Kepada angin yang berlalu
Kutitip pesan berupa rindu
Kepada malam yang kelam
Kuingin rasa itu tenggelam
Kala waktu membawamu hadir
Kala itu gelora terlahir
Ku coba arungi samudra
Tuk sempurnakan tanya
Adakah benar kau mencintaiku saja?
Kadang butuh jeda yang riuh
Untuk beristirahat dari jenuh
Dan kini semua tak menentu
Ketika jawab tak bertemu
Karna akulah sendu dalam kelambu rindu
Satu hal yang harus kau tau,
Perihal melupakanmu
Aku tak kan mampu
Karena kenangan tentangmu
Tetap abadi dalam sanubariku
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Liburan singkat mereka berakhir dengan menyedihkan. Sebenarnya keduanya sangat menikmati namun karena teringat akan luka lama, semua tidak seindah seperti awal semula. Setelah liburan itu selesai, Poda kembali ke kota asalnya dan Krisna masih disana mencari sedikit rupiah demi kelangsungan hidupnya. Ya, mereka berdua melangsungkan kencan di puncak ketika Krisna mendapat libur panjang. Mencari rupiah demi sesuap nasi di tanah rantau. Krisna bekerja sebagai operator sewing disalah satu pabrik garment di kota itu. Hari ini ada pengumuman untuk karyawan baru.
"Semua karyawan baru harus mengikuti diklat di Jakarta dan berangkat akhir pekan ini", begitulah memo yang tertulis di papan pengumuman. Pengumuman itu membuat Krisna semakin malas. Bisa dibilang dia lebih suka pergi jauh daripada berdiam di kampung. Dia juga menyukai hal baru, tapi ke Jakarta kali ini, untuk membayangkan saja dia benar-benar malas. Membayangkan diklat dengan keseharian yang penuh kegiatan sewing. Sedangkan Krisna sendiri masih awam tentang kegiatan disin, tapi apa boleh buat. Peraturan dibuat bukan untuk dilanggar. Dan surat tugas dibuat untuk dilaksanakan.
Sabtu, 08 Agustus 2015. Jadilah hari ini Krisna berangkat bersama seluruh teman sebaya yang semua notabenenya adalah karyawan baru. Dari Stasiun Lawang Sewu menuju Stasiun Pasar Senen. Perjalanan kurang lebih 8 jam dihabiskan dengan duduk di dalam kereta jalur pantura. Sampai stasiun masih harus menempuh perjalanan setengah jam untuk sampai di Balai Diklat Industri Jakarta. Hari-hari di lalui dengan sangat membosankan. Bangun pagi, jam 07.00 WIB diklat dimulai dan berakhir pukul 15.00 WIB. Begitu seterusnya tanpa mengenal suasana luar. Seminggu disini, hubungan Krisna dan Poda masih berjalan baik. Sebelum diklat dimulai pasti selalu WA dan video call. Istirahat makan selalu chatting, sore hari sampai Krisna tidur pasti video call juga. Hingga pada suatu hari, tiba-tiba nomor Poda tidak aktif. WA, SMS, dan telpon semua tidak terhubung.
"Maaf, nomor yang anda tuju sedang berada diluar jangkauan," selalu operator yang menjawab panggilan Krisna.
Tidak pernah lelah Krisna melakukan panggilan, tidak pernah lelah pula operator menjawab panggilannya. Dia berpikir hanya sehari saja Poda tidak ada kabar, namun hari berikutnya tak kunjung memberi kabar juga. Dua hari kemudian, tiga hari selanjutnya, sampai seminggu kemudian semua usahanya menghubungi Poda sia-sia.
Bahkan Krisna tidak peduli jika saat ini dia berada ditengah para pengikut diklat yang masih berada di tengah ruangan.
"Aku butuh kejelasan", pikir Krisna.
"Krisna, nanti sore kita ke danau ya, bareng sama yang lain sepertinya kamu tidak pernah keluar kamar," ajak pria dibelakang Krisna namanya Asep.
"Eh, tidak kok, aku juga sering keluar," jawap Krisna.
"Main kemana, kenapa aku tidak pernah melihatnya?," tanya Asep.
"Emh.. Eh. Anu.. Itu di blok sebelah," ucap Krisna gugup. Dia bingung mau bilang kemana karena nyatanya dia tidak pernah pergi.
"Tuh kamu tidak bisa jawabkam?," sindir Asep.
"Bisa kok, aku biasa pergi saat kelaparan untuk mencari makan," ujar Krisna.
"Ih Krisna, ayolah kita tidak hanya berdua, apa mungkim sampai pulang kamu tidak akan merindukan Jakarta," rayu Asep.
"Kalau nanti sore aku tidak bisa," tolak Krisna.
"Pokoknya nanti sore harus bisa titik, kamu mau di kamar sendiri? Belum tahu kalau disini suasananya mencekam. Apalagi kalau sendirian. Hiii... Ngeri deh," tutur Asep menakut-nakuti.
"Ya sudah, percuma menolak ajakanmu jika akhirnya seperti ini. Daripada nanti sore kamu menungguku didepan kamar," lirih Krisna takut ada yang mendengarkan.
"Hahaha.. Akhirnya Krisna si cewek tomboy paling angkuh dan paling setia ini mau juga pergi sama cowok lain," kata Asep sambil menjukurkan lidahnya.
"Apaan sih sep," Krisna menjawab sambil berlari mengejar Asep yang sepertinya akan melarikan diri.
"Sial! Woy sep! Awas saja kalau kena! Aku akan menghabisimu," umpat Krisna.
"Mana mungkin saja larinya lambat mirip siput," Asep menjawab dengan kekehan.
Satu putaran, dua putaran dan saat Asep menabrak pagar lapangan Krisna langsung berlari mendekatinga.
"Kamu jalan sambil tidur sep?," Krisna bertanya sambil mencubit lengan Asep. Membiarkan Asep teriak seperti orang gila.
"Sukurin! Enak kan? Salah siapa suka ngejekin orang," gerutu Krisna.
"Aw.. Sakit na, ih sakit tahu. Sudah nyubitnya sakit nih," lirih Asep.
Setelah Krisna puas mencubit Asep dia langsung pergi. Tidak mau jika nanti gantian Krisna yang dicubit.
"Ciee Asep dan Krisna sekarang dekat ya," ujar Ari yang tiba-tiba datang cengengesan.
"Iya ciee.. Cie... Cinlok nih," sahut Andri mengompori.
"Ccciiieeeeee akhirnya Asep laku juga," ucap seluruh peserta serentak.
Berbeda dengan Krisna. Menurutnya hari-hari yang dilalui bersama Asep seperti ini. Tidak terlalu dekat tidak terlalu jauh. Hingga tibalah hari dimana Krisna dan semua peserta diklat harus ujian kelulusan. Krisna tidak pernah fokus lagi saat Poda tidak ada kabar. Dia tidak perduli nanti lulus atau tidak toh semua sia-sia. Yang terpenting saat ini dia sudah bekerja.
"Krisna besok materi ujiannya disiapin ya yang ini, ini dan ini semoga kamu lolos dengan hasil yang memuaskan," tutur sang mentor.
"Baik pak, aku juga berharap seperti itu," jawab Krisna.
Ujian dilaksanakan sampai ujian selesai. Benar saja nama Krisna ada di daftar yang tidak lolos. Mengulang ujian lagi namun dia tidak mengulang. Dia sudah terlanjur frustasi akan kisah asmaranya hingga membuat semua yang dilakukan merasa sia-sia.
Hari ini jadwal kepulangan Krisna dan seluruh peserta. Berkali-kali Krisna menghubungi Poda tetap tidak berhasil. Selama dia di Jakarta, berminggu-minggu, Poda tidak pernah ada kabar. Walaupun di hari ulang tahun Krisna laki-laki itu mengirim paket, tetap saja yang dibutuhkan kehadirannya bukan paketan kado ulang tahun. Paketan itu adalah baju-baju yang sempat dipilih Krisna disalah satu toko tapi belum sempat dibeli. Didalamnya juga tidak ada sepatah katapun. Krisna merasa semakin hari Poda semakin aneh. Semakin membuat Krisna berpikir yang tidak seharusnya dipikirkan.
"Ya Tuhan, apa yang harus kulakukan seandainya semua benar-benar terjadi?," gumam Krisna yang tak terasa perlahan pipinya mulai basah.
"Toh masih banyak didunia ini laki-laki selain Poda, tapi mengapa begitu sakit ketika membayangkan dia bersama yang lain. Andai semua benar apa kabar dengan hatiku?," Krisna bergumam lagi.
"Bip..bip.. Ting.. ". Notifikasi pesan masuk.
Krisna segera membukanya.
From: Poda
"Maaf, aku merasa semua berbeda. Tak lagi ada cinta untukmu. Aku menikmati seperti ini. Aku menikmati kesendirian. Aku hanya ingin sendiri"
From : Krisna
"Sayang, apa salahku? Apa yang kulakukan? Selama ini aku pergi baik-baik. Kita juga setiap pagi masih sering vc. Kenapa kamu mendadak begini? Beri aku kejelasan"
From : Poda
"Maaf aku hanya ingin sendiri!"
From : Krisna
"Tolong jelaskan didepanku. Besok aku pulang. Jemput aku di Terminal Jom*or"
From : Poda
"Aku sibuk"
"Nomor yang anda tuju sedang sibuk, operator lagi yang menjawab panggilanku?. Padahal dia baru saja online. Ya Tuhan, apakah semua berakhir sampai disini?," Krisna berkata pada diri sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Alea
berarti umur Krisna masih belasan ya thor.
udah pacaran bebas aja Krisna.
jangan ditiru ya adik adik
2023-10-19
0
Bintang 19
Crita ne mullek thor
2020-09-21
0
Nia
aku mampir sampai sini ya 😊
2020-09-11
0