuk menanggapi ucapan David, apa lagi jika harus mengobrol dengannya.

"Bagaimana kabar kamu,,?" David mencoba untuk bersikap ramah pada Gavin. Bagaimanapun laki - laki yang dulu sudah mengalahkannya itu, saat ini sedang bersikap baik pada anaknya.

Sejujurnya David masih menyimpan kekesalan pada Gavin. Laki - laki yang dulu menurutnya tidak sebanding dengannya, tapi mampu memenangkan hati Zia.

"Seperti yang kamu lihat, aku dan istriku baik - baik saja,,!" Jawab Gavin penuh penekanan. Dia seakan ingin menunjukan pada David jika mereka sudah menikah.

David hanya mengulum senyum, tantu saja dulu dia tau tentang berita pernikahan Zia dan Gavin.

"Lain kali bawa serta istrimu agar tidak menyusahkan orang lain.!" Geram Gavin.

"Mas,,," Tegur Zia pelan, dia menyentuh lembut lengan Gavin dan mengusapnya pelan.

Adegan itu membuat David berdecak kesal dalam hati.

Gavin langsung menoleh, saat akan bicara pada Zia, pelayan resto datang membawa pesanan miliknya dan Zia. Hal itu membuat Gavin mengurungkan niatnya untuk bicara pada Zia. Gavin langsung mengambil makanan miliknya, dia ingin buru - buru menyelesaikan makan siang dan segera pergi dari restoran itu.

"Tante, makanan punya Cia belum dateng,," Rengek anak kecil di depan Zia.

"Tunggu sebentar lagi ya, kan Cia baru pesan makanan tadi."

"Makanan Cia lagi dimasak dulu,," Tutur Zia lembut.

"Oke tante,,," Serunya dengan senyum lebar.

Anak kecil itu tipikal anak yang ceria, dan mudah dekat dengan siapa saja.

Zia tidak menyangka David akan menikah secepat itu dan sudah memiliki putri sebesar Ciara.

David yang terkenal playboy itu sepertinya sudah berubah 180 derajat. Tampangnya pun tidak lagi seperti badboy. Dia lebih kalem dan tenang, dan berwibawa tentunya.

Tak lama pesanan milik David dan Ciara datang. Rupanya gadis kecil itu meminta Zia untuk menyuapinya.

David berusaha membujuk agar Cia mau di suapi olehnya, tapi Ciara merengek dan hanya ingin di suapi oleh Zia.

Dengan mendapat ijin darin Gavin, akhirnya Zia menyuapi anak kecil itu.

Meski kesal pada orang tuanya, Gavin tetap tidak tega melihat Ciara menangis.

Acara makan siang itu harus berlangsung lama karna Zia harus menyuapi Ciara sampai selesai.

Hanya ada obrolan antara Zia dan Ciara.

Sedangkan Gavin dan David sama - sama terlihat dingin. Mereka enggan untuk saling bicara lagi.

Gavin menatap piring Ciara yang sudah kosong, dia bernafas lega.

"Ayo pulang,," Pinta Gavin lembut.

Zia menoleh dan mengangguk cepat. Dia juga enggan membiarkan suaminya berlama - lama dalam situasi yang tidak nyaman ini.

"Cia cantik, tante pulang dulu ya,,"

Ciara langsung mengangguk.

"Makasih tante,, sampai jumpa lagi,,," Ucapnya.

"Iya cantik,,," Zia mencubit gemas pipi Cia.

"Makasih banyak Zi. Maaf sudah merepotkan." Ucapnya tulus.

"Sampai ketemu lagi,,," Ucapan David membuat Gavin langsung mendelik ke arahnya.

"Ini pertemuan terakhir, tidak ada pertemuan kedua dan seterusnya.!" Celetuknya kesal.

"Ayo sayang,," Gavin langsung menggandeng tangan Zia.

"Permisi kak,," Pamit Zia ramah.

"Bye om, bye tantee,,," Ciara melambaikan tangan pada Gavin dan Zia yang berjalan meninggalkan meja mereka

David terlihat diam menatap kepergian Gavin dan Zia yang terus bergandengan.

Rupanya perasaannya terhadap Zia tidak berubah meski sudah bertahun - tahun lamanya.

...***...

Terpopuler

Comments

Anna Malik

Anna Malik

nahhh gitu doongg, kudu ada saingan dulu ya. biar makin gasspoll 😂

2021-09-03

0

Revina Imut

Revina Imut

nah,saingan udah keluar😛😛😛😛

2021-07-16

0

Niniek Asmaniati

Niniek Asmaniati

lanjut thor

2021-06-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!