Habis Menangis

Tak terasa hari itu sudah menjelang pagi, matahari sudah mulai menampakkan keindahan sinarnya mengantikan gelap yang terasa sangat cepat. Mami Sintia yang terbangun dari tidurnya segera menuju kedapur seperti biasa ingin menyiapkan sarapan pagi keluarganya.

Saat dia menuju arah dapur dia dikagetkan dengan bunyi bunyian yang terdengar dari arah dapur. Pikirnya mungkin saja ada maling yang sedang mencoba untuk mengambil sesuatu didapur, terbersit pikiran seperti itu dikarenakan pintu dapur terbuka dan semua jendela yang ada dirumah itu menganga.

Tidak mungkin semua pintu dan jendela terbuka kalau tidak ada yang membukanya karena Mami Sintia mengingat dengan jelas kalau sebelum dirinya tertidur, Mami Sintia menyempatkan diri untuk menutup semua pintu dan jendela dirumahnya. Mami Sintia segera menggapai tongkat golf yang ada dipojok lemari ruang makannya.

Dirinya memegang tongkat golf yang sering dipakai suaminya untuk berolahraga. Dipegangnya erat tongkat itu dan perlahan memberanikan diri melangkah kearah dapur, begitu kagetnya dia melihat seorang yang dia kenal berada didapur adalah suaminya yang sedang berusaha membuat nasi goreng.

"Ayah, ngapain disini? " kata Mami Sintia pada suaminya yang sedang serius membuat nasi goreng.

"Mami sudah bangun? " Ayah Bram menoleh kearah pintu dapur yang mendapati istrinya memegang tongkat golf miliknya.

"Itu buat apa mi" lanjut Bram bertanya kepada istrinya yang masih terlihat mengantuk.

"Ooo ini yah, buat olahraga pagi" jawab Mami Sintia yang melihat tongkat yang dia pegang erat untuk memukul maling yang sedang ada didapur namun ternyata dirinya mendapati suaminya sedang masak untuk membuat nasi goreng. Mami Sintia refleks mengangkat-angkat tongkat golf itu seakan sedang berolahraga agar suaminya tidak tahu niat awal dirinya memegang tongkat hitam itu.

"Ayah lagi bikinin kamu dan Juni nasi goreng. Semoga suka dengan sarapan yang ayah bikin" kata Ayah Bram yang sangat asik mengaduk nasi goreng dan sesekali mencicipi nasi goreng mencoba mencari-cari apa yang kurang dari hasil masakannya.

"Tumben yah, ayah sehatkan?" tanya seorang istri kepada suaminya yang jelas heran dengan kelakuan suaminya yang untuk pertama kalinya dilihat didapur apalagi memasak sarapan untuk keluarganya.

"Sehat lah! kamu ini bukannya seneng suaminya masakin buat keluarga malah meragukan kesehatan suaminya. Aneh!" sahut suaminya yang sudah selesai dengan persiapan masaknya dipagi itu.

"Maaf yah tumben aja ayah begini, pantesan tadi waktu aku bangun gak liat ayah ditempat tidur. Aku kira ayah lagi dikamar mandi tadi" jawab Mami Sintia yang mencoba membantu suaminya untuk membersihkan peralatan dapur yang sudah digunakan suaminya memasak.

Ayah Bram memegang tangan istrinya dan berkata "Udah gak usah biar ayah aja yang ngerjain semua hari ini. Kamu cukup menikmati masakan ayah yang ayah bikin"

Mami Sintia yang coba dihentikan saat mengambil penggorengan yang sudah digunakan merasa kelakuan suaminya sangat aneh. Tak seperti suaminya yang dia kenal, namun dirinya merasa senang juga mendapati kelakuan suaminya yang sangat manis hari ini.

"Udah selesai masakan ayah, mami panggil juni gih di kamar suruh turun buat sarapan" suruh Ayah Bram kepada istrinya.

"Okey suamiku tercinta" sahut seorang istri kepada suaminya sambil mecubit pipi suaminya yang terasa agak berbeda pagi itu.

Mami Sintia melangkah menaiki anak tangga, dan masih dipandang oleh suaminya dengan tatapan sedih melihat punggung istrinya.

"Tok tok tok" pintu Juni sudah terdengar ada yang mengetok dari arah luar kamar, mendengar tidak ada yang menjawab saat Mami Sintia mengetok pintu kamar anaknya, Mami Sintia memanggil nama Juni dengan pelan. Panggilan pelan oleh Mami Sintia tidak direspon dan Mami Sintia kemudian mencoba menaikan suaranya. Junipun mendengar panggilan namanya dari arah luar menjawab sang mami.

