Kita berada disatu masa
Kita berada diwaktu yang sama
Namun kita terpisah oleh raga
Jika rindu adalah alasan untuk bertemu
Maka kamu adalah alasan hidupku
Jika jalan adalah kenangan
Maka menatapmu adalah masa depan
Kamu adalah yang terpenting diantara yang paling penting
I need you so much...
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Pagi ini Krisna terbangun karena sorot mentari yang menyilaukan. Hal yang paling di benci ketika tidur adalah terbangun karena cahaya. Sorot lampu saja dia benci apalagi sorotan mentari. Andai semalam Krisna tau, pasti memilih tempat lain. Krisna mencari remot tv berharap ada chanel pagi ini yang membuat moodku membaik. Spongebob Squarpants memang kartun terbaik. Sejak wanita itu mengenal spons kotak yang bisa bicara, hingga saat ini dia tetap saja menyukainya. Meski berkali-kali diputar tetap saja suka. Sesekali Krisna melirik kesamping. Poda belum juga bangun. Apa sih yang membuatnya selalu betah tidur.
"Mimpi indahkah dia?", gumam Krisna yang tentunya ditujukan untuk Poda.
Wanita itu mengamati wajah yang terlelap. Menegaskan garis kesempurnaanya. Betapa Tuhan menciptakan makhluk sesempurna laki-laki dihadapannya saat ini. Meski sifatnya selalu saja menjengkelkan, tapi Krisna tetap mencintainya.
"Cup" satu kecupan mendarat di pipi Krisna. Tanpa bercerminpun dia tau pasti saat ini wajahnya memerah. Tertangkap basah mengagumi laki-laki yang pura-pura tidur itu.
"Kenapa suka sekali melihatku saat tidur?," tanya Poda.
"Aku tidak melihatmu," jawab Krisna bohong.
"Yakin? Lalu siapa yang tadi memandangiku tanpa berkedip? Lagipula bukankah aku lebih tampan saat tidur?," Poda berkata dengan menampilkan senyum manis di wajahnya.
"Iya kamu tampan, tapi lebih tampan lagi ketika kamu tidak ada di depanku", tutur Krisna seraya memalingkan wajahnya. Dia mati-matian mencari alasan agar tidak ketahuan berbohong.
"Dasar gombal," Poda berkata sambil mengecup pipi Krisna lagi.
"Yang penting kamu suka kan?", goda Krisna sambil membalas kecupan Poda.
"Sayang ayo kita mandi, panas banget cuaca disini," ajak Poda.
"Aku akan mandi tapi tidak bersamamu, aku akan mandi terlebih dulu baru setelah itu giliranmu," ucap Krisna. Dia mengatakannya sambil menahan tawa karena berhasil menolak ajakan gila Poda.
Tiba-tiba Krisna menyambar handuk lalu memasuki tempat semedi. Karena hari ini dia berencana mandi di bathtub dengan air hangat yang penuh wewangian bunga.
"Biarlah, aku ingin sekali membuat badanku relax, pegal sekali rasanya," batin Krisna.
Serasa di surga mandi seperti itu. Tanpa ada yang mengganggu sambil sesekali bersenandung. Bisa terbayang bagaimana nikmatnya ritual mandi Krisna pagi kali itu.
"Oh Tuhan, sampai kapan begini," Krisna bertanya pada diri sendiri.
"Aku bukanlah wanita suci, akupun sama dengan mereka kotor dan penuh noda! Hanya saja aku melakukannya cukup dengan seorang bukan bersama yang lain, Berbeda dengan mereka yang hanya semalam, jujur aku menikmatinya meski dalam hati kecil terkadang aku berfikir sebodoh inikah aku. Namun aku berjanji akan mengakhirinya," gumam Krisna.
Krisna menyalakan shower. Memutar settingan agar keluar air hangat.
"Sangat nyaman," begitu pikirnya.
Membasuh seluruh tubuh dengan shower. Mengambil shampo yang berada di pojok kamar mandi. Menuangkan di tangannya, menggosok perlahan lalu mengoleskan ke rambutnya. Menghirup aroma yang tercipta. Lalu mengambil spons mandi, memencet pump sabun mandi, dan menggosokan ke seluruh tubuh. Tak terkecuali di sela-sela jarinya. Kali ini Krisna benar-benar menikmati mandi. Setelah selesai mengguyur tubuhnya dengan air untuk terakhir kali, dia mengambil handuk kimononya. Memakainya menuju kamar. Berharap Poda tidak melihatnya.
Selesai mandi Krisna keluar, tapi sayang dia mendapati Poda menghadangnya di depan pintu. Sekali lagi mereka melakukannya. Setelah selesai, keduanya melakukan sarapan pagi di resto hotel. Rencananya hari ini mereka akan jalan-jalan menikmati indahnya kota.
"Apa dunia sedang mempermainkan ku, dengan mudahnya Tuhan membolak-balikkan hatiku," Poda bergumam lirih.
"Kenapa?," tanya Krisna.
"Tidak," jawab Poda.
"Bukankah tadi bicara?," ucap Krisna.
