Juni yang sudah berada didalam kamarnya segera bergegas menuju kamar mandinya.
Tampilan kamar mandi yang juga masih sama dengan berbagai perlengkapan yang didominasi warna merah muda dengan banyak pernak pernik Hello Kitty.
Juni yang sudah melepaskan pakaiannya masuk kebilik kaca, segera dirinya menyalakan shower dan mengguyur rambutnya yang memang sudah lusuh dan lengket.
Juni memikirkan lagi bagaimana ending dari pertemuan yang akan terjadi dikediamannya.
Dia menggosok-gosok rambutnya merasakan kekesalan akan sosok Lisa yang dengan tega akan membuat usaha ayahnya sia-sia.
"Itu orang gak pernah bikin orang tuanya seneng, ihhh kesel!" Juni mematikan showernya dan kemudian menggapai handuk untuk mengeringkan badannya serta rambutnya.
Juni yang sebenarnya tak mau ambil pusing dengan masalah Lisa tapi karena ini menyangkut orang tuanya mau tidak mau dia juga turut ikut memikirkan masalah ini.
Pakaian sudah dikenakan Juni dan dengan cepat pengering rambut sudah ada ditangan Juni. Dia terduduk didepan meja rias dan menyalakan pengering rambut, rambut yang tadinya basah sudah dibuatnya kering.
Dering ponselnya berbunyi, Juni yang sudah meletakkan pengering rambutnya berdiri melangkah mencari ponsel yang dia letakkan diranjangnya. Ponsel sudah dia gapai dan melihat nama Trala yang menghubunginnya. Juni tanpa pikir panjang langsung menerima panggilan tersebut.
"Hallo,, cintaku dan best freandku dimana kamu? gimana acara makan malamnya?" Trala dengan tanpa titik koma bertanya kepada Juni yang masih terdiam disana. "Duuhhh ribet Trala! aku bingung mau jelasin darimana dulu tapi acara makan malamnya belum dimulai tapi sudah pasti bakalan gak terjadi" Juni berbicara kepada Trala dengan suara yang sangat serius.
Mendengar perkataan Juni, Trala disana meninggikan intonasi suara yang terdengar agak penasaran apa yang terjadi "Lhooo kok ngomong gitu! emang ada apa say?"
"Aku juga mau cerita tapi aku bingung mau cerita sama siapa?" Juni melangkah mencari kursi duduk yang ada didepan meja riasnya kemudian terduduk dengan melipat kakinya, "Sama akulah percuma kamu punya tempat pembuangan sampah cerita kamu" dari suaranya Trala terdengar sedang menenggak minuman.
"Kamu dimana sekarang?" tanya Juni kepada temannya itu.
"Tempat biasalah Jun, aku lagi berada di Onyx Club Night" Trala mendekatkan speker
ponselnya kearah music DJ yang sedang dimainkan.
"Wahhh,, sumpah ini anak kirain gak ada aku bakalan gak kesana. Sama siapa kamu kesana?" Juni segera berdiri dan melangkahkan kakinya mencari lemari sepatu yang ada dipojok dekat dengan lemari pakaiannya.
"Sendirilah, emang mau sama siapa lagi temen deket akukan cuman kamu doang. Aku lagi pusing dirumah ada mami sama papi. Kamu tahulah mami papi aku kayak gimana" Trala mengingatkan Juni lagi tentang kelakuan kedua orang tuannya saat bersama dirinya.
Juni yang mengingat kejadian terakhir saat dirinya bermalam dirumah Trala.
Malam itu Juni melihat sendiri bagaimana mami dan papi Trala ribut besar hanya gara-gara mami Trala ingin anaknya jadi pria yang selayaknya seorang pria tidak melambai seperti Trala yang sekarang.
Sedangkan ayahnya lebih menyukai anaknya yang seperti Trala yang sekarang lemah lembut.
Mami tralaaa menyalahkan suaminya karena sudah membentuk karakter Trala yang menjadi kemayu tapi papi Trala yang tidak mau disalahkan lebih membiarkan trala seperti air yang mengalir (apa adanya).