"Turun Jun! mami sama ayah nungguin kamu diruang makan" kata Mami Sintia yang mendengar Juni merespon suaranya.

"Iya mami aku mandi dulu" sahut Juni sambil berusaha menggapai ponselnya yang diletakkan diranjang tepatnya diatas kepalanya. Juni melihat jam dari ponselnya, ponsel Juni menunjukan hari itu sudah pukul 08.30

Mami Sintia turun dari kamar Juni setelah mendengar perkataan anaknnya. Langkah kakinya terdengar oleh Juni yang berada didalam kamar. Juni yang masih berat rasanya terbangun dikarenakan saat dia bangun dia harus mengambil keputusan yang berat dalam hidupnya. Keputusan yang belum dia bulatkan dalam hatinya. Keputusan yang masih ragu dia utarakan didepan keluarganya.

Dirinya masuk kedalam kamar mandi dan langsung menuju bethap untuk merendam dirinya disana. Juni tidak sama sekali membuka bajunya, dia berendam dengan masih menggunakan pakaian lengkap yang dia gunakan untuk tidur.

Sesekali Juni menatap arah jendela yang ada dikamar mandinya dan berpikir seandainya kalau jendela itu mempunyai jalan keluar dari permasalahannya ingin rasanya dia melompat dari jendela dan pergi menuju dunia lain yang menjauhkannya dari permasalahan yang harus dia putuskan sendiri.

Otaknya terasa berat, hingga Juni menurun kan badannya yang membuat kepalanya terendam oleh air. Kepala Juni yang terendam dengan air tidak langsung muncul dipermukaan. Lama dia tenggelamkan kepalanya mungkin sudah sekitar hampir dua menitan tidak memunculkan hidungnya untuk bernapas.

Juni tersadar hal itu tidak akan mungkin bisa menyelesaikan masalahnya, dia segera membangunkan tubuhnya dari air.

***

Dimeja makan sudah menunggu lama seorang Ayah Bram dan Mami Sintia.

"Mami kenapa Juni lama sekali keluar ini sudah hampir 2 jam an kita nungguin dia." kata Ayah Bram

"Liat mami, nasi goreng sampai dingin dan koran ayah udah habis ayah baca Juni gak kunjung datang" lanjut Ayah Bram yang menunjukan koran yang ada ditangannya dan melipat lagi koran itu untuk dirinya letakkan dibawah meja makan karena sudah habis dia baca.

Mami Sintia mendorong kursi duduknya kebelakang dengan kakinya dan berdiri untuk memanggil lagi Juni dikamarnya. Saat akan melangkahkan kaki menaiki anak tangga Juni yang sudah ditunggupun terlihat sedang menuruni anak tangga.

"Aku disini yah" kata Juni dengan suara serak yang terdengar.

Mami Sintia yang melihat Junipun ikut berbalik arah lagi menuju kursi yang tadi dia tempati.

"Ayok makan Nak" kata Mami Sintia

Juni hanya menjawab perkataan maminya dengan anggukan kepala dan bergegas melangkah duduk disamping maminya.

Ayah Bram yang sudah melihat anaknya duduk dikursi segera mengambil piring yang sudah diisi dengan nasi goreng dan menyerahkannya kepada Juni. Juni mengambil piring yang diserahkan ayahnnya dan tak lupa mengucapkan terimakasi dengan menatap ayahnya. Ayahnya kaget melihat wajah Juni dengan mata bengkak seperti sudah habis menangis dan dengan suara yang serak.

"Kamu kenapa Nak? " tanya ayahnya kepada Juni

"Emang Juni kenapa yah? " sahut Mami Sintia mendengar pertanyaan dari suaminya kepada anaknya.

"Kamu lihat sendiri itu! " imbuh suaminya kepada istrinya agar melihat wajah Juni yang sudah ditunjuk dengan tangan suaminya.

Melihat mata Juni yang bengkak sontak Mami Sintia memegang dagu anaknya dan mengarahkan wajah itu kehadapannya yang sedang duduk disampingnya "Kamu kenapa ini Nak? kok begini mata kamu"

"Aku kurang tidur mami" sahut singkat Juni agar kedua orang tuanya tidak mengetahui kalau dirinya habis menangis. Ayah Bram yang percaya dengan penjelasan anaknya hanya tersenyum dan berkata "Makanya jangan begadang, kan wajah cantiknya hilang Nak"

Berbeda dari ayahnya, mami Juni tidak percaya sama sekali dengan penjelasan Juni. Mami Sintia memilih untuk diam dan lebih baik dirinya bertanya secara pribadi dengan Juni, tapi nanti saat Ayah Bram tidak ada dirumah.

