Mereka berempat terdiam setelah mendengar suara deheman kemudian menoleh kebelakang dan alangkah terkejutnya ternyata Tuan Davin dan Asisten Jo sudah berdiri di belakang mereka dengan tatapan yang begitu mengintimidasi. Ketiga teman Aluna terlihat ketakutan sedangkan Aluna hanya diam seakan tidak takut dengan tatapan itu.
"Tuan," Andre menunduk hormat saat melihat Tuan Davin berdiri di depannya. Dia kaget saat baru masuk ruangan, melihat Tuan Davin sudah berdiri di depan anak asuhnya yang sialnya sedang berkumpul meninggalkan meja kerjanya.
"Saya tidak suka dengan karyawan yang tidak disiplin. Mengobrol di jam kerja apalagi saya sebagai topik pembicaraannya. Beri mereka hukuman agar mereka disiplin," Titah Tuan Davin. Mereka semua pun menelan ludah kasar. Tuan Davin melihat Aluna mengepalkan tangannya, dia hanya tersenyum remeh.
"Satu hal lagi. Saya tidak suka karyawan yang tidak rapi, kalau mau celana bolong mending gak usah kerja karena ganggu pemandangan saja," Lanjut Tuan Davin sambil menatap celana di lutut Aluna yang robek. Aluna diam tapi dia semakin mengepalkan tangannya. Setelah memberi perintah Tuan Davin pun berjalan keluar dengan Asisten Jo yang mengekor di belakangnya.
Tumben sekali Tuan Davin memberi perintah sendiri biasanya cuma panggil "Jo" dan dia cuma terima beres. Batin Asisten Jo.
Sedangkan mereka berempat di hukum membersihkan toilet karyawan sepulang jam kantor. Mereka pun cuma diam tidak berani membantah.
----------@@@@@@@@-----------
Aluna berjalan gontai masuk ke dalam rumahnya. Rumah yang dulu ramai kini begitu sepi sejak ayahnya meninggal tiga tahun lalu. Sang ibu bekerja terlalu keras sehingga kini tubuhnya drop dan harus dirawat dirumah sakit sedangkan sang adik baru masuk kuliah semester tujuh. Jadilah dia menjadi tulang punggung keluarganya saat ini. Aluna merebahkan tubuhnya di atas sofa yang sudah mulai lusuh. satu lengannya menutup kedua matanya kemudian dia membuang nafas kasar berkali-kali. Hari ini, dia merasa tubuhnya sangat lelah dan merasa sangat sial sejak bertemu Davin. Tanpa sadar dia pun ketiduran di atas sofa.
Dua jam kemudian pintu rumah terbuka namun Aluna tidak mendengar, dia masih setia berada di alam mimpinya. Melihat kakaknya tidur begitu pulas Ardian si adik tidak berani membangunkan karena dia tahu kakaknya kelelahan. Setiap pagi bekerja dan malam begadang menunggu ibunya. Ardian masuk ke kamarnya kemudian membersihkan dirinya. Hari ini dia yang akan menjaga ibunya karena besok dia tidak kuliah jadi kakaknya bisa istirahat dirumah.
"Kak, kakak.. " Panggil Ardian sambil menepuk pipi Aluna namun sepertinya Aluna tetap tertidur lelap. Kemudian Ardian mencubit hidung Aluna hingga Aluna susah bernafas lalu Aluna pun terbangun.
"Tidur di kamar kak jangan disini. Gak pegel apa tidur di sofa kaya gini?" Aluna menggeliat. Tubuhnya memang terasa pegal dan kaku.
"Rapi amat mau kemana, dek?"
"Hari ini aku aja yang jaga ibu. Aku tahu kakak capek lagian besok kuliah aku libur," Ardian berdiri kemudian menyalami tangan Aluna.
"Hari ini emang kakak capek banget rasanya. Hati-hati di jalan ya. Salam buat ibu dari anaknya yang paling cantik,"
"Cih! iya paling cantik orang gak ada saingannya. Aku juga dirumah paling ganteng," Ardian tak mau kalah. Aluna hanya tersenyum tipis.
"Ya udah aku berangkat dulu kak," pamit Ardian sambil berlalu pergi namun saat sampai di pintu, dia berhenti kemudian berbalik menatap ke arah Aluna.
"Apa?" tanya Aluna saat melihat adiknya cengar-cengir.
"Kalau bangun tidur jangan lupa ilernya di lap kak. Masa cantik-cantik ileran sampe kering gitu" ledek Ardian kemudian berlari pergi sambil tertawa.
"Dasar adik durhaka!" umpat Aluna sambil mengelap bibir dan pipinya. Kemudian dia masuk ke kamar. Merebahkan tubuhnya di atas kasur dan melanjutkan mimpi indahnya lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 207 Episodes
Comments
andi hastutty
semangat Aluna
2022-11-28
0
Andi Hastuti Uthy Maniest
hahahahha ileran
2021-08-08
0
Arinda_Na
manissss nyaaaa adekk alunaaa
heheeeee
keluarga sedih yaaaa
2021-08-06
0