Stage 15 Malam Pertama

Hujan tetap ada meski tak ada yang menganggapnya

Basahnya penuh dengan kenangan

Tetesannya penuh dengan kerinduan

Jika kamu tidak bisa melupakan kenangan,

Setidaknya kamu bisa melupakan orangnya

Jika kamu merasa tidak dihargai,

Setidaknya hargailah dirimu sendiri

Agar kelak tidak terlalu merasa sepi ketika seseorang yang kamu sayang pergi meninggalkanmu

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Malam harinya, turun hujan deras. Krisna terpaksa menunggu reda agar bisa pulang. Tanpa disadari, kedua orangtua Krisna datang bersamaan dengan orang tua Poda.

Mereka berbasa-basi dan berbicara apapun agar terlihat semakin akrab. Menanyakan bagaimana kronologi hingga bisa terjadi kecelakaan. Apakah saat peristiwa itu terjadi Poda dalam keadaan melamun atau sedang mengantuk. Mengapa lukanya terlihat sangat serius. Lalu bagaimana keadaanya saat itu karena untuk saat ini jelas terlihat keadaan Poda mulai membaik. Selama satu jam kedua keluarga itu saling berbicara mengenai keadaan Poda sembari menunggu hujan reda. Setelah hujan reda orangtua Krisna segera berpamitan undur diri.

"Aku ikut pulang," rengek Krisna agar kedua orangtuanya merasa iba. Dari posisi duduk kini Krisna beranjak menghampiri kedua orangtuanya.

"Tidak," jawab sang ibu.

"Tidak mau," ucap Krisna dengan lesu.

"Kamu disini temani Poda," titah sang bapak.

"Aku tidak mau, aku akan ikut pulang," ucap Krisna.

"Diluar hujan deras, jangan membangkang!," Tegas sang ayah.

"Baiklah," dengan lesu Krisna kembali duduk di samping Poda.

"Malam ini kamu disinikan?," tanya Poda.

"Iya," jawab Krisna datar.

"Sudah kuduga," gumam Poda.

"Hm," lirih Krisna.

Semakin malam, hujan semakin deras. Sedangkan Krisna semakin kedinginan. Dia tidak tahu harus kemana. Tidak membawa jaket, bahkan hanya memakai kemeja lengan pendek. Krisna berjalan mwnuju lemari yang ada di samping ranjang, membuka lemari itu berharap menemukan selimut namun tidak ada. Di dalam lemari hanya ada pakaian untuk Poda, tidak ada apapun selain itu. Kemana

lagi-lagi Krisna harus mencari kehangatan jika tidak menemukan apapun. Dia berjalan gontai menuju kursi di samping ranjang. Poda tidur di atas ranjang berbalut selimut tebal sedangkan Krisna disamping ranjang sedikit menggigil.

"Kalian berdua jaga diricbaik-baik, aku juga akan pulang," pamit ibu Poda.

"Iya, hati-hati Bu," jawab Krisna.

"Sayang, tidur diselebahku," ujar Poda

"Tidak, aku disini saja," ucap Krisna.

"Disitu kamu kedinginan, tidur di ranjang cepat," perintah Poda.

"Aku tidak kedinginan," tolak Krisna, dia malas untuk berdebat dengan Poda.

"Tidak? Atau kamu mau aku marah?," ancam Poda.

"Baiklah," jawab Krisna lirih. Dia menjawab dengan malas karena engelak pun tidak membuat Poda mengubah niatnya.

Entah mengapa malam ini semua membuat Krisna malas. Tidak ada seorangpun yang peduli akan perasaannya.

Bahkan tadi ketika semua teman dan para tetangga berkunjung, Krisna bahkan harus berpura-pura ramah padahal didalam hatinya sedang memendam luka. Seiring hujan berlalu, selama itu pula Krisna meneteskan air mata. Berharap tidak ada yang melihat.

