Mungkin cintamu akan layu
Tapi tidak dengan cintaku
Karena cintaku kan abadi
Hingga kemarau datang lagi
Kamu adalah alasan mengapa aku tersenyum
Meski terkadang kamu juga menjadi alasan mengapa aku menangis
Terkadang aku berfikir
Betapa bodohnya aku yang hanya mencintaimu
Tapi aku sadar
Akan lebih bodoh lagi jika tak hanya mencintaimu
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Dibawah atap yang sama, didalam ruang yang sama, juga dibawah selimut yang sama. Dua insan yang sedang menahan rindu. Menahan sesuatu yang tak mampu dilakukan.
Berguling kesana kemari. Menghadap kiri, kembali menghadap kanan lalu terlentang. Sekacau itukah pikiran Krisna hingga dia tidak mampu merasakan kenyamanan dalam tidurnya. Mencoba terpejam namun sia-sia. Lagi-lagi mata itu terbuka. Berkali-kali mengambil air di gelas atas nakas, lalu meneguknya berharap mengurangi sedikit ketidaknyamanannya. Namun semua tetap sama.
"Sayang aku merindukanmu," Poda berbisik lirih ditelinga Krisna.
"Aku juga," ujar Krisna.
"Kamu belum tidur?," tanya Poda.
"Sudah, tapi tiba-tiba terbangun," jawab Krisna
"Maaf jika aku membangunkanmu," ucap Poda seolah menyesali ucapannya.
"Kamu tidak menggangguku sama sekali," ucap Krisna.
Krisna kembali tidur memunggungi Poda. Perlahan Poda melingkarkan tangannya di pinggang Krisna. Menikmati kedekatan yang selama ini diharapkan. Meski sebenarnya Poda takut jika Krisna marah karena Poda memeluknya.
"Semoga Krisna tidak menolak," batin Poda.
Semakin menarik Krisna dalam pelukannya. Menghirup aroma shampo strawberry membuat Poda semakin terhanyut. Menghirup aroma lotion melati semakin membuat sesuatu dibawah sana ingin segera disentuh. Menyapu tengkuknya, membangunkan bulu halus yang ada disana. Lalu menciumnya, menggigit sedikit kulit putihnya, hingga meninggalkan warna merah marun disana.
Poda membelai rambut panjang di depanya, menarik pelan namun berulang-ulang berharap sang tuan mengetahui maksudnya. Namun tetap saja Krisna diam.
Poda kembali menarik rambut, kali ini juga mengacak rambutnya pelan.
Poda semakin mengeratkan pelukannya. Meraba punggung wanita di hadapanya lalu tangannya kembali ke dapan dan turun menuju gundukan besar diatasnya.
"Tolonglah Poda, malam ini saja biarkan Krisna beristirahat dengan tenang," pikir Poda.
Namun hasratnya telah memuncak. Poda tidak mampu lagi melewatkannya. Sangat menginginkan saat ini juga
"Sayang," panggil Poda.
"Hems," jawab Krisna malas.
"Aku rindu wajah manismu," lirih Poda
"Apa yang kamu rindukan?," Krisna kembali bertanya seraya membalikan badan.
"Aku rindu wajahmu, semua tentangmu, dan tentang kita," Poda menjawab setelah mengecup bibir Krisna.
Semakin erat Poda membawa dalam pelukannya, semakin erat pula Krisna membalasnya. Rupanya mereka sama-sama merindukan. Hanya saja tidak ada waktu yang tepat untuk melakukannya. Poda kembali mencium bibir itu, membasahinya, lalu melumatnya. Semakin lama semakin dalam hingga mereka saling terpejam menikmatinya.
Perlahan tangan Poda bermain dirambut, lalu turun menjamah setiap inci tubuh wanita didepannya. Turun kebawah, lalu kembali lagi keatas dan berhenti diatas dua gundukan. Memainkannya dengan kelembutan, sambil sesekali mencubit manja disana.
Melepas ciuman, mencium leher, lalu turun kebawah dan juga berhenti di dua gundukan. Tidak peduli akan kemarahan yang nantunta tercipta. Poda tetap menikmatinya. Menikmati kerinduan yang selama ini ditahan.
"Poda, tolong hentikan atau akan berteriak!," ucap Krisna dengan tegas.
Bagaimanapun Krisna memang menginginkannya, namun hatinya terlalu sakit ketika mengingat semua pengkhianatan yang dilakukan Poda.
"Aku tidak mungkin membiarkanmu melakukannya lagi, aku sudah cukup hancur karenamu! Karena sesuatu yang selama ini kamu lakukan dibelakangku, tentangmu, pengkhianatanmu dan kebohonganmu!," jerit Krisna dalam hati.