Juni segera tersadar dari ingatannya itu setelah Trala berkata kepada dirinya "Sini Jun! aku tungguin disini ampe kamu dateng. Lagian kayak kata kamu acara keluarga gak bakalan adakan?" ajak Trala yang ingin ditemani Juni malam itu.
"Iya udah,, aku ambil sepatu dulu tunggu aku disana" Juni langsung mematikan panggilan teleponnya setelah dirinya berkata akan menyusul Trala di clube.
Juni segera mengambil sepatu putih didalam lemari sepatunya dan segera memakainya.
Pikirnya daripada dirinya mendengar keributan yang akan terjadi dirumah lebih baik dirinya menghindari sesuatu yang tidak ingin dia lihat dan dengar.
Juni memutuskan untuk tidak keluar melalui pintu depan karena sudah pasti mami dan papinya akan melarang.
Jadi Juni memutuskan untuk turun dari jendela kamarnya yang berada dilantai dua dengan menggunakannya tali tambang yang memang sengaja dirinya siapkan dan sangat sering dia gunakan untuk diam-diam keluar dari kamarnya yang tentu saja tidak pernah diketahui oleh siapa pun terutama orang tuannya.
Juni yang malam itu menggunakan kaos putih dengan perpaduan bawahan rok jins dan tas kecil yang terselempang dibadannya serta tentunya jaket kulit hitam yang dia genggam sudah berhasil menuruni lantai dua dengan bantuan tali tambang. Walaupun tidak ada kesusahan dalam menuruni kamarnya seperti sudah berkali-kali melakukan hal tersebut.
Juni berjalan mengendap-endap sudah seperti seorang maling yang keluar dari rumah ayahnya. Dirinya sudah berdiri didepan gerbang rumahnya sembari menengok kekanan dan kekiri melihat jalanan yang sepi.
Setelah Juni merasa aman, Juni berdiri dipojok gerbang rumah dan tetap bersembunyi dipinggir pohon. Dirinya memanggil taksi agar segera menjemputnya didepan rumah.
Setelah selesai memesan taksi Juni merasa tidak enak kalau tidak memberitahukan orang rumah jadi Juni memutuskan untuk mengirimi maminya pesan Wa yang berisikan kalau Juni tidak ikut dalam acara makan malam kelurga karena dirinya sedang ada keperluan yang mendesak dengan Trala. Juni sengaja mengirimi pesan ke maminya karena menurutnya maminya sangat mengenal dirinya dan maminya tentu akan lebih mengerti kalau anaknya itu memang tidak suka menghadiri acara seperti itu.
Apalagi menurut Juni acara itu tidak akan terealisasi setelah mendengar percakapan Lisa dengan tunangannya.
Juni masih bersembunyi sembari menunggu beberapa menit dan taksi yang ditunggu telah tiba.
Pengemudi taksi kuning yang ternyata adalah seorang bapak-bapak paruh baya.
Supir taksi itu mencari Juni yang tentu saja tidak dia temui karena Juni sendiri bersembunyi dibalik pohon.
"Pak" suara teriakan halus dari arah bilik pohon tempat juni bersembunyi. Supir taksi yang mendengar panggilan yang memanggil namanya menoleh kearah pohon dan menemukan juni disana.
Supir taksi itu keluar dari dalam mobil dan menghampiri Juni "Ngapain neng disana kayak hantu aja? bikin bapak takut mana gelap lagi" supir itu berbicara kepada Juni.
"Sengaja pak biar paknya takut" Juni tertawa melihat expresi dan perkataan supir taksi terhadapnya.
"Mau kemana neng?" tanya pak supir
"Anterin aku ke Onyx Club Night pak" jawab Juni
"Sekarang neng!" tanya supir taksi itu.
"Tahun depan pak, ya sekarang lah pak! Bapak ada ada aja mesennya sekarang kok" supir taksi itu sengaja mengajak juni bercanda karena Juni terlebih dahulu mengerjainnya.
"Ayolah neng" supir taksi dan Juni bergegas melangkah kepintu mobil taksi dan memasuki mobil itu. Taksi itu bergerak melaju ketujuan Juni yang sudah diberitahukannya kepada supir taksi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments