Stage 3 Cinta

Kita berada disatu masa

Kita berada diwaktu yang sama

Namun kita terpisah oleh raga

Jika rindu adalah alasan untuk bertemu

Maka kamu adalah alasan hidupku

Jika jalan adalah kenangan

Maka menatapmu adalah masa depan

Kamu adalah yang terpenting diantara yang paling penting

I need you so much...

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Pagi ini Krisna terbangun karena sorot mentari yang menyilaukan. Hal yang paling di benci ketika tidur adalah terbangun karena cahaya. Sorot lampu saja dia benci apalagi sorotan mentari. Andai semalam Krisna tau, pasti memilih tempat lain. Krisna mencari remot tv berharap ada chanel pagi ini yang membuat moodku membaik. Spongebob Squarpants memang kartun terbaik. Sejak wanita itu mengenal spons kotak yang bisa bicara, hingga saat ini dia tetap saja menyukainya. Meski berkali-kali diputar tetap saja suka. Sesekali Krisna melirik kesamping. Poda belum juga bangun. Apa sih yang membuatnya selalu betah tidur.

"Mimpi indahkah dia?", gumam Krisna yang tentunya ditujukan untuk Poda.

Wanita itu mengamati wajah yang terlelap. Menegaskan garis kesempurnaanya. Betapa Tuhan menciptakan makhluk sesempurna laki-laki dihadapannya saat ini. Meski sifatnya selalu saja menjengkelkan, tapi Krisna tetap mencintainya.

"Cup" satu kecupan mendarat di pipi Krisna. Tanpa bercerminpun dia tau pasti saat ini wajahnya memerah. Tertangkap basah mengagumi laki-laki yang pura-pura tidur itu.

"Kenapa suka sekali melihatku saat tidur?," tanya Poda.

"Aku tidak melihatmu," jawab Krisna bohong.

"Yakin? Lalu siapa yang tadi memandangiku tanpa berkedip? Lagipula bukankah aku lebih tampan saat tidur?," Poda berkata dengan menampilkan senyum manis di wajahnya.

"Iya kamu tampan, tapi lebih tampan lagi ketika kamu tidak ada di depanku", tutur Krisna seraya memalingkan wajahnya. Dia mati-matian mencari alasan agar tidak ketahuan berbohong.

"Dasar gombal," Poda berkata sambil mengecup pipi Krisna lagi.

"Yang penting kamu suka kan?", goda Krisna sambil membalas kecupan Poda.

"Sayang ayo kita mandi, panas banget cuaca disini," ajak Poda.

"Aku akan mandi tapi tidak bersamamu, aku akan mandi terlebih dulu baru setelah itu giliranmu," ucap Krisna. Dia mengatakannya sambil menahan tawa karena berhasil menolak ajakan gila Poda.

Tiba-tiba Krisna menyambar handuk lalu memasuki tempat semedi. Karena hari ini dia berencana mandi di bathtub dengan air hangat yang penuh wewangian bunga.

"Biarlah, aku ingin sekali membuat badanku relax, pegal sekali rasanya," batin Krisna.

Serasa di surga mandi seperti itu. Tanpa ada yang mengganggu sambil sesekali bersenandung. Bisa terbayang bagaimana nikmatnya ritual mandi Krisna pagi kali itu.

"Oh Tuhan, sampai kapan begini," Krisna bertanya pada diri sendiri.

"Aku bukanlah wanita suci, akupun sama dengan mereka kotor dan penuh noda! Hanya saja aku melakukannya cukup dengan seorang bukan bersama yang lain, Berbeda dengan mereka yang hanya semalam, jujur aku menikmatinya meski dalam hati kecil terkadang aku berfikir sebodoh inikah aku. Namun aku berjanji akan mengakhirinya," gumam Krisna.

Krisna menyalakan shower. Memutar settingan agar keluar air hangat.

"Sangat nyaman," begitu pikirnya.

Membasuh seluruh tubuh dengan shower. Mengambil shampo yang berada di pojok kamar mandi. Menuangkan di tangannya, menggosok perlahan lalu mengoleskan ke rambutnya. Menghirup aroma yang tercipta. Lalu mengambil spons mandi, memencet pump sabun mandi, dan menggosokan ke seluruh tubuh. Tak terkecuali di sela-sela jarinya. Kali ini Krisna benar-benar menikmati mandi. Setelah selesai mengguyur tubuhnya dengan air untuk terakhir kali, dia mengambil handuk kimononya. Memakainya menuju kamar. Berharap Poda tidak melihatnya.

Selesai mandi Krisna keluar, tapi sayang dia mendapati Poda menghadangnya di depan pintu. Sekali lagi mereka melakukannya. Setelah selesai, keduanya melakukan sarapan pagi di resto hotel. Rencananya hari ini mereka akan jalan-jalan menikmati indahnya kota.

"Apa dunia sedang mempermainkan ku, dengan mudahnya Tuhan membolak-balikkan hatiku," Poda bergumam lirih.

"Kenapa?," tanya Krisna.

"Tidak," jawab Poda.

"Bukankah tadi bicara?," ucap Krisna.

"Sepertinya kamu salah dengar," elak Poda.

"Oh," jawab Krisna dengan membulatkan bibirnya.

"Sayang?," ujar Poda.

"Ya?," jawab Krisna.

"Bolehkah aku menceritakan sesuatu?," tanya Poda.

"Tentang apa?," ucap Krisna.

"Tentang seseorang yang pernah ada di hatiku, tapi percayalah semua sudah berlalu dan saat ini hanya kamu yang mengisi hati juga hari-hariku," Poda menjawab dengan lirih berharap Krisna mempercayai kata-katanya.

"Dulu aku pernah mencintai seorang wanita, dia adalah cinta pertamaku. Bertahun-hatun aku memendam hati kepadanya, butuh waktu lama untuk membentuk hatiku agar siap menerima alapun jawabannya ketika aku mengungkapkan perasaanku. Namun sepertinya Tuhan belum memberiku jalan.

Pertama aku mengatakan cinta, dia hanya ingin kita berteman. Mungkin seiring berjalannya waktu cinta akan tumbuh dengan sendirinya, tapi ternyata aku salah. Cinta tidak hadir di hatinya, dia justru memilih laki-laki lain," terang Poda.

"Ya Tuhan, ternyata Poda pernah mencintai seseorang sedalam itu, bagaimana jika ternyata dia belum melupakannya? Bagaimana jika nanti dia hanya menganggapku sebagai mainan yang siap dibuang ketika tak lagi dibutuhkan," Krisna berbicara dalam hati.

"Bagaimana dengan wanita itu?," lirih Krisna.

"Hingga saat ini dia tidak pernah memberiku kabar, sampai akhirnya Tuhan mempertemukan kita," jawab Poda.

"Sesakit inikah cinta," jerit Poda dalam hati.

"Kenapa Tuhan memberiku rasa jika akhirnya aku terluka. Kenapa Tuhan membiarkan aku kecewa jika dengan mencintainya membuatku menjadi murka. Setiap hari aku selalu mengumpat dan tak pernah berhenti menyalahkan takdir hingga akhirnya aku bertemu dengan Krisna. Wanita yang saat ini menjadi teman hidupku," lirih Poda dengan suara serak seperti menahan beban yang teramat berat.

"Jangan bersedih lagi, percayalah aku akan selalu ada disampigmu," ucap Krisna meyakinkan Poda.

Krisna yakin akan perasaannya karena memang dia tidak pernah mempermainkan hati. Dia tidak ingin tersakiti atau disakiti, untuk itu dia tidak pernah sekalipun bermain dengan sebuah rasa. Sangat menghargai hakikat cinta, perihal nantinya dia akan disakiti tentu itulah takdir Tuhan.

Belum pernah merasakan cinta. Bahkan tidak tahu tentang definisi sebuah rasa. Pernah menyukai seseorang, namun orang itu tidak menyukainya. Pernah terlalu berharap namun harapan itu tidak pernah menjadi nyata. Pernah sangat menyayangi seseorang, dan seseorang itu juga menyayanginya. Beruntung setidaknya Krisna masih bernasip baik.

Tapi tanpa di sangka, laki-laki itu pergi meniggalkan Krisna. Meninggalkan cerita yang dikemas dalam balutan luka. Berlabuh di getaran dada. Menyisahkan cerita yang tak pernah habis alirannya. Perasaan yang dulu pernah pudar, kini kembali mulai berkobar. Menyatu dengan ambigu meskipun hanya bayang semu.

Awalnya, Krisna tidak mengikhlaskan rasa itu pergi. Dia masih saja mencari kesana-kemari hingga akhirnya menemukan Poda. Barulah saat itu Krisna mencoba membuka hati lagi. Berharap semoga inilah yang terbaik.

"Aku merindukanmu, mengharap kehadiranmu," gumam Krisna.

Tak terasa bulir bening mulai jatuh membasahi pipi. Membuat hidung itu memerah. Membuat wajahnya menjadi semakin jelek.

"Woey," ucap Poda yang berhasil membuat Krisna tersadar dari lamunannya.

"Eh, maaf," tutur Krisna.

Mereka kemudian melanjutkan makan yang tadi sempat terjeda. Menikmati menu sarapan pagi itu. Kemudian melanjutkan perjalanan mereka.

Terpopuler

Comments

Susanti

Susanti

𝒔𝒂𝒎𝒑𝒂𝒊 𝒔𝒕𝒂𝒈𝒆 3 𝒕𝒕𝒆𝒑 𝒃𝒏𝒈𝒖𝒏𝒈 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝒂𝒍𝒖𝒓 𝒏𝒚𝒂 𝒐𝒓𝒂 𝒎𝒖𝒅𝒆𝒏𝒈 𝒎𝒖𝒅𝒆𝒏𝒈 𝒃𝒐𝒔𝒔😇

2021-02-22

0

City Nuryamaha

City Nuryamaha

bingungnya mah ni krisna ma poda nginep di hotel tapi dr percakapannya ngga ada hal2 romanyis atau apalah..merreka pacaran tapi kaya bukan pacaran...
ceritanya dibulak balik🤣