"Baiklah, selamat malam sayang," ucap Poda lesu.
POV Poda
Akhirnya hari ini aku akan pulang dari Rumah Sakit. Kedua dahi dijahit, bibir dijahit, dan lututku dijahit. Semua sakit itu tidak sebanding dengan pengkhianatan yang telah kulakukan. Mungkin ini cara Tuhan menyadarkanku. Semoga saja dengan begini aku benar-benar sadar.
Malam ini aku berniat mengurung Krisna dirumahku. Aku ingin melampiaskan yang sempat tertunda semalam. Mana mungkin aku melakukan itu di sini. Mungkin saja bisa berakhir di pihak berwajib andai saja ada yang memergoki.
Setibanya di rumah, Krisna kaget saat aku memintanya bermalam disini. Sepertinya dia pasrah ketika aku mengatakan itu. Mungkin Krisna berfikir akan sia-sia jika melawanku.
"Haha aku selalu menang diatasmu," aku tersenyum licik.
Malam ini semua tidur dikamar masing-masing. Termasuk aku dan Krisna. Kita tidur di kamar depan TV. Dia memunggungiku mana mungkin dia bisa seenaknya memunggungiku. Tunggu saja saat itu tiba sekarang tidurlah dengan tenang. Berkali-kali berguling, menghadapku, memunggungiku, begitu seterusnya. Krisna mengambil gelas, meminumnya namun masih sama. Akhirnya aku berniat membuatnya menemaniku.
Aku membawa Krisna dalam pelukanku. Dia diam. Mungkin juga merindukanku. Kuhirup aroma shampo yang digunakan, kuhirup tengkuknya, kuraba semua yang ada. Tak kuasa aku menahan. Aku memintanya untuk tidak memunggungiku. Dia berbalik menghadapku. Kucium bibirnya, kul*mat, kunikmati rasa manis yang tercipta. Aku terpejam teramat menikmati.
"Tuhan, biarkan waktu berhenti seperti ini," aku berkata pada diriku sendiri.
Tanganku perlahan menelusuri setiap lekuk tubuhnya. Berhenti di dua gunung yang berhimpitan. Aku rindu kehangatannya. Aku rindu berada disana. Aku sangat merindukannya. Rindu bersatu dalam merengkuh nikmat yang sama.
Tiba-tiba Krisna mengancam ku akan berteriak jika aku tidak menghentikan aksiku. Terpaksa aku harus menuruti kemauannya.
**********************************************
Malam ini mereka urung melakukan hubungan seperti biasanya. Tepatnya Poda yang gagal karena Krisna sama sekali tidak menginginkannya. Krisna kemudian memunggungi Poda lagi dan terlelap dengan sendirinya. Sementara Poda masih setia menggerutu dan umpatan kasarnya hingga akhirnya terlelap juga.
Jam di dinding menunjukan pukul 03.00 WIB ketika Poda terbangun dari tidurnya. Merasakan hawa dingin yang menyelimuti tubuhnya. Kemudian mengambil selimut lalu menyelimuti Krisna. Membenarkan posisi tidurnya yang berantakan. Mendekatkan tubuh itu agar nanti Poda bisa puas merengkuhnya. Menyelimuti dalam selimut yang sama. Poda kemudian tidur disamping Krisna. Menyelipkan tangan diantara pinggang dan dada. Mendekap erat. Membawa Krisna jauh didalam dirinya.
"Muachh selamat tidur sayang, semoga mimpimu indah," begitu kata yang diucapkan Poda setelah mengecup kening Krisna.
Tidak akan pernah ada sebuah pengkhianatan jika keduanya saling terbuka. Tidak pernah ada perselingkuhan jika kedua insan saling berkomitmen dengan janji manisnya. Terlalu memendam kekecewaan, terlalu lelah dengan semua kenyataan yang menyayatnya perlahan. Terlalu lelah berada di tengah mereka yang tidak pernah mengerti akan hatinya. Mungkin seperti itu yang di rasakan Krisna.
Bersama sang kekasih namun tidak pernah merasa terkasihi. Bersama banyaknya luka tanpa ada yang mau memahaminya. Berdiam hanya seorang diri. Bukan berarti dia tidak mengerti, hanya saja ingin mempertahankan sesuatu yang tidak ingin dilepaskan. Namun ketika semua tak lagi sama bagaimana mungkin seseorang mampu bertahan untuk itu semua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Desisilvianasrida
ko ceritanya mutar" ya thor
2020-09-25
0
Mela Rosmela
bertahan dalam sakit???
2020-07-10
0
Deti Anggraini
tetap semangat
2020-06-04
0