Gavin menghela nafas kesal begitu keluar dari restoran.
Dari banyaknya kota dan restoran, entah kenapa dia dan Zia bisa bertemu dengan David.
Tidak bisa di pungkiri, David salah satu rival yang paling di cemburui oleh Gavin saat baru menjalin hubungan dengan Zia dulu.
David terkenal dengan kekayaannya, juga ketampanannya yang tak jauh berbeda dengan Gavin. Tapi meski keduanya sama - sama memiliki wajah yang mampu menghipnotis kaum hawa, pesona David lebih kentara karena dia lebih unggul dalam segi materi yang mampu menarik banyak kaun hawa.
Itu sebabnya, David dengan mudah mengencani banyak wanita dalam satu waktu.
"Dia sudah menikah dan punya anak, tapi masih saja menatap kamu seperti itu.!" Keluhan David. Dia membukakan pintu mobil untuk Zia.
Wanita itu terlihat bingung, pasalnya tidak tau dengan tatapan David yang seperti apa. Karna sejak bertemu dengan David dan makan bersama, Zia sama sekali tidak memperhatikan tatapan David.
"Memangnya kenapa mas,,?" Tanya Zia lembut. Zia paham betul kalau Gavin sedang marah dan cemburu.
"Zii,,, dia itu terlihat masih menyukai kamu." Tutur Gavin.
"Kak David sudah punya anak mas, mana mungkin masih suka sama aku." Sangkal Zia. Lagipula perasaan David padanya hanya masa lalu yang sudah bertahun - tahun berlalu. Laki - laki itu pasti sudah melupakan perasaannya.
"Kamu tau sendiri mas, sejak dulu aku tidak pernah menyukainya dan hanya menyukai kamu. Kenapa kamu harus khawatir seperti ini,,,"
Zia mengusap gemas sebelah pipi Gavin, tak lupa mengembangkan senyum padanya.
Perlakuan hangat dan manis dari Zia, mampu membuat kegundahan hati Gavin perlahan memudar. Memang seharusnya dia tidak perlu khawatir, karna Zia bukan tipe wanita yang mudah berpaling. Gavin juga menyakini akan besarnya cinta Zia padanya.
"I love you,,," Ucap Gavin, dia mendaratkan kecupan di kening Zia. Wajah wanita cantik itu seketika memerah, Zia langsung menundukkan pandangan dan segera masuk kedalam mobil. Wanita itu sangat malu karena ada banyak orang di sana yang harus melihat adegan manis Gavin padanya.
Gavin sudah melajukan mobilnya menjauhi resto, sejak tadi dia terus menggoda Zia yang masih merasa malu akibat ulahnya yang mencium kening di tempat umum.
"Hanya cium kening Zi, bukan cium bibir,," Ujar Gavin masih dengan tawa geli.
"Tetap saja malu mas. Mereka pasti melihat jelas,," Keluh Zia.
"Oke,, Oke,, aku minta maaf dan tidak akan melakukannya lagi di depan umum."
"Tapi saat ini aku ingin mencium kamu lagi. Itu artinya kita harus kembali ke villa,," Ucap Gavin menggoda, dia mengedipkan satu matanya dan memamerkan smirknya yang mematikan.
"Iihh,,! Kenapa kembali ke villa.? Kita baru keluar 1 jam, kenapa tidak jalan - jalan saja.?" Pinta Zia.
Dia memasang wajah memohon. Wanita itu ingin menyegarkan pikirannya dengan jalan - jalan berdua bersama Gavin. Setidaknya Zia bisa melupakan sejenak hinaan dari mama Ambar.
"Ok, sesuai permintaan kamu. Tapi jangan protes kalau tiba - tiba aku mencium kening kamu lagi atau bahkan mencium bibir kamu di tempat umum,,"
Mata Zia membulat sempurna. Gavin setuju untuk jalan - jalan, tapi memberikan syarat dengan ancaman.
"Kamu menyebalkan mas,," Keluh Zia dengan wajah cemberut, dia memukul pelan lengan Gavin.
Laki - laki itu tertawa penuh kemenangan.
"Aku janji lain kali kita akan liburan. Tapi kali ini kita fokus dulu bikin baby,," Ujar Gavin.
Zia mengangguk. Wanita itu bisa merasakan besarnya keinginan Gavin untuk memiliki anak.
Terlebih Gavin sudah di minta untuk menikah lagi oleh orang tuanya. Laki - laki itu pasti semakin pusing memikirkan nasib rumah tangganya.
Sampainya di villa, Gavin langsung menggendong Zia dan membawanya ke kamar. Laki - laki tampan itu sedang berusaha untuk menghadirkan buah hati di antara mereka. Dia tidak mau membuat Zia terus sakit hati mendengar permintaan mamanya yang meminta Zia untuk mengijinkan Gavin menikah lagi.
Gavin berharap, secepatnya akan ada kehidupan di dalam rahim Zia.
Hawa dingin dari pendingin di kamar itu mulai berubah panas. ******n demi ******n semakin dalam dan menuntut. Zia mengeluarkan desahan saat Gavin menyesap dan meremas kedua asetnya bersamaan.
Penyatuan panas itu di mulai, Gavin memacu dirinya di atas tubuh Zia yang mulai tergoncang.