2020-09-01

1

Yona

Yona

bingung sama alurny😶

2020-08-29

2

lihat semua
Episodes
1 Stage 1 Prolog
2 Stage 2 Lapar
3 Stage 3 Cinta
4 Stage 4 Tidak di Restui
5 Stage 5 Sibuk
6 Stage 6 Sumpah
7 Stage 7 Flashback Onn 1
8 Stage 8 Flashback onn 2
9 Stage 9 Flashback onn 3
10 Stage 10 Flashback onn 4
11 stage 11 Flashback onn 5
12 Stage 12 Flashback off
13 Stage 13 Kecelakaan
14 Stage 14 Ranjang
15 Stage 15 Malam Pertama
16 Stage 16 Hangatnya Malam
17 Stage 17 Aku Lelah
18 Stage 18 Nafsu
19 Stage 19 Kembali Bekerja
20 Stage 20 New Partner
21 Stage 21 Raka Rahardian
22 Stage 22 Sosok Sederhana
23 Stage 23 POV Raka
24 Stage 24 Aku Mencintai Kekasihmu
25 Stage 25 Pasar Malam
26 Stage 26 Tentang Hati yang Tak kan Mengerti
27 Stage 27 Bertahan
28 Stage 28 Resta
29 Stage 29 Merasa Nyaman
30 Stage 30 Zonk
31 Stage 31 Menahan
32 Stage 32 Luka Perih
33 Stage 33 Gagal Move On
34 Stage 34 Gagal
35 Stage 35 Luka
36 Stage 36 Sadar
37 Stage 37 Remember of
38 Stage 38 Keringat
39 Stage 39 Ada yang Beda
40 Stage 40 Pendekatan yang Sia-sia
41 Stage 41 Visitor
42 Stage 42 Negoisasi Jabatan
43 Stage 43 Pengen Tahu
44 Stage 44 Terakhir
45 Stage 45 Di Mobil
46 Stage 46 Peluk
47 Stage 47 Kaliurang
48 Stage 48 Menggelikan
49 Stage 49 Denada
50 Stage 50 Bukan
51 Stage 51 Luka
52 Stage 52 Tertangkap Basah
53 53 Kekasih Gelapku
54 Stage 54 Panggilan
55 Stage 55 Surat Cinta untuk Dia
56 Stage 56 Kemunculan Denada
57 Stage 57 Licik
58 Stage 58 Kata-kata di Tengah Kepanikan
59 Stage 59 Diusir
60 Stage 60 Jemuran
61 Stage 61 Tiga Puluh Menit
62 Stage 62 Cara Pulang
63 Stage 63 Ssstt Diam
64 Stage 64 Gila
65 Stage 65 Surprise
66 Stage 66 Kotak kecil
67 Stage 67 Pacar Pertama
68 Stage 68 Tabir Surya
69 Stage 69 Starbuck
70 Stage 70 Kursi Taman
71 Stage 71 Pergi
72 Stage 72 Tentang Cinta
73 Stage 73 Aneh
74 Stage 74 Cikhen Katsu
75 Stage 75 Menemukanmu
76 Stage 76 Membaik
77 Stage 77 Berbicara kepada Angin
78 Stage 78 Menghancurkan Reputasi
79 Stage 79 Sendu
80 Stage 80 Kesal
81 Stage 81 Mata Elang VS Mata Belok
82 Stage 82 Quotes Cinta
83 Stage 83 Seafood
84 Stage 84 Bioskop
85 Stage 85 Pomade
86 Stage 86 Larut Malam
87 Stage 87 Drama Live
88 Stage 88 Gengsi
89 Stage 89 Pembuat Onar
90 Stage 90 Bisikan Setan
91 Stage 91 Cayangku
92 Stage 92 Ibadah
93 Stage 93 Kecupan
94 Stage 94 Perang Dingin
95 Stage 95 Aroma Maskulin
96 Stage 96 Stalker
97 Stage 97 Terry
98 Stage 98 Jin Penunggu
99 Stage 99 Kehilangan
100 Stage 100 Tanah Kelahiran
101 Stage 101 Berakhir
102 Stage 102 Coklat
103 Akhir dari Sebuah Kekhilafan
104 Stage 104 Aksi Gila
105 Puas
106 Stage 106 Pencitraan
107 Stage 107 Melindungi
108 Stage 108 Nafasmu
109 Stage 109 Mabuk
110 Stage 110 Dosa Terindah
111 Satage 111 Kehadiran
112 Stage 112 Hujan Ciuman
113 Stage 113 I Can't
114 Stage 114 Khilaf
115 Stage 115 Rayuan
116 Stage 116 Roti Sobek
117 Stage 117 Failed Engangement
118 Stage 118 Jadi ke Dua
119 Stage 119 Merelakan Hidupnya
120 Stage 120 Malam Terakhir
121 Stage 121 Pernikahan Paksa
122 Stage 122 Mengalah Adalah Kewajiban
123 Stage 123 Beach
124 Stage 124 AWAL (Terry dan Krisna)
125 Stage 125 Baby
126 Stage 126 Hambar
127 Stage 127 Ikatan Batin
128 Akhir
129 Pengumuman
Episodes