"Semua percuma. Tidak ada yang perlu ditangisi. Tidak ada seorangpun yang peduli akan perasaanku. Mereka semua egois, meninggalkanku bersama seseorang yang sedang menyakitiku. Aku tidak ingin di sini. Lebih baik aku tidur di jalanan daripada di sini bersama ribuan luka yang terkenang. Mengapa harus aku yang menjadi korban dari semua keegoisan. Apa yang harus aku lakukan? Aku terluka, namun tidak ada yang menganggapnya. Aku kecewa, namun tidak ada yang peduli dengan itu semua. Tuhan, mengapa takdir hingga saat ini masih belum memberiku kebahagiaan," gumam Krisna dalam hati.

"Sayang kamubelum tidur?," tanya Poda ketika ia terjaga dari tidurnya.

"Belum ngantuk," jawab Krisna datar.

"Kemarilah, tidur disampingku," lirih Poda.

Krisnapun akhirnya naik keranjang. Membiarkan dirinya seperti orang gila tidur seranjang untuk berdua. Dia tidak memperdulikan orang lain karena untuk saat ini hanya ingin sedikit ketenangan.

"Cup..," Poda mengecup kening Krisna. Kali ini terasa seperti kecupan sebagai tanda kasih sayang. Tidak ada nafsu di dalamnya hanya rasa sayang yang tidak ingin saling meninggalkan.

"Selamat malam, semoga tidurmu nyenyak," tambah Poda.

"Iya, kamu juga selamat malam. Semoga mimpi indah," jawab Krisna seraya mbalas kecupan keningnya.

Malam ini mereka habiskan dalam diam. Hanya hujan deras yang menemaninya. Sesekali petir menyala menyambar bersama suara keras memekakkan telinga.

Jam dua belas Poda terbangun. Padahal Krisna baru saja memejamkan mata. Berat rasanya untuk membuka mata, tapi dya tak ingin sesuatu buruk terjadi padanya.

"Kenapa terbangun?," Krisna bertanya setelah merasakan ranjangnya bergoyang.

"Aku haus, ambilkan minum," pinta Poda.

"Ini," ucap Krisna sambil memberikan gelas yang di ambil dari meja sebelah ranjang

"Aku lapar, tolong ambilkan buah," pinta Poda lagi.

"Sebentar aku kupaskan dulu," ucap Krisna.

Setelah mengupas pear, Krisna menyuapi Poda. Tanpa diminta pun sudah pasti Poda meminta disuapin. Dia teramat manja ketika sakit seperti ini. Namun ketika sudah sembuh, dia bahkan menjadi pemarah dan tempramental berlipat ganda dari sebelumnya.

"Sudah habis, sayang mau apa lagi?," kali ini Krisna bertanya dengan suara lembut.

"Aku mau buang air kecil," jawab Poda.

"Astaga! Akankah seperti tadi siang? Akankah adegan menyebalkan itu terulang?," batin Krisna.

"Aku mau seperti tadi, kamu mengantarkan dan menemaniku," ujar Poda.

"Baiklah," ucap Krisna pasrah.

Krisna dan Poda masuk ke kamar mandi. Membiarkan adegan tadi terulang untuk kedua kalinya. Setelah itu mereka menuju ranjang dan tidur nyenyak. Mereka tidur dengan saling berpelukan dibawah selimut yang sama.

Paginya, setelah dokter berkunjung, Krisna segera membersihkan sisa darah kering di rambut Poda.

"Setelah sampai di Rumah Sakit, darahnya sudah mengalir dan tidak ada seorangpun yang berani menyentuhnya", ucap sang dokter.

Krisna hanya mengangguk-angguk mendengar penuturan dokter. Ternyata hanya Krisna yang berani menghadapi Poda meski harus berdebat sebelumnya. Dengan tisu basah, dan air hangat. Perlahan-lahan darah kering mulai hilang hingga benar-benar bersih.

"Aawww.. Sakit. Pelan-pelan", akhirnya Krisna tak lagi tuli mendengar Poda selalu berteriak mengatakan itu berulang-ulang.

Setelah benar-benar bersih, Krisna menjambak rambut Poda dengan kasar. Dia sudah tidak bisa menahan amarahnya lagi.

"Rasakan yang dari tadi aku rasakan dasar pria sialan!," umpat Krisna.

"Heh, jangan pernah bermain api denganku ya. Awas kamu!," ancam Poda.

"Terserah, aku akan pergi," jawab Krisna.

Poda berteriak kencang membuat semua yang mendengar melihat ke arahnya. Namun Krisna tak peduli. Dia sudah pergi keluar kamar. Sudah benar-benar lelah hati dan pikiran.

"Huft.. Aku sangat lelah," gumam Krisna.

Setelah Krisna selesai membersihkan Poda, dan keluarga mengurus administrasinya akhirnya hari ini Poda pulang. Krisna ikut pulang kekediamannya setelah berkali-kali Poda berteriak meminta Krisna menemaninya.

Sampai di rumah, Poda tidur di depan TV beralaskan kasur lantai.

"Malam ini aku mau kamu tidur disini!. Temani aku tidur. Akan kupastikan kamu tidak bisa tidur nyenyak," inta Poda.

"Ya Tuhan, apalagi yang direncanakan laki-laki ini," gerutu Krisna.

"Pokoknya kamu tidur disampingku! Kita tidur berdua! Tidak boleh ada yang menemani kita. TITIK!," Poda berkata dengan lantang dan sudah dipastikan tidak akan ada yang berani mengusiknya.

Dan ini untuk pertama kalinya Krisna tidur dirumah Poda.

Terpopuler

Comments

Liliani latif

Liliani latif

suka....

