Hari itu Juni sudah selesai membersihkan tubuhnya dikamar mandi, Juni keluar dari kamarnya hanya menggunakan kaos oblong berwarna pink yang merupakan warna kesukannya. Perlahan Juni menuruni anak tangga lantai atas menuju ruang makan yang berada dilantai bawah.
Disana sudah berada dua orang yang sangat dirinya sayang yaitu mami dan ayahnya. Saat melihat ayahnya yang sudah terlihat sehat Juni berlari menuruni anak tangga dan segera memeluk ayahnya dari arah belakang punggung sang ayah.
"Ayahhhh, Juni sayang sama ayah" peluk Juni erat kepada ayahnya yang sedang memotong roti bakar.
"Duh anak ayah, ayah gak bisa nafas" canda ayahnya kepada Juni yang masih terus memeluk ayahnya. Ayah bram mencium kening Juni dan menyuruh Juni duduk disebelahnya.
Juni duduk disamping ayahnya, maminya meyodorkan piring yang telah diisi dengan roti bakar dengan tambahan selai kacang kesukaaan juni "Makasi mami" kata juni sambil tersenyum kepada maminya.
Mami Sintia meletakkan segelas susu coklat disamping juni. "Ayah, gimana masalah yang tadi malam? " tanya Juni kepada ayahnya yang sedang melihat dirinya.
"Bisa ayah ceritain gak kronologinya sampai ayah bisa pingsan tadi malam" lanjut lagi Juni yang juga ingin tahu kejadiann tadi malam.
"Pak Saga yang juga rekan kerja ayah ingin membatalkan semua kerjasama antara ayah dan dia. Pak Saga juga minta agar pertunangannya dengan Lisa dibatalkan" ayah menceritakan pokok intinya saja kepada Juni yang masih diam mendengarkannya berbicara.
"Kerjasama apa yah? " tanya Juni lagi yang tidak tahu kerjasama yang dilakukan oleh ayahnya dengan rekan kerjanya itu.
"Gini jun, ayahmu ini punya beberapa toko di Mentari Departemen Store yang pemiliknya adalah temen ayah kamu yaitu tunangan Lisa. Mereka sudah melakukan kerjasama seperti memperpanjang lagi kontrak toko agar beberapa toko ayah bisa tetap dibawah naungan Mentari Store" cerita mami sintia yang membantu suaminya menjelaskan kepada Juni yang memang sangat penasaran.
"Tunggu bentar Mentari Departemen Store yang terkenal dan populer didalam negeri dan sudah merambah kemancanegara itu bukan mi?" kata Juni kepada maminya.
"Iya betul pemilik sekaligus CEOnya itu rekan kerja ayah" kata Mami Sintia.
"Trus mi " kata Juni ingin mendengar lagi lebih banyak tentang cerita ayahnya.
Mami Sintia menceritakan lagi kejadian tadi malam kepada Juni sambil mengingat acara makan malam yang berantakan. Mami Sintia menaiki anak tangga menuju kamar Juni malam itu dengan tujuan dirinya ingin memanggil juni dikamarnya. Dirinya yang sudah menggedor-gedor pintu kamar Juni tidak mendapati ada jawaban dari dalam kamar.
Pikir maminya mungkin saja Juni masih didalam kamar mandi jadi dia memutuskan untuk turun kembali keruang makan yang sudah ada suaminya disana. Mami Sintia mengambil ponsel yang dia taruh di meja makan. Dia mendapati sebuah pesan singkat diaplikasi Wa nya. Sebuah pesan dari anak paling bontotnya yang berisikan kalau Juni ijin tidak ikut acara makan malam keluarga karena ada keperluan mendadak dengan Trala yang tidak bisa ditunda.
Mami Sintia sangat tahu kalau itu hanya alasan saja oleh anaknya itu, dari dulu Juni tidak pernah berubah selalu menghindari acara-acara keluarga yang tentu akan membuatnya bosan.