Episodes
1 FRUSTASI
2 MELONGO
3 PLANET JAUH
4 MATEMATIKA DALAM KEHIDUPAN
5 VISUAL PEMAIN bagian l
6 KEPERGOK
7 APA YANG MAMI GAK BISA?
8 TIDAK IKUT
9 Club Night
10 PINGSAN
11 TAMPAR
12 TAK MERESPONS
13 MENGINGAT
14 PINTA JUNI √
15 Isi Pesan
16 Didorong ditepi jurang
17 Ikhlas dan Berserah
18 Habis Menangis
19 Lembaran Kertas
20 Syarat √
21 Ingatan
22 Mengalihkan pandangan
23 Kecoak
24 Menghilang
25 Berhamburan
26 Menemani
27 Rumah sakit
28 Mengancam dan tawaran
29 Keberhasilan
30 Pertemuan
31 Salah Terka
32 Tak Dihiraukan
33 Kembali keingatan hotel Garden City
34 Akhirnya Alasannya Datang Juga
35 Melihat Barang Jatuh √
36 Mengubah Segalanya
37 Senyum yang tersungging
38 Menyusul Angga Yang Membuntuti Juni
39 Ingatan Saga Kembali Saat Melihat Juni Dikediaman Bramanto
40 Tak Bisa Menolak
41 Aku Cinta Dia
42 Kemarahan Lisa
43 Tamparan Yang Membuat Tertunduk
44 Tertawa
45 Rencana
46 Hari H
47 Senyum Palsu
48 Kegagalan lisa
49 Visual Pertama Saga
50 SAH
51 Ketakutan Bayu
52 Menjelekkan mu sama artinya dengan menjelekkan ku
53 Mencari Jendela √
54 Pergi diam- diam
55 Menyadari Sesuatu
56 Jinak"in
57 Mengancam Lagi √
58 Ac Apartemen
59 1001 Cara Untuk Melarikan Diri √
60 Risih
61 Mengantar Juni Sampai Halaman Sekolah
62 Melepas Tanda Pernikahan
63 Agrophobia : Mengenang Awal Trauma
64 Agrophobia ll : Cinta Sekaligus Terapi
65 Toko Bunga The Rose
66 Angga Yang Memperhatikan
67 Merasa Sangat Malu
68 Tergesa-gesa Meminum Minuman
69 Pertama
70 Memastikan, dia yang dapati
71 Dua Langkah
72 Aku Om-nya!!! (bingung cari judul)
73 Menebus Penyesalannya
74 Cakupan kedua tangan
75 Taman Kecil
76 Bukan Sosok Yang Ingin Aku Cintai
77 Caci Makian
78 Sssssttttttsss Jangan Bergerak
79 Untung Saja
80 Ternyata Dia Baik.....
81 Kekecewaan
82 Bekal Makanan Yang Unik
83 Lapangan Golf
84 Sudah Tahu
85 Acara Kejutan
86 Pemandangan
87 Kambuh
88 Menyadari
89 Gangguan
90 Pintu Belakang
91 Lagi-lagi lisa
92 Kucing-kucingan
93 Akhirnya kita sampai juga
94 Handuk Cadangan
95 Makan Malam Bersama
96 Lihai dan Licik
97 Pulang
98 Tamu Tak Diharapkan
99 Mendadak
100 Memikirkan keadaan juni.
101 A I U E O
102 Lagi Lagi dan Lagi
103 HUJAN ___ Selamat membaca
104 Jeng Jeng Jeng......
105 Tangga Darurat
106 Barbar
107 Dingin
108 Aku Bodoh
109 Sinyal ponsel
110 Melawan rasa
111 Pertolongan
112 Pertolongan part ll Cara yang aneh
113 Akhirnya......
114 Malam yang berat lagi....
115 Selamat pagi
116 Tidur Tertundanya...
117 Egois
118 Jawaban
119 Kasar
120 Menyadari
121 Menerima kekasaran lagi
122 Merajuk
123 Kembali kerumah lagi
124 Terabaikan
125 Rutinitas semula
126 Mengantar kesekolah
127 Runyam
128 Operasi
129 Melamun
130 Terdiam
131 Kebetulan
132 Sosok pria dimasa lalu
133 Tak peduli
134 SEBULAN KEMUDIAN
Episodes

