Malam segera akan tiba, Juni yang sudah berada dikediaman ayah dan maminya ikut bersiap-siap dalam membantu mengadakan acara makan keluarga ini.
"Mami, ayah mana?" tanya Juni kepada maminya yang masih asik bekerja didapur.
"Ayah belum pulang kerja jun bentar lagi kayaknya dia pulang" jawab mami Sintia kepada Juni yang berada diruang makan tepat disebelah dapur tempat maminya memasak.
Mami dan Juni sangat repot didapur namun tidak ada sama sekali batang hidung seorang Lisa yang ikut membantu mereka jangankan ikut membantu, Lisa sendiri belum pulang sejak hari kemarin entah dia berada dimana dan dengan siapa kedua orang tuanya tidak tahu keberadaannya.
" Juni, mami minta tolong telepon kakak kamu suruh dia pulang. Dia yang punya hari kok malah gak ada dirumah" mami Sintia menoleh kearah Juni yang saat itu berada diruang makan sedang bersih bersih membersihkan meja makan yang masih kosong.
" Iya mami,, tunggu bentar aku mau ambil ponsel dikamar," junj menjawab teriakan maminya kepadanya dan bergegas melepaskan kain lap yang ada di tangannya dan berlari menuju kamarnya yang berada dilantai dua.
"Ceklek" bunyi gagang pintu kamar Juni yang sudah dibuka. Juni melangkah mencari ponsel yang sudah dilihatnya tergeletak dimeja kecil sebelah rannjang dengan sprey putih dan badcover berwarna pink.
Setelah diperhatikan kamar itu tidak pernah berubah masih sama seperti satu tahun lalu dia meninggalkan rumah dan tinggal sendiri diapartemen ayahnya.
Barang-barang yang ada didalam kamar itupun tidak pernah melenceng dari tempatnya dan kamar itu tampak selalu bersih dan harum seperti masih ada penghuni yang menempati kamar tersebut.
"Pasti ini ulah mami Sintia, emang mami paling the best buat aku" Juni tersenyum melihat isi kamarnya yang tidak berubah sama sekali.
Juni menggapai ponselnya yang ada di meja dan jari Juni sudah mencari-cari nama "tanpa hati" dikontak ponselnya.
Alih-alih menggunakan nama lain tanpa hati adalah nama julukan kakaknya yang ditulis Juni dikontak ponselnnya.
"Nomer yang anda tuju sedang sibuk, silahkan menelepon beberapa saat lagi" bunyi ponsel Juni yang sama sekali tidak menjawab panggilan telepon juni yang menghubunginnya
"Duhhhh, kemana manusia ini kalau gak mami yang nyuruh aku ogah ngubungin manusia tanpa hati ini" juni merasa agak jengkel karena tidak bisa menghubungi kakaknya karena memang kakaknya tidak tahu sedang dihubungi atau karena memang Lisa sengaja tidak mengangkat panggilan dari adiknya itu.
Setelah sudah sekian lama mencoba menghubungi lisa, akhirnya juni memutuskan untuk berhenti menghubungi orang yang tidak bisa dihubungi itu. Juni melangkah pergi meninggalkan kamarnya dengan masih menggenggam ponselnya.
"Mami,,mami,, mami kak lis gak bisa dihubungi" kata juni kepada mami Sintia yang masih sibuk berkutik dengan urusan dapur. Maminya yang sedang mencuci piring melepaskan piring dan mengelap tangannya dengan celemek yang tergantung dibadannya "Tunggu bentar sayang! biar mami aja yang coba ngubungin kakak kamu. Lama-lama mami juga bingung kemana itu anak?"
"Mami kayak gak tahu kakak aja! paling dia lagi main sama temen-temennya" sahut Juni yang mengambil lap kain dan melanjutkan pekerjaannya membersihkan meja makan yang ada diruang makan.
Mami sintia mencoba menelpon Lisa, tak sampai beberapa detik sambungan telepon yang baru saja dilakukan oleh maminya dengan cepat diseberang sana Lisa mengangkat telepon dari maminya.
"Diangkat Jun!" mami Sintia melihat kearah Juni yang menatapnya dan berbicara tanpa mengeluarkan suara kepada juni. Juni yang mengerti maksud perkataan maminya agak kesal dengan Lisa pikirnya saat dirinya yang menghubungi tidak sama sekali panggilannya diterima tapi saat maminya yang menelepon secepat kilat Lisa menggangkat sambungannya itu.
"Ihhh,, kenapa sich kakak kayak gitu padahal umur udah gak kecil lagi tapi kelakuan kayak anak kecil" dalam hati Juni merasa agak dongkol karena ulah kakaknya kepadanya tapi dengan cepat pula rasa kesalnya dihilangkannya karena memang sudah mengetahui kalau kakaknya si Lisa memang sifatnya seperti itu.