Updated 129 Episodes

1
Stage 1 Prolog
2
Stage 2 Lapar
3
Stage 3 Cinta
4
Stage 4 Tidak di Restui
5
Stage 5 Sibuk
6
Stage 6 Sumpah
7
Stage 7 Flashback Onn 1
8
Stage 8 Flashback onn 2
9
Stage 9 Flashback onn 3
10
Stage 10 Flashback onn 4
11
stage 11 Flashback onn 5
12
Stage 12 Flashback off
13
Stage 13 Kecelakaan
14
Stage 14 Ranjang
15
Stage 15 Malam Pertama
16
Stage 16 Hangatnya Malam
17
Stage 17 Aku Lelah
18
Stage 18 Nafsu
19
Stage 19 Kembali Bekerja
20
Stage 20 New Partner
21
Stage 21 Raka Rahardian
22
Stage 22 Sosok Sederhana
23
Stage 23 POV Raka
24
Stage 24 Aku Mencintai Kekasihmu
25
Stage 25 Pasar Malam
26
Stage 26 Tentang Hati yang Tak kan Mengerti
27
Stage 27 Bertahan
28
Stage 28 Resta
29
Stage 29 Merasa Nyaman
30
Stage 30 Zonk
31
Stage 31 Menahan
32
Stage 32 Luka Perih
33
Stage 33 Gagal Move On
34
Stage 34 Gagal
35
Stage 35 Luka
36
Stage 36 Sadar
37
Stage 37 Remember of
38
Stage 38 Keringat
39
Stage 39 Ada yang Beda
40
Stage 40 Pendekatan yang Sia-sia
41
Stage 41 Visitor
42
Stage 42 Negoisasi Jabatan
43
Stage 43 Pengen Tahu
44
Stage 44 Terakhir
45
Stage 45 Di Mobil
46
Stage 46 Peluk
47
Stage 47 Kaliurang
48
Stage 48 Menggelikan
49
Stage 49 Denada
50
Stage 50 Bukan
51
Stage 51 Luka
52
Stage 52 Tertangkap Basah
53
53 Kekasih Gelapku
54
Stage 54 Panggilan
55
Stage 55 Surat Cinta untuk Dia
56
Stage 56 Kemunculan Denada
57
Stage 57 Licik
58
Stage 58 Kata-kata di Tengah Kepanikan
59
Stage 59 Diusir
60
Stage 60 Jemuran
61
Stage 61 Tiga Puluh Menit
62
Stage 62 Cara Pulang
63
Stage 63 Ssstt Diam
64
Stage 64 Gila
65
Stage 65 Surprise
66
Stage 66 Kotak kecil
67
Stage 67 Pacar Pertama
68
Stage 68 Tabir Surya
69
Stage 69 Starbuck
70
Stage 70 Kursi Taman
71
Stage 71 Pergi
72
Stage 72 Tentang Cinta
73
Stage 73 Aneh
74
Stage 74 Cikhen Katsu
75
Stage 75 Menemukanmu
76
Stage 76 Membaik
77
Stage 77 Berbicara kepada Angin
78
Stage 78 Menghancurkan Reputasi
79
Stage 79 Sendu
80
Stage 80 Kesal
81
Stage 81 Mata Elang VS Mata Belok
82
Stage 82 Quotes Cinta
83
Stage 83 Seafood
84
Stage 84 Bioskop
85
Stage 85 Pomade
86
Stage 86 Larut Malam
87
Stage 87 Drama Live
88
Stage 88 Gengsi
89
Stage 89 Pembuat Onar
90
Stage 90 Bisikan Setan
91
Stage 91 Cayangku
92
Stage 92 Ibadah
93
Stage 93 Kecupan
94
Stage 94 Perang Dingin
95
Stage 95 Aroma Maskulin
96
Stage 96 Stalker
97
Stage 97 Terry
98
Stage 98 Jin Penunggu
99
Stage 99 Kehilangan
100
Stage 100 Tanah Kelahiran
101
Stage 101 Berakhir
102
Stage 102 Coklat
103
Akhir dari Sebuah Kekhilafan
104
Stage 104 Aksi Gila
105
Puas
106
Stage 106 Pencitraan
107
Stage 107 Melindungi
108
Stage 108 Nafasmu
109
Stage 109 Mabuk
110
Stage 110 Dosa Terindah
111
Satage 111 Kehadiran
112
Stage 112 Hujan Ciuman
113
Stage 113 I Can't
114
Stage 114 Khilaf
115
Stage 115 Rayuan
116
Stage 116 Roti Sobek
117
Stage 117 Failed Engangement
118
Stage 118 Jadi ke Dua
119
Stage 119 Merelakan Hidupnya
120
Stage 120 Malam Terakhir
121
Stage 121 Pernikahan Paksa
122
Stage 122 Mengalah Adalah Kewajiban
123
Stage 123 Beach
124
Stage 124 AWAL (Terry dan Krisna)
125
Stage 125 Baby
126
Stage 126 Hambar
127
Stage 127 Ikatan Batin
128
Akhir
129
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!