Resah dalam dadamu
Dan rasa yang tertepis ini
Hanya terpisahkan kata-kata
Begitupun rindu
Hanya terpisah rasa
Dan tolong,
Pergilah jika memang rasa itu telah menjelma
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
"Kris, bangun kita sudah sampai," kata Ayu.
Ayu membangunkan Krisna sudah lima menit. Namun yang dibangunkan sepertinya masih diatas awan.
"Ayu, Krisna belum bangun?," tanya Rendra yang datang dengan tatapan bingung.
"Belum ren, sudah lima menit aku membangunkannya tapi nihil. Sepertinya masih mimpi indah," jawab Ayu.
"Yasudah biar aku saja yang membangunkan, kamu istirahat saja yu," pinta Rendra.
Ayu menuruti perkataan Rendra. Dia pun meninggalkan Krisna dan Rendra didalam bus.
Rendra menunggu Krisna tidur sudah setengah jam namun yang ditunggu memang seperti mimpi indah.
"Dia tidak tahu kalau yang lain sudah pergi," pikir Rendra.
Baru saja Rendra akan membangunkan lagi, Krisna sudah bangun dengan sendirinya.
"Kenapa kamu yang disini ndra, Ayu kemana?," tanya Krisna saat melihat Rendra disampingnya. Padahal seingatnya yang disampingnya adalah Ayu.
"Yang lain sudah turun dari tadi. Ayu juga sudah membangunkanmu tapi kamu tidak bangun akhirnya aku yang menemanimu disini," ucap Rendra menjelaskan.
"Oh, ya sudah ayo kita turun sepertinya sudah telat," pinta Krisna.
"Bukan sepertinya tapi kita sudah telat gara-gara kamu dasar wanita menyebalkan," Rendra berkata dengan memongyongkan bibirnya.
"Hehehehe, maaf Rendra," ucap Krisna dengan sedikit menunduk karena malu.
"Kenapa aku menjadi aneh? Biasanya aku malu-maluin tapi kenala sekarang aku malu?," Krisna berkata dalam hati.
"Kita kemana ren?," tanya Krisna.
"Kita ke kamar, kamar kamu sebelah sana kalau yang ini kamarku. Apa kamu mau sekamar sama aku?," goda Rendra. Dia suka melihat Krisna cemberut.
"Tidak, isinya laki-laki semua," ucap Krisna datar.
"Sekarang kamu mau seperti apa?," tanya Rendra.
"Hanya berdua denganmu, hahaha..," Krisna menjawab diiringi tawanya.
"Dasar tukang gombal," timpal Rendra.
Benar saja, sampai di kamar Krisna disidang oleh teman-temannya bak ketahuan maling disidang di pengadilan.
"Mimpi apa kris kenapa baru datang?," pertanyaan Reni yang menyambutnya ketika Krisna membuka pintu.
"Sepertinya bukan mimpi ren, kan tadi Rendra dateng dan mereka setengah jam didalam bus berdua," Ayu menjawab pertanyaan Reni.
"Cieee.. Kukira kalian hanya dekat saat dikelas, ternyata emang pacaran," Rida pun ikut menimpali.
"Wuuuu, makan-makan ya kris..," usul Eka yang mengundang gelak tawa para wanita se kamar.
Bagaimanapun Krisna menghindar, justru membuat pipinya tambah memerah. Dia bergegas mandi karena memang hanya Krisna sendiri yang belum mandi.
"Ka, terus aku mandi sama siapa kalau sudah mandi semua?," tanya Krisna dengan polos.
"Ya sama Rendra lah. Sekalian mandi sekamar berdua juga boleh haha..," jawab Reni yang lagi-lagi membuat Krisna semakin memongyongkan bibir.
Karena hanya Krisna dan Rendi yang belum mandi akhirnya mereka mandi bersama. Bersampingan kamar mandi walau sebenarnya kamar mandi pria dan wanita terpisah. Setelah mandi mereka menuju meja makan yang lagi-lagi mereka datang terakhir. Seperti pasangan mesum yang tertangkap satpol pp. Bisa dibayangkan sorakan dari teman-temannya menambah tingkat kemerahan pada pipi Krisna menjadi lebih kelihatan.
"Hari ini kita menuju Planetarium. Semua pakai baju dari sekolahan dengan bawahan bebas. Boleh celana atau rok, boleh berjilbab atau tidak," tutur bapak wali kelas membacakan agenda hari ini di meja makan.
"Baik Pak," seru seluruh siswa kelas VIII.