"Sepertinya kamu salah dengar," elak Poda.
"Oh," jawab Krisna dengan membulatkan bibirnya.
"Sayang?," ujar Poda.
"Ya?," jawab Krisna.
"Bolehkah aku menceritakan sesuatu?," tanya Poda.
"Tentang apa?," ucap Krisna.
"Tentang seseorang yang pernah ada di hatiku, tapi percayalah semua sudah berlalu dan saat ini hanya kamu yang mengisi hati juga hari-hariku," Poda menjawab dengan lirih berharap Krisna mempercayai kata-katanya.
"Dulu aku pernah mencintai seorang wanita, dia adalah cinta pertamaku. Bertahun-hatun aku memendam hati kepadanya, butuh waktu lama untuk membentuk hatiku agar siap menerima alapun jawabannya ketika aku mengungkapkan perasaanku. Namun sepertinya Tuhan belum memberiku jalan.
Pertama aku mengatakan cinta, dia hanya ingin kita berteman. Mungkin seiring berjalannya waktu cinta akan tumbuh dengan sendirinya, tapi ternyata aku salah. Cinta tidak hadir di hatinya, dia justru memilih laki-laki lain," terang Poda.
"Ya Tuhan, ternyata Poda pernah mencintai seseorang sedalam itu, bagaimana jika ternyata dia belum melupakannya? Bagaimana jika nanti dia hanya menganggapku sebagai mainan yang siap dibuang ketika tak lagi dibutuhkan," Krisna berbicara dalam hati.
"Bagaimana dengan wanita itu?," lirih Krisna.
"Hingga saat ini dia tidak pernah memberiku kabar, sampai akhirnya Tuhan mempertemukan kita," jawab Poda.
"Sesakit inikah cinta," jerit Poda dalam hati.
"Kenapa Tuhan memberiku rasa jika akhirnya aku terluka. Kenapa Tuhan membiarkan aku kecewa jika dengan mencintainya membuatku menjadi murka. Setiap hari aku selalu mengumpat dan tak pernah berhenti menyalahkan takdir hingga akhirnya aku bertemu dengan Krisna. Wanita yang saat ini menjadi teman hidupku," lirih Poda dengan suara serak seperti menahan beban yang teramat berat.
"Jangan bersedih lagi, percayalah aku akan selalu ada disampigmu," ucap Krisna meyakinkan Poda.
Krisna yakin akan perasaannya karena memang dia tidak pernah mempermainkan hati. Dia tidak ingin tersakiti atau disakiti, untuk itu dia tidak pernah sekalipun bermain dengan sebuah rasa. Sangat menghargai hakikat cinta, perihal nantinya dia akan disakiti tentu itulah takdir Tuhan.
Belum pernah merasakan cinta. Bahkan tidak tahu tentang definisi sebuah rasa. Pernah menyukai seseorang, namun orang itu tidak menyukainya. Pernah terlalu berharap namun harapan itu tidak pernah menjadi nyata. Pernah sangat menyayangi seseorang, dan seseorang itu juga menyayanginya. Beruntung setidaknya Krisna masih bernasip baik.
Tapi tanpa di sangka, laki-laki itu pergi meniggalkan Krisna. Meninggalkan cerita yang dikemas dalam balutan luka. Berlabuh di getaran dada. Menyisahkan cerita yang tak pernah habis alirannya. Perasaan yang dulu pernah pudar, kini kembali mulai berkobar. Menyatu dengan ambigu meskipun hanya bayang semu.
Awalnya, Krisna tidak mengikhlaskan rasa itu pergi. Dia masih saja mencari kesana-kemari hingga akhirnya menemukan Poda. Barulah saat itu Krisna mencoba membuka hati lagi. Berharap semoga inilah yang terbaik.
"Aku merindukanmu, mengharap kehadiranmu," gumam Krisna.
Tak terasa bulir bening mulai jatuh membasahi pipi. Membuat hidung itu memerah. Membuat wajahnya menjadi semakin jelek.
"Woey," ucap Poda yang berhasil membuat Krisna tersadar dari lamunannya.
"Eh, maaf," tutur Krisna.
Mereka kemudian melanjutkan makan yang tadi sempat terjeda. Menikmati menu sarapan pagi itu. Kemudian melanjutkan perjalanan mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Susanti
𝒔𝒂𝒎𝒑𝒂𝒊 𝒔𝒕𝒂𝒈𝒆 3 𝒕𝒕𝒆𝒑 𝒃𝒏𝒈𝒖𝒏𝒈 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝒂𝒍𝒖𝒓 𝒏𝒚𝒂 𝒐𝒓𝒂 𝒎𝒖𝒅𝒆𝒏𝒈 𝒎𝒖𝒅𝒆𝒏𝒈 𝒃𝒐𝒔𝒔😇
2021-02-22
0
City Nuryamaha
bingungnya mah ni krisna ma poda nginep di hotel tapi dr percakapannya ngga ada hal2 romanyis atau apalah..merreka pacaran tapi kaya bukan pacaran...
ceritanya dibulak balik🤣
2020-09-01
1
Yona
bingung sama alurny😶
2020-08-29
2