"Kamu dimana kak? kapan kamu pulang? kan ini hari besar buat kamu hari tentang membahas pertunangan kamu sama si Saga" mami Sintia terus berbicara sambil tangannya memegang piring putih yang akan diisinya dengan masakan kedua nya, namun tak ada sahutan satu pihak seberang.
Setelah selesai mengisi piring dengan masakannya, mami sintia melambaikan tangannya kearah Juni agar Juni menghampirinya.
Juni melihat panggilan tangan maminya dan segera datang kearah maminya. "Gantiin mami bentar" mami Sintia berbicara kepada Juni sambil menyerahkan ponselnya kepada Juni.
Juni pikir maminya menyuruh dirinya untuk menggantikannya memasak namun malah menggantikannya berbicara kepada kakaknya.
Juni yang tidak bisa menolak segera mendekatkan layar ponselnya ketelinganya dan sedikit menjauh dari maminya yang saat itu tengah mengambil beberapa gelas.
Juni yang masih tanpa suara dan mendengar bunyi ponsel Lisa diseberang sana malah dikagetkan dengan suara dua orang yang sedang berkelahi. Suara antara wanita dan seorang pria, suara wanita yang terdengar sangat dia kenal adalah suara sang kakak tapi suara lelaki yang terdengar sama sekali asing dan tidak dia kenal.
Samar-samar terdengar oleh juni bahwa dua orang tersebut sedang meributkan kalau sang pria memergoki lisa berselingkuh darinya.
Lisa terus saja meminta maaf atas kesalahan yang dia lakukan tapi pria tersebut kekeh tidak mau mendengar perkataan Lisa.
Juni tersentak hampir menjatuhkan ponsel maminya dikarenakan mami Sintia menepuk pundak junj dari arah belakang.
"Kamu kenapa diem sayang? suruh kakakmu pulang segera atau sini biar mami yang ngomong" mami sintia mengulurkan telapak tangan kanannya agar Juni menyerahkan ponselnya itu lagi. Juni yang panik dan berpikiran kalau tidak boleh sampai maminya tahu kejadian kakaknya yang sedang kepergok selingkuh. Dengan cepat Juni berkata "Ntar mami, biar aku aja yang ngomong sudah lama juga aku gak ngomong sama kakak lisa" seraya berjalan keluar dari dapur menjauhi maminya yang masih berdiri didapur.
"Duhhhhh, untung aja aku bisa kabur kalau tidak mami pasti bakalan syok denger lisa lagi ribut sama pacarnya" Juni berbicara dalam hati sambil sesekali menoleh kearah maminya yang masih berkotak-katik dengan urusan dapur.
Juni mendengar lagi pembicaraan dua orang disambungan telepon dan benar saja sangat jelas kalau pria tersebut adalah calon tunangan yang juga adalah teman ayahnya.
Juni mendengar kalau pria tersebut akan mengadukan perbuatan Lisa kepada ayah dan akan membatalkan acara pertunangan serta semua urusan kerjasama pekerjaan.
Mendengar hal tersebut Juni sangat kaget, Lisa sekali lagi mengacaukan semua usaha yang susah payah dibangun ayahnya.
"Kesayangan ayah ada disini! kapan datang nak?" suara dari arah belakang juni, sosok sang ayah baru saja tiba dari kantor. Juni mengira kalau maminya yang datang dan dengan cepat dirinya memutuskan panggilan ponsel. Juni menengok kearah belakang dan sudah dilayangi kecupan kening dari seorang ayah yang sudah lama tidak bertemu dengan anak buncit kesayangannya.
"Ayah kapan dateng? bikin aku kaget" Juni memeluk pinggang sang ayah dengan erat, dirinya juga sangat kangen kepada ayahnya yang sudah lama tak dilihatnya. Mungkin sudah hampir satu bulan lebih Juni tak berjumpa dengan ayahnya walau terkadang sering sekali ayahnya yang datang keapartemen Juni namun tidak pernah berjumpa dengan anaknya.
Mami Sintia yang mendengar kedatangan suaminya langsung menghampiri suaminya dan Juni yang masih melepas kangen. Ayah Juni yang melihat kedatangan istrinya memeluk istrinya dan memberikan pelukan hangat serta ciuman bibir.
"Ayah, keatas dulu gih.! mandi dulu bau acem tahu" mami Sintia menyuruh suaminya untuk segera bergegas keatas agar terlebih dahulu membersihkan diri. "Iya yah, mantes ada aroma acem-acem gimana gitu" lanjut Juni sembari memencet hidungnya.
"Kalian tuch paling bisa kalau lagi satu suara" ayah Juni tersenyum sembari melangkah menuju kekamar tidur. Juni dan maminya sangat senang bisa mengejek ayahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
Sofi S
ibu tiri idaman😅
2021-01-12
0
Siti Ana Astuti
lah ceritanya pasti perjodohan di gantikan sama Juni....nyak sx cerita seperti ini toor
2020-07-02
2
Yati Sumiati
salut sama mami sintia...
2020-06-04
3