2020-09-21

0

iwat sahila

iwat sahila

alurnya bikin mumet

2020-09-03

0

Mela Rosmela

Mela Rosmela

krisna ..sabar nya luar biasa

2020-07-10

1

lihat semua
Episodes
1 Stage 1 Prolog
2 Stage 2 Lapar
3 Stage 3 Cinta
4 Stage 4 Tidak di Restui
5 Stage 5 Sibuk
6 Stage 6 Sumpah
7 Stage 7 Flashback Onn 1
8 Stage 8 Flashback onn 2
9 Stage 9 Flashback onn 3
10 Stage 10 Flashback onn 4
11 stage 11 Flashback onn 5
12 Stage 12 Flashback off
13 Stage 13 Kecelakaan
14 Stage 14 Ranjang
15 Stage 15 Malam Pertama
16 Stage 16 Hangatnya Malam
17 Stage 17 Aku Lelah
18 Stage 18 Nafsu
19 Stage 19 Kembali Bekerja
20 Stage 20 New Partner
21 Stage 21 Raka Rahardian
22 Stage 22 Sosok Sederhana
23 Stage 23 POV Raka
24 Stage 24 Aku Mencintai Kekasihmu
25 Stage 25 Pasar Malam
26 Stage 26 Tentang Hati yang Tak kan Mengerti
27 Stage 27 Bertahan
28 Stage 28 Resta
29 Stage 29 Merasa Nyaman
30 Stage 30 Zonk
31 Stage 31 Menahan
32 Stage 32 Luka Perih
33 Stage 33 Gagal Move On
34 Stage 34 Gagal
35 Stage 35 Luka
36 Stage 36 Sadar
37 Stage 37 Remember of
38 Stage 38 Keringat
39 Stage 39 Ada yang Beda
40 Stage 40 Pendekatan yang Sia-sia
41 Stage 41 Visitor
42 Stage 42 Negoisasi Jabatan
43 Stage 43 Pengen Tahu
44 Stage 44 Terakhir
45 Stage 45 Di Mobil
46 Stage 46 Peluk
47 Stage 47 Kaliurang
48 Stage 48 Menggelikan
49 Stage 49 Denada
50 Stage 50 Bukan
51 Stage 51 Luka
52 Stage 52 Tertangkap Basah
53 53 Kekasih Gelapku
54 Stage 54 Panggilan
55 Stage 55 Surat Cinta untuk Dia
56 Stage 56 Kemunculan Denada
57 Stage 57 Licik
58 Stage 58 Kata-kata di Tengah Kepanikan
59 Stage 59 Diusir
60 Stage 60 Jemuran
61 Stage 61 Tiga Puluh Menit
62 Stage 62 Cara Pulang
63 Stage 63 Ssstt Diam
64 Stage 64 Gila
65 Stage 65 Surprise
66 Stage 66 Kotak kecil
67 Stage 67 Pacar Pertama
68 Stage 68 Tabir Surya
69 Stage 69 Starbuck
70 Stage 70 Kursi Taman
71 Stage 71 Pergi
72 Stage 72 Tentang Cinta
73 Stage 73 Aneh
74 Stage 74 Cikhen Katsu
75 Stage 75 Menemukanmu
76 Stage 76 Membaik
77 Stage 77 Berbicara kepada Angin
78 Stage 78 Menghancurkan Reputasi
79 Stage 79 Sendu
80 Stage 80 Kesal
81 Stage 81 Mata Elang VS Mata Belok
82 Stage 82 Quotes Cinta
83 Stage 83 Seafood
84 Stage 84 Bioskop
85 Stage 85 Pomade
86 Stage 86 Larut Malam
87 Stage 87 Drama Live
88 Stage 88 Gengsi
89 Stage 89 Pembuat Onar
90 Stage 90 Bisikan Setan
91 Stage 91 Cayangku
92 Stage 92 Ibadah
93 Stage 93 Kecupan
94 Stage 94 Perang Dingin
95 Stage 95 Aroma Maskulin
96 Stage 96 Stalker
97 Stage 97 Terry
98 Stage 98 Jin Penunggu
99 Stage 99 Kehilangan
100 Stage 100 Tanah Kelahiran
101 Stage 101 Berakhir
102 Stage 102 Coklat
103 Akhir dari Sebuah Kekhilafan
104 Stage 104 Aksi Gila
105 Puas
106 Stage 106 Pencitraan
107 Stage 107 Melindungi
108 Stage 108 Nafasmu
109 Stage 109 Mabuk
110 Stage 110 Dosa Terindah
111 Satage 111 Kehadiran
112 Stage 112 Hujan Ciuman
113 Stage 113 I Can't
114 Stage 114 Khilaf
115 Stage 115 Rayuan
116 Stage 116 Roti Sobek
117 Stage 117 Failed Engangement
118 Stage 118 Jadi ke Dua
119 Stage 119 Merelakan Hidupnya
120 Stage 120 Malam Terakhir
121 Stage 121 Pernikahan Paksa
122 Stage 122 Mengalah Adalah Kewajiban
123 Stage 123 Beach
124 Stage 124 AWAL (Terry dan Krisna)
125 Stage 125 Baby
126 Stage 126 Hambar
127 Stage 127 Ikatan Batin
128 Akhir
129 Pengumuman
Episodes