"Duh ada-ada aja! dari dulu gak pernah berubah. Kapan dia keluar dari rumah padahal aku berada disini dan tidak ada orang yang terlihat keluar dari rumah " gumam maminya Juni yang tentu didengar oleh ayah Bram yang langsung bertanya kepada istrinya tentang gumamannya "Siapa mami? dari tadi ayah denger mami menggumam"
"Oppsss, ayah denger ya?" jawab Mami Sintia pada suaminya.
"Itu yah si bontot. Dia ijin ke mami kalau gak ikut acara makan malam ini. Mami heran kalau ada acara begini dia gak pernah mau ikut dan lebih heran lagi bagaimana cara dirinya keluar dari rumah sedangkan ini jalan satu-satunya keluar rumah dan mami dari tadi gak liat orang lewat" lanjut Mami Sintia.
Suaminya hanya bisa tersenyum manis menatap makanan yang terhidang siap untuk disantap.
"Kenapa ayah? kok tersenyum? mami aneh ya?" tanya beruntun Mami Sintia sambil menekan layar kunci ponsel agar menjadi gelap dan Mami Sintia berkaca dilayar ponsel ingin mencari sebab suaminya tersenyum.
"Gak ada mamiku sayang" rayu Ayah Bram yang menggapai pinggang langsing istrinya kemudian memeluk dengan kedua tangannya. Ayah Bram sudah tahu bagaimana cara Juni keluar dari lantai atas kamar tidurnya karena Ayah Bram sempat melihat kalau Juni pernah malam-malam keluar dari rumah dengan menuruni lantai atas kamarnya hanya dari bantuan tali tambang.
Ayah bram yang mengetahui rahasia Juni tidak memberitahukan satupun orang tentang cara Juni keluar sembunyi-sembunyi bahkan Juni tidak tahu kalau ayahnya sudah mengetahui caranya tiba-tiba menghilang dari kamar.
Mereka sontak dikagetkan dengan kedatangan Saga orang yang dia kenal, sudah berada diruang makan tepat dibelakang mereka. Ada rekan kerja ayah yang bakal jadi tunangan Lisa sudah tiba tanpa ada suara.
"Ada tamu yah" kata Mami Sintia yang menoleh dan melihat sosok saga dengan memasang wajah yang tidak enak dilihat.
"Kapan datang pak?" tanya Ayah Bram yang hanya dijawab pendek oleh Saga "Baru saja"
"Duduk pak, " sambil menggeser kursi disamping, Bram yang seakan segan dengan orang tersukses tahun ini. Bram bingung dengan sikapnya seperti apa setelah anaknya akan menjadi tunangan yang bisa dibilang rekan kerja sekaligus bosnya.
"Lisa mana ma?" tanya Ayah Bram kepada istrinya. Tanpa mendengar terlebih dahulu jawaban mami sintia pak saga langsung berkata "Oke terimakasi, saya tidak mau berlama-lama. Saya akan sampaikan inti maksud dari kedatangan saya malam ini" Saga yang sudah duduk dikursi ruang makan dengan melihat banyak makanan dan minuman untuk menjamu dirinya.
"Gak usah buru-buru pak, kita santai saja sebentar lagikan kita bakalan jadi keluarga" Mami Sintia berkata kepada Saga yang memecah kekakuan antara suaminya dan bakal mantunya.
"Gini pak bram, saya kesini untuk memutus hubungan saya dengan Lisa dan memutus kontrak kerjasama kita yang sudah terlanjur di tanda tangani" Saga berbicara dengan caranya yang penuh wibawa tanpa menggubris perkataan Mami Sintia yang memintanya untuk tidak buru-buru berbicara.
Mami Sintia dan Ayah Bram kaget mendengar perkataan Saga yang tiba-tiba saja langsung kepokok keinginannya malam itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
Nur Hayati
Saga👏👏
2020-05-30
2