Cerita tentang Krisna dan Rendra. Krisna suka tampil asal-asalan. Lebih menyukai tidak berjilbab yang katanya memakai jilbab itu panas. Maklum sebenarnya Krisna itu tomboy. Siapa yang bodoh atau memang ini sebuah kebodohan. Mereka selalu saja memalukan. Krisna dan Rendra sama-sama mengenakan celana pendek. Namun bedanya, Rendra mengenakan celana jeans sedangkan Krisna mengenakan bokser motif bunga. Krisna dengan celana bokser, kaos pendek, tanpa jilbab dan sandal jepit. Rendra dengan celana jeans, kaos pendek dibalut jaket, topi, kaca mata, dan sandal gunung. Perbedaan yang mencolok karena sebenarnya Rendra berasal dari keluarga berada, dan Krisna hanya keluarga seadanya, tapi kesederhanaan Krisna tidak membuat Rendra malu, justru ia menyukainya. Menyukai segala ke inikan dan kepedean Krisna walau sebenarnya memalukan.
"Krisna, kamu tidak memakai jaket? Di Planetarium nanti dingin. Kamu juga kenapa pakai celana pendek?," Rendra memberondong pertanyaan.
"Males ribet Ren tahu sendiri aku seperti apa", jawab Krisna acuh.
"Eh, kayaknya dari kemarin kamu nggak pakai jaket. Kamu nggak bawa jaket?", tanya Rendra.
"Hehe.. iya Ren. Kemarin aku buru-buru", jawab Krisna.
"Dasar pikun malu-maluin lagi", Rendra tertawa sambil menjitak kepala Krisna.
"Kebangetan banget nih anak. Nyebelin tapi tetep aja aku suka", ucap Rendra. Dia menahan senyumnya. Takut Krisna tau apa yang dipikirkan.
Rendra melepas jaket dan memberikannya kepada Krisna.
"Ini ya kris jaketnya dipake. Tak pakein sekalian. Aku tahu kamu ngeyel," ujar Rendra. Dia mengomel tapi tetap memakaikan jaketnya karena sebenarnya dya berada di kesempatan dalam kesulitan.
"Jaket sudah. Heh. Apa-apaan, kamu pakai sandal jepit? Ini pakai sandal gunungku atau mau pakai sepatu aku ambilin," tawar Rendra.
"Sandal ren," jawab Krisna.
"Tidak boleh. Kamu itu sudah udik, malu-maluin masa mau nambahin aku malu gara-gara pakai sendal jepit. Mau ditaruh dimana mukaku yang ganteng ini kalau aku punya temen kaya kamu hem?," lagi-lagi Rendra mengomel.
"Bentar aku ambilin sepatu," ucap Rendra seraya berlari menuju kamarnya mengambil sepatunya. Karena yakin Krisna nggak bakal betah pakai sepatu dan nanti kalau emang Krisna nggak betah, sepatunya akan dipakai Rendra. Kalau Krisna pakai sepatunya sendiri, nggak mungkin kan Rendra juga memakainya. Sampai di depan Krisna, Rendra langsung jongkok memakaikan sepatunya.
"Untung ukuranya sama. Coba kalau kegedean bisa kaya pakai sepatu badut kamu," gerutu Rendra.
Rendra pun tidak peduli dia jadi pusat perhatian.
"It's nice. Kamu pakai topi sekalian ya. Takutnya kamu kedinginan pas didalem sana. Aku nggak mungkin duduk disamping kamu kan?," pancing Rendra.
"Haha... Iya sih. Makasih ya ren, kamu peduli banget sama aku. You're my best friend," ucap Krisna.
"Cuma teman?," tanya Rendra.
"Lebih dong," jawab Krisna.
"Lebihnya apa?," ucap Rendra.
"Kelebihanmu adalah kesempurnaanmu dan itu yang bikin mustahil kamu suka sama aku," ujar Krisna. Dia menjawab dengan menatap bola mata Rendra.
"Tapi bohong. Kelebihan kamu tuh kamu kelebihan berat badan wkwk," Krisna berkata sambil menjulurkan lidah.
Rendra tidak terima lalu mengejar Krisna yang berlari menjauh. Memasuki Planetarium yang teramat dingin.
Benar saja, di dalem Krisna kedinginan.
"Rendra dimana? Dia kedinginan nggak ya. Jaketnya aku pakai. Sepatunya juga iya lalu dia memakai apa?," bisik Krisna didalam hati.
Krisna bisa membuat orang lain kedinginan tapi apa boleh buat. Suasana Planetarium benar-benar dingin dan gelap. Dia tidak mungkin menemukan Rendra dalam keadaan seperti ini. Akhirnya setelah keluar Planetarium Krisna menemukan Rendra berjalan santai bersama teman-temannya.
"Ren, kamu kedinginan tidak? Ini jaketnya dipakai," lirih Krisna.
Rendra tidak menjawab tapi langsung memeluk Krisna.
"Biarkan aku memelukmu sebentar saja. Aku tidak peduli siapapun yang melihat ini. Justru aku berterimakasih jika ada yang mengabadikan momen ini," pinta Rendra
Krisna membiarkan Rendra memeluknya.
"Makasih ya Ren,aaf selalu merepotkanmu," ucap Krisna.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
🍃🅰Ý.`,🍃
kok keingetan planetarium
2020-08-27
0
Deti Anggraini
semangat
2020-06-04
0
Nununa07
aku boomlike thor
2020-05-29
0