Updated 134 Episodes

1
FRUSTASI
2
MELONGO
3
PLANET JAUH
4
MATEMATIKA DALAM KEHIDUPAN
5
VISUAL PEMAIN bagian l
6
KEPERGOK
7
APA YANG MAMI GAK BISA?
8
TIDAK IKUT
9
Club Night
10
PINGSAN
11
TAMPAR
12
TAK MERESPONS
13
MENGINGAT
14
PINTA JUNI √
15
Isi Pesan
16
Didorong ditepi jurang
17
Ikhlas dan Berserah
18
Habis Menangis
19
Lembaran Kertas
20
Syarat √
21
Ingatan
22
Mengalihkan pandangan
23
Kecoak
24
Menghilang
25
Berhamburan
26
Menemani
27
Rumah sakit
28
Mengancam dan tawaran
29
Keberhasilan
30
Pertemuan
31
Salah Terka
32
Tak Dihiraukan
33
Kembali keingatan hotel Garden City
34
Akhirnya Alasannya Datang Juga
35
Melihat Barang Jatuh √
36
Mengubah Segalanya
37
Senyum yang tersungging
38
Menyusul Angga Yang Membuntuti Juni
39
Ingatan Saga Kembali Saat Melihat Juni Dikediaman Bramanto
40
Tak Bisa Menolak
41
Aku Cinta Dia
42
Kemarahan Lisa
43
Tamparan Yang Membuat Tertunduk
44
Tertawa
45
Rencana
46
Hari H
47
Senyum Palsu
48
Kegagalan lisa
49
Visual Pertama Saga
50
SAH
51
Ketakutan Bayu
52
Menjelekkan mu sama artinya dengan menjelekkan ku
53
Mencari Jendela √
54
Pergi diam- diam
55
Menyadari Sesuatu
56
Jinak"in
57
Mengancam Lagi √
58
Ac Apartemen
59
1001 Cara Untuk Melarikan Diri √
60
Risih
61
Mengantar Juni Sampai Halaman Sekolah
62
Melepas Tanda Pernikahan
63
Agrophobia : Mengenang Awal Trauma
64
Agrophobia ll : Cinta Sekaligus Terapi
65
Toko Bunga The Rose
66
Angga Yang Memperhatikan
67
Merasa Sangat Malu
68
Tergesa-gesa Meminum Minuman
69
Pertama
70
Memastikan, dia yang dapati
71
Dua Langkah
72
Aku Om-nya!!! (bingung cari judul)
73
Menebus Penyesalannya
74
Cakupan kedua tangan
75
Taman Kecil
76
Bukan Sosok Yang Ingin Aku Cintai
77
Caci Makian
78
Sssssttttttsss Jangan Bergerak
79
Untung Saja
80
Ternyata Dia Baik.....
81
Kekecewaan
82
Bekal Makanan Yang Unik
83
Lapangan Golf
84
Sudah Tahu
85
Acara Kejutan
86
Pemandangan
87
Kambuh
88
Menyadari
89
Gangguan
90
Pintu Belakang
91
Lagi-lagi lisa
92
Kucing-kucingan
93
Akhirnya kita sampai juga
94
Handuk Cadangan
95
Makan Malam Bersama
96
Lihai dan Licik
97
Pulang
98
Tamu Tak Diharapkan
99
Mendadak
100
Memikirkan keadaan juni.
101
A I U E O
102
Lagi Lagi dan Lagi
103
HUJAN ___ Selamat membaca
104
Jeng Jeng Jeng......
105
Tangga Darurat
106
Barbar
107
Dingin
108
Aku Bodoh
109
Sinyal ponsel
110
Melawan rasa
111
Pertolongan
112
Pertolongan part ll Cara yang aneh
113
Akhirnya......
114
Malam yang berat lagi....
115
Selamat pagi
116
Tidur Tertundanya...
117
Egois
118
Jawaban
119
Kasar
120
Menyadari
121
Menerima kekasaran lagi
122
Merajuk
123
Kembali kerumah lagi
124
Terabaikan
125
Rutinitas semula
126
Mengantar kesekolah
127
Runyam
128
Operasi
129
Melamun
130
Terdiam
131
Kebetulan
132
Sosok pria dimasa lalu
133
Tak peduli
134
SEBULAN KEMUDIAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!