Mereka melakukannya dengan cinta dan harapan besar akan adanya kehidupan di rahim Zia setelah ini.
Satu malam menginap di villa, di gunakan Gavin dan Zia untuk melakukan kegiatan panas berulang kali.
Sebagai pasangan suami istri yang sudah lama mengharapkan kehadiran seorang anak, dalam ritual panas itu tentu saja ada harapan besar yang terselip di dalamnya.
...**...
Pagi itu sebelum mereka sarapan, keduanya sudah meninggalkan villa dan menuju rumah mama Ambar.
Sejujurnya ada kekecewaan yang mendalam di hati Zia untuk kembali ke rumah itu lagi. Mengingat bagaimana mama Ambar yang tidak punya hati itu menyuruh Zia untuk mengijinkan suaminya menikah lagi.
Tapi sebagai seorang istri yang begitu bakti pada suaminya, Zia masih bersedia kemabli ke rumah mama Ambar sebagai bentuk hormatnya pada Gavin.
Saat sampai di rumah mama Ambar, keduanya langsung bergabung dengan mereka yang sedang sarapan.
Mama Ambar nampak diam, sedikitpun tidak melirik Zia. Diperlakukan cuek seperti itu, Zia mencoba untuk tidak memperdulikannya ataupun membencinya.
Sekejam apapun ucapan mama Ambar, tetap saja wanita paruh baya itu adalah ibu dari suaminya. Wanita yang sudah melahirkan dan membesarkan Gavin.
...**...
Acara arisan keluarga siang itu sudah selesai. Semua keluarga besar mama Ambar sudah mulai pulang, termasuk keluarga kakak Gavin. Hanya keluarga adik Gavin dan Zia di sana.
Zia memutuskan untuk membereskan baju miliknya di kamar. Karena setelah ini dia dan Gavin akan langsung pulang ke Jakarta.
"Aku beresin baju dulu mas,,," Pamit Zia.
Gavin mengangguk.
"Ponselku ada di atas nakas Zi, tolong sekalian di bawa,," Perintah Gavin. Laki - laki itu sempat mengusap pelan bahu Zia sebelum Zia beranjak dari duduknya.
"Iya mas."
"Permisi mah, pah,," Zia beranjak dari ruang keluarga setelah berpamitan pada kedua mertuanya.
Wanita paruh baya itu terus menatap kepergian Zia hingga menantunya masuk kedalam kamar di lantai atas.
"Ingat Vin, waktu kamu tinggal 3 bulan lahi.!" Ujar mama Ambar. Nada suaranya terdengar ketus dan mengandung ancaman.
"Mah,,!! Sudah berapa kali aku bilang.! Aku tidak akan pernah menikah lagi.!" Tegas Gavin penuh penekanan.
"Gavin mohon jangan bahas masalah ini lagi mah,,"
"Apa mama bisa menjamin kalau aku akan memiliki anak jika menikah lagi.?"
"Aku tidak mau kehilangan Zia mah.! Jadi berhenti untuk mengancamku,,!" Seru Gavin kesal.
Sudah 3 bulan terakhir mama Ambar terus menerornya, menelponnya setiap hari hanya untuk mengikatkan Gavin bahwa dia hanya memberikan waktu selama 6 bulan. Jika dalam kurun waktu 6 bulan Zia belum juga hamil, maka mama Ambar akan mencarikan calon istri kedua untuk Gavin.
Dan waktu yang tersisa untuk Gavin tinggal 3 bulan lagi.
"Jangan membentak mama mu Vin.!" Tegur Papa.
"Sampai kapan kalian akan terus membahas masalah ini.?! Papa sudah bosan mendengarnya.!"
"Mama yang memulai Pah.! Mama terus mengancam ku akan mencarikan istri kedua untukku dalam waktu 3 bulan lagi.!" Tutur Gavin kesal.
"Ini demi kebaikan kita semua Vin.! Harusnya Zia itu mengalah dan mengijinkan kamu untuk menikah lagi,,!!" Geram mama Ambar.
"Aku tidak keberatan kalau mas Gavin akan menikah lagi,,!" Suara tegas Zia membuat mereka terperangah. Ketiganya menatap Zia yang baru saja kembali.
"Zii,,," Tegur Gavin.
"Bagus kalau kamu tidak keberatan. Menang sudah seharusnya seperti itu Zi,," Celetuk mama Ambar.
"Ya.! Tapi setelah aku dan mas Gavin cerai.!"
Suara tegas Zia bergetar, wanita cantik itu mencoba untuk menguatkan dirinya. Juga sekuat tenaga menahan air matanya agar tidak luruh.
Wanita cantik itu sudah tidak sanggup lagi menerima tekanan dari keluarga Gavin. Dia juga tidak mampu untuk mempertahankan rumah tangganya lebih lama lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
AnnaMalik🖤
aku suka, Zia bisa bersikap lembut dan tegas diwaktu yg tepat.
2021-09-03
0
Sriwati Ika Febriana
jadi wanita emang harus tangguh...aku suka Zia tegas gak menye menye yang kaya wanita di ****si*r...
2021-07-28
0
Revina Imut
papanya lemot ya,gak bisa mendidik tuturkata istrinya 🤔🤔🤔🤔
2021-07-16
0