Baik Aluna maupun Davin tidak ada yang menyadari jika mereka menjadi pusat perhatian. Mereka berdua saling melempar tatapan tajam seakan tidak ada yang mau mengalah. Tuan Doni memperhatikan anak lelakinya, dia tidak menyangka jika Aluna yang selama ini sangat membantu perusahaan karena otak cerdasnya berani melawan anaknya yang baru saja menjabat sebagai pemimpin Perusahaan Alexander Group.
"Andri," panggil Tuan Doni.
"Iya Tuan," Asisten Andri menjawab tapi pandangan matanya juga tidak lepas dari dua pasang mata yang sedang saling melempar tatapan tajam.
"Selidiki sedetail mungkin tentang Aluna. Jangan sampai ada yang terlewat karena aku merasa Aluna mampu menaklukan Davin," titah Tuan Doni.
"Baik Tuan,"
Kembali kepada dua insan yang masih bertahan dengan tatapan tajam mereka. Belum ada yang mau mengalah sama sekali. Semua karyawan hanya harap-harap cemas dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.
"ALUNA SALSABILA!" panggil Andre dengan nada cukup tinggi karena dia gemas dengan keberanian Aluna terhadap Tuan Mudanya. Aluna pun beralih menatap Andre. Tatapan matanya seolah bertanya 'ada apa?' namun Andre tak memperdulikanya. Dia membungkuk didepan Davin sambil berulang kali mengucapkan permintaan maaf.
"Maaf atas kelancangan anak buah saya, Tuan Muda," Aluna menautkan alisnya mendengar Andre memanggil Davin dengan sebutan Tuan Muda.
"Aluna Salsabila, kita lihat seberapa berani kamu setelah ini," kata Davin dengan senyum sinis di wajahnya. Hati Aluna mulai ketar-ketir tapi dia berusaha tetap terlihat tenang.
"Jo, kamu tahu apa yang aku mau," Asisten Jo mengangguk paham walau Tuan Davin tidak berbicara apa yang dia mau.
"Nona Aluna anda harus mengganti biaya ganti rugi dua kali lipat dari apa yang seharusnya anda bayar dan dalam waktu kurang dari tiga minggu," jelas Asisten Jo. Semua yang mendengar pun kaget dan bingung, wajah Aluna mulai memucat.
"Satu hal lagi, mulai hari ini anda diberhentikan secara tidak..... "
"STOP!" Tuan Doni memotong ucapan Asisten Jo. Aluna hanya menunduk, keberanian yang tadi begitu menggebu-gebu sekarang entah hilang kemana.
"Davino Alexander," panggil Tuan Doni. Davin pun menatap ayahnya. "Jangan campurkan urusan pribadi dengan perusahaan. Ayah tidak suka jika kamu bersikap semau kamu. Kamu harus tahu kalau Aluna salah satu aset berharga di perusahaan ini," lanjut Tuan Doni tapi Davin seolah tidak peduli.
"Terserah aku Yah, bukankah perusahaan ini sekarang di bawah kendaliku?" tanya Davin sarkas. Tuan Doni hanya menghela nafasnya pelan. Dia tahu Davin adalah anak yang keras kepala.
"Ya, tapi masih dalam pengawasan ayah kalau kamu lupa," Tuan Doni tak mau kalah.
"Kalau begitu..." Belum sempat Davin meneruskan kata-katanya Aluna sudah berjalan ke tempat Tuan Doni. Sesampai di depan Tuan Doni dia lantas menangkupkan kedua tangannya serasa meminta maaf.
"Maaf atas kelancangan saya Tuan, semua memang salah saya. Jika saya mau di berhentikan secara tidak terhormat saya akan menerimanya," ucap Aluna pelan. Semua teman-teman Aluna pun tak percaya dengan apa yang Aluna katakan. Jika memang Aluna di berhentikan mereka pasti akan merasa sangat kehilangan. Sedangkan, Davin hanya tersenyum sinis.
Dasar tukang cari muka! Bukan cuma mukanya aja yang tembem tapi ternyata mukanya juga dua. Batin Davin kesal.
"Aluna, saya mohon jangan keluar dari perusahaan ini, biar Davin menjadi urusan saya," Davin terkejut dengan ucapan ayahnya yang membela Aluna. Davin pun semakin menatap tajam Aluna. Dia merasa Aluna berusaha mempengaruhi ayahnya. Sedangkan Aluna hanya memalingkan mukanya karena ia begitu malas menatap Davin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 207 Episodes
Comments
andi hastutty
aset perusahaan tapi ngga diangkat jabatannya hehehehe
2022-11-28
0
Arinda_Na
cieee asettt berhargaaaa kantor heheeee
2021-08-06
0
Nuryati Yati
lanjut..
2021-08-05
0