Updated 129 Episodes

1
Stage 1 Prolog
2
Stage 2 Lapar
3
Stage 3 Cinta
4
Stage 4 Tidak di Restui
5
Stage 5 Sibuk
6
Stage 6 Sumpah
7
Stage 7 Flashback Onn 1
8
Stage 8 Flashback onn 2
9
Stage 9 Flashback onn 3
10
Stage 10 Flashback onn 4
11
stage 11 Flashback onn 5
12
Stage 12 Flashback off
13
Stage 13 Kecelakaan
14
Stage 14 Ranjang
15
Stage 15 Malam Pertama
16
Stage 16 Hangatnya Malam
17
Stage 17 Aku Lelah
18
Stage 18 Nafsu
19
Stage 19 Kembali Bekerja
20
Stage 20 New Partner
21
Stage 21 Raka Rahardian
22
Stage 22 Sosok Sederhana
23
Stage 23 POV Raka
24
Stage 24 Aku Mencintai Kekasihmu
25
Stage 25 Pasar Malam
26
Stage 26 Tentang Hati yang Tak kan Mengerti
27
Stage 27 Bertahan
28
Stage 28 Resta
29
Stage 29 Merasa Nyaman
30
Stage 30 Zonk
31
Stage 31 Menahan
32
Stage 32 Luka Perih
33
Stage 33 Gagal Move On
34
Stage 34 Gagal
35
Stage 35 Luka
36
Stage 36 Sadar
37
Stage 37 Remember of
38
Stage 38 Keringat
39
Stage 39 Ada yang Beda
40
Stage 40 Pendekatan yang Sia-sia
41
Stage 41 Visitor
42
Stage 42 Negoisasi Jabatan
43
Stage 43 Pengen Tahu
44
Stage 44 Terakhir
45
Stage 45 Di Mobil
46
Stage 46 Peluk
47
Stage 47 Kaliurang
48
Stage 48 Menggelikan
49
Stage 49 Denada
50
Stage 50 Bukan
51
Stage 51 Luka
52
Stage 52 Tertangkap Basah
53
53 Kekasih Gelapku
54
Stage 54 Panggilan
55
Stage 55 Surat Cinta untuk Dia
56
Stage 56 Kemunculan Denada
57
Stage 57 Licik
58
Stage 58 Kata-kata di Tengah Kepanikan
59
Stage 59 Diusir
60
Stage 60 Jemuran
61
Stage 61 Tiga Puluh Menit
62
Stage 62 Cara Pulang
63
Stage 63 Ssstt Diam
64
Stage 64 Gila
65
Stage 65 Surprise
66
Stage 66 Kotak kecil
67
Stage 67 Pacar Pertama
68
Stage 68 Tabir Surya
69
Stage 69 Starbuck
70
Stage 70 Kursi Taman
71
Stage 71 Pergi
72
Stage 72 Tentang Cinta
73
Stage 73 Aneh
74
Stage 74 Cikhen Katsu
75
Stage 75 Menemukanmu
76
Stage 76 Membaik
77
Stage 77 Berbicara kepada Angin
78
Stage 78 Menghancurkan Reputasi
79
Stage 79 Sendu
80
Stage 80 Kesal
81
Stage 81 Mata Elang VS Mata Belok
82
Stage 82 Quotes Cinta
83
Stage 83 Seafood
84
Stage 84 Bioskop
85
Stage 85 Pomade
86
Stage 86 Larut Malam
87
Stage 87 Drama Live
88
Stage 88 Gengsi
89
Stage 89 Pembuat Onar
90
Stage 90 Bisikan Setan
91
Stage 91 Cayangku
92
Stage 92 Ibadah
93
Stage 93 Kecupan
94
Stage 94 Perang Dingin
95
Stage 95 Aroma Maskulin
96
Stage 96 Stalker
97
Stage 97 Terry
98
Stage 98 Jin Penunggu
99
Stage 99 Kehilangan
100
Stage 100 Tanah Kelahiran
101
Stage 101 Berakhir
102
Stage 102 Coklat
103
Akhir dari Sebuah Kekhilafan
104
Stage 104 Aksi Gila
105
Puas
106
Stage 106 Pencitraan
107
Stage 107 Melindungi
108
Stage 108 Nafasmu
109
Stage 109 Mabuk
110
Stage 110 Dosa Terindah
111
Satage 111 Kehadiran
112
Stage 112 Hujan Ciuman
113
Stage 113 I Can't
114
Stage 114 Khilaf
115
Stage 115 Rayuan
116
Stage 116 Roti Sobek
117
Stage 117 Failed Engangement
118
Stage 118 Jadi ke Dua
119
Stage 119 Merelakan Hidupnya
120
Stage 120 Malam Terakhir
121
Stage 121 Pernikahan Paksa
122
Stage 122 Mengalah Adalah Kewajiban
123
Stage 123 Beach
124
Stage 124 AWAL (Terry dan Krisna)
125
Stage 125 Baby
126
Stage 126 Hambar
127
Stage 127 Ikatan Batin
128
Akhir
129
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!